• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Klien .1 Definisi Keluarga.1 Definisi Keluarga

Dalam dokumen KARYA TULIS ILMIAH (Halaman 37-43)

F. PATHWAY

2.2 Konsep Klien .1 Definisi Keluarga.1 Definisi Keluarga

9. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interprestasi informasi, kurang pajanan, kurang minat dan belajar.

Tujuan : pasien mampu melaksanakan apa yang telah di informasikan.

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan awal pasien dan keluarga

b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

c. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang cepat.

d. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa mucul pada penyakit.

e. Berikan pada pasien dan keluarga tentang informasi yang tepat.

10. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Tujuan : Aktivitas kembali normal.

Intervensi :

a. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas tyang mampu dilakukan.

b. Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan kamapuan fisik, psikologi, dan sosial.

c. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas.

d. Bantu pasien/ keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktifitas e. Monitor respon fisik, emosi

2.2 Konsep Klien

lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Andarmoyo, 2016).

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling menyayangi (Zentner, 2017).

2.2.2 Tipe Keluarga

Menurut Widagdo (2016), tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis diantaranya, yaitu :

1. Tipe keluarga tradisional

a. Nuclear family (keluarga inti) yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak (kandung atau angkat).

b. Extended family (keluarga besar) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, bibi atau keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan.

c. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun tidak memiliki anak

d. Single-parent (orang tua tunggal) yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

e. Single adult adalah suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati).

f. Middle-aged orerdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.

g. Kit-network family yaitu beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan menggunakan pelayanan bersama.

2. Tipe keluarga non tradisional

1. Unmaried teenage mother yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.

2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama tanpa adanya ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu.

3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri.

4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang hidup bersama tanpa adanya pernikahan dan sering berganti pasangan.

5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan darah dalam waktu sementara.

2.2.3 Struktur Keluarga

Menurut Setyawan (2016), struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat yang ada di Indonesia yang tediri dari bermacam-macam, diantaranya:

1. Patrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal

Sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5. Keluarga menikah

Hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.2.4 Fungsi Keluarga

Menurut Harnilawati (2015), fungsi keluarga terbagi atas : 1. Fungsi Afektif

Fungsi ini merupakan presepsi keluarga terkait dengan pemenuhan kebutuhan psikososial sehingga mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

2. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses perkembangan individu sebagai hasil dari adanya interaksi sosial dan pembelajaran peran sosial. Fungsi ini melatih agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial.

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomi dan mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan.

5. Fungsi Kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan.

2.2.5 Peranan Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingakah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkap perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan dalam individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat (Setiadi, 2013). Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing antara lain adalah:

1. Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayong, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga, dan juga sebagai anggota masyarakat, kelompok sosial tertentu.

2. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafka tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

3. Anak berperan sebagai spisikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.

2.2.6 Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga

Menurut Setiadi (2018), ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

2. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan utama.

3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

4. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

5. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.

6. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.

7. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan.

8. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan dirumah.

9. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

Dalam dokumen KARYA TULIS ILMIAH (Halaman 37-43)

Dokumen terkait