• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Konsep-Konsep Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan laporan keuangan harus menggunakan konsep-konsep dasar laporan keuangan, sehingga adanya keseragaman penyaji dalam interpretasi pada laporan keuangan untuk pihak ekstern/diluar manajemen

Menurut Supriyati (2013:88) konsep-konsep tersebut adalah:

1. Konsep kesatuan usaha (Bussiness entity principle) 2. Konsep kelangsungan usaha (Countinuity principle) 3. Konsep dasar keuangan (Monetary principle)

4. Konsep realisasi penghasilan (The revenue realitation principle) 5. Konsep harga pokok (Cost principle)

6. Konsep mempertemukan antara pengahasilan dan biaya (Matching principle)

7. Konsep tidak memihak (Objectivity principle) 8. Konsep konsisten (Consistency principle) 9. Konsep penjelasan (Declosure principle)

Dari konsep-konsep dalam penyusunan laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konsep kesatuan usaha (Bussiness entity principle)

Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pemilik. Untuk perusahaan perseorangan dan usaha bersama

22

hendaknya dibuat satu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik dan perusahaan, seperti rekening prive (pengambilan pribadi), sedangkan pemindahan harta dari perusahaan kepemilikan seharusnya melalui transaksi pembagi laba.

2. Konsep kelangsungan usaha (Countinuity principle)

Konsep ini menghendaki adanya dasar pemikiran bahwa suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu tak terbatas.

3. Konsep dasar keuangan (Monetary principle)

Konsep ini menghendaki dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan kesatuan unit pelaporan yaitu unit keuangan setempat, misalnya rupiah, dollar dan sebagainya, sehingga adanya kesatuan pemahaman dari pembaca laporan keuangan.

4. Konsep realisasi penghasilan (The revenue realitation principle)

Konsep ini menyatakan bahwa realisasi penghasilan ketika adanya penjualan atau penyerahan jasa bukan saat dibayar.

5. Konsep harga pokok (Cost principle)

Konsep ini menghendaki adanya pengukuran kekayaan sebesar nilai peroleh awal (historical cost) dan kewajiban diakui sebesar yang harus dibayar ketika jatuh tempo.

6. Konsep mempertemukan antara pengahasilan dan biaya (Matching principle)

Konsep ini menghendaki adanya ketetapan mempertemukan antara penghasilan satu periode buku dengan biaya untuk memperoleh

penghasilan tersebut, tidak diperkenankan penghasilan melebihi satu periode dipertemukan dengan biaya lebih dari satu periode.

7. Konsep tidak memihak (Objectivity principle)

Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam laporan keuangan harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti yang dapat diterima kebenarannya.

8. Konsep konsisten (Consistency principle)

Konsep ini menghendaki pengguna metode-metode yang secara tepat dari satu period ke periode selanjutnya. Jika terpaksa dirubah untuk member manfaat pada laporan keuanagn harus dijelaskan pengaruhnya pada laporan tersebut.

9. Konsep penjelasan (Declosure principle)

Konsep ini mengendaki laporan keuangan meliputi informasi yang diperlukan untuk penyajian yang terbuka, sehingga tidak membuat pembaca keliru menafsir laporan keuangan tersebut.

10.Konsep meterialitas (Materiality principle)

Meterialitas merupakan pelengkap dari konsep penjelasan, dalam konsep ini menghendaki bahwa hal-hal yan material (dipandang berbobot) baik jumlah maupun keadaan maka perlu penjelasan yang cukup memadai.

11.Konsep hati-hati (Conservatism principle)

Dalam laporan keuangan tidak diperkenankan menunjukan harta di atas harga pokoknya, demikian juga kewajiban. Konsep ini menghendaki kecenderungan minimalisasi pencantuman modal, yaitu dengan

24

menetapkan laba atau penghasilan tidak atau penghasilan tidak bisa diakui sebelum direalisasi sedangkan rugi/kewajiban harus diakui begitu bisa diperkirakan.

2.7Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi ekonomi suatu perusahaan kepada pihak yang memerlukan laporan keuangan tersebut.

Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan

adalah :

1. Investor

2. Karyawan

3. Pemberi Pinjaman

4. Pemasok dan Kreditur lainnya

5. Pelanggan

6. Pemerintah

7. Masyarakat

Pemakai laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebgai berikut: 1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi utk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga

tertarik dangan informasi yang memungkinkan mereka utk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dangan informasi keuangan yang memungkinkan mereka utk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yg lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan

26

kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misal perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.8SAK-ETAP

Dalam proses penyusunan laporan keuangan harus memperhatikan standar akuntansi keuangan yang ada agar tidak terjadi kekeliruan pada saat penyusunan laporan keuangan.

1. SAK

Menurut Ganjar Isnawan(2012:12) Standar Akuantansi keuangan adalah:

“Merupakan prinsip berupa aturan pencatatan atau petunjuk dalam mencatat akuntansi keuangan.”

Adapun pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menurut Eva Maria(2007:19) adalah:

“Standar yang digunakan pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan

unit ekonomi lainnya agar laporan keuangan dapat berguna, dapat dimengerti dan dapat dibandingkan agar tidak menyesatkan.”

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa SAK adalah suatu pedoman atau standar dalam pencatatan akuntansi ataupun penyusunan laporan keuangan agar tidak terjadi kekeliruan serta agar tidak menyesatkan.

Adapun beberapa tujuan SAK menurut Ganjar Isnawan (2012:12)

adalah:

a. Tujuan umum SAK b. Tujuan Kualitatif SAK

Dari kedua tujuan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tujuan Umum SAK

1) Memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.

2) Memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul akibat dari memperoleh laba. 3) Memberikan informasi kepada seluruh pemakai laporan

keuangan.

4) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban perusahaan, misalnya aktivitas investasi dan pembiayaan kredit.

28

5) Mengungkapkan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan dengan kebutuhan pemakai laporan. Seperti informasi kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

b. Tujuan Kualitatif SAK

1) Relevan, yaitu dapat dipertanggungjawabkan.

2) Dapat dimengerti, siapa pun yang membaca akan memahai kondisi perusahaan.

3) Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi), jika ada keganjilan dapat ditelusuri dan dipertanggungjawabkan.

4) Netral, yaitu berpihak pada realitas.

5) Tepat waktu, yaitu dapat dilaporkan secara berkala.

6) Dapat dibandingkan, yaitu dapat ditinjau perkembangan setiap periodenya.

7) Lengkap, yaitu memaparkan seluruh kegiatan transaksi usaha yang ada di suatu usaha.

2. SAK-ETAP

Menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi Utami(2013:10)

SAK-ETAP adalah:

“Standar akuntansi untuk entitas yang memiliki skala kecil hingga menengah, misalnya UKM (tidak memiliki akuntabilitas publik).”

Adapun perbedaan SAK-ETAP dengan PSAK-Internasional Financial Reporting System (IFRS) yaitu:

Tabel 2.4

Perbedaan IFRS dan ETAP

Keterangan IFRS ETAP

Jenis Laporan Keuangan

- Laporan Laba Rugi (Statement of Income). - Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equities). - Neraca (Statement of Financial Position).

- Laporan Arus Kas (Statement of Cashflow). - Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statement).

- Laporan Laba Rugi (Income Statement). - Laporan Perubahan Ekuitas (Owner’s Equity Statement). - Neraca (Balance Sheet).

- Laporan Arus Kas (Cashflow

Statement).

- Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial

Statement). Sumber: Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami, (2013,10)

30

Selain itu adapun persamaan antara IFRS dan ETAP yaitu:

Tabel 2.5

Persamaan IFRS dan ETAP

No Keterangan IFRS ETAP

1 Element Laporan Keuangan - Aktiva - Kewajiban - Modal - Pendapatan - Beban - Aktiva - Kewajiban - Modal - Pendapatan - Beban 2 Pengukuran - Menggunakan

biaya historis atau biaya saat perusahaan mendapatkan atau memperoleh asset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban (Biaya masa lalu). - Menggunakan net realized value. - Menggunakan biaya historis atau biaya saat perusahaan mendapatkan atau memperoleh asset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban (Biaya masa lalu). - Menggunakan nilai wajar. Sumber: Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami, (2013,11)

Dokumen terkait