72
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama : Mia Hapsari
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 17 Oktober 1992
Jenis Kelamain : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cijawura Hilir No.44 Rt. 01 Rw. 12 Kota Bandung
Email : hapsari171092@gmail.com
Riwayat Pendidikan:
TAHUN PENDIDIKAN KETERANGAN
1997-1998 TK Pertiwi III, Bandung Berijazah
1998-2004 SDN Pasir Pogor, Bandung Berijazah
2004-2007 SMPN 48 Bandung Berijazah
2007-2010 SMAN 25 Bandung Berijazah
2010-2013 Universitas Komputer Indonesia
Jenjang Diploma III, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi.
PADA CV.SAPTA PUTRA MEKAR
Implementation Of The Financial Statements SAK ETAP
(Financial Accounting Standards Entities Without Public Accountability) On CV. Sapta Putra Mekar
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi Diploma (D-III)
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Mia Hapsari
21310030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaiku. Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA, serta salam selalu tercurah pada
junjungan nabi besar Muhammad SAW dan kepada keluarga, sahabat dan para
pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini yang berjudul
“IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK-ETAP
(STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK) PADA CV. SAPTA PUTRA MEKAR” dalam
rangka memenuhi syarat kelulusan Akuntansi D-3 pada UNIVERSITAS
KOMPUTER INDONESIA (UNIKOM), serta banyak mendapat bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini pula
diucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto., M.Sc, Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Dr. Surtikanti, SE,. M.Si., Ak, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Wati Aris Astuti, SE., M.Si Selaku Sekretarias Program Studi Akuntansi
mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.
5. Kepada Orang Tua yang selalu memberikan dukungan serta dorongan.
6. Siti Aisyah dan Hunain Elhafirdy selaku Pembimbing Perusahaan tempat
penelitian.
7. H. Nasrudin Khayun selaku pemimpin perusahaan yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian.
8. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Wali.
9. Seluruh staff Dosen Pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Komputer
Indonesia yang telak mendidik, membimbing dan membekali penulis dengan
ilmu pengetahuan.
10.Seluruh karyawan CV. SPM.
11.Kakak yang selalu membantuku, memberikan dukungan serta dorongan
sehingga dapat menyelesaikan penelitian.
12.Serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa dan dukungan baik
secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan
kepada penulis untuk keberhasilan penulis.
13.Teman-teman terbaikku Yeni, Nurul, Katrine, Lini, Delly dan Fitri yang telah
membantu, mendukungan serta memberikan semangat dalam penelitian.
14. Teman-teman Akuntansi angkatan 2010 khususnya AK-7.
iii
Penulis sangat menyadari sepenuhnya atas kekurangan atau pun kesalahan
yang terdapat dalam penelitian ini yang masih sangat jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya pengetahua, kemampuan serta pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna
membangun kesempurnaan penelitian.
Penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis serta rekan-rekan yang membaca penelitian ini pada umumnya.
Bandung, Agustus 2012
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4.1Maksud Penelitian ... 4
vi
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 5
1.5.2 Waktu Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Akuntansi ... 6
2.2 Laporan Keuangan... 10
2.3 Jenis Laporan Keuangan ... 11
2.4 Tujuan Laporan Keuangan ... 15
2.5 Karakteristik Laporan Keuangan ... 16
2.6 Konsep-Konsep Dalam Penyusunan Laporan Keuangan ... 21
2.7 Pemakai Laporan Keuangan ... 24
2.8 SAK-ETAP ... 26
2.9 Laporan Keuangan sesuai SAK-ETAP ... 30
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 38
3.2 Metode Penelitian ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Gambaran Umum CV. SPM ... 43
4.1.1.1 Sejarah Singkat CV. SPM ... 43
4.1.1.2 Struktur Organisasi CV. SPM ... 44
4.1.1.3 Uraian Tugas CV. SPM ... 47
4.1.1.4 Aktivitas Peursahaan ... 53
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 53
4.1.2.1 Siklus Akuntansi Pada CV. SPM ... 53
4.1.2.2 Penyusunan Laporan Keuangan Pada CV. SPM ... 55
4.2 Pembahasan ... 56
4.2.1Pelaksanaan Tahap-Tahap Siklus Akuntansi Pada CV. SPM ... 56
4.2.2 Pelaksanaan Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pada CV SPM ... 57
viii
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65
Dari Buku:
1. Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
2. Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial,
dan. Nonparametik. Edisi 1. Jakarta: Kencana.
3. H. Nasrudin Khayun, Buku Profil CV. SAPTA PUTA MEKAR (CV.
SPM).
4. Eva Maria. 2007. Akunansi Untuk Peurusahaan Jasa. Yogyakarta: Gaya
Media.
5. Ganjar Isnawan. 2012. Akuntansi Praktis untuk UMKM. Jakarta Timur:
Laskar Aksara.
6. Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Thesis. Jakarta:
Rajawali Pers.
7. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. SAK-ETAP. Jakarta.
8. Ikatan Akuntan Indosenesia. 2004. PSAK. Jakarta.
9. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar akuntansi Keuangan. Jakarta.
10.Indra Bastian. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba
Empat.
11.Iwan. S. 2011. Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi.
Bandung :CEPLAS.
64
13.Ryan Arriefirmansyah dan Miyosi Margi Utami. 2013. Jurus Kilat
Membuat Laporan Keuangan. Jakarta Timur :Las kar Aksara.
14.Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Jakarta:Alfabeta.
15.Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
16.Sumarso SR . 2009. Akuntansi suatu pengantar. Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.
17.Supriyati. 2013. Pengantar Akuntansi. LABKAT Press KA PTKI:
UNIKOM.
18.Sofyan Syafri Harahap. 2009. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi 8.
Jakarta: Rajawali pers.
Dari internet:
1. Nurma Fitri Permana, 2013, Tinjauan Atas Analisis Laporan Keuangan
Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Pungkur Bandung,
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/599/jbptunikompp-gdl-nurmafitri-29934-7-unikom_n-i.pdf, 15 Mei 2013.
2.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) merupakan salah satu entitas
pelaku ekonomi yang eksistensinya memiliki dominasi terhadap perekonomian
bangsa, baik di perkotaan maupun di pedesaan.(Ganjar Isnawan:2012). UMKM
memiliki banyak hambatan dalam perkembangannnya. (Ganjar Isnawan:2012)
Salah satunya adalah sistem pencatatan transaksi usaha yang belum memadai.
Sehingga para pengusaha UMKM sedikit yang dapat mempertanggungjawabkan
operasional usahanya kepada pihak lain. (Ganjar Isnawan:2012).
Hal tersebut diakibatkan karena pencatatan keuangan terkadang kurang
transparan, kurang akurat dan kurang dapat dipertanggung jawabkan.(Ganjar
Isnawan:2012). Jangankan untuk kepentingan pihak lain, pengusaja sendiri saja
sulit untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan usahanya, dari proses
transaksi keuangan yang terjadi.(Ganjar Isnawan:2012). Belum lagi kendala
tercampurnya antara uang pribadi dengan uang perusahaan, yang sering
menyulitkan proses evaluasi. (Ganjar Isnawan:2012).
Kinerja pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk organisasi
tercermin dari laporan keuangan yang disusun setiap tahun. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok pengguna yang bermanfaat
2
keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang
disajikannnya dapat dipahami. Akan tetapi, informasi dalam laporan keuangan
belum begitu jelas dan tidak semua orang dapat memahaminya.(Es Sianipar :
2011). Padahal pengguna terhadap laporan keuangan akan menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.(Es Sianipar : 2011).
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil
usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi
keuangan.(Harahap, 2009:105)
Fenomena PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) mencatatkan
kerugian pada pos laba rugi perseroan selama kuartal III tahun 2009 mencapai
1.099,2 persen menjadi minus Rp641,045 miliar, bila dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya sebesar Rp64,154 miliar. Penurunan pos laba bersih
tersebut, dipicu oleh meningkatnya pos beban menjadi minus Rp1,433 triliun, bila
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar minus Rp280,301
miliar. Sedangkan pos beban usaha perseroan ikut naik menjadi minus Rp96,877
miliar, bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Candra Setya
Santoso, 2010).
Menurut H. Nasrudin Khayun Direktur CV. SAPTA PUTRA MEKAR
(CV.SPM) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan
umum dan bidang percetakan (Digital printing Offset), telah melayani
pekerjaan ataupun ikut serta dalam proyek-proyek pelelangan yang diadakan oleh
instansi pemerintahan maupun swasta baik secara kontrak maupun reguler. (H.
Nasrudin Khayun, 2013).
Menurut Siti Aisyah, Staff Administrasi masalah yang terjadi pada CV.
SPM adalah pada proses siklus akuntasni tidak melakukan pencatatan atas
pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatan ayat jurnal
ke buku besar (posting ledger). Selain itu, CV. SPM juga tidak melakakukan
pengelompokan terhadap akun-akun yang ada serta. Proses pencatatan CV. SPM
masih dilakukan secara manual system dengan kata lain proses pencatatan laporan
keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Dalam
penyusunan laporan laba rugi perusahaan tidak memasukan HPP (Harga Pokok
Penjualan.(Siti Aisyah, 2013).
Dari fenomena yang didapat dan penjelasan diatas maka penulis akan
mengambil judul penelitian untuk tugas akhir adalah “IMPLEMENTASI
LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK-ETAP (STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK) PADA CV.
SAPTA PUTRA MEKAR”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah yang terjadi
yaitu:
1. Perusahaan pada saat proses siklus akuntansi tidak melakukan pencatatan
4
2. Perusahaan melakukan pencatatan keuangan belum sesuai dengan standar
akuntansi yang ada.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan siklus akuntansi pada CV. SPM.
2. Bagaimana pelaksanaan penyusunan laporan keuangan berdasarkan
SAK-ETAP pada CV. SPM.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud mengumpulkan data dan
informasi untuk mengetahui implementasi laporan keuangan sesuai SAK-ETAP.
1.4.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui siklus akuntansi pada CV. SPM.
2. Untuk mengetahui penyusunan laporan keuangan sesuai SAK-ETAP
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Data dan informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini
diperoleh dari bagian administrasi pada CV. SAPTA PUTRA MEKAR JL.
Ahmad Yani No.819 Kota Bandung. Telepon (022) 727 9846, 727 9811.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari bulan Maret sampai Agustus
2013.
1. Membuat outline dan proposal TA
2. Sidang akhir Tugas Akhir
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka ini penulis akan menjelaskan pengertian tentang
Laporan Keuangan dan penjelasan tentang SAK ETAP. Kajian pustaka ini penulis
mengambil beberapa referinsi-referensi para ahli.
dari kebijakan itu sendiri.
2.1Siklus Akuntansi
Pada umumnya, orang yang menyusun laporan keuangan sudah
mengerti/memahami siklus akuntani. Karena, pada dasarnya, merupakan proses
pengolahan informasi yang menghasilkan informasi akuntansi, di mana salah satu
bentuk keluarannya adalah laporan keuangan.
Indra Bastian (2007:76) mengungkapkan bahwa siklus akuntansi adalah:
”Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi
keuangan, peringkasannya dan pelaporan keuangan”.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2007:43) :
“Siklus akuntansi adalah tahap-tahap yang ada dalam sistem akuntansi”.
Dari kedua definisi tersubut dapat disimpulkan bahwa siklus akuntansi adalah
Adapun tahapan-tahap siklus akuntasi menurut Mursiyidi (2010:18) dalam
proses akuntansi mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan 2. Pengelompokkan (classification)
3. Pengikhtisaran (summarizing) 4. Pelaporan (reporting)
5. Penafsiran (analizing).
Dari tahapan-tahapan sikluas akuntansi diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan
Pada tahap ini setiap transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan
sistematis dalam periode tertentu didalam sebuah atau beberapa buku yang
disebut jurnal. Tiap catatan itu harus ditunjang oleh dokumen sumbernya
(nota, faktur, kuitansi, bukti memorial, dan lain-lain). Pencatatan dalam
akuntansi ada dua tahap, yaitu pencatatan transaksi dalam buku jurnal (journal
entry) dan pencatatan ayat jurnal ke buku besar (posting to legder).
Tahun : Bulan:
Tanggal No
Bukti Perkiraan Ref Debet Kredit
TOTAL
Sumber: Ganjar Isnawan, (2013,31)
Tabel 2.1 Bentuk Jurnal Umum
2. Pengelompokkan (classification)
Pada tahap ini menunjukkan aktivitas transaksi-transaksi yang sudah dicatat
itu dikelompokan menurut kelompok akun yang ada, yaitu kelompok akun
(assets), akun kewajiban (liabilities), akun ekuitas (equities), akun pendapatan
8
a. Buku Besar Bentuk T
Nama Perkiraan: Kode :
Debet: Kredit :
Sumber: Ganjar Isnawan,( 2012, 43)
Gambar 2.1 Bentuk Buku Besar T
b. Buku Besar Bentuk Staffle
Nama Perkiraan: No. Perkiraan:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
Sumber: Ganjar Isnawan, (2012, 43)
Tabel 2.2
Buku Besar Bentuk Staffel
3. Pengikhtisaran (summarizing)
Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan nilai untuk setiap akun yang
disajikan dalam bentuk saldo masing-masing sisi debit dan kredit, bahkan
hanya berupa saldo saja. Berarti bahwa secara berkala semua transaksi yang
sudah dicatat, dikelompokkan, disajikan secara rigat dala mdaftar tersendiri,
Tabel 2.3 Bentuk Neraca Saldo
Neraca Saldo Tanggal/Bulan/Tahun
Kode Akun Nama Perkiraan Debit Kredit
Total
Sumber: Ganjar Isnawan, (2012:49)
4. Pelaporan (reporting)
Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan ringkasan dari hasil
peringkasan. Laporan disusun secara sistematis untuk dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan serta disajikan secara lengkap (full disclosure).
Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi (income statement), laporan
perubahaan ekuitas (equity statement), laporan neraca (balance sheet), laporan
arus kas (cash flos statement), dan catatan atas laporan keuangan.
5. Penafsiran (analizing)
Tahap ini merupakan lanjutan dari proses akuntansi secara teknis, yaitu
membaca laporan keuangan melalui alat dan formula tertentu sehingga dapat
diketahui kinerja dan posisi keuangan dan perubahannya untuk suatu
10
Berikut bentuk siklus akuntansi menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi
Margi Utami(2013:22):
Sumber: Ryan Ariefiansyah&Miyosi Margi Utami, (2013,22)
Gambar 2.2 Siklus Akuntansi
Jadi proses akuntansi meliputi pencatatan transaksi-transaksi keuangan,
pengelompokkan, pengikhtisaran, pelaporan dan penafsiran data keuangan.
2.2 Laporan Keuangan
Setiap perusahaan wajib menyusun laporan keuangan. Karena, laporan
keuangan menggambarkan kegiatan perusahaan dalam satu periode. Laporan
keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari
perusahaan Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal
perusahaan akan memberika informasi keuangan yang berguna bagi entitas-Transaksi
Keuangan
Bukti Transaksi
Jurnal Umum
Buku Besar
Neraca Saldo Jurnal
Penyesuaian Neraca
Lajur
entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar
perusahaan.
Berikut merupakan beberapa definisi dari laporan keuangan menurut beberapa
ahli, antara lain :
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1) Laporan Keuangan adalah:
”laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Sedangkan menurut Sofyan SyarifHarahap (2009:105) Laporan Keuangan
adalah:
”laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah
proses akuntansi yang menghasilkan sebuah imformasi historis serta
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas serta laporan arus kas.
2.3Jenis Laporan Keuangan
Dalam setiap perusahaan pasti menyusun laporan keuangan. Dari laporan
keuangan tersebut terdapat beberapa jenis laporan keuangan yanga akan disusun
diantaranya seperti neraca, laba/rugi, laba ditahan serta perubahan modal. Berikut
12
Jenis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:106)
adalah:
1. Daftar Neraca
2. Perhitungan Laba Rugi
3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Harga Pokok Produksi
6. Laporan Laba Ditahan
7. Laporan Perubahan Modal
8. Laporan Kegiatan Keuangan
Dari jenis-jenis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Daftar Neraca
Yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal
tertentu.
2. Perhitungan Laba Rugi
Yang menggambarkan jumlah hasil biaya dan laba/rugiperusahaan pada suatu
periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Disini dimuat sumber pengeluaran perusahaan selama satu periode.
4. Laporan Arus Kas
Disini menggambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.
5. Laporan Harga Pokok Produksi
Yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam
harga pokok produksi suatu barang.
6. Laporan Laba Ditahan
7. Laporan Perubahan Modal
Menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau Modal
dalam perusahaan perseroan.
8. Laporan Kegiatan Keuangan
Laporan ini menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang
mempengaruhi kas atau ekuivalen kas. Laporan ini jarang digunakan.
Sedangkan menurut Supriyati (2013:90) jenis-jenis laporan keuangan terdiri
dari:
1. Laporan Keuangan Laba-Rugi (Income Statement).
2. Laporan Keuanga Perubahan Modal (Statement of Owner’s
Equity/Capital Statements).
3. Laporan Laba Ditahan (Retained Earning).
4. Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet).
Dari jenis-jenis laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Laba-Rugi (Income Statement).
Income statement adalah laporan yang menggambarkan hasil operasi
perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Hasil operasi perusahaan
diukur dengan membandingkan antara Revenue perusahaan dengan biaya
yang dikeluarkannya. Dalam laporan laba rugi berisi tentang akun nominal
yakni akun pendapatan dan akun biaya. Dengan laporan laba rugi dapat
diketahui sejauh mana perkembangan perusahaan, apakah mengalami
kelmajuan dalam artian mendapat keuntungan atau mengalami kebangkrutan
14
2. Laporan Keuanga Perubahan Modal (Statement of Owner’s
Equity/Capital Statements).
Laporan Keuangan Perubahan Modal adalah Laporan informasi yang dibuat
dari pengaruh hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi terhadap
modal pemilik. Perubahan modal adalah ringkasan perubahan pemilik dalam
modal pemilik (bertamabah atau berkurang) selama satu periode tertentu.
Adapun perkiraan-perkiraan yang biasa mempengaruhi Capital Statement,
yaitu:
a. Adanya tamabahan investasi oleh pemilik.
b. Perusahaan mendapat Profit.
c. Pemilik melakukan pengambilan harta perusahaan untuk keperluan
pribadi/Drawing.
d. Perusahaan menderita rugi/loss.
3. Laporan Laba Ditahan (Retained Earning).
Jika perusahaan berbentuk Perseroan terbatas maka laporan yang digunakan
adalah Laporan Laba Ditahan. Laporan Laba Ditahan adalah suatu laporan
yang menggambarkan perubahan posisi laba ditahan suatu perusahaan pada
sutau periode tertentu. Perbedaan antara laporan laba ditahan dengan laporan
perubahan modal adalah pada laporan laba ditahan perubahan yang terjadi
adalah struktur laba ditahan, sedangkan pada laporan perubahan modal
perubahan yang terjadi adalah perubahan modal pemilik perusahaan.
laba ditahan, sedangkan pada laporan perubahan modal akun “prive” sebagai
faktor pengurang modal pemilik perusahaan.
4. Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet).
Laporan keuangan neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan assets/
aktiva/harta kekayaan, liabilities/kewajiban dan Capital/Modal yang dimiliki
oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan neraca adalah
laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu. Laporan neraca berisi tentang akun real yaitu akun
aktiva, kewajiban dan modal. Balance Sheet adalah accounts yang digunkan
dalam balance sheet, yaitu:
a. Assets (aktiva/harta kekayaan) adalah sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang.
b. Liabilities (Kewajiban) adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan
dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang.
c. Capital (Modal) adalah merupakan hak milik perusahaan atas kekayaan
perusahaan. Besarnya hak pemilik sama dengan aktiva bersih perushaan,
yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban.
2.4Tujuan Laporan Keuangan
Dalam menyusun laporan keuangan hendaknya ada tujuan. Berikut tujuan
16
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3) Tujuan laporan keuangan
adalah:
”Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dibuatnya laporan
keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan
dalam mengambil keputusan.
Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Ryan Ariefiansyah dan
Miyosi Margi Utami (2013:3)
adalah:
1. Memberikan segala macam informasi keuangan selama kurun waktu tertentu (periode akuntansi/satu tahun).
2. Memberikan penilaian tentang kondisi perusahaan pada saat itu, misalnya apakah kondisi perusahaan termasuk sehat atau tidak bila jumlah utang melebihi jumlah aset atau sebaliknya.
3. Membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat putusan penting setelah membaca dan menganalisis laporan keuangan.
2.5Karakteristik Laporan Keuangan
Dalam menyusun laporan keuangan hendaknya harus memperhatikan
karekteristik laporan keuangan yang telah ada. Karekteristik laporan keuangan
harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam penyusunan laporan
Menurut IAI dalam SAK-ETAP(2009:5-8) karakteristik laporan keuangan
terdiri dari:
1. Dapat dipahami 2. Relevan
3. Materialitas 4. Keandalan
5. Substansi mengungguli bentuk 6. Pertimbangan sehat
7. Kelengkapan
8. Dapat dibandingkan 9. Tepat waktu
10.Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Menurut krakteristik diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk
maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan
yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan keuangan dapat
dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan harus
diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit
untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.
2. Relevan
Bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna
untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
18
cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau
masa depan,menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan
yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian dalam
mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat
(misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau
membiarkan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari
SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan,
kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan
material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan
keuangan tidak bebas dari bias (melalui pemilihan atau penyajian
informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.
6. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa
dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan
penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan
pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan. Pertimbangan
sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga
aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau
beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan aset atau
penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban
yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengijinkan
bias.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang
20
8. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antar periode untuk entitas
tersebut dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna
laporan keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan
kebijakan akuntansi dan pengaruh dampak perubahan tersebut.
9. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu
meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu
pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan
relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan secara relatif
antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal.
Untuk mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, maka
pertimbangan utama adalah bagaimana yang terbaik untuk memenuhi
10.Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun
demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan
yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh
pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya,
entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga
manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
2.6Konsep-Konsep Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan harus menggunakan konsep-konsep dasar
laporan keuangan, sehingga adanya keseragaman penyaji dalam interpretasi pada
laporan keuangan untuk pihak ekstern/diluar manajemen
Menurut Supriyati (2013:88) konsep-konsep tersebut adalah:
1. Konsep kesatuan usaha (Bussiness entity principle) 2. Konsep kelangsungan usaha (Countinuity principle) 3. Konsep dasar keuangan (Monetary principle)
4. Konsep realisasi penghasilan (The revenue realitation principle) 5. Konsep harga pokok (Cost principle)
6. Konsep mempertemukan antara pengahasilan dan biaya (Matching principle)
7. Konsep tidak memihak (Objectivity principle) 8. Konsep konsisten (Consistency principle) 9. Konsep penjelasan (Declosure principle)
Dari konsep-konsep dalam penyusunan laporan keuangan diatas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Konsep kesatuan usaha (Bussiness entity principle)
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan
22
hendaknya dibuat satu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik
dan perusahaan, seperti rekening prive (pengambilan pribadi), sedangkan
pemindahan harta dari perusahaan kepemilikan seharusnya melalui
transaksi pembagi laba.
2. Konsep kelangsungan usaha (Countinuity principle)
Konsep ini menghendaki adanya dasar pemikiran bahwa suatu
perusahaan didirikan untuk jangka waktu tak terbatas.
3. Konsep dasar keuangan (Monetary principle)
Konsep ini menghendaki dalam penyusunan laporan keuangan
menggunakan kesatuan unit pelaporan yaitu unit keuangan setempat,
misalnya rupiah, dollar dan sebagainya, sehingga adanya kesatuan
pemahaman dari pembaca laporan keuangan.
4. Konsep realisasi penghasilan (The revenue realitation principle)
Konsep ini menyatakan bahwa realisasi penghasilan ketika adanya
penjualan atau penyerahan jasa bukan saat dibayar.
5. Konsep harga pokok (Cost principle)
Konsep ini menghendaki adanya pengukuran kekayaan sebesar nilai
peroleh awal (historical cost) dan kewajiban diakui sebesar yang harus
dibayar ketika jatuh tempo.
6. Konsep mempertemukan antara pengahasilan dan biaya (Matching
principle)
Konsep ini menghendaki adanya ketetapan mempertemukan antara
penghasilan tersebut, tidak diperkenankan penghasilan melebihi satu
periode dipertemukan dengan biaya lebih dari satu periode.
7. Konsep tidak memihak (Objectivity principle)
Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam
laporan keuangan harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti
yang dapat diterima kebenarannya.
8. Konsep konsisten (Consistency principle)
Konsep ini menghendaki pengguna metode-metode yang secara tepat dari
satu period ke periode selanjutnya. Jika terpaksa dirubah untuk member
manfaat pada laporan keuanagn harus dijelaskan pengaruhnya pada
laporan tersebut.
9. Konsep penjelasan (Declosure principle)
Konsep ini mengendaki laporan keuangan meliputi informasi yang
diperlukan untuk penyajian yang terbuka, sehingga tidak membuat
pembaca keliru menafsir laporan keuangan tersebut.
10.Konsep meterialitas (Materiality principle)
Meterialitas merupakan pelengkap dari konsep penjelasan, dalam konsep
ini menghendaki bahwa hal-hal yan material (dipandang berbobot) baik
jumlah maupun keadaan maka perlu penjelasan yang cukup memadai.
11.Konsep hati-hati (Conservatism principle)
Dalam laporan keuangan tidak diperkenankan menunjukan harta di atas
harga pokoknya, demikian juga kewajiban. Konsep ini menghendaki
24
menetapkan laba atau penghasilan tidak atau penghasilan tidak bisa
diakui sebelum direalisasi sedangkan rugi/kewajiban harus diakui begitu
bisa diperkirakan.
2.7Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi ekonomi suatu
perusahaan kepada pihak yang memerlukan laporan keuangan tersebut.
Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan
adalah :
1. Investor
2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman
4. Pemasok dan Kreditur lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat
Pemakai laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebgai berikut:
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi utk membantu menentukan
apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
tertarik dangan informasi yang memungkinkan mereka utk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun
dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dangan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka utk memutuskan apakah pinjaman serta bunga
dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yg lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini
26
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misal perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.8SAK-ETAP
Dalam proses penyusunan laporan keuangan harus memperhatikan standar
akuntansi keuangan yang ada agar tidak terjadi kekeliruan pada saat penyusunan
laporan keuangan.
1. SAK
Menurut Ganjar Isnawan(2012:12) Standar Akuantansi keuangan
adalah:
“Merupakan prinsip berupa aturan pencatatan atau petunjuk
dalam mencatat akuntansi keuangan.”
Adapun pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menurut Eva
Maria(2007:19) adalah:
unit ekonomi lainnya agar laporan keuangan dapat berguna, dapat dimengerti dan dapat dibandingkan agar tidak menyesatkan.”
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa SAK adalah
suatu pedoman atau standar dalam pencatatan akuntansi ataupun
penyusunan laporan keuangan agar tidak terjadi kekeliruan serta agar
tidak menyesatkan.
Adapun beberapa tujuan SAK menurut Ganjar Isnawan (2012:12)
adalah:
a. Tujuan umum SAK
b. Tujuan Kualitatif SAK
Dari kedua tujuan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum SAK
1) Memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai aktiva,
kewajiban dan modal perusahaan.
2) Memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai
perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban)
suatu perusahaan yang timbul akibat dari memperoleh laba.
3) Memberikan informasi kepada seluruh pemakai laporan
keuangan.
4) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban perusahaan, misalnya aktivitas
28
5) Mengungkapkan informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan dengan kebutuhan pemakai
laporan. Seperti informasi kebijakan akuntansi yang dianut
perusahaan.
b. Tujuan Kualitatif SAK
1) Relevan, yaitu dapat dipertanggungjawabkan.
2) Dapat dimengerti, siapa pun yang membaca akan memahai
kondisi perusahaan.
3) Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi), jika ada keganjilan
dapat ditelusuri dan dipertanggungjawabkan.
4) Netral, yaitu berpihak pada realitas.
5) Tepat waktu, yaitu dapat dilaporkan secara berkala.
6) Dapat dibandingkan, yaitu dapat ditinjau perkembangan setiap
periodenya.
7) Lengkap, yaitu memaparkan seluruh kegiatan transaksi usaha
yang ada di suatu usaha.
2. SAK-ETAP
Menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi Utami(2013:10)
SAK-ETAP adalah:
“Standar akuntansi untuk entitas yang memiliki skala kecil hingga
menengah, misalnya UKM (tidak memiliki akuntabilitas publik).”
Adapun perbedaan SAK-ETAP dengan PSAK-Internasional Financial
Reporting System (IFRS) yaitu:
Tabel 2.4
Perbedaan IFRS dan ETAP
Keterangan IFRS ETAP
Jenis Laporan Keuangan
- Laporan Laba Rugi (Statement of
- Laporan Laba Rugi (Income Statement).
- Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial
30
Selain itu adapun persamaan antara IFRS dan ETAP yaitu:
Tabel 2.5
Persamaan IFRS dan ETAP
No Keterangan IFRS ETAP 2 Pengukuran - Menggunakan
biaya historis atau Sumber: Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami, (2013,11)
2.9Laporan Keuangan sesuai SAK-ETAP
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi. Oleh
karena, itu sebuah laporan keuangan harus mengikuti standar akuntansi umum
yang ada agar tidak terjadi kesalalahan dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan. Berikut laporan keuangan yang harus disajikan dalam SAK-ETAP
menurut IAI:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal 4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
6. Identifikasi laporan keuangan
Dari laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Neraca
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca jika
penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi
keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan
terhadap pos-pos yang disajikan. Berikut pos-pos yang minimal disajikan:
a. kas dan setara kas;
b. piutang usaha dan piutang lainnya;
c. persediaan;
d. properti investasi;
e. aset tetap;
f. aset tidak berwujud;
g. utang usaha dan utang lainnya;
h. aset dan kewajiban pajak;
i. kewajiban diestimasi;
32
Aktiva Kewajiban Dan Modal
Aktiva Lancar: Kewajiban :
Kas Rp.XXX Hutang Dagang Rp.XXX
Piutang Dagang Rp.XXX Hutang Bank Rp.XXX
Perlengkapan Kantor
……
Rp.XXX
Rp.XXX
Jumlah aktiva Lancar Rp.XXX Total kewajiban Rp.XXX
Aktiva Tetap: Modal:
Peralatan
……
Rp.XXX
Rp.XXX
Modal CV.XXX Rp.XXX
Total Aktiva Rp.XXX Total Kewajiban+Modal Rp.XXX
Sumber: Ely Suhayati & Sri Dewi Anggadini,( 2009,44)
Gambar 2.3 Bentuk Neraca
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang
diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK
ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas
kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai
penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari
Berikut pos-pos yang disajikan:
a. pendapatan;
b. beban keuangan;
c. bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode
ekuitas;
d. beban pajak;
34
Tabel 2.6
Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir…………..
Penjualan Rp.xxx
(-) Retur Penjualan Rp.xxx
(+) Potongan Penjualan Rp.xxx
(-) Rp.xxx
Penjualan Bersih Rp.xxx
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp.xxx
Pembelian Rp.xxx
(+) Beban Angkut Pembelian Rp.xxx
(-) Retur Pembelian Rp.xxx
(-) Potongan Pembelian Rp.xxx
(+) Rp.xxx
Barang yang siap untuk dijual Rp.xxx
Persediaan Akhir (-) Rp.xxx
Harga Pokok Penjualan (-) Rp.xxx
Laba Kotor Rp.xxx
Beban Operasional Beban Usaha
(+) Beban Perlengkapan toko Rp.xxx
(+) Beban gaji bagian toko Rp.xxx
Total Beban Usaha (-) Rp.xxx
Laba Usaha Rp.xxx
Beban administrasi dan umum
(+) Beban Sewa Rp.xxx
(+) Beban Asuransi Rp.xxx
(+) Beban Gaji Rp.xxx
(+) Beban ….. Rp.xxx
Total Beban administrasi dan umum (-) Rp.xxx
Laba Operasional Rp.xxx
Pendapatan dan beban lain-lain
Pendapatan Rp.xxx
(+) Beban Rp.xxx
Laba bersih sebelum Pajak (-) Rp.xxx
3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu
periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam
ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung
pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah
investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama
periode tersebut.
CV. XXX
LAPORAN PRUBAHAN MODAL Untuk Periode yang Berakhir…..
Modal Awal Rp. XXX
(+)(-)Laba bersih/Rugi Bersih
(-)Prive
Kenaikan/penurunan Modal
Modal Akhir
Rp. XXX
Rp. XXX
(+)/(-)Rp. XXX
Rp. XXX
Sumber: Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami, (2013,82)
Gambar 2.4
Bentuk Laporan Perubahan Modal
4. Laporan Arus Kas
Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki
untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan
investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya
diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo
36
kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas
entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama
satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Tabel 2.7
Bentuk Laporan Arus Kas
CV. XXX
LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode yang Berakhir…. Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Pembayaran piutang dari pelanggan Penerimaan Kas lain-lain(Premi) Kas masuk dari kegiatan operasi Pembayaran utang pada pemasok Pembayaran pajak penghasilan Kas keluar dari kegiatan operasi Arus kas dari kegiatan operasi
Rp.xxx
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Hasil Penjualan aktiva tetap (peralatan) Penerimaan bunga dan deviden
Kas masuk dari kegiatan investasi
Pembelian aktiva tetap(tanah dan bangunan) Arus kas dari kegiatan investasi
Rp.xxx Rp.xxx +
Rp.xxx Rp.xxx +
Rp.xxx
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Penerbitan saham Pembayaran deviden
Arus kas dari kegiatan pendanaan
Rp.xxx Rp.xxx
-Rp.xxx
Kenaikan/ penurunan kas bersih dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode
Rp.xxx Rp.xxx + Rp.xxx
5. Catatan Atas Laporan Keungan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Urutan penyajian
catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusunsesuai
dengan SAK ETAP;
b. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;
c. Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai
dengan urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan
urutan penyajian pos-pos tersebut.
38
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah implementasi laporan
keuangan sesuai SAK-ETAP pada CV. SPM. CV. SPM adalah sebuah perusahaan
yang bergerak pada bidang dagang. Dipilihnya CV tersebut karena memiliki data
yang diperlukan dalam melakukan penelitian.
Iwan Satibi (2011:74) mendefinisikan objek penelitian adalah sebagai
berikut :
“Objek penelitian secara umum adalah gambaran wilayah
penelititan, antara lain meliputi karakteristik wilayah, sejarah
perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dan
lain-lain, sesuai dengan penelitian wilayah penelitian yang dimaksud.”
Menurut Sugiyono (2009:38) pengertian objek penelitian adalah sebagai
berikut:
“Suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Menurut Suharsimi objek penelitian yaitu
“Objek Penelitian merupakan sebuah ruang lingkup penelitian.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah suatu
gambaran yang akan diteliti dan dipelajari dalam menarik sebuah kesimpulan.
Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan sesuai SAK-ETAP.
3.2 Metode Penelitian
Dalam sebuah masalah pasti ada pemecahannya oleh karena itu dalam
penelitian ini dibutuhkannya cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tuauan
tertentu. Adapun beberapa pengertian metode penelitian menurut para ahli
diantaranya sebagai berikut:
Metode Penelitian menurut Sugiyono (2009:2) yaitu:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Sedangkan menurut Iwan satibi (2008:127) menjelaskan metode
penelitian adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
tahapan-tahapan/cara ilmiah dalam mendapatkan data dan tujuan kegunaan
40
Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Pengertian Metode Deskriptif menurut menurut Sugiyono (2009:29):
“Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
merupakan metode yang menggambarkan situasi atau kejadian yang tengah
berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab terjadinya
dengan cara mengumpulkan data-data. Penulis mengumpulkan data dengan cara
melihat secara langsung pada objek penelitian yang penulis ambil dalam hal ini
pada CV. SPM mengenai laporan keuangan yang ada diperusahaan tersebut yang
hasilnya ditarik kesimpulan oleh penulis kemudian dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian secara lugas dan seperti apa adanya.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian dibutuhkannya teknik pengumpulan data yang
dapat menunjang kegiatan penelitian tersebut. Adapun pengertian teknik
pengumpulan data menurut para ahli diantaranya:
Menurut Andi Supangat (2007:2) menyatakan bahwa pengertian data
adalah:
“Bentuk jamak dari data, yang dapat diartikan sebagai informasi
yang diterima yang membentuknya dapat berupa, angka-angka,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan
dan mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (field research)
Studi Lapangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi Lapangan Langsung
Dengan menggunakan metode observasi lapangan langsung,
penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai
kegiatan perusahaan tempat penulis melakukan penelitian pada
CV. SPM dan mencatat semua informasi yang ada yang
mendukung dalam penelitian ini. Peneliti melakukan penelitian
pada bagian administrasi pada CV. SPM.
b. Wawancara (interview)
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung baik secara
formal maupun non formal dengan pihak-pihak yang terkait
dalam permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
penelitian, yaitu mengenai prosedur pemberian kredit pada CV.
SPM. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan direktur
CV. SPM serta dengan staff administrasi.
c. Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis
berupa data-data yang diperoleh dari CV. SPM. Data-data yang
diperoleh dalam penelitian ini laporan keuangan yang dibuat oleh
42
2. Studi Kepustakaan (library research)
Yaitu dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku
literatur yang sesuai dengan masalah yang diangkat, dan informasi
yang didapat digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan penysunan laporan keuangan sesuai SAK ETAP. Data yang
diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang
telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya
masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti,
dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha
mengumpulkan data melalui buku-buku yang ditulis oleh para ahli
dibidangnya. Referensi buku yang digunakan adalah buku akuntansi
keuangan dan metodelogi penelitian.
3.2.2 Sumber Data
Sebuah data memiliki informasi namun sebuah data juga harus memiliki
kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana
data tersebut diolah. Sumber data yang diperoleh penulis merupakan data yang
didapat langsung dari CV. Sapta Putra Mekar.
Adapun pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto
(2010:172) sumber data adalah :
“Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder menurut Husein Umar (2011:42) yaitu :
“Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.”
Jadi Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil
penelitian berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Data sekunder merupakan data
pendukung. Data ini digunakan oleh peneliti untuk menjadi penguat dalam
memberikan argumentasi dalam penelitiannnya. Dokumen yang digunakan adalah
laporan keuangan yang dibuat oleh CV. SPM, struktur organisasi CV. SPM uraian
1
IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK ETAP (STANDAR AKUNTANSI KEUNGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK)
PADA CV.SAPTA PUTRA MEKAR
Implementation Of The Financial Statements SAK ETAP
(Financial Accounting Standards Entities Without Public Accountability) On CV. Sapta Putra Mekar
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi Diploma (D-III)
Program Studi Akuntansi
Oleh: Mia Hapsari
21310030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
proses siklus akuntansi tidak melakukan pencatatan jurnal serta pengelompokan terhadap akun-akun yang ada dan Perusahaan melakukan pencatatan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang ada. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui siklus akuntansi pada CV. SPM dan untuk mengetahui penyusunan laporan keuangan sesuai SAK-ETAP pada CV. SPM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yaitu dengan studi lapangan yang dilakukan dengan cara observasi lapangan langsung, wawancara,dokumentasi,dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pada proses pelaksanaan siklus yang ada CV. SPM tidak melakukan pencatatan atas pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatn ayat jurnal ke buku besar (posting ledger). Selain itu, CV. SPM juga tidak melakkukan pengelompokan terhadap akun-akun yang ada serta. Jadi CV. SPM hanya melakukan tahap pengikhtisaran yaitu nerca saldo serta pelaporan. Dan Pada pelaksanaan penyusunan laporan keuangan yang dibuat tahun 2012 CV. SPM belum sesuai karena CV. SPM hanya membuat laporan keuangan yaitu,laporan laba/rugi. Akan tetapi pada proses penyusunan laporan laba rugi perusahaan tidak memasukkan Harga Pokok Penjualan(HPP).
Kata Kunci : Implementasi, Laporan Keuangan, SAK-ETAP
ABSTRACT
The research was conducted on the CV. SAPTA SON MEKAR engaged in trade as well as printing. A phenomenon that occurs is not doing the accounting cycle process journal entries as well as the grouping of the existing accounts of the Company and financial records in accordance with accounting standards not yet available. The purpose of this study is to determine the accounting cycle in CV. SPM and to know the preparation of financial statements in accordance with SAK-ETAP at CV. SPM.
The method used in this research is descriptive method. Techniques of data collection of this research is the field study conducted by way of direct field observation, interviews, documentation, and literature study.
3
I. PENDAHULUAN
UMKM (Usaha Mikro, Kecil,
Menengah) merupakan salah satu entitas pelaku ekonomi yang eksistensinya memiliki dominasi terhadap perekonomian bangsa,
baik di perkotaan maupun di
pedesaan.(Ganjar Isnawan:2012). UMKM
memiliki banyak hambatan dalam
perkembangannnya. (Ganjar Isnawan:2012) Salah satunya adalah sistem pencatatan transaksi usaha yang belum memadai. Sehingga para pengusaha UMKM sedikit
yang dapat mempertanggungjawabkan
operasional usahanya kepada pihak lain. (Ganjar Isnawan:2012).
Hal tersebut diakibatkan karena pencatatan keuangan terkadang kurang transparan, kurang akurat dan kurang dapat
dipertanggung jawabkan.(Ganjar
Isnawan:2012). Jangankan untuk
kepentingan pihak lain, pengusaja sendiri saja sulit untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan usahanya, dari proses transaksi keuangan yang terjadi.(Ganjar
Isnawan:2012). Belum lagi kendala
tercampurnya antara uang pribadi dengan uang perusahaan, yang sering menyulitkan proses evaluasi. (Ganjar Isnawan:2012).
Kinerja pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk organisasi tercermin dari laporan keuangan yang disusun setiap tahun. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan dari semua kelompok
pengguna yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan ekonomi.(Es
Sianipar : 2011). Suatu laporan keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna apabila informasi yang
disajikannnya dapat dipahami. Akan tetapi, informasi dalam laporan keuangan belum begitu jelas dan tidak semua orang dapat
memahaminya.(Es Sianipar : 2011).
Padahal pengguna terhadap laporan
keuangan akan menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.(Es Sianipar : 2011).
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.(Harahap, 2009:105).
Menurut Siti Aisyah, Staff
Administrasi masalah yang terjadi pada CV. SPM adalah pada proses siklus akuntasni
tidak melakukan pencatatan atas
pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatan ayat jurnal ke buku besar (posting ledger). Selain itu,
CV. SPM juga tidak melakakukan
pengelompokan terhadap akun-akun yang ada serta. Proses pencatatan CV. SPM masih dilakukan secara manual system dengan kata lain proses pencatatan laporan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Dalam penyusunan laporan laba rugi perusahaan tidak memasukan HPP (Harga Pokok Penjualan.(Siti Aisyah, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah yang terjadi yaitu: 1. Perusahaan pada saat proses siklus akuntansi tidak melakukan pencatatan jurnal serta pengelompokan terhadap akun-akun yang ada.
2. Perusahaan melakukan pencatatan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang ada.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan siklus
akuntansi pada CV. SPM.
2. Bagaimana pelaksanaan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP pada CV. SPM.
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud mengumpulkan data dan informasi untuk mengetahui implementasi laporan keuangan sesuai SAK-ETAP.
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui siklus
akuntansi pada CV. SPM.Untuk