UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA
PT. PERTAMINA EP. AREA RANTAU-ACEH TAMIANG
SKRIPSI Diajukan oleh :
SILVANI INANDA
NIM : 030503142
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
PROGRAM STUDI : S-1
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. PERTAMINA EP. AREA RANTAU-ACEH TAMIANG
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 15 Desember 2007 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
dan anugerah yang telah menyertai, membimbing dan memberikan kemampuan serta
kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian
Kinerja Keuangan pada PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang.” Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis belumlah cukup
untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga masih banyak terdapat kekurangan, baik
dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Dengan demikian penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini.
Karya kecil ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta,
H.Risman dan Hj.Rahima, tak cukup hanya ucapan terima kasih atas doa dan kasih
sayang yang mengalir selama ini. Abang-abang dan adikku, Devrizal, SE, Budi
Ashari, dan M. Arby, semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan melindungi
kita.
Penulis juga mempersembahkan skripsi ini kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, Msi, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,
MAcc, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Tapianda Sari Lubis, MM, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,
MAcc, Ak, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan, arahan dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Katio, MM, Ak dan Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, Msi, Ak selaku
Dosen Pembanding I / II skripsi ini.
5. Seluruh Pegawai dan Dosen S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
khususnya Departemen Akuntansi.
6. Kepala Keuangan Pertamina Rantau, Om Agus Anwar Musadad. Terima kasih
atas kesediaannya memberikan data-data serta bimbingan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Keluarga Om Donny Bernadi, Tante Neneng dan Haffy. Terima kasih untuk
saat-saat terakhir menikmati Rantau. Walaupun sekarang jauh di mata, tapi akan selalu
dekat di hati.
8. Om Rio Saptono dan Tante Chanti. Terima kasih untuk perhatian dan motivasi
selama ini.
9. Sahabat-sahabat terbaikku, Vici, Kiki, Ani (Friendship never end).
Teman-temanku berbagi di saat suka duka dan semua kenangan selama berada di kampus,
Ayu, Pamor, Lona, Julia, Desta, Fitri, Enita, Ika, Desy, Chiqa, Fauzul, Reza,
NIM genap. Dan terima kasih untuk seseorang yang memberi warna dan nuansa
baru serta keajaiban dalam hari-hariku, semoga akan selalu ada dan tak pernah
berakhir.
Akhirnya atas jasa dan budi baik semua pihak, penulis serahkan kepada
Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 15 Desember 2007 Penulis,
(SILVANI INANDA) 030503142
ABSTRAK
Permasalahan utama yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana penilaian kinerja keuangan PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang sebagai salah satu BUMN selama dua tahun, yaitu Tahun 2003 dan Tahun 2004. Penulis membatasi pada pembahasan dalam menilai kinerja keuangan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Bumn Nomor : Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan ini adalah Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turn Over, Total asset Turn Over, dan Equity to Total asset. Rasio keuangan yang dianalisis berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2003 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independent.
Untuk memperoleh bahan-bahan dan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan untuk analisis laporan keuangan dan metode analisis komparatif untuk mengetahui penilaian kinerja keuangan perusahaan.
Dari penelitian yang telah penulis lakukan ternyata diketahui bahwa kinerja keuangan PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang dari Tahun 2003 dan Tahun 2004, nilai kinerja keuangan yang paling baik terjadi pada tahun 2004 sebesar 59,50 atau 85% dari total skor, sedangkan kinerja keuangan pada tahun 2003, yaitu sebesar 50,35 atau 72% dari total skor.
Kata Kunci (Key Words) : Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan, Return on
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Kerangka Konseptual ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Laporan Keuangan ... 7
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 7
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 9
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 11
B. Analisis Laporan Keuangan ... 13
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 16
3. Keterbatasan Rasio Keuangan ... 18
C. Penilaian Kinerja ... 21
1. Pengertian dan Prosedur Penilaian ... 21
2. Penilaian Kinerja Keuangan ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Jenis Data ... 26
C. Teknik Pengumpulan Data ... 27
D. Metode Analisis dan Evaluasi Data ... 27
E. Responden ... 28
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 28
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 29
A. Deskripsi Data ... 29
1. Sejarah Singkat dan Profil Perusahaan ... 29
2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ... 33
3. Laporan Keuangan Perusahaan ... 42
4. Analisis Laporan Keuangan Perusahaan ... 48
5. Penilaian Kinerja Keuangan ... 54
B. Hasil penelitian ... 59
2. Analisis dan Evaluasi Kinerja Keuangan ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 69
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
4.1 Neraca Komparatif 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar judul Halaman
1.1 Kerangka Konseptual 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi memberikan informasi yang dapat membantu berbagai pihak
yang berkepentingan dalam mengambil keputusan ekonomis. Informasi akuntansi
sebagaimana tersaji di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan
memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu,
prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi lainnya yang
berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan.
Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan
media bagi mereka untuk mengomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang
dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari
sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk
mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat.
Untuk dapat mengintepretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan
tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik
analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu
teknik tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktik bisnis adalah analisis
rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan
untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di
masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut untuk
kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan.
Penilaian kinerja perusahaan terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek keuangan,
aspek operasional dan aspek administrasi. Penilaian ini didasarkan pada Surat
Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep – 100/MBU/2002 tentang penilaian
kinerja perusahaan BUMN. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai
penilaian kinerja perusahaan pada aspek keuangan.
Dalam mengevaluasi sejauh mana kinerja keuangan perusahaan salah satu
indikator yang dipakai oleh perusahaan adalah informasi akuntansi berupa laporan
keuangan perusahaan. Untuk mengevaluasi laporan keuangan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan ini teknik yang digunakan oleh
perusahaan adalah teknik analisis rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh perusahaan karena
dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan
perusahaan yang sebenarnya. Hasil dari analisis rasio inilah kemudian dijadikan
sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan
untuk pengambilan keputusan bagi manajemen serta tindakan dan kebijakan yang
diperlukan untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN di atas bahwa dalam penilaian
Cash Ratio, Quick Ratio, Inventory Turn Over, Collection Periods, Total Asset
Turn Over dan Total Equity to Total Asset. Kedelapan rasio ini dianggap
merupakan rasio keuangan dominant yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan
lainnya.
PT. PERTAMINA EP. Area Rantau – Aceh Tamiang adalah Badan Usaha
Milik Negara yang bergerak dalam bidang produksi minyak bumi. Perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya menggunakan dana yang cukup besar di mana
dalam pengelolaannya diperlukan data yang informatif. Rasio keuangan
merupakan salah satu alat dalam mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Untuk itu diharapkan agar analisis laporan keuangan yang dilakukan
dapat menjadi alat bantu dalam pengambilan keputusan terutama mengenai
kondisi keuangan di masa yang akan datang. Sehingga hasil analisis laporan
keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Dalam skripsi ini penulis mencoba untuk mengevaluasi kinerja perusahaan
dari aspek keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan selama tahun
2003 dan tahun 2004, oleh karena itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam
sebuah skripsi dengan judul : “Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat
Penilaian Kinerja pada PT. PERTAMINA EP. Area Rantau - Aceh Tamiang.”
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
Bagaimana penilaian kinerja keuangan PT. PERTAMINA EP. Area
Rantau-Aceh Tamiang?
• Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi
tahun 2003 dan tahun 2004.
• Analisis laporan keuangan menggunakan metode rasio keuangan
berdasarkan pada Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep –
100/MBU/2002 tentang penilaian kinerja perusahaan BUMN.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penilaian kinerja keuangan perusahaan.
Manfaat penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dalam hal mendalami dan
memberikan pendapat tentang analisis rasio keuangan terhadap
penilaian kinerja keuangan perusahaan.
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan yang berguna dan
saran-saran tentang analisis laporan keuangan serta penilaian kinerja yang
dipandang perlu dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara
3. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan untuk meneliti masalah yang sama dengan penelitian ini
maupun yang berkaitan dengan masalah ini.
D. Kerangka Konseptual
PT. PERTAMINA
PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang
Laporan Keuangan
Neraca Tahun 2003 dan Tahun 2004
Laporan Laba Rugi Tahun 2003 dan Tahun 2004
Analisis Laporan Keuangan
Metode Rasio
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP - 100/MBU/2002
ROE ROI Cash Ratio Current Ratio Collection Periods Inventory Turn Over Total asset Turn Over Total Equity to Total Asset
Aspek Keuangan
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP - 100/MBU/2002
Analisis Laporan Keuangan terhadap Penilaian Kinerja
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
suatu alat penguji dan pekerjaan bagi pembukuan. Akan tetapi untuk selanjutnya
laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar
untuk menentukan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan, di mana hasil
analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu
keputusan.
Laporan keuangan juga sering dinyatakan sebagai produk akhir dari
suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui
keadaan keuangan dan posisi keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang
disusun dan disajikan oleh perusahaan
Pengertian laporan keuangan menurut Pendapat Standar Akuntansi
Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004 : 2) :
integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari definisi di atas kita dapat melihat bahwa laporan keuangan
perusahaan berisi daftar-daftar yang menunjukkan posisi keuangan dan hasil
usaha selama satu periode tertentu. Menurut Harahap (2006 : 117) : “Laporan
keuangan adalah suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan dan diproses
dalam akuntansi keuangan yang dikomunikasikan secara periodik kepada para
pemakainya.” Pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaganya, dan masyarakat.
Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan manajemen juga
berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan
yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian
dan pengambilan keputusan.
Laporan keuangan disusun dan disajikan minimal sekali dalam setahun
untuk memenuhi sejumlah besar pemakai. Beberapa diantara pemakai ini
memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang
tercakup di dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak para pemakai
keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan
disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan menurut Warren, Reeve, Fess (2005 : 4)
: “Untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di
dalam pengambilan keputusan ekonomi.” Pihak-pihak yang berkepentingan
dengan laporan keuangan suatu badan usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok intern perusahaan dan kelompok ekstern perusahaan. Kelompok
intern perusahaan merupakan orang-orang yang terlibat secara langsung dalam
kegiatan operasional perusahaan, seperti pemilik perusahaan, kreditur, pelanggan,
pemerintah, dan masyarakat.
Bagi pengelola perusahaan atau manajemen perusahaan dengan
mengetahui kondisi keuangan pada periode yang lalu akan dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan
serta kebijakan untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.
Bagi pemilik perusahaan sangat berkepentingan dengan laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan, sebab dengan informasi yang disajikan
dalam laporan perusahaan akan dapat diramalkan kondisi perusahaannya pada
masa yang akan datang, sehingga dapat dipertimbangkan langkah apa yang harus
Bagi kreditor dan calon kreditor perlu mempelajari atau menganalisis
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga dapat digunakan
sebagai pedoman untuk memberikan atau menolak pemberian kredit kepada
perusahaan tersebut.
Investor atau calon investor berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan agar lebih mudah mempertimbangkan dalam menginvestasikan
modalnya di perusahaan tersebut. Bagi pemerintah di mana perusahaan itu
beroperasi sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan seperti Dirjen Pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus di
bayar oleh perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004
: 4), tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis,
laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi
bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya menjelaskan
mengenai neraca dan laporan laba rugi karena dalam skripsi ini rasio keuangan
yang digunakan berasal dari neraca dan laporan keuangan.
a. Neraca (Balance Sheet)
Dalam literatur akuntansi, neraca diturunkan dari istilah balance sheet,
statement of financial position, statement of financial condition atau statement of
resources and liabilities.
Djarwanto (2001 : 15) mendefinisikan neraca adalah “suatu laporan yang
sistematis tentang aktiva (assets), hutang (liabilities) dan modal sendiri (owner’s
equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada saat tutup buku
yakni akhir bulan, akhir triwulan atau akhir tahun.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004 :
1.12) , informasi yang disajikan dalam neraca adalah sebagai berikut :
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut :
c. Aktiva keuangan.
d. Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas. e. Persediaan.
f. Kas dan setara kas.
g. Hutang usaha dan hutang lainnya. h. Kewajiban yang diestimasi.
i. Kewajiban berbunga jangka panjang. j. Hak minoritas.
k. Modal saham dan pos ekuitas lainnya.
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi adalah suatu daftar akhtisar hasil dan biaya suatu
perusahaan selama satu periode tertentu. Dengan menbandingkan penghasilan
selama jangka waktu tertentu dengan biaya selama jangka waktu itu maka akan
diketahui besarnya laba atau rugi yang disebut sebagai hasil usaha. Tujuan
penyusunan laporan laba rugi ini untuk mengukur kemampuan atau
pengembangan perusahaan dalam menjalankan tugasnya sehubungan dengan sifat
kegiatan perusahaan. Pertambahan aktiva sebagai akibat operasi perusahaan
disebut hasil, sedangkan pengurangan aktiva sehubungan dengan operasi
perusahaan dalam pembentukan hasil disebut biaya. Saldo dari hasil dikurangi
dengan biaya pada akhir suatu periode dan akan dipindahkan ke perkiraan modal
yang dinyatakan sebagai laba atau rugi bersih untuk periode tersebut.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004 :
1.14) , informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut :
Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.” Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :
c. Beban pinjaman.
d. Bagian dari laba rugi perusahaan dan asosiasi yang diperlakukan dengan menggunakan metode ekuitas.
e. Beban pajak.
f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan. g. Pos luar biasa.
h. Hak minoritas
i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
B. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005, 3) mengemukakan
bahwa “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi
dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan
data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang
bermanfaat dalam analisis bisnis.” Analisis laporan keuangan mengurangi
ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan.
Analisis ini tidak mengurangi perlunya penilaian ahli, namun menyediakan dasar
yang sistematis dan efektif untuk analisis bisnis.
Sedangkan menurut Stice, Stice dan Skousen (2005, 775) : ”Analisis
laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam
laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu.” Salah
satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu
untuk memprediksi likuiditas, profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di
masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk
mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan cara mengidentifikasi letak
1. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan
Salah satu cara untuk melakukan analisis keuangan adalah dengan cara
mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos dalam laporan keuangan.
Hubungan antara pos-pos tersebut dinyatakan dengan angka yang disebut dengan
rasio. Rasio-rasio ini penting bagi analis intern maupun ekstern dalam menilai
perusahaan dari laporan keuangan yang diumumkan oleh perusahaan.
Menurut Syamsuddin (2000, 37) mengemukakan bahwa “Analisis
laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai
keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa
depan.” Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisis keadaan
keuangan perusahaan, tetapi analisis dengan menggunakan rasio merupakan hal
yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan memberikan pengukuran
relatif dari operasi perusahaan.
Analisis rasio keuangan merupakan alat yang penting dan berguna bagi
manajer keuangan maupun pihak-pihak lain di luar perusahaan. Bagi manajer
keuangan analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja yang telah
dicapai perusahaan, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan dan
pengendalian.
Pentingnya analisis rasio keuangan juga digunakan untuk mendapatkan
tolak ukur tertentu. Tolak ukur tersebut digunakan untuk membandingkan kinerja
sebelumnya dan sesudahnya atau membandingkan kinerja perusahaan dengan
kinerja perusahaan lain dari industri yang sama.
Selain digunakan oleh pihak intern perusahaan, analisis rasio keuangan
juga sangat berguna untuk pihak di luar perusahaan yang umumnya
berkepentingan terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Analisis
rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan usaha, untuk
analisis pemberian kredit dan dalam analisis efek (saham dan obligasi). Dalam
analisis kredit membantu manajer kredit menentukan dengan cepat
perusahaan-perusahaan mana yang sebaiknya segera diberikan kredit.
Rasio keuangan memberikan dasar untuk menjawab beberapa
pertanyaan penting berkaitan dengan kesehatan keuangan perusahaan, antara lain:
a. Bagaimana likuiditas perusahaan? Likuiditas berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segenap hutang atau kewajibannya dan
mengkonversikan aktiva menjadi kas. Faktor ini jelas sangat penting bagi
kreditur-kreditur perusahaan.
b. Apakah manajemen menghasilkan cukup keuntungan dari aktiva
perusahaan? Karena tujuan utama pembelian aktiva adalah menciptakan
keuntungan, analis perlu memiliki pedoman atas tingkat keuntungan
perusahaan.
c. Bagaimanakah manajemen perusahaan membiayai investasinya? Keputusan
ini mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat hasil bagi para
d. Apakah pemegang saham umum menerima laba yang cukup dari
investasinya? Tugas manajer keuangan adalah memaksimalkan nilai dari
saham umum perusahaan dan bagian laba/keuntungan bagi para investor.
Tingkat hasil itu sendiri merupakan pertimbangan pokok para investor
dalam membeli saham perusahaan.
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Untuk mengukur keuangan perusahaan dapat digunakan dengan
menggunakan beberapa rasio. Setiap rasio memiliki tujuan dan mengandung arti
tertentu. Setiap rasio diukur dan diintepretasikan sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan. Berdasarkan sumber datanya dari mana rasio tersebut
dibuat, Riyanto (2001 : 254) membedakan rasio-rasio itu menjadi tiga, yaitu :
a. Rasio-rasio neraca (balanced ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca. Misalnya rasio lancar (current ratio), rasio
cepat (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva
tetap dengan hutang jangka panjang dan lain sebagainya.
b. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio
yang disusun dari laporan laba rugi. Misalnya rasio laba bruto dengan
penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan netto, operating ratio,
dan lain-lain.
c. Rasio-rasio antar laporan keuangan (interstatement ratios), yaitu rasio-rasio
yang disusun dari data, baik yang berasal dari neraca maupun laporan laba
kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan
persediaan rata-rata dan lain sebagainya.
Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan adalah sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas (Liquidity ratio)
Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio antara
lain :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
4. Working Capital to Total Asset Ratio
b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Adapun rasio-rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain :
1. Debt Ratio
2. Debt to Equity Ratio
3. Long Term Debt to Equity Ratio
4. Tangible Asset Debt Coverage
5. Current Liabilities to Net Worth
c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Yang termasuk dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut :
1. Receiveable Turn Over
2. Days of Receiveable
4. Working Capital Turn Over
5. Fixed Asset turn over
6. Asset Turn Over
d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas terdiri dari :
1. Profit Margin
2. Return on Investment (ROI)
3. Return on Equity (ROE)
4. Gross Profit Margin
5. Operating Ratio
6. Return on Asset (ROA)
3. Keterbatasan Rasio Keuangan
Meskipun analisis rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang
bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan perusahaan,
namun di dalamnya terdapat Masalah dan keterbatasan yang memerlukan
kehati-hatian dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan Menurut Martin dan Keown
(1999 : 511) memiliki keterbatasan sebagai berikut :
1) Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah
perusahaan bergerak di berbagai macam sektor industri atau usaha.
2) Angka rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat umum
sifatnya sehingga belum tentu cocok dijadikan bahan perbandingan secara
Dari keterbatasan analisis rasio keuangan di atas dapat kita uraikan
sebagai berikut :
1. Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda
pada industri yang berbeda pula dan dalam keadaan seperti ini sulit untuk
mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai bahan
pembanding yang tepat. Hal ini cenderung membuat analisis rasio lebih
berguna bagi perusahaan kecil dengan bidang usaha yang lebih sempit
daripada perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda.
2. Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata walaupun pada
kenyataannya setengah akan berada di bawah dan setengahnya lagi di atas
rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah dapat
dinyatakan baik. Bagi yang menargetkan prestasi tinggi patokan terbaik
adalah perusahaan dengan rasio yang sangat baik.
3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca. Nilai yang tercatat di neraca
sering kali sangat berbeda dengan nilai sebenarnya. Lebih jauh lagi karena
inflasi mempengaruhi baik beban penyusutan maupun biaya persediaan, maka
laba juga tentu dipengaruhi. Karena itu analisis rasio bagi perusahaan dari
tahun ke tahun atau analisis komparatif atas perusahaan-perusahaan pada usia
yang berbeda harus diinterpretasikan secara cermat dan penuh pertimbangan.
4. Faktor-faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio,
misalnya rasio perputaran persediaan bagi pabrik pengolah makanan akan
persediaan persis setelah proses pengalengan selesai. Masalah ini dapat
diperkecil dengan menggunakan persediaan bulanan rata-rata dalam
menghitung persediaan rata-rata.
5. Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” agar laporan
keuangannya kelihatan lebih baik bagi analisis kredit.
6. Perbedaan praktik operasi dan akuntansi menyebabkan distorsi dalam
perbandingan. Seperti metode penilaian persediaan dan penyusutan dapat
mempengaruhi laporan keuangan dan karena itu mendistorsikan perbandingan
diantara perusahaan. Jika sebagian besar aktiva perusahaan adalah aktiva
lease, maka jumlah aktivanya jika dibandingkan dengan penjualan akan
terlihat kecil karena aktiva lease besarnya tidak tersaji di neraca. Bersamaan
dengan itu kewajiban lease mungkin tidak disajikan di dalam hutang, karena
itu leasing bisa saja memperbagus rasio perputaran dan rasio hutang.
7. Sebenarnya sukar untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau
buruk. Misalnya, rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan posisi
likuiditas yang kuat, tetapi bisa juga menandakan adanya kas berlebih yang
tentunya tidak baik yang menyebabkan terjadinya “iddle money”.
8. Suatu perusahaan bisa mempunyai sejumlah rasio yang kelihatan baik
sedangkan rasio lainnya jelek, sehingga sulit untuk mengatakan apakah
keseluruhan perusahaan ini baik atau buruk. Akan tetapi prosedur statistik
C. Penilaian Kinerja
1. Pengertian dan Prosedur Penilaian (Evaluasi)
Kegiatan menilai atau mengevaluasi kinerja perusahaan akan
menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan itu sendiri. Hasil dari
penilaian kinerja ini akan dapat dijadikan sebagai umpan balik (feed back) bagi
formulasi atau implementasi strategi. Jika terjadi penyimpangan, maka untuk
menghindari agar tidak terjadi penyimpangan lagi perlu dilakukan perubahan,
misalnya perubahan rencana atau kegiatan termasuk pengendaliannya.
Menurut Umar (2002 : 36) :
Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, Bagaimana perbedaan itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Dari definisi di atas dapat dijelaskan :
a. Suatu proses untuk menyediakan informasi, berarti bahwa kegiatan
penilaian atau evaluasi membutuhkan data untuk dianalisis dengan
alat-alat yang relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan data
mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran kemudian
dianalisis dengan perhitungan matematis sederhana, sehingga akan
b. Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui ada selisih
diantara keduanya, berarti bahwa penilaian atau evaluasi dimaksudkan
untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan
yanh seharusnya diselesaikan. Hasilnya apakah sesuai, di bawah standar,
atau di atas standar yang telah ditentukan. Hal ini memerlukan tolak ukur
tertentu, misalnya perkiraan suatu proyek yang sedang dikerjakan pada
waktu 3 bulan akan selesai 75% dan pengeluaran anggaran sebesar Rp 1
Milyar. Kenyataannya proyek baru diselesaikan 65% dan anggaran
pengeluaran telah habis Rp 1,2 Milyar, sehingga harus diputuskan hasil
dari evaluasi terhadap perbedaan ini.
Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya
sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa
prosesnya sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini merupakan salah
satu tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan menurut Umar (2001 :
39-40) :
a. Menentukan apa yang akan dievaluasi
Dalam bisnis apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada program kerja perusahaan. Pada program kerja perusahaan itulah akan terdapat aspek-aspek yang memerlukan untuk dievaluasi. Tetapi biasanya yang diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi faktor kunci suksesnya.
b. Merancang (design) kegiatan evaluasi
Berdasarkan design yang telah ditetapkan, pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
d. Pengolahan dan analisis data
Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk menghasilkan perbedaan (gap). Besarnya perbedaan tersebut akan disesuaikan dengan tolak ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.
e. Pelaporan hasil evaluasi
Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis dan dikonfirmasikan baik secara lisan maupun tulisan.
f. Tindak lanjut hasil evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.
2. Penilaian Kinerja Keuangan
Dalam kamus istilah akuntansi, Aliminsyah dan Padji (2003 : 215)
mengartikan kinerja sebagai berikut : “Suatu istilah umum yang digunakan untuk
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa
lalu atau yang diproyeksikan, suatu standar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya.”
Sedangkan Menurut Hansen dan Mowen (2000 : 6) Definisi kinerja,
yaitu : “Kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk.”
Dengan demikian kinerja diartikan sebagai suatu istilah untuk mengukur dan
Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan,
termasuk diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun
organisasi laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada
organisasi laba.
Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian
kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh
mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak jelas
untuk melakukan evaluasi dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan, seperti
yang terdapat dalam suatu program kerja. Program kerja ini pada gilirannya akan
dilaksanakan dan dievaluasi.
Ada beberapa aspek penting dalam mengevaluasi kinerja di dalam suatu
perusahaan. Evaluasi kinerja yang dapat dilakukan dalam suatu perusahaan dapat
digolongkan kepada kedua aspek, yaitu evaluasi kinerja terhadap aspek keuangan
dan evaluasi kinerja terhadap aspek non-keuangan. Evaluasi terhadap aspek
keuangan didasarkan pada laporan keuangan, sedangkan evaluasi terhadap aspek
non-keuangan tergantung pada bidang apa yang akan dianalisis misalkan aspek
strategis perusahaan, aspek pemasaran, aspek operasional, dan aspek sumber daya
manusia. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas evaluasi kinerja dari aspek
Evaluasi kinerja dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan model Altman
tentang kebangkrutan usaha. Di sini penulis hanya membahas evaluasi kinerja
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif.
Menurut Bungin (2005 : 36) : “Penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.”
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif, yang
terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2001 : 19) : “Data
kualitatif merupakan data non-angka, sedangkan data kuantitatif merupakan data
berupa angka atau numerik.”
1. Data primer. Menurut Sugiyono (2001 : 21) : “Data primer merupakan
data yang didapat dari sumber pertama yang masih memerlukan
pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri
oleh penulis, seperti hasil wawancara.”
2. Data Sekunder
Data sekunder. Menurut Sugiyono (2001 : 21) : “Data sekunder, yaitu data
dan terdokumentasi di perusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi, dan laporan keuangan perusahaan.”
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian
ini, yaitu :
1. Teknik dokumentasi. Menurut Bungin (2005 : 144) : “Teknik
dokumentasi, adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menulusuri data historis yang tersedia dalam bentuk surat-surat,
catatan harian, laporan, dan sebagainya,”
2. Teknik wawancara. Menurut Suharyadi (2003 : 52) : “Teknik wawancara,
yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan
pihak yang berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan.”
3. Teknik kepustakaan. Menurut Bungin (2005 : 46) : “Teknik Kepustakaan,
yaitu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalui buku-buku,
literatur, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.”
D. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode deskriptif,. Menurut Sugiyono (2001 : 24) : “Metode deskriptif,
yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data
yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
2. Metode komparatif. Menurut Sugiyono (2001 : 25) : “ Metode komparatif
adalah metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan data tahun
yang diteliti dengan tahun sebelumnya.”
E. Responden
Responden penelitian ini adalah karyawan bagian Keuangan dan
karyawan bagian Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan data yang
diperlukan untuk penulisan skripsi ini.
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak Maret 2007 guna mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini pada PT. PERTAMINA EP. Area Rantau yang
beralamat di Jl. Jakarta Komplek Pertamina Rantau – Aceh Tamiang.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat dan Profil Perusahaan
Kegiatan usaha pertambangan minyak dan gas bumi di Negara
kepulauan yang terluas dalam planet bumi ini adalah merupakan salah satu
industri yang telah dikembangkan sejak abad ke XIX oleh Aeliko Janszoon
Zijlker (penemu pertama minyak bumi yang cukup komersial di Indonesia),
ketika administrator perkebunan tembakau “Deli Mij” itu menemukan cadangan
minyak terbesar di Hindia Belanda pada tanggal 15 Juni 1885, yaitu sumur
Telaga Said, Kec. Sei Lepan, Kab. Langkat – SUMUT. Keberhasilan Zijlker di
Telaga Said telah mengungguli pendahulunya, Colonel Drake yang lebih dulu
melakukan pemburuan minyak bumi di Pulau Jawa, tapi tidak berhasil,
sehingga menarik banyak peminat untuk mencari minyak bumi di berbagai
daerah di Indonesia, antara lain di Cepu, Jambi, Aceh Timur, Palembang dan
Kalimantan Timur yang sampai akhir abad ke XIX telah beroperasi perusahaan
perminyakan di wilayah Hindia Belanda (kini dikenal sebagai Indonesia).
Dalam perkembangan selanjutnya terjadi penggabungan beberapa
perusahaan minyak, sehingga pada awal abad ke XX hanya ada dua perusahaan
besar yang beroperasi di Hindia Belanda, yaitu De Koninklijke dan Shell
Transport & Trading Company (Shell). Kemudian De Koninklijke milik
penggabungan kedua perusahaan minyak raksasa itu lahirlah perusahaan
minyak De Koninklijke Shell Group atau dalam bahasa Inggrisnya di kenal
dengan sebutan Royal Dutch Shell yang merupakan satu-satunya perusahaan
minyak kaliber dunia yang melakukan penambangan minyak di Indonesia.
Dalam menjalankan usahanya perusahaan ini memperoleh dukungan
sepenuhnya dari pemerintah Hindia Belanda yang berada di bumi Nusantara.
Dalam menjalankan usaha industri perminyakan Royal Dutch Shell
membentuk tiga perusahaan pelaksana atau operating company, yaitu De
Bataafsche Petroleum Company khusus menangani masalah pengangkutan
minyak. Sejak terbentuknya Royal Dutch Shell semua daerah konsesi De
Koninklijke dan Shell dilaksanakan oleh BPM termasuk di Langkat dan Aceh
Timur yang kini dikenal sebagai wilayah kerja PT. PERTAMINA EP. Area
Rantau – Aceh Tamiang.
Setelah top Production minyak bumi di Telaga Said menyusut,maka
posisinya diganti oleh struktur Rantau yang kemudian tercatat sebagaikawasan
penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia termasuk dalam hal penyumbang
devisa bagi negara ketika Indonesia telah memperoleh kedaulatan penuh atas
kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Hal ini telah dibuktikan pada saat dilakukannya ekspor perdana minyak
mentah Indonesia sebanyak 1700 ton atau senilai 30.000 DAS (Dollar amerika
Minyak Pangkalan Susu (yang pertama di Indonesia) dengan tujuan Negara
Jepang.
Atas dasar itu maka dibentuklah Perusahaan Minyak Nasional
(PERMINA) yang diprakarsai oleh Kolonel dr. Ibnu Soetowo pada tanggal 10
Desember 1957 yang kemudian diperkuat lagi dengan disahkannya UU. No. 44
Prp tahun 1960 tentang pertambangan minyak dan gas bumi yang telah
merombak secara mendasar prinsip-prinsip pengusahaan pertambangan minyak
dan gas bumi yang sebelumnya diatur dalam perundang-undangan Hindia
Belanda (Indische Mijn Wet 1989). Undang-undang tersebut selanjutnya diubah
lagi dengan Undang-undang No. 8 Tahun 1971 sebagai landasan operasional
Pertamina yang mengacu pada UUD 1945 pasal 33 ayat 3. kemudian untuk
penyesuaian derap langkah dalam era globalisasi dan perdagangan bebas,
pemerintah merasa perlu membuat Undang-undang baru untuk memperbarui
landasan operasional Pertamina agar lebih leluasa mengembangkan usaha di
bidang Perminyakan, Gas dan Panas Bumi. Untuk itu dibentuklah
Undang-undang No. 22 Tahun 2001 yang mengatur tentang pengelolaan minyak dan gas
bumi.
Dalam perkembangan sejarah pertambangan dan industri perminyakan
di bumi Nusantara, PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau – Aceh Tamiang
mempunyai nilai historis tersendiri baik sebagai ibunda yang mengandung dan
melahirkan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
usaha merebut dan mempertahankan Tambang Minyak Sumatera Utara dan
Aceh dari tangan fasis Jepang dan agresor Belanda pada agresi I dan II.
PT. PERTAMINA EP AREA Rantau – Aceh Tamiang bertujuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan produksi minyak dan gas bumi melalui
pelaksanaan pengeboran sumur baru, kerja ulang, reperasi, stimulasi dan
perawatan sumur. Mencari cadangan baru dengan melakukan survei geologi
permukaan , survei geofisika dan survei grafity serta mengupayakan
diversifikasi (penganekaragaman) energi dengan memanfaatkan tenaga panas
bumi.
Dengan demikian tidak ada salahnya kalau dikatakan bahwa dari
Rantau, Pangkalan Susu dan Pangkalan Brandan inilah lahirnya Pertamina pada
tanggal 10 Desember 1957 sebagai BUMN (kini jadi Perusahaan Perseroan)
penghasil devisa yang handal sampai saat ini.
Sejalan dengan diberlakukannya UU No. 2 Tahun 2001 sebagaimana
diatur dalam Pasal 60 huruf a disebutkan bahwa “ dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) tahun, PERTAMINA dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dengan Peraturan Pemerintah; “ maka tanggal 18 Juni 2003
peraturan untuk itu pun dibuat oleh Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah
No. 31 Tahun 2003 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) yang dibentuk berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 menjadi
dilakukan oleh Menteri Keuangan dihadapan Notaris Lenny Janis Ishak, SH
pada tanggal 17 September 2003.
2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
Dengan adanya struktur organisasi, maka tugas, wewenang, dan
tanggung jawab setiap unit kerja yang ada dalam perusahaan dapat diperjelas
dan dipertegas. Struktur organisasi juga mencerminkan posisi dan hubungan
setiap unit kerja perusahaan.
Tugas adalah sesuatu yang dimiliki oleh anggota dari suatu organisasi
karena telah diberi tanggung jawab dari atasannya. Tugas ini bersifat pribadi
bagi setiap anggota di dalam suatu organisasi.
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu yang sesuai agar
tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan
wewenang dari posisi atasan ke bawahan. Dalam organisasi tanggung jawab
adalah kewajiban untuk melaksanakan sesuatu yang timbul bila seorang
bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau fungsi
tertentu.
Struktur organisasi yang baik merupakan pengawasan terhadap
organisasi dan merupakan salah satu syarat dapat tidaknya sistem akuntansi
pertanggungjawaban diterapkan dalam suatu perusahaan.
Dalam menjalankan aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan, PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau – Aceh Tamiang memiliki
wewenang, dan tanggung jawab dapat dilakukan dengan baik. Dengan adanya
struktur organisasi ini diharapkan para karyawan dapat bekerja sama dengan
baik serta dapat memahami secara jelas apa yang menjadi tanggung jawab dan
sejauh mana wewenang yang ada padanya sehingga dalam melaksanakan
tugasnya dapat lebih efisien.
PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau merupakan bagian dari PT.
PERTAMINA yang bidangnya khusus memproduksi minyak mentah dan gas
bumi. PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau - Aceh Tamiang dipimpin oleh
seorang Field Manager (Kepala Lapangan) di mana secara lini bertanggung
jawab secara langsung kepada Vice President Region Sumatera yang
berkedudukan di Prabumulih – Sumatera Selatan.
Adapun struktur organisasi pada PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau –
Aceh Tamiang adalah sebagai berikut :
Pembagian Tugas
Selanjutnya sebagai uraian dari struktur organisasi PT. PERTAMINA
EP. AREA Rantau – Aceh Tamiang diterangkan secara singkat pembagian
tugas yaitu sebagai berikut :
a. Field Manager
Field Manager mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai berikut :
1. Merencanakan, menetapkan, merealisasikan, mengevaluasi Rencana
Kerja (RK) dan anggaran tahunan secara efektif untuk mendukung
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
2. Mengkoordinir kegiatan engineering untuk optimalisasi produksi sumur
migas agar mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan.
3. Mengkoordinir dan mengendalikan operasi produksi, pengelolaan
fasilitas produksi, operasi penyaluran migas serta mengusahakan
kuantitas dan kualitas migas sesuai dengan permintaan konsumen.
4. Mengkoordinir optimalisasi peralatan Work Over, Well Service dan
penyediaan peralatan lifting sumur migas.
5. Mengkoordinir dan mengoptimalkan pekerjaan pemeliharaan fasilitas
produksi dan fasilitas umum, penyediaan utilisasi listrik, gas dan air dan
pekerjaan top-sip untuk menunjang kelancaran operasi produksi.
6. Mengkoordinir operasional pengelolaan air terproduksi dalam upaya
7. Membina hubungan yang harmonis dengan stakeholder untuk
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan memotivasi,
memberdayakan, mengembangkan SDM Field Rantau.
8. Menjamin penyelenggaraan operasi produksi Field Rantau secara
efektif, efisien, aman, sehat, ramah lingkungan dan sesuai SOP serta
standar good oil & gas practices.
b. Ast. Manajer Perencanaan & Engineering
Ast. Manajer Perencanaan & Engineering mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai berikut :
1. Mengkoordinir, merencanakan dan mengevaluasi produksi sumur-sumur
existing untuk perencanaan optimalisasi produksi meliputi :
a. Perencanaan, pembuatan program pekerjaan perawatan sumur,
redesign dengan lifting yang sama, pengaturan SL/SPM/Frekwensi
Pompa.
b. Pembuatan program dan supervisi pekerjaan reopening dan reperasi
sumur.
c. Perencanaan, pembuatan program rutin, pelaksanaan, pembacaan
dan evaluasi pengukuran BHP / Sonolog.
d. Pelaksanaan pengukuran isochronical, PBU, DD, dan sejenisnya.
e. Pembuatan potensi produksi existing, monitoring low & off
produksi.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan rencana-rencana kerja fungsi
Engineering.
3. Mengkoordinir Well History dan MRPW (monthly report per well).
4. Merencanakan, melaksanakan dan menevaluasi RK, rencana biaya
operasi dan biaya investasi fungsi Field secara teknis dan ekonomis
yang reliable dan achievable.
5. Mengkoordinir pembuatan dan monitoring realisasi dan closed out AFE
di luar Field Rantau.
6. Menyelenggarakan, mengevaluasi dan mengendalikan penggunaan
Anggaran Operasi dan Kapital fungsi Field secara efektif dan efisien.
7. Menyelenggarakan dan mengevaluasi administrasi arus migas serta
administrasi umum operasi produksi.
c. Ast. Manajer Operasi Produksi
Ast. Manajer Operasi Produksi mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai
berikut :
1. Mengkoordinir kegiatan operasi produksi dari kepala sumur sampai ke
sales point secara aman, efektif dan efisien.
2. Menentukan rencana kerja operasi meliputi upaya-upaya strategi
pencapaian sasaran existing dengan menurunkan Low & Off,
usaha-usaha optimalisasi produksi serta mengupayakan sumur berproduksi
3. Mengkoordinir, mengelola dan mengoperasikan seluruh fasilitas
produksi, mencari solusi permasalahan fasilitas produksi meliputi
fasilitas sumur, sistem penyaluran, proses dehydrasi/treatment migas dan
penampungan serta penyaluran produksi sampai ke sales point.
4. Mengkoordinir pengelolaan fasilitas uji produksi dan pelaksanaan
pekerjaan uji produksi untuk sumur-sumur bor baru (Engineering) dan
existing.
5. Mengupayakan kualitas migas sesuai dengan persyaratan konsumen
(Pertamina UP I Pkl. Berandan) meliputi BS&W kurang dari 0.5% dan
kadar garam kurang dari 7 Ptb, dan gas sesuai dengan komitmen
kontrak.
6. Mengoptimalkan sistem saluran minyak dengan cara melakukan utilisasi
sistem transportasi minyak sebagai “Common Use Facilities” bersama
Mitra Usaha.
7. Mengkoordinir dan mengoptimalisasi pemanfaatan gas untuk gas lift
dan penjualan ke konsumen sehingga mengarah ke zero flare gas.
8. Merencanakan, mengendalikan, merealisasikan dan evaluasi aggaran
operasi produksi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi.
9. Mengkoordinir pelaksanaan operasi secondary recovery/EOR dan
tercapainya zero discharge.
10.Mengkoordinasi dan memonitor kegiatan transportasi produksi mitra
11.Mengkoordinir pelaksanaan administrasi arus migas.
d. Ast. Manajer Work Over dan Well Service
Ast. Manajer Work Over dan Well Service mempunyai tugas/kegiatan
utama sebagai berikut :
1. Mengkoordinir, merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi RK
dan anggaran untuk menunjang pekerjaan perawatan sumur.
2. Mengkoordinir, merencanakan dan mengendalikan operasional / kinerja
Hoist meliputi kerja ulang, reperasi, dan perawatan sumur migas.
3. Mengkoordinir, merencanakan dan mengendalikan operasional unit
pengasaman untuk perawatan sumur dan fasilitas produksi.
4. Mengkoordinir, merencanakan dan mengendalikan opeasional dan
pemeliharaan peralatan bawah tanah untuk menunjang kinerja sumur
migas.
5. Mengkoordinir, merencanakan, dan mengendalikan operasional
pendataan bawah tanah BHP Survey Sonolog – Dynagraph untuk
penyelidikan data bawah tanah dalam upaya optimasi produksi sumur.
6. Implementasi kebijakan HSE.
7. Mengkoordinir pendataan well history sehingga selalu dalam kondisi up
date.
e. Ast Manajer Pemeliharaan
Ast. Manajer Pemeliharaan mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai
1. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan perencanaan pemeliharaan
meliputi kegiatan prediktif dan preventif maintenance serta general
overhaul.
2. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan mekanik terdiri dari
perawatan dan perbaikan hoist, fasilitas mesin produksi dan pemipaan
serta kegiatan perbengkelan.
3. Mengkoordinir dan mengendalikan utilities terdiri dari operasional
power plant, water treatment plant, distribusi listrik, air dan gas dan
perbaikan peralatan instrumentasi.
4. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan topografi – sipil dalam
menunjang kegiatan operasi eksploitasi dan produksi migas serta
fasilitas umum.
5. Merencanakan, mengkoordinir, mengelola dan mengendalikan RK dan
RAB Pemeliharaan.
6. Mengkoordinir penyusunan RKS dan estimasi pekerjaan sipil,
mekanikal dan elektrikal.
7. Menjamin operasional kegiatan Mekanik, Utilities dan Top/Sip berjalan
secara efektif, efisien, aman, sehat, ramah lingkungan dan sesuai dengan
SOP serta good oil & gas practices.
8. Melaksanakan pembinaan seluruh Pekerja Pemeliharaan di Field dalam
f. Kepala Layanan Operasi
Kepala Layanan Operasi mempunyai tugas/kegiatan utama, yaitu
melaksanakan kegiatan pengelolaan terhadap jasa penunjang operasional
perusahaan, berupa :
1. Jasa Teknik Sipil dan Survey Pemetaan
2. Jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Utilities dan Instrumentasi
4. Inventory
3. Laporan Keuangan Perusahaan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
besar menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas.
Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan
laba-rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba-rugi dan perubahan dalam
berbagai unsur neraca.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menngunakan laporan
keuangan yang digunakan dalam skripsi ini berasal dari neraca dan laporan
laba-rugi. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan untuk
4. Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Rasio keuangan dihitung berdasarkan kebijakan yang telah diterapkan
oleh pemerintah melalui menteri BUMN dengan Surat Keputusan Nomor :
Kep–100/M-BUMN/2002. Rasio yang digunakan sesuai dengan SK Menteri
BUMN tersebut, yaitu dengan menggunakan delapan rasio keuangan yang
dianggap rasio dominasi yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya.
Kedelapan rasio tersebut adalah Return on Equity, Return on Investment, Cash
Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over, Total Asset Turn
Over, dan Total Equity to total Asset.
Perhitungan rasio-rasio tersebut selama dua tahun, yaitu tahun 2003 dan
2004 adalah sebagai berikut :
a. Return on Equity (ROE)
Rumus :
Laba Bersih Setelah Pajak
ROE = x 100% Total Ekuitas
Rasio ini memperlihatkan kemampuan menghasilkan laba pada nilai
buku investasi pemegang saham. Pengembalian ekuitas yang tinggi
mengisyaratkan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat
dan manajemen biaya yang efektif. Dalam menghitung ROE dengan
menggunakan rumus di atas perlu diketahui keterangan bahwa laba setelah
pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari :
adalah seluruh komponen modal sendiri dalam neraca perusahaan pada
posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang
digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan.
Adapun besarnya rasio return on equity perusahaan selama tahun
2003 dan 2004 adalah sebagai berikut :
207.056.055.264
b. Return on Investment (ROI)
Indikator ini menunjukkan kemampuan dasar perusahaan untuk
menghasilkan laba sebelum dikurangi dengan pajak, beban bunga, dan
penyusutan yang dihitung dengan menngunakan rumus :
Laba Sebelum Pajak + Penyusutan
ROI = x 100% Capital Employed
Dalam hal ini, capital employed dihitung berdasarkan posisi akhir
tahun buku aktiva tetap dikurangi dengan aktiva tatap dalam proses
penyelesaian. Besarnya rasio Return on Investment selama tahun 2003 dan
2004 adalah sebagai berikut :
215.447.095.500
289.662.072.800
• Tahun 2004 = x 100 % = 18,70 % 1.548.545.958.000
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash ratio atau rasio kas merupakan salah satu rasio likuiditas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Rasio kas dihitung dengan menjumlahkan kas,
bank dan surat berharga jangka pendek dibagi dengan kewajiban lancar
dengan rumus :
Kas dan Setara Kas
Cash Ratio = x 100% Hutang Lancar
Rasio kas memberikan likuiditas yang lebih jelas dari rasio lancar,
karena berkenaan pada aktiva lancar yang paling likuid yaitu kas, bank, dan
surat berharga jangka pendek, yang dalam waktu singkat dapat dicairkan
menjadi uang kas. Besar rasio kas perusahaan selama tahun 2003 dan 2004
adalah sebagai berikut :
6.351.622.427
• Tahun 2003 = x 100 % = 3,61 % 176.139.787.478
17.951.384.994
d. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio atau rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva
lancar dengan kewajiban lancar atau dengan rumus :
Aktiva Lancar Current Ratio = x 100% Hutang Lancar
Besarnya rasio lancar perusahaan selama tahun 2003 dan 2004
adalah sebagai berikut :
Collection period atau rasio jangka waktu penagihan digunakan
untuk menaksir berapa hasil penjualan tertanam dalam bentuk piutang usaha
yang dihitung dengan rumus :
Total Piutang Usaha
Collection Period = x 365 hari Total Pendapatan Usaha
Besarnya rasio ini dalam perusahaan selama tahun 2003 dan 2004
adalah sebagai berikut :
366.084218.309
164.643.604.300
• Tahun 2004 = x 365 hari = 46,52 hari 1.291.800.917.811
f. Inventory Turn Over
Inventory turn over atau perputaran persediaan dihitung dengan
rumus :
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn Over = x 365 Hari Persediaan Rata-rata
Total persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk
proses produksi pada akhir tahun buku. Besarnya rasio perputaran
persediaan perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut :
151.786.801.715
g. Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over atau rasio perputaran terhadap total aktiva
digunakan untuk mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva
perusahaan yang dihitung dengan rumus :
Total Pendapatan
Total pendapatan adalah total pendapatan usaha dan pendapatan di
luar usaha, namun tidak termasuk hasil penjualan aktiva tetap. Sedangkan
capital employed adalah total aktiva pada akhir tahun buku dikurangi
dengan aktiva tetap dalam proses penyelesaian. Besarnya total asset turn
over perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut :
445.913.619.394
h. Total equity to Total asset
Rasio ini digunakan untuk menghitung persentase total dana yang
disediakan oleh pemilik perusahaan yang dihitung dengan rumus :
Total Modal Sendiri
Total Asset Turn Over = x 100% Total Asset
Dengan mengetahui rasio ini berarti sekaligus dapat diketahui total
dana yang disediakan oleh kreditur, yaitu selisih total asset setelah dikurangi
dengan pendanaan modal sendiri. Total equity to total asset perusahaan
selama tahin 2003 dan dan 2004 adalah sebagai berikut :
378.048.451.200
144.434.385.600
• Tahun 2004 = x 100%= 8,32% 1.736.637.954.020
5. Penilaian Kinerja Keuangan
PT. PERTAMINA EP. Area Rantau - Aceh Tamiang setiap tahunnya
harus melaporkan kinerja perusahaan kepada pemerintah melalui Menteri
BUMN selaku pemilik saham. Laporan kinerja tersebut terdiri atas tiga
aspek yaitu : aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi.
Penilaian kinerja ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor : Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN.
Dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai penilaian kinerja
perusahaan pada aspek keuangan. Tata cara penilaian kinerja keuangan
untuk PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang adalah sebagai
berikut :
a. Total bobot untuk penilaian kinerja keuangan adalah 70
b. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah sebagai
berikut :
Indikator Bobot
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 20
2. Imbalan Investasi (ROI) 15
3. Rasio Kas 5
4. Rasio Lancar 5
6. Perputaran persediaan 5
7. Perputaran total asset 5
8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10
Total Bobot 70
c. Metode Penilaian
1. Return on Equity (ROE)
ROE (%) Skor
15 < ROE 20
13 < ROE <= 15 18
11 < ROE <= 13 16
9 < ROE <= 11 14
7,9 < ROE <= 9 12
6,6 < ROE <= 7,9 10
5,3 < ROE <= 6,6 8,5
4 < ROE <= 5,3 7
2,5 < ROE <= 4 5,5
1 < ROE <= 2,5 4
0 < ROE <= 1 2
ROE < 0 0
2. Return on Investment (ROI)
ROI (%) Skor
18 < ROI 15