• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN .1 Analisis

5.3 Konsep Konsep Dasar

Konsep dasar yang digunakan pada tapak mengacu kepada fungsi asli tapak sebagai kebun percobaan yang dikombinasikan dengan fungsi tambahan sebagai sarana agrowidyawisata. Konsep dasar pengembangan KPSB yang dihadirkan adalah konsep agrowidyawisata tekno-ekologis. Sarana utama yang dibuat dalam desain ini adalah sarana pendidikan dan penelitian, namun dapat dimanfaatkan

24

untuk kegiatan agrowiyawisata dengan komoditas buah-buahan, ditambah fasilitas peternakan dalam mewujudkan konsep pertanian tekno-ekologis.

Pertanian tekno-ekologis merupakan perpaduan antara pertanian berbasis ekologis dan pertanian berbasis teknologi. Guntoro dalam Guntoro (2011) menjelaskan bahwa pertanian tekno-ekologis berupaya memadukan kekuatan pertanian ekologis dengan pertanian berteknologi maju, sehingga akan terbentuk model pertanian yang lebih produktif, efisien, dan berkualitas dengan resiko yang lebih kecil sekaligus ramah lingkungan. Kebun Percobaan Sindang Barang merupakan lahan yang tepat untuk mengaplikasikan sistem pertanian tekno-ekologis, selain digunakan untuk kepentingan pendidikan, kebun percobaan bisa dijadikan contoh model kebun bagi para pengunjung yang datang ke lokasi. Diagram konsep tekno-ekologis dapat dilihat pada Gambar 21.

Ciri dan faktor pembentuk model pertanian ekologis menurut Guntoro (2011) antara lain: adanya keragaman komoditas, adanya pola integratif, orientasi pemanfaatan sumber daya lokal, ramah lingkungan, dan memiliki pengolahan hasil. Guntoro (2011) menambahkan manfaat dari pertanian tekno-ekologis adalah: mengurangi resiko usaha tani, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mengefektifkan langkah adaptasi dan mitigasi. Konsep ini dipilih karena sesuai dengan kondisi KPSB yang berada di tengah perkotaan serta sesuai dengan isu yang berkembang saat ini yaitu global warming. Konsep tekno-ekologis ini diharapkan dapat menekan adanya sampah organik di tapak. Aplikasi pertanian tekno-ekologis pada desain KPSB ditekankan kepada pemilihan material, fasilitas pendukung, sistem penanaman, dan penggunaan teknologi pada beberapa elemen maupun sistem di tapak.

Beberapa material yang mendukung konsep ini antara lain penggunaan aspal berporos pada tempat parkir. Aspal berporos ini dapat meresapkan air ke dalam tanah, meski begitu aspal berporos ini cukup kuat dalam penggunaannya. Selain itu beberapa spot menggunakan panel surya sebagai sumber energi untuk penerangan, seperti kafetaria, rumah pondok, dan lampu penerangan jalan.

Suasana yang akan dihadirkan di dalam KPSB ini adalah nuansa kebun percobaan yang nyaman, lengkap, informatif, dan edukatif. KPSB dirancang agar memiliki nuansa yang berbeda di setiap spot. Pengunjung bisa menikmati kenyamanan Blok buah dan sayuran, sambil mencoba untuk membudidayakan dan memanen hasil pertanian. Pengunjung yang akan melakukan percobaan bisa melakukan praktikum atau penelitian dengan nyaman di Blok-Blok tanam yang sudah disediakan. Masyarakat sekitar masih bisa menggunakan fasilitas olah raga dan rekreasi di dalam area KPSB, karena akan disediakan fasilitas untuk sarana sosialisasi masyarakat.

25 Referensi kebun yang digunakan adalah Marra Farm (Gambar 22), yang terletak di Washington. Kebun ini merupakan kebun dengan model urban community farming yang mengedepankan pertanian berkelanjutan, pendidikan pertanian, menggunakan komoditas lokal, dan dijadikan sebagai sarana sosialisasi masyarakat sekitarnya. Kebun ini dipilih karena memiliki model pertanian yang mirip dengan konsep dasar tapak.

Konsep Desain

Konsep desain merupakan pemikiran desainer dalam menentukan pola atau bentukan desain pada tapak. Konsep desain bisanya disesuaikan dengan sesuatu yang berkaitan dengan tapak kemudian ditransformasikan menjadi sebuah pola atau bentukan desain di tapak. Konsep desain pada desain KPSB ini adalah geometris alami. Bentukan geometris (Gambar 23) antara lain: persegi, lingkaran, segi enam, atau belah ketupat. Bidang simetris tidak beraturan atau asimetris bisa timbul dari penggabungan bentuk-bentuk geometris. Variasi lainnya adalah kombinasi garis lurus dan garis lengkung (Bell 2005). Selain itu menurut Dee (2001) bentukan geometris telah dan akan terus memberikan pengaruh kuat pada bentuk-bentuk yang diciptakan oleh arsitek lanskap.

Pola geometris memberikan keuntungan dalam efisiensi ruang. Ruang-ruang yang dihasilkan oleh pola ini relatif lebih besar jika dibanding dengan penggunaan pola organik. Efisiensi ruang ini akan sangat penting karena KPSB sebagian areanya merupakan kebun produksi yang harus menghasilkan keuntungan. Banyaknya ruang yang dimanfaatkan akan memaksimalkan hasil produksi. Pola geometrik juga memiliki keuntungan dalam mempermudah pengaturan drainase, pengelolaan limbah, serta pemanfaatan sinar matahari.

Gambar 23 Bentuk-bentuk geometris (Sumber: http://erichigbee.net)

26

Konsep geometris alami (Gambar 24) merupakan kombinasi antara bentukan-bentukan geometris yang didukung oleh peran penataan elemen-elemen halus tapak. Pola ini digunakan karena bentukan geometris menunjukkan kesan yang formal, sesuai dengan tujuan tapak untuk kegiatan pendidikan serta sesuai dengan peruntukan tapak sebagai kebun percobaan yang elemen lanskapnya sebagian besar adalah elemen softscape yang memiliki kesan alami. Penggunaan bentuk geometris dalam tapak tersebar hanya untuk beberapa bagian saja untuk menimbulkan kesan desain yang rapi, ringkas, dan tegas. Bentukan geometris digunakan pada pola sirkulasi dan pola penanaman yang mengikuti standar pembuatan kebun. Konsep alami ditimbulkan dari elemen-elemen pembentuk tapak yang akan didominasi oleh tanaman dan material alami lainnya seperti air, batu-batuan, dan tanah.

Pengembangan Konsep

Pengembangan konsep merupakan tahap pengembangan dari konsep desain. Konsep pengembangan yang dibuat juga tidak bisa lepas dari konsep dasar desain KPSB, yaitu agrowidyawisata tekno-ekologis.

Konsep Ruang

Pembagian ruang pada KPSB disesuaikan dengan kebutuhan ruang di tapak. Pembagian ruang ini didasarkan kepada fungsi ruang eksisting, kebutuhan ruang pengguna berdasarkan hasil kuesioner, serta sebaran aktifitas pengguna saat ini di KPSB. Konsep ruang KPSB dibagi kedalam beberapa zona dan masing-masing zona memiliki sub-zona yang fungsi ruangnya lebih spesifik. Zona yang dibuat dalam desain ini adalah: zona penerimaan, zona pertanian, zona pendidikan, zona ternak, zona wisata, dan zona talun. Gambar 25 merupakan diagram pembagian ruang dan Tabel 3 merupakan tabel pembagian zonasi ruang.

(sumber: http://farmerd.com)

27

Zona penerimaan merupakan zona pertama yang ditemui ketika pengunjung mendatangi KPSB. Zona ini terbagi kedalam sub-zona parkir dan pusat informasi. Pada zona ini fasilitas yang dihadirkan antara lain: tempat parkir mobil dan motor, gedung pusat informasi, taman display, pintu gerbang, dan papan tanda lokasi.

Zona pertanian merupakan zona eksisiting yang telah ada kemudian dimodifikasi dan dirancang ulang untuk menyesuaikan kebutuhan KPSB sebagai sarana agrowidyawisata. Zona pertanian ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu: Blok jambu kristal, Blok jeruk, Blok kopi dan coklat, dan area servis pertanian. Tujuan dari zona ini adalah sebagai media edukasi bagi wisatawan tentang dunia pertanian khususnya buah jambu dan jeruk. Wisatawan bisa mengetahui informasi tentang cara-cara penanaman, perbanyakan, pemanenan, dan perawatan tanaman.

Zona edukasi merupakan zona utama KPSB karena zona ini digunakan oleh mahasiswa maupun peneliti untuk melakukan percobaan dan penelitian. Zona ini terbagi menjadi dua sub-zona, yaitu: penerimaan dan servis, serta lahan penelitian. Fasilitas utama di zona ini adalah lahan-lahan yang disiapkan khusus untuk penelitian, terdapat pula fasilitas pendukung seperti bangunan pengelola dan gudang.

Zona wisata merupakan zona pendukung kegiatan berwisata di KPSB. Terbagi menjadi dua sub-zona, yaitu: rumah pondok dan restoran. Zona ini memiliki fasilitas yang beragam. Fasilitas yang disediakan antara lain: kafetaria, toilet, mushola, rumah pondok, dan saung serbaguna.

Zona ternak merupakan zona pendukung untuk mewujudkan konsep agrowisata tekno-ekologis. Pada zona ini terdapat fasilitas berupa kandang ternak dan rumah kompos. Fasilitas-fasilitas ini digunakan untuk membuat kompos yang berasal dari sampah-sampah organik yang dihasilkan di tapak.

Zona talun merupakan zona tambahan yang dihadirkan untuk menjaga kestabilan ekosistem dalam skala kecil. Zona ini diisi oleh tegakan pohon difokuskan sebagai kawasan penyangga di sekeliling tapak, namun difokuskan bagian timur Blok B dan bagian selatan tapak.

28

Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi KPSB yang dirancang dibagi menjadi sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki. Sirkulasi ini dibagi berdasarkan kebutuhan pengguna nantinya. Sirkulasi kendaraan tetap dipertahankan seperti kondisi eksisting yaitu melalui Jalan Gedong Seng dan Jalan Pagentongan. Sirkulasi kendaraan servis pengelola bisa memasuki KPSB melalui pintu utama, tujuan sirkulasi ini untuk kemudahan pengangkutan operasional dan juga pasca panen.

Sirkulasi pejalan kaki dibuat agar pengunjung dapat menikmati suasana kebun percobaan dengan nyaman dan menjangkau seluruh bagian tapak. Sirkulasi di bagian edukasi juga mempermudah pengguna (mahasiswa maupun peneliti) untuk melakukan percobaan, baik untuk berjalan maupun untuk distribusi peralatan dan hasil percobaan. Gambar 26 merupakan konsep ruang dan sirkulasi.

Gambar 26 Konsep ruang dan sirkulasi Tabel 3 Pembagian zonasi

Zona Aktifitas Kebutuhan Fasilitas Luas Area

(%)

Penerimaan Keluar-masuk tapak, mencari informasi wisata, parkir,

Lapangan parkir, gerbang masuk, bangunan pengelola dan pusat informasi, pos satpam.

9% Pertanian sight-seeing kebun, mempelajari

pertanian buah jambu dan jeruk, praktik perbanyakan tanaman, menampung hasil panen, menyimpan peralatan pertanian.

Bangunan pasca-panen, gudang, plaza, papan interpretasi, kebun jambu dan jeruk, jalur pejalan kaki, rumah kaca.

27%

Edukasi Praktikum dan penelitian. Bangunan servis, tempat parkir,

bedeng-bedeng penelitian, 23% Wisata Menginap, makan, dan istirahat. rumah pondok, jalur jogging,

lapangan olahraga, restoran, toilet 10% Ternak Beternak bebek, membuat kompos. Kandang bebek, rumah kompos 11%

29 Konsep Vegetasi

Vegetasi yang akan dihadirkan di tapak secara umum memiliki tujan sebagai pendukung sarana kebun percobaan. Tujuan lain adalah utuk meningkatkan kenyamanan tapak dalam berwisata, memberikan keindahan, serta mendukung aktivitas pengguna di KPSB. Fungsi vegetasi di tapak disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, baik itu vegetasi sebagai penaung, pengarah, pembatas, dan lain-lain. Secara umum vegetasi di tapak dibagi menjadi empat jenis, yaitu vegetasi perkebunan, penaung dan estetika, talun, dan pengarah.

Vegetasi pertanian merupakan vegetasi utama di KPSB, dengan komoditas jambu kristal, jeruk, coklat, kopi, rambutan, dan lain sebagainya. Tanaman lainnya adalah sayuran atau tanaman semusim yang jenisnya akan diganti setiap selesai masa panen. Tanaman-tanaman tersebut selain untuk penelitian dan wisata juga dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan KPSB. Hasil panen buah dan sayur biasanya disalurkan melalui Farmers Market, IPB. Vegetasi pertanian ini dominan di terapkan di zona pertanian dan edukasi. Komoditas utama vegetasi ini adalah jambu kristal (Psidium guajava) dan jeruk (Citrus sp.).

Vegetasi penaung dan estetika berfungsi untuk memberikan identitas bagi KPSB, modifikasi iklim, meningkatkan estetika, serta pencegah erosi. Tanaman estetika digunakan di welcome area, rumah pondok, dan beberapa spot yang menarik yang akan ditonjolkan sebagai point of interest. Tanaman penaung digunakan di tempat parkir, area rekreasi, rumah pondok. Pola penanaman vegetasi penaung dan estetika bisa dilihat pada Gambar 27.

Vegetasi selanjutnya adalah vegetasi talun. Talun adalah lahan di luar wilayah permukiman penduduk yang ditanami aneka tanaman tahunan (mixed garden) yang dapat diambil kayu maupun buahnya. Sistem ini tidak memerlukan perawatan intensif dan hanya dibiarkan begitu saja sampai saatnya panen. Karena tumbuh sendiri secara spontan, maka jarak tanam sering tidak seragam, jenis tanaman sangat beragam dan kondisi umum lahan seperti hutan alami. Ditinjau dari segi konservasi tanah, talun hutan rakyat dengan tajuk multistrata yang rapat dapat mencegah erosi secara maksimal juga secara umum mempunyai fungsi seperti hutan (Soemarno 2013). Vegetasi talun ini menggunakan pola penanaman seperti hutan kota (Gambar 28), namun tanaman yang digunakan merupakan tanaman produksi, baik tanaman penghasil buah maupun tanaman penghasil kayu.

30

Vegetasi pengarah ditanam di sepanjang Jalan Gedong Seng dan jalan-jalan yang berbatasan langsung dengan tapak. Fungsinya selain memberikan arahan juga menghasilkan efek teduh yang nyaman dan karakter jalan yang kuat. Tanaman yang dipilih adalah asam londo.

Konsep Hidrologi

Pengairan merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah kebun percobaan. KPSB tidak terjangkau oleh aliran sungai yang deras, melainkan hanya anak sungai yang lebarnya 60 cm hingga 100 cm. Oleh karena itu pengairan di tapak disiasati dengan menggunakan pompa yang dialirkan melalui pipa PVC dengan diameter 5”. Aliran air dari pipa-pipa tersebut kemudian berakhir di

Gambar 29 Konsep vegetasi

31 saluran drainase berupa selokan yang nantinya mengalirkan air ke anak sungai kembali. Konsep hidrologi dapat dilihat pada Gambar 30.

Konsep Fasilitas

Fasilitas yang akan disediakan di tapak mengacu kepada kebutuhan pengguna dan pengelola, serta disesuaikan dengan letak, fungsi, dan estetika pada tapak. Fasilitas utama di KPSB adalah bedeng-bedeng untuk produksi serta lahan-lahan kosong untuk kebun percobaan yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung kebun percobaan. Fasilitas-fasilitas-fasilitas yang ada nantinya bisa dimanfaatkan pula untuk kebutuhan agrowidyawisata. Selain itu terdapat pula fasilitas pendukung kegiatan wisata seperti kafetaria, rumah pondok, saung serba guna, mushola, toilet, dan lain sebagainya.

Konsep Aktifitas

Aktifitas utama KPSB adalah kegiatan praktikum dan penelitian. KPSB juga dijadikan sebagai kebun produksi untuk komoditas buah-buahan, sehingga aktifitas budidaya pertanian juga dimunculkan dalam desain ini. Selain kegiatan akademis dan produksi, KPSB juga memfasilitasi aktifitas wisata bagi masyarakat umum. Kegiatan yang ditawarkan antara lain adalah berjalan di Blok jambu dan jeruk sembari mendapatkan informasi mengenai buah-buah tersebut, melakukan perbanyakan tanaman, pengenalan green house, pembuatan kitchen garden, pemanenan buah dan sayur, melakukan perawatan tanaman, dan lainnya yang disesuakan dengan kondisi tapak, dan musim tertentu.

Rencana jalur wisata akan memudahkan wisatawan dalam menginterpretasi berbagai objek dan daya tarik wisata yang disesuaikan dengan tujuan wisata. Penyusunan rencana jalur wisata disesuaikan dengan konsep sirkulasi serta terintegrasi secara utuh dengan paket wisata yang ditawarkan. Pengunjung yang

32

akan datang ke KPSB diharapkan bisa mendapatkan informasi tentang dunia pertanian melalui kegiatan wisata terpadu.

5.4 Desain Lanskap

Dokumen terkait