• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koentjaraningrat ( 2009:85) menyatakan “konsep merupakan penggabungan dan perbandingan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari penggambaran lain yang sejenis, berdasarkan asas-asas tertentu secara konsisten”.

Musik populer adalah pengelompokan berbagai jenis musik yang penyebarannya melali media sosial seperti: TV, radio, DVD, Koran, majalah dan internet yang berada di mancanegara dan Indonesia. Berbagai jenis musik populer ialah : pop Indonesia, pop daerah, keroncong, campur sari, rock, rap, reggae, jazz dan lain-lain.

Analisis musikal adalah suatu pekerjaan lanjutan setelah selesai melakukan transkripsi komposisi musik. Melalui proses analisis tersebut akan diperoleh gambaran-gambaran tentang gaya atau prinsip-prinsip dasar struktur musikal yang tersembunyi dibalik komposisi musik itu.

Analisis Teks adalah naskah yang berupa kata-kata dari pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan tertulis untuk dasar memberikan palajaran, berpidato dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat 2008:1474). Dari pengertian teks diatas, maka tekstual adalah sesuatu yang berkaitan dengan teks. Sesuai dengan judul tulisan ini, penulis akan menganalisa makna dari teks atau kata dari lagu tersebut.

Upacara perkawinan (partongahjabuan) bagi masyarakat Simalungun adalah legitimasi dan pengesahan ikatan perkawinan antara seorang jejaka (parana) dan

seorang anak gadis (parboru). Perkawinan yang dimaksud untuk melanjutkan regenerasi atau mendapatkan keturunan. Perkawinan yang bukan saja mengikat dua individu (laki-laki dan perempuan) tetapi sekaligus mengikat keluarga luas dari pihak laki-laki dan perempuan itu ( Erlond L. Damanik 2016:57).

Koentjaraningrat (2002:146-147) menjelaskan masyarakat adalah kesatuan hidup yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat yang bersifat kontiniu dan yang terkait oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakat sebagai suatu organisme, pada bagian-bagiannya adalah bagian yang hidup di dalam kesatuan (misalnya:

bahasa, kebudayaan, adat) dengan lainnya (Moh Koesnoe 1979), Masyarakat Simalungun merupakan salah satu sub-etnik Batak yang ada di Indonesia disamping dari Batak Toba, Karo, Pakpak, Mandailing.

1.4.2 Teori

“Teori merupakan landasan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991 : 1041). Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini, maka penulis menggunakan beberapa landasan teori yang berkaitan (relevan) dengan tulisan ini.

Dalam konteks penelitian, teori digunakan sebagai arahan untuk melakukan penelitian. Teori hanya acuan sementara, agar penelitian tidak melebar kemana-mana.

“Teori adalah bangunan yang mapan, ada pendapat peneliti, ada simpulan awal. Itu lah sebabnya reori harus dibangun terstruktur, sejalan dengan apa saja yang mungkin akan digunakan” (Suwardi, 2006:107).

Untuk menganalisa struktur melodi penulis menggunakan teori Bruno Nettl yaitu : (1) pembendaharaan nada (2) tangga nada (3) tonalitas (4) interval (5) kantur melodi (6) ritme (7) tempo dan (8) bentuk. Namun sesuai dengan kebutuhannya penulis hanya menggunakan beberapa untuk menganalisa musikal, yaitu: (1) tangga nada (2) interval (3) kantur melodi (4) ritme (5) tempo dan (6) bentuk. Bersamaan dengan teori yang di atas, penulis juga akan menganalisa perjalanan accord lagu-lagu populer yang telah penulis tentukan.

Untuk mendukung analisis struktur melodi lagu populer Simalungun penulis menggunakan metode transkripsi. Transkripsi merupakan proses penotasian bunyi yang didengar dan dilihat. Dalam mengerjakan transkripsi penulis menggunakan notasi musik yang dinyatakan Seeger yaitu notasi preskriptif dan deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang di maksudkan sebagai alat pembantu untuk penyaji supaya dapat menyajikan komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Sedangkan notasi deskriptif adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pembaca tentang cirri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan menggunakan notasi deskriptif.

Karena penulis akan menyampaikan atau memberikan informasi tentang lagu populer yang selalumuncul disetiap upacara adat perkawinan Simalungun khususnya di desa Saribudolok. “Setiap kebudayaan musik dunia memiliki sintem-sistem musik yang berbeda, karena kebudayaan musik dikerjakan dengan cara yang tidak sama oleh setiap pendukung kebudayaan” (Netll 1997:3). Sistem-sistem musik tersebut

dapat berupa teori, penciptaan, pertunjukan, pendokumenrasian, penggunaan, fungsi, pengajaran, estetika, kesejarahan, dan lain-lain.

Dalam proses menganalisa struktur teks-teks lagu populer yang akan dianalisis nanti maka penulis berpedoman pada teori William P. Malm. Dalam buku terjemahan musik Music Culture of The Pasific, the Near, Eas, and Asia, ia menyatakan bahwa dalam musik vocal, hal yang sangat penting di perhatikan adalah hubungan antara musik dengan teksnya. Apabila setiap nada dipakai untuk setiap silabel atau suku kata, gaya ini disebut silabis. Sebaliknya, bila satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada disebut melismatis.

Studi tentang teks juga memberikan kesempatan untuk menemukan hubungan antara aksen dalam bahsa dengan aksen pada musik, serta sangat membantu melihat rekasi musikal bagi sebuah kata yang dianggap penting dan pewarnaan kata-kata dalam puisi”(Malm dalam terjemahan Takari 1995:17).

Untuk mengetahui dan mendalami dari teks-teks lagu populer yang dianalisis penulis menggunakan teori semiotik. Istilah kata semiotk ini berasal dari kata Yunani, semeioni. Panuti Sudjiman dan Van Zoest (bakar 2006:45-52) menyatakan bahwa

“semiotika berarti tanda atau isyarat dalam suatu sistem lambang yang lebih besar.

Teori semiotik adalah teori mengenai lambang yang dikomunikasikan”.

Dalam kaitannya teori semiotik untuk mengkaji teks lagu-lagu populer Simalungun, maka penulis mengutip pendapat Van Zoest (1996:11). Menurutnya di dalam teks terdapat ikon, apabila adanya persamaan suatu tanda tekstual dengan acuannya. Segalanya memiliki kemungkinan untuk dianggap sebagai suatu tanda.

Penyusunan kalimat dalam sajak adalah tanda. Adanya kalimat yang panjang adalah tanda. Banyaknya kata sifat, pergantian vokalisasi dalam sebuah cerita, panjang pendeknya sebuah teks semua itu bisa dianggap sebagai tanda.

Dalam rangkaian kerja teori semiotik, peneliti hendaklah menafsikan tanda dalam teks. Suatu gejala struktural, yang muncul dalam teks pada tingkatan dalam kalimat maupun pada tingkatan teks yang lebih luas, selalu dapat dianggap sebagai tanda.

Dokumen terkait