• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Bentuk-bentuk Konflik Sosial Antartokoh dalam Novel Toba Dreams

4.1.1 Konflik Perbedaan

Nurgiyantoro (2015:181) mengatakan bahwa konflik sosial adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antarmanusia, atau masalah-masalah yang muncul akibat adanya hubungan antarmanusia. Kontak sosial tersebut dapat berbentuk kontak sosial antarindividu, kontak sosial antara individu dengan kelompok, maupun kontak sosial antarkelompok. Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan, pertentangan, atau ketidakcocokan antara individu satu dengan individu lain. Perbedaan antarindividu di antaranya yaitu berupa perbedaan pendapat, tujuan, keinginan, dan pendirian tentang objek yang sama sehingga perbedaan tersebutlah yang mempengaruhi timbulnya konflik sosial.

Dalam novel Toba Dreams karya TB Silalahi, setiap tokoh yang berkonflik umumnya didasari karena adanya perbedaan di antara tokoh-tokoh tersebut.

Seperti halnya pada konflik yang terjadi di antara tokoh Sersan Tebe dengan Ronggur yang selalu disebabkan karena adanya perbedaan cara berpikir di antara keduanya. Sersan Tebe dan Ronggur digambarkan sebagai sosok ayah dan anak yang tidak pernah akur. Mereka selalu saja terlibat percekcokan karena perbedaan pemikiran di antara keduanya. Begitu juga halnya dengan konflik sosial antartokoh lain yang terdapat dalam novel Toba Dreams, yang akan dibahas pada poin-poin berikut ini.

a. Konflik perbedaan antara tokoh Sersan Tebe dengan Ronggur

Novel Toba Dreams bercerita tentang keluarga sederhana Sersan Tebe yang kerap mengalami konflik. Awalnya kehidupan keluarga Sersan Tebe baik-baik saja sampai Sersan Tebe akhirnya pensiun dari pekerjaannya dan memutuskan untuk membawa keluarganya pulang ke kampung halaman mereka. Keputusan itu membuat seluruh anggota keluarga keberatan, namun yang paling tidak dapat menerima keputusan tersebut adalah Ronggur, anak sulung dari Sersan Tebe.

Sersan Tebe dan Ronggur digambarkan sebagai sosok ayah dan anak yang selalu terlibat dalam sebuah konflik. Sifat keduanya yang sama-sama keras membuat mereka selalu terlibat dalam percekcokan. Selain itu, perbedaan jalan berpikir di antara keduanya kerap sekali mendorong mereka terlibat dalam sebuah konflik.

Hal ini dapat dilihat dalam penggalan cerita berikut:

Darah Ronggur benar-benar mendidih. Mau protes, ditahan ibunya.

Padahal, dalam pandangannya, tudingan ayahnya dihadapan adik-adiknya sudah keterlaluan. Tapi setiap hendak angkat bicara, ia selalu dicegah ibunya.

“Untuk kebaikanmu, Ayah ingin kau meneruskan tradisi keluarga kita.

Ayah ingin kamu sekolah pendeta. Itu pilihan yang paling tepat untuk menyelamatkan hidupmu,” ujar Sersan Tebe dengan nada datar dan terasa berwibawa.

Seketika darah Ronggur yang sejak tadi mendidih kini tak bisa ditahan lagi. Ronggur bangkit dari tempat duduknya.

“Ini bukan batalyon! Kami bukan prajurit Ayah yang harus tunduk perintah komandan! Kami anak-anak, juga punya hak menentukan masa depan sendiri! Jawab Ronggur, penuh emosi, sebelum beranjak pergi.

“Ronggur! Aku belum selesai bicara,” ucap Sersan Tebe berusaha mengejar Ronggur yang sudah turun ke bawah (TD: 84).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa di dalam kehidupan sosial, interaksi yang dilakukan adakalanya menimbulkan konflik sosial antarpribadi. Salah satu penyebab terjadinya konflik sosial antarpribadi adalah karena adanya perbedaan

keinginan atau perbedaan kehendak antara individu yang satu dengan yang lainnya. Seperti pada kutipan di atas, Sersan Tebe menginginkan putra sulungnya untuk menjadi seorang pendeta agar kehidupannya berubah menjadi lebih baik.

Selama ini hidup Ronggur seakan tidak punya arah. Kuliahnya drop-out, tidak punya pekerjaan, bahkan Ronggur sering terlibat pertengkaran di jalanan. Untuk itu Sersan Tebe mengharapkan putra sulungnya menjadi seorang pendeta karena memintanya untuk masuk ke akademi militer sesuai dengan cita-cita ayahnya sangatlah tidak mungkin. Namun Ronggur tidak setuju dengan keputusan ayahnya tersebut. Ronggur merasa bahwa ia berhak menentukan masa depannya sendiri.

Ronggur menganggap bahwa selama ini ayahnya selalu memaksakan kehendak kepada dirinya dan juga adik-adiknya. Hal inilah yang membuat hubungan Ronggur dengan ayahnya semakin renggang.

Konflik antara Sersan Tebe dengan Ronggur juga dapat dilihat pada penggalan cerita berikut:

“Lihat Ayah!” Sersan Tebe mengangkat dagu Ronggur yang tertunduk, tidak berani menatap wajah ayahnya yang sudah pasti murka.

“Tengadahkan kepalamu seperti dulu! Tunjukkan wajahmu yang begitu angkuh dan merasa paling benar itu!” Tapi Ronggur tak kuasa melakukannya. Wajahnya tertunduk begitu dalam.

“Ayo lihat Ayah! Aku mau melihat kebodohanmu, kegagalanmu sebagai manusia! Melihat hasil yang kau petik dari kesombonganmu!

Sekarang aku ingin dengar pembelaanmu! Ayo jawab!”

“Jadi Ayah datang kesini hanya ingin melihat kekalahan saya? Ingin menunjukkan bahwa Ayah yang menang? Puas Ayah sekarang?” Ronggur akhirnya membuka mulutnya. “Ini kan yang Ayah inginkan? Melihat saya hancur? Ayah memang selalu benci saya dan saya tidak pernah mengerti apa penyebabnya. Kadang saya berpikir, apa saya ini anak Ayah?”

“Itu yang selalu ada di benakmu dari dulu. Kamu selalu anggap Ayah lebih sayang pada dua adikmu. Salah! Kasih sayangku sama. Bedanya, kau sebagai lelaki utama yang kelak akan gantikan aku. Karena itu Ayah lebih keras padamu. Aku ingin kau bisa menjaga martabat keluargamu.

Mengangkat derajat keluarga kita.” Suara Sersan Tebe meninggi. “Tapi apa

yang kudapat? Kau bukan saja menghancurkan dirimu, tapi juga menghancurkan keluargamu! Bahkan kau akan hancurkan seisi dunia ini!”

“Ayah tahu, di balik kegagalan seorang anak, ada ayah yang salah dan gagal juga. Harusnya Ayah sadar, di mana Ayah saat saya kecil dan membutuhkan Ayah? Ayah lebih mementingkan tugas daripada mengurus anaknya. Dan ketika Ayah pulang, Sumurung lahir. Saya tersisihkan. Ayah pergi lagi. Lalu Taruli lahir. Ayah semakin jauh dari saya. Ayah tak menyentuh saya, kecuali dengan tamparan, dan Ayah menginginkan saya sukses dan baik tapi tak pernah mengajacari saya caranya!” Ronggur mengatakan itu dengan hati yang sedih. (TD:239)

Konflik tersebut bermula ketika Sersan Tebe melihat berita di surat kabar tentang kejahatan yang dilakukan oleh Ronggur. Berita tentang pembunuhan yang dilakukan oleh Ronggur membuat Sersan Tebe begitu murka. Sersan Tebe meminta bantuan Togar untuk menemui Ronggur yang ternyata bersembunyi di sebuah rumah di tengah hutan pinus. Sersan Tebe dan Ronggur pun terlibat dalam sebuah percekcokan. Sersan Tebe tidak menyangka kalau anak sulungnya akan berbuat seperti apa yang diberitakan di surat kabar tersebut. Hal itu membuatnya begitu kecewa dan marah.

Berbeda dengan Sersan Tebe yang merasa marah atas perbuatan Ronggur, Ronggur justru merasa kesal dan menganggap bahwa ayahnya hanya datang untuk memojokkannya. Sejak dulu Ronggur merasa bahwa ayahnya selalu membencinya. Pada kutipan tersebut digambarkan bahwa tokoh Ronggur memiliki perbedaan pemikiran dengan ayahnya, Sersan Tebe. Ronggur selama ini berpikir bahwa ayahnya membencinya dan lebih menyayangi kedua adiknya.

Sementara Sersan Tebe tidak pernah berpikir untuk membenci Ronggur, ia menyayangi Ronggur sama seperti ia menyayangi Sumurung dan Taruli. Namun karena kurang mendapat perhatian dari ayahnya, perlahan membuat Ronggur merasa dibenci dan diasingkan oleh ayahnya sendiri.

b. Konflik perbedaan antara tokoh Kristin dengan Ronggur

Berbeda dengan Sersan Tebe yang selalu mengalami konflik dengan Ronggur, Kristin Sujono yang merupakan ibu Ronggur adalah sosok tokoh yang lemah lembut dan sangat menyayangi Ronggur. Karena itulah hubungan antara Ronggur dengan ibunya sangat dekat. Kristin Sujono digambarkan sebagai wanita keturunan jawa yang lemah lembut dan selalu menjadi penengah saat anggota keluarganya terlibat dalam sebuah konflik. Namun bukan berarti Kristin tidak pernah terlibat konflik dengan anggota keluarganya. Kristin pernah membentak Ronggur karena ucapan Ronggur yang dianggap menyakiti hatinya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut:

Ronggur berdiri, memandangi taman di tepi kolam renang. Kristin datang menghampiri.

“Saya tahu, Bu, keluarga saya tak mau menerima pemberian dari saya.

Ayah bahkan tak sudi menginjakkan kakinya ke sini.”

“Bukan begitu. Ibu takut jika nanti Uli menjadi manja karena fasilitas,” hibur Kristin.

“Saya tahu, Ayah dan Ibu masih menuduh apa yang saya miliki sekarang ini hasil dari pekerjaan haram. Suruh Ayah ke sini, lihat apa usaha saya, saya punya kafe, saya punya beberapa taksi, saya juga ada bisnis properti, belum lagi investasi saham,” lanjut Ronggur yang memang bertekad keluar dari bisnis haram.

“Ayah dan Ibu ikut senang,” kata Kristin.

“Ayah tidak senang, karena yang diharapkan sukses bukan saya, tapi Sumurung dan Taruli. Saya selalu menentang Ayah, Ayah benci saya, Ayah iri pada saya karena saya bisa lebih sukses darinya,” beber Ronggur.

“Jaga mulut kamu, Nak!” Potong Kristin, meluapkan amarahnya.

Ronggur terkesiap.

“Kamu sama sekali tak punya rasa hormat pada orangtua. Ibu yang tahu siapa Ayah, dia sayang semua anak-anaknya melebihi apapun di dunia ini. Jangan kamu hinakan ayahmu seperti itu, karena itu melukai hati kami semua.”

Kristin lalu pergi meninggalkan Ronggur yang terpukul oleh kemarahannya (TD:164).

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Kristin merasa tersinggung dengan ucapan Ronggur. Awalnya Ronggur ingin memberikan fasilitas mobil dan apartemen kepada adiknya, Taruli, yang diterima kuliah di ITB. Namun Kristin secara halus menolak tawaran Ronggur karena menurutnya fasilitas yang mewah nantinya akan membuat Taruli berubah menjadi anak yang manja. Namun Ronggur menyalahartikan penolakan tersebut dan menganggap bahwa Kristin sama seperti ayahnya yang menolak pemberian Ronggur karena menganggap penghasilan Ronggur berasal dari pekerjaan haram. Sama seperti Ronggur yang merasa tersinggung karena pemberiannya ditolak, Kristin juga merasa tersinggung atas ucapan Ronggur yang menjelekkan ayahnya. Hal ini membuat Kristin marah dan akhirnya membentak Ronggur. Ronggur selalu saja menganggap bahwa ayahnya begitu membenci dirinya. Sementara Kristin, sebagai istri dari Sersan Tebe dan ibu dari anak-anaknya begitu mengenal sifat Sersan Tebe yang walaupun keras, namun jauh di dalam hatinya Sersan Tebe begitu menyayangi anak-anaknya tanpa membedakan mereka satu sama lain.

c. Konflik perbedaan antara tokoh Ronggur dengan Andini

Dalam kehidupan sehari-hari, konflik yang terjadi di antara sepasang kekasih merupakan hal yang wajar. Dalam novel Toba Dreams, konflik di antara sepasang kekasih terjadi di antara tokoh Ronggur dengan Andini. Tokoh Ronggur dan Andini digambarkan sebagai sepasang kekasih yang tidak mendapat restu dari orangtua Andini. Meskipun demikian, mereka tetap saling mencintai dan selalu bertemu diam-diam agar tidak diketahui oleh orangtua Andini. Namun semenjak Ronggur pergi meninggalkan Jakarta, orangtua Andini memutuskan untuk menjodohkan Andini dengan pria yang dianggap lebih mapan. Melihat hal itu,

Ronggur merasa cemburu dan menganggap bahwa Andini sudah mengkhianatinya. Hal ini membuat Ronggur dan Andini terlibat dalam sebuah konflik yang dapat dilihat dalam penggalan cerita berikut:

“Kemana saja? Aku cari-cari kamu setelah kamu datang waktu itu.

Beruntung aku ketemu Tommy di kampus, yang kemudian mengajakku ke sini,” sapa Andini kepada Ronggur yang terlihat tak acuh.

“Aku sudah tepati janjiku, tapi kamu ada janji dengan yang lain,”

balas Ronggur datar.

“Berbulan-bulan kamu nggak ada kabar. Aku bingung. Apalagi Papa terus mendesakku,” beber Andini.

“Oh, jadi kamu kesini cuma mau menjelaskan kalau kamu sudah bersama orang lain? Aku sudah tahu, dan sungguh, nggak ada masalah, kok,” Ronggur terdengar sinis.

“Ronggur, kamu tahu? Setiap saat aku berharap kamu datang lagi!”

“Dan aku, salah satu alasan aku kembali ke sini adalah kamu.”

“Terus, kamu tau, kan, kenapa aku kemari? Karena aku masih mencintaimu. Kalau tak ada cinta, ngapain aku susah-susah ke sini?”

Ronggur menatap tajam wajah Andini. Wajah yang selalu hadir dalam benaknya saat merenung di tepian Danau Toba. Wajah yang diharapkannya menemani seumur hidupnya. Namun alangkah kecewanya dia saat melihat Andini tampil rapi hendak menghadiri kondangan bersama Irwan. Pasangan yang mendatangi undangan pernikahan seorang kawan biasanya sudah

“jadian”. Jadi, untuk apa hatinya kembali mengharapkan sesuatu yang tak mungkin? (TD:110).

Konflik yang terjadi antara individu bisa disebabkan karena beberapa hal seperti perbedaan pendapat, perbedaan keinginan, perbedaan pemikiran atau pemahaman, dan lain sebagainya. Perbedaan pemahaman antara individu satu dengan individu lain bisa menimbulkan kesalahpahaman yang berujung pada konflik, seperti yang terjadi pada tokoh Ronggur dengan Andini. Sesampainya di Jakarta, Ronggur melihat Andini bersama dengan Irwan sedang bersiap untuk menghadiri sebuah pesta. Melihat hal itu, Ronggur menjadi salah paham dan menganggap bahwa Andini sudah menjalin hubungan dengan Irwan sejak dirinya pergi. Padahal kenyataannya Andini sama sekali tidak menerima hubungan itu,

hanya saja Andini terus didesak oleh ayahnya untuk menjalin hubungan dengan Irwan, pria yang dianggap lebih mapan dan setara dengan keluarga mereka.

Namun karena putusnya komunikasi antara Ronggur dengan Andini sejak kepergian Ronggur ke Tarabunga membuat hubungan mereka semakin renggang.

Kurangnya komunikasi di antara mereka membuat Ronggur menjadi salah paham dan berujung pada konflik di antara keduanya.

Konflik yang terjadi di antara tokoh Ronggur dengan Andini tidak hanya didapat saat mereka masih berstatus sebagai sepasang kekasih. Bahkan saat Andini sudah resmi menikah dengan Ronggur, konflik di antara keduanya pun masih sering ditemui. Hal itu terjadi lantaran Ronggur yang sibuk mengurus bisnis haramnya sehingga lupa akan kewajibannya sebagai kepala keluarga. Andini merasa bahwa Ronggur tidak akan pernah berubah, dan hal itu membuatnya takut kalau suatu saat nanti anak mereka juga akan menerima akibatnya. Hal ini dapat dilihat pada penggalan cerita berikut:

“Aku akan bawa Choky keluar dari rumah ini, keluar dari kehidupanmu. Aku tak ingin dia seperti kamu,” ucap Andini saat suaminya bangun tidur.

Ronggur menggeliat-geliatkan badannya. Sesudah itu dia turun dari ranjang dan bergerak ke toilet, buang air kecil dan cuci muka. Andini dengan sabar menunggu suaminya kembali ke kamar. Sprei di ranjang dia benahi. Suatu kebiasaan yang sudah dikerjakan sejak kecil. Meskipun sudah ada pembantu, kebiasaan itu tidak pernah hilang.

“Abang dengar aku bicara tadi,” desak Andini saat Ronggur kembali ke kamar.

“Tak bisa kamu seenaknya bawa Choky keluar, aku ayahnya,” ucap Ronggur, yang sejak tadi rupanya menahan amarah.

“Seorang ayah yang baik tidak akan memberikan contoh yang buruk kepada anaknya. Kamu mau Choky nanti seperti kamu?” balas Andini.

“Kalau kamu sayang Choky, biar aku bawa keluar dia dari sini.”

“Andini, aku tahu suamimu ini salah jalan, aku sangat ingin berhenti, tapi tidak bisa, aku terjebak,” ucap Ronggur, sedih dan lalu menghiba-hiba.

“Tapi tolong, aku mohon, Andini. Aku bersumpah, beri aku kesempatan.

Aku janji, demi Tuhan, aku akan akhiri ini.”

“Terserah apa pun yang ingin kamu lakukan. Tak ada yang bisa menahanmu. Yang bisa kulakukan hanya menyelamatkan anakku, anak kita yang aku tahu sangat kamu sayangi.” (TD:179)

Konflik sosial di dalam rumah tangga Ronggur dan Andini kerap kali terjadi karena pekerjaan haram yang dijalani Ronggur selama ini. Ronggur yang sudah terjebak dalam jerat bisnis narkoba awalnya ingin bertobat dan meninggalkan bisnis haramnya. Namun kedatangan Eggy dan Hariman yang mengancam akan mengganggu keluarga Ronggur membuat Ronggur tak berkutik dan mau tak mau harus ikut kembali menjalankan bisnis narkoba mereka. Hal ini membuat Andini kecewa dengan sikap Ronggur dan merasa bahwa suaminya tidak akan pernah berubah. Rencana Andini yang ingin membawa Choky pergi dari kehidupan suaminya membuat percekcokan di antara Ronggur dan Andini tak dapat terelakkan.

d. Konflik perbedaan antara tokoh Ronggur dengan Warsito

Konflik sosial antarpribadi adalah konflik sosial yang melibatkan individu dalam konflik tersebut. Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan, pertentangan, atau ketidakcocokan antara individu satu dengan individu lain (Rusdiana, 2015:73). Perbedaan antara individu yang satu dengan individu lainnya juga terjadi antara tokoh Ronggur dengan Warsito. Warsito merupakan ayah dari Andini, seorang pengusaha sukses yang kaya raya. Sejak awal, Warsito sangat tidak merestui hubungan antara putrinya dengan Ronggur yang dianggap berasal dari keluarga miskin. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut:

Ronggur tampak kikuk berdiri di teras rumah yang tak pernah ramah kepadanya. Karena itu, kalau tidak terpaksa sekali, Ronggur enggan menemui Andini di rumahnya. Meskipun tidak ada terlihat kamera CCTV yang terpasang, namun dua orang supir dan tiga orang pembantu rumah

tangga di rumah itu bisa menjadi ‘CCTV’ untuk Warsito dan Tukiyem, yang tidak lain adalah ayah dan ibu Andini.

“Saya sudah peringatkan berkali-kali, jangan dekati Andini,” ucap ayah Andini dengan ketus.

“Tapi, Om. Saya tidak main-main. Saya mencintai Andini,” tukas Ronggur.

“Saya juga tidak main-main. Saya tak akan izinkan Andini punya hubungan dengan orang sepertimu! Pergi! Dan saya tidak mau lihat kamu lagi!”

Ronggur berusaha menjawab, namun ayah Andini sudah masuk rumah dan mengunci pintu rapat-rapat. Akhirnya dia tinggal sendiri di teras rumah.

(TD:43).

Hubungan antara Ronggur dengan Andini tidak pernah mendapat restu dari kedua orangtua Andini. Hal ini karena Warsito, ayah Andini, merasa bahwa Ronggur jauh berbeda dan tidak sepadan dengan keluarga mereka. Warsito menganggap Ronggur hanyalah pria pengangguran yang tidak punya masa depan yang jelas. Karena itulah Warsito tidak pernah bersikap ramah setiap kali bertemu dengan Ronggur. Warsito bahkan berusaha menjodohkan putrinya dengan Irwan, pria kaya yang dulunya adalah sahabat Ronggur. Namun karena terlibat cinta segitiga dengan Andini, persahabatan antara Ronggur dan Irwan akhirnya hancur.

Meskipun tidak mendapat restu, Ronggur dan Andini tetap berusaha untuk bertemu diam-diam di belakang orangtua Andini.

e. Konflik perbedaan antara tokoh Ronggur dengan Eggy

Ronggur merupakan tokoh utama dalam novel Toba Dreams yang paling banyak dikenai kejadian dan konflik dalam cerita. Ronggur digambarkan sebagai sosok tokoh yang berkepribadian pemberani dan tidak takut kepada siapapun.

Kepribadiannya yang pemberani dan tegas terkadang mendorong Ronggur terlibat dalam sebuah konflik dengan tokoh lain. Konflik yang dialami Ronggur dalam novel Toba Dreams juga melibatkan seorang tokoh yang bernama Eggy. Eggy

merupakan salah satu anak buah dari Bonsu si bandar narkoba. Awalnya Eggy hanyalah seorang preman kampung yang sering mangkal di Terminal Pasar Minggu. Namun karena pernah terlibat perkelahian hingga menewaskan lawannya, Eggy akhirnya masuk penjara. Sejak saat itu, Bonsu dan Hariman sering membesuk Eggy di penjara. Setelah Eggy menjalani masa hukumannya, Bonsu langsung menampungnya.

Sejak awal kemunculannya, tokoh Ronggur dan Eggy tidak pernah akur.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Si pemilik mobil yang mogok mengeluarkan rokok. Eggy menyalakan korek gas dan membakar batang rokok yang dihisapnya, sebelum dia sendiri juga menyalakan rokoknya.

“Maaf, Pak. Di dalam taksi dilarang merokok,” tegur Ronggur sambil menoleh ke belakang.

“Buat kami pengecualian, nanti kubayar lebih,” sambut Eggy.

“Tidak bisa, sudah begitu aturannya,” sahut Ronggur.

“Hey, kalau kita ngerokok, elo mau apa?” hardik Eggy, membuat Ronggur naik pitam dan menghentikan taksinya.

“Cari saja taksi lain,” ujar Ronggur.

Kedua penumpang itu cukup kaget, tidak mengira menemukan sopir taksi yang tegas. Mereka saling pandang.

“Jalan, lu! Jangan larang kami merokok kalau kamu nggak mau nyesel,” ancam Eggy.

“Kalau mau merokok, silahkan Bapak keluar, saya tunggu,” sahut Ronggur dengan nada tenang.

“Kamu yang keluar, kalau nggak, aku pecahin kepala kamu,” sambar Eggy.

“Rokok memang bisa membunuh, tapi kalau ada orang membunuh karena dilarang merokok, orang itu benar-benar bodoh. Sekarang buang rokok kalian atau keluar dari taksi saya!” gertak Ronggur.

Eggy memandang laki-laki yang duduk di sampingnya, yang tak lain bosnya. Dan di luar dugaan dia, bosnya membuang rokoknya. Eggy pun mengikuti bosnya membuang rokok. (TD:117)

Dalam kehidupan bermasyarakat, kemunculan konflik merupakan hal yang wajar karena setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Ketika kepentingan antarindividu saling berbenturan, maka terjadilah konflik. Hal ini

dialami oleh tokoh Ronggur dengan tokoh Eggy dalam novel Toba Dreams karya TB Silalahi. Pada kutipan di atas, tokoh Eggy tampak menyulut kemarahan Ronggur dengan menyalakan rokok di dalam taksinya. Ronggur memiliki prinsip bahwa di dalam taksinya penumpang tidak boleh menyalakan rokok. Namun Eggy tetap keras kepala dan tidak peduli. Hal ini membuat Ronggur marah dan akhirnya membentak Eggy.

Dalam konflik sosial antarpribadi, tiap individu berusaha mempertahankan tujuannya atau kepentingannya masing-masing dengan jalan menentang pihak lawan. Demikian halnya yang terjadi antara tokoh Ronggur dengan Eggy, di mana

Dalam konflik sosial antarpribadi, tiap individu berusaha mempertahankan tujuannya atau kepentingannya masing-masing dengan jalan menentang pihak lawan. Demikian halnya yang terjadi antara tokoh Ronggur dengan Eggy, di mana

Dokumen terkait