• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Konsep Koordinasi

Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan

kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah(departemen-departemen atau

bidang-bidang fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan

efektif (Handoko 2003:195). Menurut Brech yang dikutip Hasibuan (2007:85)

koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakan tim dengan memberikan lokasi

kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan

itu dilaksakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu

sendiri. Sedangkan Menurut Manulang (2001:72) koordinasi adalah usaha

mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan

sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara

keseluruhan, dengan adanya koordinasi akan terdapat keselarasan aktivitas

diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Proses koordinasi

menjadi sangat penting untuk menjamin agar proses pencapaian tujuan diantara

beberapa bidang-bidang, departemen-departemen atau diantara lembaga-lembaga

Menurut Pearce dan Robinson, (dalamSilalahi, 2013),

koordinasiadalahintegrasidarikegiatan-kegiatan individual dan unit-unit

kedalamsuatu usaha bersamayaitubekerjakearahtujuanbersama.Sedangkanmenurut

Stoner (dalamSughanda, 2011:212), koordinasiadalah proses

penyatu-paduansasaran-sasarandankegiatan-kegiatandari unit-unit yang terpisah

(bagianataubidangfungsional) darisuatuorganisasiuntukmencapaitujuanorganisasisecaraefisien. Hasibuan (2007:85) mendefinisikankoordinasisebagaikegiatanmengarahkan, mengintegrasikandanmengkoordinasikanunsur-unsurmanajemen (6M) danpekerjaan-pekerjaanparabawahandalammencapaitujuanorganisasi.Djamin (Hasibuan 2007:86)

mengartikankoordinasisebagaisuatuusahakerjasamaantarabadan, instansi, unit

dalampelaksanaantugas-tugastertentusedemikianrupa,

sehinggaterdapatsalingmengisi, salingmembantudansalingmelengkapi.

Manulang (2001: 72) menyatakan bahwa koordinasi dapat dipelihara

dengan melakukan empat cara utama yaitu: 1) Mengadakan pertemuan resmi

antara unsur-unsur atau unit yang harus dikoordinasikan. Dalam pertemuan ini,

dibahas dan diadakan pertukaran pihak-pihak yang bersangkutan dengan tujuan

mereka akan berjalan seiring dan begandengan dalam mencapai suatu tujuan; 2)

Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator yang khusus bertugas

melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi, seperti memberi penjelasan atau

bimbingan kepada unit-unit yang dikoordinasikan; 3) Membuat buku pedoman

diberikan setiap unit untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

4) Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan bawahannya

dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.

Pendapat Manulang (2001:72) di atas menunjukkan bahwa untuk menjaga

agar koordinasi bisa tetap berjalan baik guna tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan dibutuhkan komunikasi atau musyawarah diantara para pihak yang

tergabung dalam organisasi khususnya pihak yang melakukan koordinasi secara

langsung dikarenakan jenis pekerjaan mereka yang membutuhkan sinergi dengan

yang lainnya. Olehnya itu, pertemuan-pertemuan atau musyawarah menjadi suatu

hal yang harus rutin dilakukan, selain itu kesadaran akan tupoksi masing-masing

juga menjadi hal yang penting agar tidak ada penyalahgunaan kewenangan.

Dari beberapapengertiankoordinasiolehbeberapaahli di atas,

dapatditarikkesimpulanbahwakoordinasimerupakansuatu proses kerjasamaantar

unit ataubagian yang menciptakankeharmonisankerjadalammelakukan proses

kegiatandalammencapaitujuanbersama.

1. Unsur-Unsur Koordinasi

Unsur-unsur koordinasi menurut menurut Terry dalam Kencana (2011:34)

yaitu:

a. Usaha-usaha sinkronisasi yang teratur (orderly synchronization of effort);

b. Pengaturan waktu (timing) dan terpimpin (directing);

c. Harmonis (harmonious);

Menurut Mooney, (dalamKencana 2011:34) unsur-unsur koordinasi adalah

sebagai berikut:

a. Susunan yang teratur;

b. Usaha kelompok;

c. Kesatuan tindakan;

d. Tujuan bersama.

Dari beberapapendapatahli di

atasdapatditarikkesimpulanbahwaunsurkoordinasimeliputi:Pengaturan, sinkronisasi,

kepentinganbersama, dan Tujuanbersama, yang kesemuanya itu harus tertanam dalam

diri masing-masing pihak yang terlibat sehingga tercipta keharmonisan dan keselarasan

dalam pencapaian tujuan.

2. Sifat-Sifat Koordinasi

Sifat-sifat koordinasi menurut Hasibuan, (2007 : 87) yaitu:

a. Koordinasi adalah dinamis bukan statis;

b. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh dalam kerangka mencapai

sasaran;

c. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

Asaskoordinasiadalahasasskala,

artinyakoordinasiitudilakukandilakukanmenurutjenjang-jenjangkekuasaandantanggungjawab yang disesuaikandenganjenjang-jenjang yang

berbeda-bedasatusama lain. Tegasnyaasashirarkiinimenyatakanbahwasetiapatasan

Dari pemaparan ahli mengenai sifat-sifat koordinasi diatas, diketahui bahwa

koordinasi itu bersifat dinamis yang menandakan bahwa setiap pihak yang terlibat

dalam suatu kerjasama, semuanya bisa melakukan koordinasi satu sama lain guna

mempermudah pencapaian tujuan, koordinasi bisa dilakukan oleh setiap pihak atau

keseluruhan orang yang ada dalam sebuah organisasi atau lembaga dan menjadi

pekerjaan yang menyeluruh dalam organisasi.

3. Tipe-TipeKoordinasi

Tipe-tipe koordinasi dilihat dari sudut pandang politik menurut Hasibuan

(2007 :86-87)yaitu:

a. Koordinasi Vertikal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan,

pengarahan, yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-kegiatan, unit-unit,

kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

b. Koordinasi Horizontal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan

penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan di dalam

tingkat organisasi yang setingkat.

Kencana (2011: 35-37) mengemukakantigatipeataubentukkoordinasiyaitu:

a. Koordinasi horizontal

adalahpenyelarasankerjasamasecaraharmonisdansinkronantarlembaga-lembagasederajat, misalnyaantarMuspikaKecamatan (Camat,

KapolsekdanDanramil), antarMuspidaKabupaten (Bupati,

DanramildanKapolres).

b. Koordinasiverticaladalahpenyelarasankerjasamasecaraharmonisdansinkrondaril

derajatnyalebihrendahmisalnyaantarKepala Unit suatuInstansikepadaKepala

Sub Unit lain di luar unit mereka, KepalaBagian (Kabag)

suatuInstansikepadaKepala Sub Bagian (Kasubag) lain di luarbagianmereka.

c. Koordinasifungsionaladalahpenyelarasankerjasamasecaraharmonisdansinkrona

ntarlembaga-lembaga yang memilikikesamaandalamfungsipekerjaan,

missalnyaantar sesama parakepalabagianhubunganmasyarakat,

jadikoordinasitersebutberdasarkanfungsi, yaitusesamekepalabagianhumas,

antaraKepalaBagianHumasKomandoDistrikMilitersetempat,

denganKepalaBagianHumasKepolisian Resort Setempat,

danKepalaBagianHumasPertaminasetempat.

4. Tujuan Koordinasi

Tujuan koordinasi menurut Ndraha dalam Kybernologi (2003 : 295) :

a. menciptakan dan memelihara efektifitas organisasi setinggi mungkin melalui

sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan kesinambungan antar berbagai

kegiatan dependen suatu organisasi;

b. mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya setiap kegiatan

interdependen yang berbeda - beda melalui kesepakatan-kesepakatan yang

mengikat semua pihak yang bersangkutan;

c. menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif antisipatif di

kalangan unit kerja independen dan independen yang berbeda-beda agar

keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh keberhasilan unit kerja

Sedangkan Hasibuan (2007: 87-88) mengemukakantujuankoordinasiyaitusebagaiberikut: a. Untukmengarahkandanmenyatukansemuatindakansertapemikirankearahtercapa inyasasaranperusahaan; b. Untukmenjuruskanketerampilanspesialiskearahsasaranperusahaan; c. Untukmenghindarikekosongandantumpangtindihpekerjaan; d. Untukmenghindarikekacauandanpenyimpangantugasdansasaran; e. Untukmengintegrasikantindakandanpemanfaatan 6M kearahsasaranorganisasiatauperusahaan;

f. Untukmenghindaritindakanoverlapping darisasaranperusahaan atau organisasi.

5. Fungsi Koordinasi

Menurut Handayaningrat dalam Noviana (2016), menjelaskan fungsi

koordinasi adalah sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu fungsi manajemen, disamping adanya fungsi perencanaan,

penyusunan pegawai, pembinaan kerja, motivasi dan pengawasan. Dengan kata

lain koordinasi adalah fungsi organik dari pimpinan;

b. Untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dari berbagai

komponen dalam organisasi. Kelancaran mekanisme prosedur kerja harus

dapat terjamin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari

seminimal mungkin perselisihan yang timbul antara sesama komponen

organisasi dan mengusahakan semaksimal mungkin kerjasama di antara

c. Sebagai usaha yang mengarahkan dan menyatukan kegiatan yang mengandung

makna adanya keterpaduan (integrasi) yang dilakukan secara serasi dan

simultan/singkronisasi dari seluruh tindakan yang dijalankan oleh organisasi,

sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan

seluruh tugas organisasi yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Hal itu

sesuai dengan prinsip koordinasi, integrasi, dan singkronisasi;

d. Sebagai faktor dominan dalam kelangsungan hidup suatu organisasi pada

tingkat tertentu dan ditentukan oleh kualitas usaha koordinasi yang dijalankan.

Peningkatan kualitas koordinasi merupakan usaha yang perlu dilakukan secara

terus menerus karena tidak hanya masalah teknis semata tetapi tergantung dari

sikap, tindakan, dan langkah dari pemegang fungsi organik dari pimpinan;

e. Untuk melahirkan jaringan hubungan kerja atau komunikasi. Jaringan

hubungan kerja tersebut berbentuk saluran hubungan kerja yang membutuhkan

berbagai pusat pengambilan keputusan dalam organisasi. Hubungan kerja ini

perlu dipelihara agar terhindar dari berbagai rintangan yang akan membawa

organisasi ke situasi yang tidak berfungsi sehingga tidak berjalan secara efektif

dan efisien;

f. Sebagai usaha untuk menyelaraskan setiap tindakan, langkah dan sikap yang

terpadu dari para pejabat pengambil keputusan dan para pelaksana. Dalam

organisasi yang besar dan kompleks, pertumbuhan organisasi akan

menyembabkan penambahan beban kerja, penambahan fungsi- fungsi yang

g. Untuk penataan spesialisasi dalam berbagai keanekaragaman tugas. Karena

timbulnya spesialisasi yang semakin tajam merupakan konsekuensi logis dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Indikator Koordinasi

Menurut Handayaningrat dalam Noviana (2016), koordinasi dalam proses

manajemen dapat diukur melalui indikator :

a. Komunikasi

1) Ada tidaknya informasi;

2) Ada tidaknya alur informasi;

3) Ada tidaknya teknologi informasi.

b. Kesadaran Pentingnya Koordinasi

1) Tingkat pengetahuan pelaksana terhadap koordinasi;

2) Tingkat ketaatan terhadap hasil koordinasi.

c. Kompetensi Partisipan

1) Ada tidaknya pejabat yang berwenang terlibat;

2) Ada tidaknya ahli di bidang pembangunan yang terlibat.

d. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi

1) Ada tidaknya bentuk kesepakatan ;

2) Ada tidaknya pelaksana kegiatan;

3) Ada tidaknya sanksi bagi pelnggar kesepakatan;

e. Kontinuitas Perencanaan

1) Ada tidaknya umpan balik dari obyek dan subyek pembangunan;

2) Ada tidaknya perubahan terhadap hasil kesepakatan.

Dokumen terkait