• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

B. Konseling Kelompok dengan Pendekatan Gestalt

3. Konsep Kunci Teori Gestalt

Fritz Perls menggunakan konseling Gestalt secara paternalistik. Konseli harus tumbuh dan berdiri diatas kedua kakinya, dan mempersoalkan masalah hidupnya sendiri. Gaya melakukan konselingnya meliputi dua agenda personal: memindahkan konseli dari dukungan/pengaruh lingkungan pada dukungan/pengaruh dirinya sendiri dan memadukan kembali bagian-bagian kepribadian yang diingkari. Cara kerja konseling Gestalt secara kontemporer menekankan dialog antara konseli dan ahli konseling.

Pandangan Gestalt pada perangai manusia berdasarkan filosofi eksistensial, fenomenologi, dan teori lapangan. Tujuan konseling bukan pada analisis tetapi pada kesadaran dan hubungan dengan lingkungan. Dimana lingkungan terdiri dari dunia eksternal dan internal.

Asumsi dasar konseling Gestalt yakni bahwa individu memiliki kapasitas untuk “mengatur diri” dalam lingkungannya ketika menyadari apa yang terjadi dalam lingkungannya.

b. Saat Sekarang (Here and Now)

Dalam terapi Gestalt “sekarang” menunjuk kepada saat ini. Dalam jam, apabila konseli menunjuk kepada hidup mereka di luar jam mereka, atau lebih awal dalam jam itu, yakni bukan sekarang. Dalam terapi ini konselor lebih berorientasi kepada waktu sekarang daripada dalam psikoterapi yang lain. Pengalaman-pengalaman beberapa menit lalu, beberapa tahun, beberapa dekade yang mempunyai kaitan makna penting dengan sekarang maka akan dibicarakan (Rosjidan, 1988:135).

Saat ini (now) adalah hadir (ada), merupakan fenomena, merupakan apa yang disadari, merupakan saat-saat mengingat dan mengharapkan sesuatu. Tidak mungkin untuk hidup di sini saat ini, juga tidak ada sesuatu kecuali di sini dan saat ini. Yang ada di sini pada saat ini sekarang merupakan “unfinished situation” (Mohamad Surya, 1988: 245).

Perls mengatakan bahwa “kekuatan ada pada masa kini” (“power is in the present”). Pendekatan ini mengutamakan masa sekarang, segala

sesuatu tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang (the now), karena masa lalu telah berlalu dan masa depan belum sampai, hanya masa sekarang yang penting. Hal ini karena dalam pendekatan Gestalt mengapresiasi pengalaman pada masa kini (Corey, 1988:122).

Salah satu kontribusi paling penting dari konseling Gestalt adalah penekanan untuk menghargai dan menyadari sepenuhnya apa yang dialami sekarang. Masa lalu telah pergi, dan masa depan belum tiba, sedangkan saat ini terasa hidup dan menarik. Masa lalu adalah penting, tetapi hanya sejauh itu berhubungan dengan masa sekarang. Fokus konseling Gestalt adalah di sini dan sekarang meliputi masa lalu dan membantu konseli untuk fokus ke masa sekarang daripada masa depan (Melnick & Nevis dalam Corey, 2012: 296).

Dalam kelompok Gestalt anggota kelompok membawa situasi masalah masa lalu ke masa kini dengan menghidupkan kembali situasi seolah-olah itu terjadi sekarang. Pemimpin bisa membuat teknik kursi kosong dengan membayangkan apa yang terjadi di masa lalu dan memintanya untuk berbicara. Pemimpin memiliki banyak cara untuk mendorong konseli ini untuk menghadirkan masalah yang telah lalu ke saat ini, misalnya saja konseli akan diminta untuk melihat seseorang dalam kelompok dan berbicara dengan orang itu mengenai apa yang dirasakannya. Alternatif lain bahwa seorang pemimpin kelompok mungkin menyarankan untuk meningkatkan anggota kelompok untuk bermian peran. Hal ini membawa dimensi interpersonal untuk konseling

Gestalt dan mendorong anggota lain untuk terlibat dengan mengungkapkan reaksi mereka dengan yang lain dalam kelompok.

Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa peristiwa-peristiwa terdahulu dapat menjadi objek kesadaran sekarang, tetapi proses (mengingat) adalah sekarang. Dalam pendekatan Gestalt lebih berorientasi pada masa sekarang.

Pada pendekatan gestalt teori ini berfokus pada masa sekarang. Pengalaman-pengalaman yang telah terjadi beberapa detik, menit, beberpa hari , tahun yang lalu memliliki kaitan ynag sangat penting dengan masa sekarang yang akan dibahas. Tugas seorang konselor untuk meminta konseli agar masa lalunya dibawa ke masa sekarang dan menjalaninya kembali pada saat sekarang. Seolah-olah masa lalu terjadi di masa sekarang.

c. Urusan yang Tak Terselesaikan

Menurut Corey (2012: 297) perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan/terpendam seperti kebencian, kebencian, kemarahan, sakit hati, kecemasan, rasa bersalah, rasa malu, kesedihan. Peristiwa dan kenangan yang masih melekat pada diri seseorang dapat mengganggu kehidupannya. Apabila situasi yang belum selesai dan emosi terpendam/tidak terungkapkan di dalam kesadaran dibawa ke kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan efektif antara diri siswa sendiri dengan orang lain. Urusan yang belum selesai ini akan

bertahan sampai dia berani untuk menangani dan mengahadapi atau mengatasinya.

Urusan yang tak terselesaikan tetap bertahan sampai individu menghadapi dan mempermasalahkan perasaan-perasaan yang terpendam. Konselor Gestalt menekankan pemberian perhatian pada pengalaman tubuh atas asumsi bahwa jika perasaan tidak diungkapkan maka cenderung menimbulkan gejala-gejala psikologis.

Perasaan yang tidak dikenal menimbulkan emosi yang tidak perlu yang mengacaukan kesadaran yang ada. Kebuntuan (stuck point) adalah waktu ketika dukungan eksternal tidak lagi berarti atau cara yang lumrah tidak lagi berjalan.

Menurut Rosjidan (1988:34) mengenai urusan yang belum terselesaikan adalah perasaan-perasaan tidak ternyatakan (seperti perasaan dosa, marah, benci, kesedihan) yang berasal dari masa kanak- kanak yang sekarang mengganggu kepada berfungsinya psikologis yang efektif. Puing-puing emosional yang tidak dibutuhkan yang mengkusutkan kesadaran yang berpusat sekarang.

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Mohamad Surya (1988: 245) mengenai salah satu konsep utama pendekatan Gestalt adalah “unfinished business” atau urusan yang tak terselesaikan. Urusan yang tak terselesaikan adalah emosi-emosi, peristiwa-peristiwa, ingatan-ingatan yang terlambat dinyatakan oleh individu yang bersangkutan. Hal ini membuat hubungan individu dengan lingkungan dapat terganggu.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa urusan yang belum terselesaikan adalah mencakup perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan, dan sebagainya yang belum mencapai pemecahan masalah sehingga menimbulkan trauma sampai sekarang. Urusan yang tak terselesaikan itu akan bertahan sampai ia menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak terungkap itu.

d. Hubungan dengan Kekuatan Hubungan

Dalam Gestalt kontak terapi dibuat dengan melihat, mendengar, mencium, menyentuh, dan bergerak. Ketika kita melakukan kontak optimal dengan lingkungan, perubahan tidak bisa dihindari. Dalam konseling gestalt merubah hubungan sangat penting dan terjadi suatu pertumbuhan. Miriam Polster (Corey, 2012: 298) mengklaim bahwa hubungan adalah tumbuh seumur hidup. Konseling gestalt juga memfokuskan pada kekuatan hubungan. Kontak yang efektif berarti sepenuhnya berinteraksi dengan alam dan dengan orang lain tanpa kehilangan rasa seseorang individualitas.

e. Energi dan Blocks pada Energi

Blok energi adalah bentuk lain dari kekuatan. Zinker berpendapat bahwa pendekatan Gestalt mengutamakan keterkaitan gangguan antara sensasi dan kesadaran, gangguan antara pengarahan pada energi dan tindakan. Zinker percaya konseling yang terbaik meliputi hubungan

yang dinamik yang membangkitkan konseli tanpa menghilangkan energi yang dimiliki oleh konselor. Dia mempertahankan bahwa ini adalah pekerjaan konselor untuk membantu konseli bagaimana cara membloking energi ke dalam adaptasi tingkah laku (Corey, 2005: 45).

Dokumen terkait