• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Konsep Diri

C.Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri

Calhoun&Acocella (1995) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan gambaran mengenai diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan, pengharapan serta penilaian terhadap diri sendiri. Konsep diri adalah pandangan dan sikap

commit to user

33

individu mengenai dirinya sendiri (Pudjijogyanti, 1993). Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri (Wanei, 2006).

Berzonsky (1981) mengemukakan bahwa konsep diri meliputi keseluruhan konsep, asumsi, dan prinsip selama kehidupan dan menjadi suatu pegangan bagi individu. Brooks (1971, dalam Sobur, 2003) menjelaskan bahwa konsep diri didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis yang didasarkan dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain.

Dhillon&Kaur (2005) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan keseluruhan persepsi individu mengenai fisik, sosial serta kompetensi akademik yang dimiliki. Hamacheck (1987, dalam Hasan, 2006) berpendapat bahwa konsep diri sebagai keseluruhan gambaran mengenai diri individu yang didefinisikan berupa persepsi, kepercayaan, sikap, dan perasaan yang menjadi bagian dari karakteristik individu.

Reber&Reber (2010) berpendapat bahwa konsep diri merupakan konsep seseorang tentang dirinya sendiri dengan sebuah deskripsi yang menyeluruh dan mendalam yang bisa diberikan seoptimal mungkin. Konsep diri melibatkan kepercayaan, sikap, pengetahuan, serta pemikiran seseorang tentang pribadinya (Meece, 1997). Konsep diri dapat menjadi suatu deskripsi yang utuh apabila disertai dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai pribadi individu itu sendiri.

Berdasarkan definisi yang telah diberikan oleh beberapa ahli di atas, dapat dijelaskan bahwa konsep diri merupakan suatu gambaran atau pandangan

commit to user

34

yang menyeluruh mengenai diri individu, termanifestasi dalam sebuah kepercayaan, sikap, pikiran, maupun perasaan yang melekat dan menjadi karakteristik bagi individu.

2. Aspek-aspek konsep diri

Konsep diri merupakan suatu gambaran diri yang kompleks yang terbentuk oleh adanya interaksi dengan lingkungan dan konsep diri merupakan sesuatu yang terukur.

Aspek-aspek konsep diri menurut Berzonsky (1981), antara lain : a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang

dimilikinya, seperti tubuh, pakaian, benda miliknya, dan sebagainya.

b. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.

c. Aspek sosial, meliputi bagaimana peran sosial yang dimainkan oleh individu dan sejauh mana penilaian terhadap kinerjanya.

d. Aspek moral meliputi nilai dan prinsip yang memberikan arti serta arah bagi kehidupan sesungguhnya.

Konsep diri merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap aspek pengalaman, pikiran, perasaan, persepsi, dan tingkah laku individu. Potret mental ini menurut Fitts (1971, dalam Agustiani, 2009) mempunyai dua dimensi pokok, yaitu sebagai berikut:

commit to user

35 a. Dimensi internal

Dimensi internal merupakan suatu kerangka acuan internal (internal frame

of reference) berupa penilaian yang dilakukan individu yakni penilaian yang

dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia dalam dirinya.

b. Dimensi eksternal

Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui aktivitas sosial, nilai yang dianut, serta hal lain diluar dirinya.

Calhoun&Acocella (1995) berpendapat bahwa konsep diri mempunyai tiga dimensi, yaitu :

a. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh individu mengenai dirinya, meliputi umur, jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya.

b. Pengharapan bagi diri sendiri adalah berupa gagasan individu mengenai akan menjadi apa dirinya di masa depan. Pengharapan ini sangat berbeda untuk setiap individu, namun pengharapan tersebut dapat mendorong dan memandu individu dalam menyongsong masa depan.

c. Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran terhadap keadaan diri individu itu sendiri dibandingkan terhadap apa yang seharusnya terjadi pada diri individu tersebut. Penilaian ini menentukan tingkat harga diri individu.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Berzonsky (1981) yaitu: 1) aspek fisik berupa penilaian terhadap apa yang dimiliki, 2) aspek psikis berupa pikiran, perasaan, dan sikap terhadap dirinya sendiri, 3) aspek sosial berupa peran sosial dan

commit to user

36

penilaian yang diberikan oleh masyarakat, 4) aspek moral berupa nilai dan prinsip yang menjadi pedoman bagi individu. Aspek-aspek tersebut digunakan karena lebih komprehensif dan sesuai dengan teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Mead (1972 dalam Sobur, 2003) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Fakta ini menandakan bahwa adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri.

Rakhmat (2001) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi konsep diri, antara lain:

a. Orang lain

Orang lain yang dimaksud adalah orang yang paling berpengaruh dalam kehidupan individu (significant others). Ketika masih kecil, orang yang sangat berpengaruh adalah orang tua, saudara, dan orang lain yang tinggal satu atap bersama individu tersebut. Kaitannya dengan orang tua, pola asuh orang tua terhadap anak mempunyai andil dalam proses pembentukan konsep diri anak. Pola asuh yang dikembangkan orang tua dalam perkembangannya akan mempengaruhi perilaku, pikiran, dan perasaan individu.

commit to user

37 b. Kelompok rujukan (reference group)

Kelompok rujukan merupakan suatu kelompok yang secara emosional mengikat individu dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu. Individu mengarahkan perilaku dan dan menyesuaikan diri sesuai dengan karakteristik kelompoknya.

Brooks (1971 dalam Sobur, 2003) menyebutkan ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri seseorang, yaitu :

a. Self Appraisal

Self appraisal merupakan suatu pandangan yang menjadikan diri seseorang

sebagai objek dalam komunikasi. Pandangan tersebut dapat diartikan pula sebagai kesan individu terhadap dirinya sendiri.

b. Reaction and Response of Others

Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi serta respon orang lain terhadap diri individu. Evaluasi yang dilakukan oleh orang lain melalui proses interaksi, pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan konsep diri individu.

c. Role Play-Role Taking

Aspek peran yang dimainkan oleh individu akan dapat mempengaruhi konsep diri individu. Jika individu memainkan banyak peran dan dianggap positif oleh orang lain, maka konsep diri individu akan positif.

d. Reference Group

Reference group merupakan kelompok di mana individu menjadi anggota di

commit to user

38

segala bentuk penilaian dan reaksi yang diberikan oleh kelompok akan menjadi kekuatan untuk menentukan konsep.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi konsep diri yaitu faktor internal yang meliputi self appraisal, role play-role taking dan faktor eksternal yang meliputi orang lain (significant others), reaction and response of others, dan kelompok rujukan (reference group).

4. Pembentukan konsep diri

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan dari setiap individu. Calhoun & Acocella (1995) berpendapat bahwa ketika lahir individu tidak memiliki konsep diri, tidak mempunyai pengetahuan, pengharapan maupun penilaian terhadap diri sendiri. Individu tidak sadar bahwa dirinya merupakan bagian yang terpisah dari lingkungan.

Pudjijogyanti (1993) mengemukakan bahwa konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Umpan balik yang diberikan oleh lingkungan beserta orang-orang di dalamnya kepada individu akan membentuk suatu konsep diri (Calhoun & Acocella, 1995). Tanggapan yang muncul dalam suatu interaksi akan dijadikan cermin bagi individu. Apabila individu memperoleh umpak balik yang positif, maka akan mempunyai pandangan positif pula pada dirinya.

commit to user

39

Agustiani (2009) menjelaskan bahwa konsep diri berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan sejak dini dalam kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di masa depan. Sobur (2003) menyebutkan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang tentang sikap orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, dirinya mulai belajar berpikir dan merasakan seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya. Apabila seorang guru mengatakan secara terus menerus pada seorang muridnya bahwa dirinya kurang mampu, maka anak akan mempunyai konsep diri seperti yang dikatakan oleh gurunya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa konsep diri bukan faktor yang dibawa sejak lahir. Konsep diri terbentuk secara bertahap dan berkembang seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Terbentuknya konsep diri merupakan hasil refleksi diri serta hasil cerminan dari berbagai tanggapan yang diperoleh dari keluarga maupun lingkungan.

D.Hubungan antara Locus of Control Internal dan Konsep Diri dengan

Dokumen terkait