• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH PRODI

C. Landasan Teoritis Tentang Manajemen Mutu Pendidikan 1.Teori Pendidikan 1.Teori Pendidikan

5. Konsep Out Put

Output perguruan tinggi pada umumnya adalah merupakan kinerja perguruan tinggi. Kinerja perguruan tinggi adalah prestasi perguruan tinggi yang dihasilkan dari proses/perilaku perguruan tinggi. Kinerja perguruan tinggi dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerja, dan moral kerjanya. Oleh karena demikian dapat disimpulkan bahwa output perguruan tinggi yang diharapkan adalah prestasi perguruan tinggi yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di perguruan tinggi.

Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik dan ouput berupa prestasi non-akademik. Output prestasi akademi misanya, IPK, lomba karya ilmiah remaja, lomba mata pelajaran, cara-cara berfikir (kritis, kreatif/divergen, nalar, rasional, induktif, dedukatif, dan ilmiah). Output non-akademik, misalnya keingintahuan yang tinggi, harga diri kejujuran, kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedipsiplinan, kerajinan prestasi oleh raga, kesenian, dan kepramukaan.Output adalah

a. Hasil langsung dan segera dari pendidikan

b. Jumlah atau units pelayanan yang diberikan atau jumlah orang-orang yang telah dilayani.

c. Hasil dari aktifitas, kegiatan atau pelayanan dari sebuah program, yang diukur dengan menggunakan takaran volume/banyaknya.68

Outcome Pendidikan adalah hasil jangka panjang: dampak jangka panjang terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem, penghasilan, pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan dari lulusan untuk berkembang, dan mutu pada umumnya. Manajemen perguruan tinggi berada pada seluruh komponen perguruan tinggi sebagai sistem, yaitu pada konteks, input, proses, output, outcome, dan dampak karena manajemen berurusan dengan sistem, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian hingga sampai pengontrolan/ pengevaluasian. Kepemimpinan berada pada komponen manusia, baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun pada peserta didik, karena kepemimpinan berurusan dengan banyak orang. Outcome adalah:

68

a. Efek jangka panjang dari proses pendidikan misalnya penerimaan di pendidikan lebih lanjut, prestasi dan pelatihan berikutnya, kesempatan kerja, penghasilan serta prestise lebih lanjut.

b. Respon partisipan terhadap pelayanan yang diberikan dalam suatu program.

c. Dampak, manfaat, harapan perubahan dari sebuah kegiatan atau pelayanan suatu program. 69

Tabel 3

Korelasi Antara Input, Proses, dan Output dalam Pendidikan

No Keadaan Input Keadaan Proses Keadaan Output

1 Baik Baik Pasti baik

2 Baik Sedang Menurun menjadi agak baik

3 Baik Jelek Sedang

4 Sedang Baik Meningkat

5 Sedang Sedang Tetap

6 Sedang Jelek Makin jelek

7 Rendah Baik Sedang

8 Rendah Sedang Cenderung sedikit meningkat

9 Rendah Jelek Pasti rendah

Tabel tersebut diatas menunjukkan proses lebih berpengaruh dari pada input, namun pada umumnya lembaga pendidikan yang ada selalu mengandalkan kualitas inputnya mestinya ketika ada lembaga pendidikan yang mengklaim diri sebagai lembaga pendidikan yang maju, atau bonafid, mestinya dapat membuktikan kepada publik menjadikan mahasiswa yang tadinya kurang pandai dengan upaya trobosan strategisnya maka dapat mengubah mahasiswa tersebut melalui proses yang baik menjadi pandai. Lembaga pendidikan tinggi Islam harus berkonsentrasi pada upaya meningkatkan mutunya dengan berusaha menjadikan input yang baik melalui proses yang sangat baik maka akan menghasilkan autput yang unggulan/

69

istimewa. Input yang sedang melalui proses yang istimewa menghasilkan output yang baik sekali. Dan input yang rendah melalui proses yang sangat istimewa menghasilkan output yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini :

Tabel 4

Usaha Memproses Peserta Didik Menjadi Lebih Baik

No Keadaan Input Keadaan Proses Keadaan Output

1 Baik Sangat Baik Unggul / Istimewa

2 Sedang Istimewa Baik Sekali

3 Rendah Sangat Istimewa Baik

Model perguruan tinggi yang dapat menghantarkan tingkat perubahan dari input yang rendah proses pembelajaran yang baik maka akan menghasilkan autput yang baik. Jadi pendidikan benar-benar mampu menjadi sebuah lembaga yang dapat menolong bagi para mahasiswa sehingga menjadi perubahan yang positif. Oleh karena itu perbaikan mutu yang berkelanjutan menjadi sebuah keharusan untuk meningkatkan kinerja dosen meningkatkan kualitas kinerja yang profesional sehingga akan mampu memberi andil besar terhadap output yang baik.

Menurut Malik Fadjar, diperlukan strategi peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan dan peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi akademik. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan berorientasi akademik bisa ditempuh melalui cara-cara berikut. 1. Quality assurance kepada semua lembaga pendidikan sehingga dapat

quality control melalui ujian nasional.

2. Menjamin kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga mereka dapat hidup layak dan dapat memusatkan perhatiannya pada kegiatan mengajar. 3. Mendorong daerah dan lembaga untuk dapat memobilisasi berbagai

sumber dana dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.70 Khusus dalam pelaksanaan pendidikan agama di perguruan tinggi diperlukan perhatikan yang lebih besar dari pada pendidikan pada umumnya, terutama yang menyangkut mutu. Mutu pendidikan agama tidak dapat diukur melalui tabel – tabel statistik, tetapi dengan totalitas peserta didik sebagai pribadi dan bagian dari sistem sosial. Maka, mutu pendidikan agama itu perlu diorientasikan kepada hal – hal berikut ini :

1. Tercapainya sasaran kualitas pribadi, baik sebagai manusia yang beragama maupun sebagai manusia Indonesia yang ciri-cirinya dijadikan tujuan pendidikan nasional.

2. Integrasi pendidikan agama dengan keseluruhan proses maupun institusi pendidikan yang lain

3. Tercapainya internalisasi nilai – nilai dan norma – norma keagamaan yang fungsinya secara moral untuk mengembangkan keseluruhan sistem sosial dan budaya.

4. Penyandaran pribadi akan tuntutan hari depannya dan transformasi sosial dan budaya yang terus berlangsung.

5. Pembentukan wawasan ijtihadiyyah (cerdas emosional) di samping

70

penyerapan ajaran secara aktif”71

Ada faktor internal sekolah yang memberikan kontribusi signifikan terhadap mutu, yaitu :

1. Kesejahteraan dosen 2. Kemampuan dosen 3. Sarana perkuliahan 4. Buku – buku pelajaran

Sedangkan faktor lain yang lebih rinci adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa, terutama yang menyangkut kesiapan dan motivasi belajarnya 2. Dosen, terutama menyangkut kemampuan profesional, moral kerja

(kemampuan personal), dan kerja samanya (kemampuan sosial).

3. Kurikulum, terutama menyangkut relevansi ini dan operasionalisasi proses pembelajarannya.

4. Dana, sarana, dan prasarana, terutama menyangkut kecukupan dan efektivitas dalam mendukung proses pembelajaran.

5. Masyarakat (orangtua, pengguna lulusan, dan perguruan tinggi) terutama menyangkut partisipasi mereka dalam pengembangan program – program pendidikan di sekolah.