II. TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Modal Sosial
2.4.1 Konsep Modal Sosial
Konsep modal sosial muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan adanya kebersamaan dan kerjasama yang baik dari segenap anggota masyarakat yang berkepentingan untuk mengatasi masalah tersebut. Pemikiran seperti inilah yang pada awal abad ke 20 mengilhami seorang pendidik di Amerika Serikat bernama Lyda Judson Hanifan untuk memperkenalkan. konsep
Petani Penebas Pengepul Suplier Industri
Petani Tengkulak Pohon Industri Penggergajian Industri Pengolahan Barang Jadi Pengrajin Pedagang/suplier Konsumen
modal sosial (social capital) pertama kalinya. Dalam tulisannya berjudul The Rural School Community Centre pada tahun 1916, ia mengatakan bahwa modal sosial, bukanlah modal dalam arti biasa seperti harta kekayaan atau uang, tetapi lebih mengandung arti kiasan, namun merupakan aset atau modal nyata yang penting dalam hidup bermasyarakat (Hasbullah 2006)
Menurut Bourdieu dalam Winter (2000), modal sosial merupakan wujud nyata (sumberdaya) dari suatu institusi kelompok. Modal sosial merupakan jaringan kerja yang bersifat dinamis dan bukan alamiah. Modal sosial merupakan investasi strategis baik secara individu maupun kelompok. Sadar ataupun tidak sadar bahwa modal sosial dapat menghasilkan hubungan sosial secara langsung dan tidak langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Bourdieu 1986). Hubungan ini dapat dilakukan dalam hubungan tetangga, teman kerja (tempat kerja), maupun hubungan keluarga.
Bourdieu menggambarkan bahwa modal sosial merupakan kumpulan sumberdaya yang dimiliki setiap keanggotaan dalam suatu kelompok yang digunakan secara bersama-sama. Sebagai contoh, ketersediaan jaringan sosial dalam masyarakat dapat membantu peningkatkan produksi dan ekonomi anggota melalui pemanfaatan koneksi sosial (pemasaran hasil). Menurut Bourdieu, modal ekonomi merupakan sumberdaya dasar, namun modal sosial berperan besar dalam meningkatkan modal ekonomi seseorang (individu). Jika dibandingkan dengan Bourdieu, Coleman menggunakan terminologi berbeda dalam menggambarkan modal sosial. Coleman menggambarkan modal sosial bukan dari sesuatu yang terlihat hasilnya tetapi lebih kepada sesuatu yang dilakukan atau dengan kata lain fungsi dari modal sosial itu sendiri. Ia memandang bahwa modal sosial memiliki nilai yang terkandung di dalamnya terutama dalam struktur sosial. Oleh karena itu, Coleman (1988), menyebut modal sosial sebagai sumberdaya karena ia dapat memberi kontribusi terhadap kesejahterran individu dan masyarakat seperti halnya dengan sumberdaya lain (alam, ekonomi dan sumberdaya manusia) (Gambar 3).
Sumber: Edwad (2004) dalam Suandi (2007)
Gambar 3 Modal sosial sebagai sumberdaya
Lebih lanjut Coleman (1988) melihat bahwa struktur sosial memiliki berbagai bentuk tindakan dan aturan yang dapat dimanfaatkan oleh individu dan masyarakat, yakni: kewajiban ( obligation) dan harapan, informasi, dan norma- norma yang dapat menghambat dan mendorong perilaku manusia.
Dampak Positif dan Negatif
Modal Alam
- Cahaya matahari,
- Atmosfir,
- Air, tanah, mineral,
- Flora dan fauna,
- Sumber energi,
- Fungsi Ekosistem,
- Dan lain-lain
Modal Ekonomi
- Aset ekonomi: gedung, lembaga pemerintah, perusahaan, - Infrastruktur: air, listrik,
transportasi dan komunikasi, - Fasilitas umum: kesehatan, dan
pendidikan, - Teknologi. Modal sosial - Jaringan/hubungan, - Kepercayaan, - Asosiasi, - Norma, - Keimanan. - Tipe hubungan:
Bonding, bridging, dan linking
Modal Manusia Kapasitas Personal: - Kesehatan, - Pendidikan, - Keterampilan dan - Ilmu Pengetahuan
Kesejahteraan Individu dan Masyarakat
- Kesehatan - Kejahatan dan keadilan
- Pendidikan dan pelatihan - Kependudukan
- Lapangan Pekerjaan - Kebudayaan dan leisure
- Rumahtangga - Kualitas lingkungan
- Fungsi keluarga dan masyarakat - Pertumbuhan ekonomi
Putnam (1993) berpendapat bahwa konsep modal sosial dapat berupa: hubungan/jaringan, kepercayaan, dan norma-norma yang merupakan fasilitas bersama dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Operasionalisasi konsep modal sosial menurut Putnam berbeda dengan konsep yang dikembangkan oleh Bourdieu dan Coleman. Konsep modal sosial menurut Putnam, aplikasinya lebih menekankan pada tingkat wilayah (regional, democratic institutions, dan economic development). Walaupun terminologi modal sosial menurut Putnam agak berbeda dengan Bourdieu dan Coleman namun kepercayaan norma ( norms of trust ) dan reciprocity dalam jaringan-jaringan atau hubungan sosial/ekonomi merupakan unsur terpenting dalam modal sosial dan merupakan sumberdaya.
Lebih lanjut Putnam mengukur modal sosial terfokus pada sistem perilaku perkembangan ekonomi dan politik pada tingkat regional dan negara. Kemudian, aspek yang dikaji tentang modal sosial menurut Putnam yaitu berkaitan dengan sistem norma yang berlaku pada bidang ekonomi dan politik. Pengukuran modal sosial menurut Putnam harus melibatkan beberapa asosiasi dan institusi formal yang diakui secara sah.
Fukuyama (2007), mendefinisikan modal sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian- bagian tertentu darinya. Dalam konsep ini modal sosial adalah serangkaian nilai dan norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjadinya kerjasama di antara mereka. Hubungan-hubungan yang tercipta dan norma-norma tersebut membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat, yaitu sebagai perekat sosial yang menjaga kesatuan anggota masyarakat secara bersama-sama.
Lawang (2005) menggambarkan perbedaan dari inti definisi modal sosial menurut Bourdeu, Colemen, Putman, Fukuyama, Bank Dunia, Turner dan Lawang sendiri tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1 Beberapa pengertian modal sosial
Penulis Tertambat Pada Kapital Sosial
(Independen) Variabel Dependen Bourdieu Hubungan secara kelembagaan Seluruh sumberdaya baik aktual maupun materi
Keanggotaan individu dalamPetani
Coleman Struktur sosial,
hubungan sosial, institusi
Fungsi kewajiban, harapan, layak percaya, saluran, norma, sangsi, jaringan organisasi
Tindakan aktor atau actor dalam badan hukum
Putman Institusi Sosial Jaringan, Norma,
kepercayaan
Keberhasilan ekonomi, demokrasi
Fukuyama Agama, filsafat Kepercayan, nilai Kerjasama
keberhasilan ekonomi
Bank Dunia Institusi, norma,
hubungan
Tindakan sosial
Turner Hubungan sosial pola
organisasi yang diciptakan individu
Kekuatan Potensi
perkembangan ekonomi
Lawang Struktur sosial
mikro, mezzo, makro
Kekuatan sosial komunikasi bersamakapital-kapital lainnya Efisiensi dan efektifitas dalam pengatasan masalah
Sumber: Bourdieu (1986), Lawang (2005), Hasbullah (2006)