• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

C. Konsep Mutu Pendidikan Islam

Mutu atau kualitas adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf, atau derajat berupa kepandaian, kecerdasan, kecakapan dan sebagainya. Crosby sebagaimana yang dikutip oleh Onisimus Amtu menjelaskan bahwa mutu adalah sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila memiliki standar yang meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Dengan kata lain, mutu adalah panduan atau standardisasi sifat-sifat barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, baik kebutuhan langsung maupun tidak langsung, yang dinyatakan maupun yang tersirat.68

Nanang Fattah juga menjelaskan bahwa mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan kepuasan (satisfaction) pelanggan (customers). Adapun pelanggan dalam pendidikan terdiri dari pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah siswa atau mahasiswa pembelajar, sedangkan pelanggan eksternal yaitu masyarakat dan dunia industri.69 Goetsch dan Davis sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis

68

Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan, op.cit., hlm. 118.

69

Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 2.

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.70

Joseph M. Juran mendefinisikan mutu sebagai cocok/sesuai untuk digunakan (fitness for use) yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Pengertian cocok/sesuai ini mengandung 5 dimensi utama, yaitu kualitas desain, kualitas kesesuaian, ketersediaan, keamanan dan field use.71 Adapun definisi kualitas menurut Philip B. Crosby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratannya. Apabila meleset sedikit saja dari persyaratannya maka suatu produk/jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan.72

Mutu dalam pendidikan Islam menurut Kementerian Pendidikan Islam samadengan mutu pendidikan secara umum, yaitu meliputi input, proses dan outputpendidikan. Input pendidikan adalah sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses. Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain, sedangkan output pendidikan adalah kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan perilaku sekolah.73

70

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, op.cit., hlm. 4.

71

Ibid., hlm. 53.

72

Ibid., hlm. 56.

73

Aminatul Zahro, Total Quality Management; Teori dan Praktik Manajemen untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 28.

Mutu pendidikan Islam mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan (input) pendidikan Islam dapat dilihat dari beberapa segi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala lembaga pendidikan Islam, tenaga pengajar, laboran, staf tata usaha dan peserta didik. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan materiil, berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan perangkat lunak, seperti peraturan, deskripsi kerja, dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.74

Mutu proses pendidikan Islam merupakan kemampuan sumber daya pendidikan Islam mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu dari peserta didik. Proses pendidikan Islam yang dimaksud meliputi proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, kegiatan belajar mengajar (KBM), serta proses monitoring dan evaluasi.75

Mutu output (lulusan) pendidikan Islam merupakan prestasi lembaga pendidikan Islam yang dihasilkan dari proses/perilaku lembaga. Pendidikan Islam dipandang bermutu apabila melahirkan keunggulan akademik dan non akademik. Keunggulan akademik dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan tertentu atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu berlandaskan pada etika al-Qur’an dan Hadits.

74

Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam; Antara Teori & Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 261.

75

Adapun keunggulan non akademik terlihat dari mempunyai sisi akidah yang kuat dan akhlak yang mulia.76

Berdasarkan pada penjelasan di atas diketahui bahwa mutu dapat diartikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan pelanggan. Kesesuaian ini ditinjau dari segi input, proses dan output.

2. Komponen Mutu Pendidikan Islam

Komponen mutu pendidikan Islam meliputi sumber daya manusia, kondisi materiil, perangkat lunak dan harapan serta kebutuhan.

a. Sumber daya manusia, terdiri dari tenaga pendidik dan kependidikan, seperti kepala lembaga pendidikan Islam, tenaga pengajar, laboran, staf tata usaha dan peserta didik.

b. Kondisi materiil, meliputi kurikulum dan sarana prasarana. Perangkat lunak seperti peraturan, deskripsi kerja dan struktur organisasi.

c. Harapan dan kebutuhan, meliputi visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.77

Sudarwan Danim menjelaskan mutu pendidikan Islam melibatkan lima faktor dominan, yaitu kepemimpinan kepala sekolah, siswa, guru, kurikulum dan jaringan kerjasama.78

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan dikatakan bermutu apabila memenuhi 8 (delapan) kriteria minimal tentang sistem pendidikan di Indonesia. Pasal 2 ayat (1) menjelaskan bahwa 76 Ibid., hlm. 261. 77 Ibid., hlm. 261. 78

lingkup standar nasional pendidikan meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan.79

Menurut hemat penulis dapat diketahui bahwa untuk mencapai pada mutu pendidikan Islam maka diperlukan beberapa komponen yaitu sumber daya manusia, sarana prasarana, kurikulum, norma serta cit-cita dari pendidikan Islam tersebut.

3. Metode Peningkatan Mutu Pendidikan Islam

Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategi dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. Manajemen peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada lembaga itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, pemberdayaan semua komponen, untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan orgaisasi guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.80

Pengelolaan pendidikan Islam memiliki ciri khas yang berbeda dengan pengelolaan pendidikan secara umum. Upaya peningkatan mutu pendidikan Islam selalu berlandaskan pada etika al-Qur’an dan hadits. Tujuan akhir pendidikan Islam terletak dalam perwujudan ketertundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas maupun

79

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 dalam Pasal 2 ayat (1) tentang Standar Nasional Pendidikan.

80

seluruh umat manusia.81 Beberapa prinsip orientasi strategis yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam yaitu berorientasi pada pengembangan sumber daya, mengarah pada pendidikan Islam multikulturalis, mempertegas misi penyempurnaan akhlak manusia dan mengutamakan spiritualisasi watak kebangsaan.82

H.A.R. Tilaar sebagaimana dikutip oleh Mujamil Qomar juga menyebutkan empat langkah bidang prioritas dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam, yakni peningkatan kualitas, pengembangan inovasi dan kreativitas, membangun jaringan kerjasama dan pelaksanaan otonomi daerah.83

Berdasarkan pada hal tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan mutu maka pendidikan Islam harus selalu berlandaskan pada etika yang diajarkan dalam al-Qur’an dan hadits. Hal ini yang membedakan antara pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya.