• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODE PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Suharsimi Arikunto menyebutkan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu angket, wawancara, pengamatan, ujian atau tes dan dokumentasi.12 Data dalam penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan beberapa teknik, yakni wawancara, observasi dan dokumentasi. 1. Wawancara

Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti hendak mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi lansung antara penyelidik dengan subyek atau responden.13 Wawancara yang telah dilakukan secara tidak

terstruktur yaitu sebelum melakukan wawancara penulis terlebih dahulu membuat pedoman wawancara agar lebih terarah pertanyaan yang diajukan. Tetapi pedoman wawancara tersebut sifatnya tidak mengikat sehingga pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kondisi yang ada sehingga dapat diperoleh data yang benar.

Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan sejarah berdirinya madrasah, pelaksanaan manajemen pendidikan yang berlaku serta hal-hal yang berkaitan dengan strategi-strategi yang

12

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, op.cit., hlm. 102. 13

dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di MTs NU Banat Kudus dan lain sebagainya.

Wawancara dilakukan terhadap orang-orang yang dianggap paling mengetahui terhadap data-data yang diperlukan oleh peneliti. Dalam penentuan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive sampling yang berorientasi kepada pemilihan sampel di mana populasi dan tujuan yang spesifik dari penelitian dan diketahui oleh peneliti sejak awal. Adapun wawancara dilakukan dengan bertemu langsung dan interview pribadi terhadap Ketua dan Pengurus BPPM NU Banat Kudus, Kepala MTs NU Banat Kudus berserta Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, dan Wakil Kepala Bidang Sarana Prasarana. Selain itu juga dilakukan wawancara terhadap guru, peserta didik, dan wali murid serta Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Kudus.

Adapun tahapan wawancara yang telah dilakukan dimulai dari: 1) menentukan siapa yang akan diwawancarai, 2) menyusun pedoman wawancara, 3) menghubungi narasumber dan melakukan wawancara, dan 4) menghentikan wawancara apabila data sudah jenuh.

Peneliti bertemu langsung dengan informan pada saat melakukan wawancara. Selama melakukan wawancara, peneliti mencatat hal-hal yang disampaikan oleh informan dalam buku catatan lapangan yang selalu peneliti bawa ketika melakukan penelitian. Guna menjaga tingkat kebenaran data/informasi yang peneliti catat dengan yang disampaikan oleh informan maka peneliti juga merekam pembicaraan peneliti dan

narasumber dengan menggunakan alat perekam suara. Pada saat peneliti mencatat dan merekam tidak ada informan yang merasa keberatan. Setelah wawancara berlangsung kemudian peneliti mengetik hasil wawancara sebagai laporan hasil wawancara dengan jarak satu setengah spasi. Laporan tersebut dibagi dalam tiga bagian yaitu: 1) kode informan, identitas informan, serta waktu dan tempat pelaksanaan wawancara; 2) transkrip wawancara; 3) pendapat peneliti.

2. Observasi

Data juga diperoleh melalui observasi secara langsung ke lapangan. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiyono bahwa observasi merupakan proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis melalui proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam lainnya.14 Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap

proses kerja yang berlangsung di MTs NU Banat Kudus. Tujuannya adalah untuk mengecek hal-hal yang telah disampaikan oleh informan pada saat wawancara. Observasi yang telah dilakukan adalah observasi partisipan, di mana peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang diteliti.

Peneliti menggunakan instrumen observasi berupa anecdotal records pada saat melakukan observasi. Anecdotal records adalah daftar riwayat kelakuan.15 Maksudnya adalah selama peneliti melakukan

observasi, peneliti membawa buku catatan lapangan kemudian mencatat

14

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,op.cit., hlm. 203. 15

setiap kejadian atau perilaku yang berlangsung saat itu. Setelah selesai observasi peneliti mengetik kembali catatan hasil observasi seperti hasil wawancara dengan jarak satu setengah spasi. Laporan hasil observasi tersebut terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1) Jenis kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan; dan 2) penjabaran hasil observasi.

Observasi dilakukan pada saat rapat koordinasi Ahad akhir bulan yang diikuti oleh Pengurus BPPM NU Banat Kudus, Kepala Madrasah/Sekolah dari masing-masing jenjang termasuk Kepala MTs NU Banat Kudus, Pengasuh Pondok Pesantren, dan Unit Usaha. Observasi juga dilakukan pada saat koordinasi pembinaan dan pengajian Ahad awal bulan yang diselenggarakan oleh BPPM NU Banat Kudus. Koordinasi ini diikuti oleh Pengurus BPPM NU Banat Kudus, seluruh guru dan karyawan dari semua jenjang termasuk guru dan karyawan MTs NU Banat Kudus. Observasi lainnya pada saat pendaftaran peserta didik baru di MTs NU Banat Kudus.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi juga digunakan sebagai pelengkap data dari hasil wawancara dan observasi. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan dapat berupa catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar berupa foto, gambar

hidup dan sketsa. Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, patung dan film.16

Penelitian ini menggunakan teknik dokomentasi bertujuan untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan seperangkat aturan BPPM NU Banat Kudus yang berlaku di MTs NU Banat Kudus, sejarah, visi, misi, foto-foto, struktur organisasi, struktur kurikulum, pembagian tugas dan guru mengajar, jadwal pelajaran, data ketenagaan dan sarana prasarana. Dokumen lainnya tentang lulusan peserta didik MTs NU Banat Kudus serta daftar penelusuran peserta didik kelas IX. Sehingga semua dokumen yang diperoleh oleh peneliti tergolong dalam dokumen resmi yang dimiliki oleh MTs NU Banat Kudus.