• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Hasil

5.2.3 Konsep

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari analisis dan sintesis. Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengeksplorasi ide-ide desain yang akan dibuat. Konsep awal desain Taman Lingkungan JGC dibuat oleh direktur OZ sebagai konseptor utama kemudian dikembangkan dan diterjemahkan bersama oleh project manager beserta tim.

5.2.3.1 Konsep Umum

Konsep umum dari proyek Taman Lingkungan JGC adalah mewujudkan hutan kota mini yang nyaman dan fungsional. Konsep ini dipilih atas keinginan klien sebagai wujud dari salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan terhadap masyarakat Kota Jakarta Timur dan juga disesuaikan dengan tema Kompleks JGC, yaitu hunian alam yang berpadu dengan hijaunya alam. Konsep ini juga diawali dari dasar pemikiran desain taman sebagai wadah untuk konservasi, rekreasi, dan edukasi.

Dasar pemikiran desain taman sebagai wadah untuk konservasi mencakup tiga poin, sebagai berikut:

1. wahana konservasi alam secara in-situ maupun eks-situ. Konservasi alam diwujudkan melalui penanaman tanaman langka (endangered plant) dan tanaman lokal (indegeneous plant),

2. kumpulan tegakan pohon yang berfungsi sebagai ameliorasi iklim mikro dan sekaligus berfungsi sebagai tempat habitat satwa liar, dan

3. koleksi tanaman memberi kontribusi pada perbaikan aerasi tanah, pengikat air dan udara menuju lingkungan yang sehat.

Dasar pemikiran desain taman sebagai wadah rekreasi mencakup dua poin, sebagai berikut:

a. mewadahi berbagai aktivitas ruang luar berwawasan lingkungan, kesehatan, pendidikan dan sosial. Sarana yang terdapat di taman dapat memotivasi pengguna untuk beraktivitas di luar ruangan (outdoor) sehingga pengguna dapat menjadi lebih sehat, dan melakukan interaksi,

b. menyediakan sarana yang dapat digunakan sebagai aktivitas rekreasi dari berbagai jenjang umur.

Dasar pemikiran desain taman sebagai wadah edukasi mencakup tiga poin, sebagai berikut:

1. cakrawala pengetahuan diperluas dengan belajar dari alam,

2. arboretum, tanaman buah (orchard) dan lapangan menjadi sarana untuk aktivitas luar ruang sebagai penunjang proses belajar, dan

3. pengembangan kecerdasan (multiple intelligent) melalui pengenalan terhadap hewan dan tumbuhan.

5.2.3.2 Konsep Desain

Konsep desain berasal dari bentuk sel daun (Gambar 13). Di dalam sel daun terdapat organel kloroplas yang berperan penting dalam proses fotosintesis untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Proses fotosintesis berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan hidup tanaman. Serupa dengan hal tersebut, sel-sel di dalam tubuh manusia juga terus tumbuh dan berkembang. Dengan pertumbuhan dan perkembangan sel, diharapkan di dalam tubuh manusia yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Struktur organel kloroplas di dalam sel daun merupakan kombinasi yang sangat rapi. Struktur ini terdiri dari tiga lapisan membran; membran luar, membran dalam yang disebut stroma, dan membran tilakoid. Stroma merupakan cairan yang agak kental, dan didalamnya terdapat lipatan membran tilakoid yang sangat intensif membentuk tumpukan piringan dalam satu cluster yang disebut granum. Di dalam tumpukan tilakoid (granum), terdapat pigmen tumbuhan yang menangkap energi cahaya menjadi energi kimia. Bagian dalam tilakoid disebut lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret. Pola jalinan tilakoid di dalam stroma pada sel daun diwujudkan sebagai jalur pedestrian, sedangkan granum diwujudkan sebagai base pada penataan zoning.

Gambar 13. Konsep Desain Taman Lingkungan JGC (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

5.2.3.3 Konsep Ruang

Konsep ruang membagi tapak ke dalam beberapa ruang, yaitu: entrance area, entertainment area, arboretum, open lawn, dan parking area (Gambar 14). Entrance area merupakan area penerimaan yang terdiri dari plaza dan visitor centre. Entertainment area merupakan area untuk aktivitas yang menyenangkan, terdiri dari jogging track, basketball 3on3 court, children playground,reflexiology path dan circulation path untuk pejalan kaki sebagai akses shortcut untuk melintasi taman. Arboretum merupakan area kumpulan tegakan pohon. Open lawn merupakan area terbuka. Parking area merupakan area pemberhentian sementara untuk kendaraan.

Pembagian ruang juga disesuaikan dengan konsep umum hutan kota mini sebagai wadah konservasi, rekreasi, dan edukasi. Wadah konservasi diwujudkan dalam ruang arboretum, sedangkan wadah rekreasi dan edukasi diwujudkan dalam entertainment area dan lawn area.

Gambar 14. Konsep Ruang Taman Lingkungan JGC (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

5.2.3.4 Landscape Strategy

Landscape strategy merupakan strategi yang digunakan OZ untuk mengembangkan berbagai ide dalam mendesain tapak yang terdiri dari planting strategy dan material strategy. Landscape strategy berguna bagi klien untuk memahami gambaran awal tentang penggunaan material dan tanaman yang akan digunakan dalam proses desain. Planting strategy merupakan konsep pemilihan tanaman (Gambar 15 dan 16). Penataan ruang hijau yang tepat sangat menentukan

Entrance area Entertainment area Arboretum

Open lawn Parking area

keberhasilan suatu area dalam merepresentasikan fungsinya. Oleh karena itu, pada proses desain Taman Lingkungan JGC, pemilihan tanaman diutamakan pada jenis pohon yang dapat mewujudkan konsep hutan kota mini, seperti bertajuk lebar, memberikan naungan, serta dapat menjadi tempat hidup satwa burung.

Secara umum, komposisi tanaman yang digunakan terdiri dari tegakan pohon, semak, tanaman penutup tanah (ground cover), dan rumput. Pohon yang digunakan terdiri dari 26 jenis (Tabel 6). Pembagian kategori pohon dibagi menjadi empat tipe berdasarkan ciri khas yang dimilikinya, yaitu:

1. tanaman kayu (timber trees)

Pengelompokkan kategori pohon yang berfungsi sebagai tanaman penaung, memiliki batang kayu, dan bentuk tajuk rimbun.

2. tanaman obat/rempah (medicinal/spice trees)

Pengelompokkan kategori pohon yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. 3. tanaman buah (orchard trees)

Pengelompokkan kategori pohon yang dapat menghasilkan buah. 4. tanaman langka dan lokal (endangered & indigeneous trees)

Pengelompokkan kategori pohon yang bertujuan untuk melestarikan spesies tanaman langka dari kepunahan sekaligus meningkatkan nilai tanaman lokal. Kesesuaian dengan iklim setempat dan ketahanan hidup yang tinggi merupakan salah satu nilai lebih penggunaan tanaman lokal dalam desain lanskap. Selain itu, tanaman pendukung lainnya juga dipergunakan untuk menambah keserasian dan keharmonisan dalam komposisi tanaman.

Gambar 15. Planting Strategy - Trees (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Orchard Trees Medicinal/Spice Trees Timber Trees

Gambar 16. Planting Strategy - Shrubs (sumber: Oemardi_Zain, 2011) Tabel 6. Jenis Pohon yang Diajukan pada Planting Strategy

NO NAMA LATIN NAMA LOKAL O S./M. T. E./I

1 Achras zapota Sawo manila v

2 Agathis alba Damar v

3 Araucaria heterophylla Cemara Norfolk v

4 Albizzia falcataria Sengon v

5 Antidesma reticulata Buni v

6 Canarium spp. Kenari v

7 Cassia siamea Johar v

8 Pinus merkusii Pinus v

9 Cinnamomum burmanii Kayu manis v

10 Dalbergia latifolia Sonokeling v

11 Diospyros celebica Ebony v

12 Diospyros phillipinensis Bisbul v v

13 Eugenia jambos Jambu Mawar v

14 Eusideroxylon zwageri Kayu Besi v

15 Ficus benjamina Beringin v

16 Ficus microcarpa Banyan v

17 Manilkara kauki Sawo Kecik v v

18 Melaleuca sp. Kayu putih v

19 Bouea macrophylla Gandaria v

20 Myristica fragrans Pala v

21 Palaquium sp. Nyatoh v

22 Samanea saman Trembesi v

23 Stelechcarpus burahol Kepel v v

24 Swietenia macrophylla Mahoni v

25 Swietenia mahagoni Mahoni v

26 Syzigium aromaticum Cengkeh v

(sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Ginger Garden Jasmine Garden

Keterangan:

O: Orchard trees, S./M.: Spice/Medicinal trees, T: Timber trees, E./I.: Endangered/Indigeneous trees

Lilies Garden Heliconias Fern Garden Herb Garden

Material strategy merupakan konsep desain penciptaan rupa bentuk material (site furniture) yang dipergunakan dan penataannya (Gambar 17). Konsep tersebut tidak hanya mempertimbangkan dari segi fungsional saja, namun juga dari segi estetika. Pemilihan dan penataan material dapat membentuk suasana kawasan yang ingin diciptakan. Contohnya yaitu konsep desain berupa sel daun yang juga ditunjang oleh desain fasilitas kursi dan signage dengan bentuk menyerupai daun. Strategi penempatan fasilitas juga mempertimbangkan kemudahan penjangkauan dan pemeliharaannya.

Gambar 17. Material Strategy (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Signage Papan informasi

Kursi Fasilitas rekreasi

5.2.3.5 Landscape Plan

Landscape plan pada tahap konsep merupakan gambar denah lanskap keseluruhan yang diajukan. Landscape plan juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar tapak secara tiga dimensi (Gambar 18 dan 19). Gambar ilustrasi merupakan visualisasi perspektif yang dapat mendukung tampilan dan membantu menjelaskan gambaran dari bentuk desain.

Gambar 18. Landscape Plan Taman Lingkungan JGC pada Tahap Konsep (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Gambar 19. 3D Illustrative Landscape Plan pada Tahap Konsep (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Dokumen terkait