• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Informan Penelitian

Sebelum informan dipilih penelitian terlebih dahulu dilakukan observasi informan dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan.

Jumlah informan sebanyak 6 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah informan penelitian

No Informan Jumlah

1 Kepala Dinas Pertanian 1 Orang

2 Penyuluh Pertanian 1 Orang

3 Ketua Kelompok Tani Ta’disangka 1 Orang

4 Ketua Kelompok Tani Harapan 1 Orang

5 Ketua Kelompok Tani Suka Maju 1 Orang

6 Ketua Kelompok Tani Ma’bulosibatang 1 Orang

Jumlah 6 Orang

E. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu, seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid, pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang

51

diperlukan. Dengan demikian untuk mendapatkan data yang akurat peneliti akan menggunakan tiga teknik pengumpulan data agar bisa mendukung hasil penelitian dan benar-benar sesuai dengan fakta dan kondisi lapangan yang secara berturut seperti yang dijelaskan dibawah ini, yaitu:

1. Pengamatan/observasi

Pengamatan/observasi ini untuk mengetahui bagaimana Peran Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Kelompok Tani di Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dengan tujuan mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, peningkatan dan sebagainya tentang peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan kelompok tani di Kelurahan Manongkoki Kabupaten Takalar, secara langsung di lapangan sehingga tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang saja.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dari implementasi kebijakan pemerintah daerah dengan mewawancarai masing-masing ketua kelompok tani di Kelurahan Manongkoki yang mengurus bantuan pemerintah kaitannya dengan bantuan pemerintah daerah.

3. Studi Dokumen

Dalam mendokumentasikan baik berupa karangan, memo, intruksi, majalah, buletin, aturan sebuah lembaga masyarakat, dan berita yang

39

disiarkan di media massa, yang berkaitan dengan obyek penelitian. Tujuan digunakannya metode ini untuk memperoleh data yang lebih akurat dan lebih jelas serta menjadi pendukung dari metode observasi dan metode wawancara.

F. Tehnik Analisis Data

Peneliti akan mengolah dan menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterprestasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Tujuan deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan terpercaya, serta akurat terhadap fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

G. Keabsahan Data

Tringulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding data.

Tringulasi terbagi atas 3 (tiga) yaitu:

1. Triangulasi Sumber artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

2. Triangulasi Waktu, digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan

53

perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan daya yang sahih melalui observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja, dan

3. Triangulasi Metode,usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan penelitian.

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Obyek Penelitian

Sebelum memulai pembahasan hasil penelitian mengenai Peran Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Kelompok Tani di Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Penulis akan memaparkan mengenai monografi Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar terlebih dahulu.

a. Kondisi Geografis Kelurahan Manongkoki

Kondisi geografis Kelurahan Manongkoki yang berada pada posisi kota Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dan sebagian wilayahnya berada di perkotaan dengan memiliki luas pemukiman 125,07 ha, luas lahan pertanian 198,07 ha. Luas prasarana umum 284,24 ha, perkantoran 0,03 ha, luas pemakaman 3 ha dan secara administrasi memiliki 4 (empat) wilayah lingkungan yakni: Lingkungan Maningkoki I, Lingkungan Manongkoki II, Lingkungan Pa’bentengang, Lingkungan Bontorita.

Dengan kondisi sebagai Kelurahan Manongkoki yang terletak di poros Takalar, maka keadaan tofografi Kelurahan Manongkoki yang merupakan dataran dengan ketinggian 2 meter diatas permukaan laut, dan secara geologis, wilayahnya memiliki tanah hitam yang berpasir.

Disamping itu wilayah Kelurahan Manongkoki berada pada poros jalan menuju kota Makassar, memiliki 2 iklim tropis dengan suhu rata-rata

42

55

mencapai 28 derajat celsius serta memiliki 2 tipe musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, dimana musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai November sementara musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai bulan April yang berputar tiap tahunnya. Disamping memiliki curah hujan rata-rata setiap tahun di Kelurahan Manongkoki 2.000 mm sampai 3.000 mm.

b. Batas-Batas Kelurahan Manongkoki

Menurut monografi Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara memiliki batas-batas sesuai daftar tabel yang telah disajikan.

Tabel 4.1 Batas-Batas Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

No Batas Kelurahan Kecamatan/Kabupaten 1 Utara Kel. Panrannuangku Polongbangkeng Utara 2 Timur Kel. Panrannuangku Polongbangkeng Utara 3 Selatan Kel. Bajeng Polongbangkeng Selatan

4 Barat - Kabupaten Gowa

Sumber: Kantor Kelurahan Manongkoki Kabupaten Takalar, 2014

Seperti yang di gambarkan pada tabel di atas bahwa di bagian Utara berbatasan dengan Kelurahan Panrannuangku, sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Panrannuangku, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bajeng, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa.

43

c. Jumlah Penduduk Kelurahan Manongkoki

Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara memiliki jumlah penduduk sesuai daftar tabel yang telah disajikan.

Tabel 4.2 Jumlah penduduk Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

No Nama Lingkungan Jumlah Penduduk

1 Manongkoki I 802 jiwa

2 Manongkoki II 1.172 jiwa

3 Pa’bentengang 911 jiwa

4 Bontorita 1.054 jiwa

Jumlah 3.939 jiwa

Sumber: Kantor Kelurahan Manongkoki Kabupaten Takalar, 2014

Seperti yang di gambarkan pada tabel di atas bahwa Lingkungan manongkoki I dengan penduduk 802 jiwa, Lingkungan Manongkoki II dengan penduduk 1.172 jiwa, Lingkungan Pa’bentengang dengan penduduk 911 jiwa, Lingkungan Bontorita dengan penduduk 1.054 jiwa.

Dengan jumlah keseluruhan sekitar 3.939 jiwa yakni:

1. Jumlah penduduk laki-laki 1.896 jiwa 2. Jumlah penduduk perempuan 2.043 jiwa

Jumlah Total 3.939 jiwa

57

d. Daftar nama Kelompok tani di Kelurahan Manongkoki

Kelurahan Manongkoki Kabupaten Takalar memiliki jumlah kelompok tani sebanyak 15 kelompok sesuai daftar tabel yang telah disajikan.

Tabel 4.3 daftar nama kelompok tani di Kelurahan Manongkoki Kabupaten Takalar.

No Nama Kelompok

1 Harapan 2 Ta’disangka 3 Julukanaya 4 Balla’parang 5 Biring kaloro’

6 Sunggu mate’ne 7 Setia kawan 8 Romanga I 9 Pangrita 10 Karya abadi 11 Bukit makmur 12 Ma’bulo sibatang 13 Manjarreki 14 Suka maju 15 Manongkoki II

45

e. Peta lokasi kelompok tani di Kelurahan Manongkoki

Gambar 4.1 peta lokasi kelimabelas kelompok tani berdasarkan hamparan dan jenis komuditi.

59

B. Peran Pemerintah Daerah Dalam Proses Pemberdayaan Kelompok Tani Salah satu karakteristik dalam pembangunan ekonomi adalah pergeseran jangka panjang populasi dan produksi dari sektor pertanian menjadi sektor industrialisasi. Konsep strategi pembangunan berimbang (balanced growth), yaitu pembangunan disektor pertanian dan sektor industri secara bersamaan merupakan tujuan pembangunan yang paling ideal. Pada kenyataannya konsep strategi pembangunan berimbang tidak dapat dilakukan oleh negara berkembang, hal ini disebabkan karena sumber daya manusia yang tidak memadai untuk melakukan pembangunan dibidang pertanian dan bidang industri sekaligus.

Pelaksanaan tugas dan fungsi seorang pemerintah daerah dalam bidang pemerintahan merupakan salah satu bentuk kegiatan aparat pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagaimana tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai pelaksanaan fungsi tersebut. Pemerintah daerah mempunyai peranan yang lebih penting terhadap kemajuan dan perkembangan wilayah yang dipimpinnya yaitu melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat dalam meningkatkan peran serta mereka terhadap pengembangan pembangunan khususnya dibidang pertanian.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dideskripsikan tentang peranan pemerintah daerah dalam proses pemberdayaan kelompok tani yang secara garis besar mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh petani

47

Pemerintah Dinas Pertanian Kabupaten Takalar dan penyuluh pertanian mengidentifikasi masalah yang dihadapi petani di Kelurahan Manongkoki.Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percaya diri dalam mengidentifikasi serta menganalisa keadaannya, baik potensi maupun permasalahannya. Pada tahap ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan.

Proses ini meliputi: persiapan masyarakat dan pemerintah untuk melakukan pertemuan-awal dan teknis pelaksanaannya, persiapan penyelenggaraan pertemuan, pelaksanaan kajian dan penilaian keadaan, pembahasan hasil dan penyusunan rencana tindak lanjut.

a. Peran Pemerintah sebagai dinamisator yaitumelakukan sosialisasi Sosialisasi merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk menciptakan dialog dengan masyarakat.Pemerintah daerah dalam melaksanakan sosialisasi terhadap masyarakat di Kelurahan Manongkoki yaitu dengan cara melakukan pertemuan dengan anggota kelompok tani membahas tentang masalah apa yang dihadapi petani untuk memberikan pengarahan dan membantu petani menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi di lapangan.

Sebagaimana hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu staf Dinas Pertanian Kabupaten Takalar yang berinisial “S”

menyatakan bahwa:

“Melakukan pertemuan membahas masalah-masalah apa yang sedang dihadapi oleh para petani, kemudian kami beserta penyuluh memahami titik permasalahan dan memberikan

61

solusi yang tepat dengan mengambil suatu langkah atau tindakan”(Wawancara Penulis, 05 Mei 2015)

Sedangkan dari hasil wawancara penulis lakukan dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Kelurahan Manongkoki oleh ibu “P” menyatakan bahwa:

“Dengan melakukan pertemuan terhadap anggota kelompok tani membahas tentang masalah apa yang dihadapi petani, kemudian kami membantu petani menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi di lapangan, seperti dalam hal penanganan serangan hama dan penyakit karena masih kurangnya pengetahuan para anggota kelompok tani didalam menentukan jenis hama/penyakit serta jenis-jenis obat-obatan yang tepat dan memberikan pengarahan untuk

memakai pupuk organik pada awal

pertanamannya”(Wawancara Penulis, 18 Mei 2015)

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah telah bertemu langsung kepada petani membahas tentang masalah apa yang sedang dihadapiserta membantu petani menemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Sedangkan dari hasil wawancara penulis lakukan dengan ketua kelompok tani Ta’disangka oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

“Kami sangat terbantu dengan adanya pemecahan masalah yang dilakukan pemerintah terhadap para petani disini, karena apabila ada tanaman yang terserang hama, penyuluh menyampaikan informasi kepetugas hama dan penyakit pada tanaman sekaligus memberikan nama racunnya”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015).

Hal senada juga disampaikan oleh ketua kelompok tani Harapan oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

49

“Dengan adanya pertemuan yang diadakan pemerintah tentang pemecahan masalah terhadap petani disini itu sangat membantu menambah pengetahuan petani dalam hal penanganan hama/penyakit yang biasa menyerang tanaman petani”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015)

Hal senada juga disampaikan oleh ketua kelompok tani Suka Maju oleh bapak “A” menyatakan bahwa:

”Dengan adanya pertemuan yang diadakan pemerintah terhadap petani disini itu sangat membantu menambah pengetahuan petani dalam hal penanganan hama”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015)

Pernyataan ketua kelompok tani Ma’bulosibatang oleh bapak “I”

juga menyatakan bahwa:

“Petani disini sangat terbantu dengan adanya pertemuan yang dilakukan pemerintah untuk membahas apa keluhan kami terutama dalam penanganan hama yang menyerang tanaman petani disini”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015)

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan aparat pemerintah itu sangat berarti bagi masyarakat karena dengan mengikuti pertemuan yang diadakan pemerintah tersebut maka para petani bisa mendapatkan banyak informasi-informasi dalam mengelolah pertaniannya dan membantu menambah pengetahuan petani dalam hal penanganan hama/penyakit pada tanamannya.

2. Menyusun rencana kegiatan kelompok

Adanya suatu perencanaan program/kegiatan pemberdayaan masyarakat akan memberikan kerangka kerja yang dapat dijadikan acuan oleh pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan atau termasuk

63

warga masyarakatnya untuk mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Kelurahan Manongkoki melakukan pendampingan pada saat penyusunan rencana kegiatan kelompok, program pemberdayaan masyarakat harus dirancang dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat setempat dan kegiatan apa yang menurut pemerintah bersama masyarakat paling efektif demi tercapainya tujuan-tujuan tersebut.

Sebagaimana hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Kelurahan Manongkoki oleh ibu “P” menyatakan bahwa:

“Iya terlibat dalam mendampingi petani baik dalam melaksanakan musyawarah tani dengan kata lain appalili’, semua kelompok tani mengajukan rencananya mulai dari penentuan jadwal hambur tanaman dan jenis varietas, jenis pupuk sampai panen yang akan diterapkan di sekolah lapang dan mendampingi dalam pembuatan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk, karena masih ada sebagian ketua kelompok yangbelum bisa membuat RDKK sendiri”(Wawancara Penulis, 18 Mei 2015)

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Kelurahan Manongkoki terlibat mendampingi petani baik dalam melaksanakan musyawarah tani maupun mendampingi dalam pembuatan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk.

51

Sedangkan dari hasil wawancara penulis lakukan dengan ketua kelompok tani Ta’disangka oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

“Dalam menyusun rencana kegiatan kelompok yang terlibat hanya PPL Kelurahan Manongkoki saja dan masing-masing ketua kelompok”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015)

Hal senada juga disampaikan oleh ketua kelompok tani Harapan oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

“Penyusunan rencana kegiatan kelompok itu di buat oleh masing-masing ketua kelompok tani yang didampingi oleh PPL di Kelurahan Manongkoki”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015).

Hal senada juga disampaikan oleh ketua kelompok tani Suka Maju oleh bapak “A” menyatakan bahwa:

“Iya, ada PPL di Kelurahan Manongkoki ini yang mendampingi ketua kelompok dalam penyusunan rencana kegiatan maupun pada saat musyawarah tani/appalili’”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015).

Pernyataan ketua kelompok tani Ma’bulosibatang oleh bapak “I”

juga menyatakan bahwa:

“Iya ada PPL Kelurahan Manongkoki yang mendampingi kami dalam penyusunan rencana kegiatan baik pada saat musyawarah tani maupun pada saat pembuatan RDKK pupuk”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015).

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam penyusunan rencana kegiatan, masing-masing ketua kelompokmembuat rencana kegiatandan didampingi oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Kelurahan Manongkoki.

3. Melaksanakan kegiatan kelompok

65

Pemerintah dalam hal Dinas Pertanian Kabupaten Takalar dan PPL pertanian dari Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BPPPK) Kecamatan Polongbangkeng Utara menerapkan rencana kegiatan kelompok, rencana yang telah disusun bersama dengan dukungan fasilitasi dari pendamping selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan yang konkrit dengan tetap memperhatikan realisasi dan rencana awal. Termasuk dalam kegiatan ini adalah, pemberian bimbingan pada saat pelaksanaan kegiatan di lapangan dan kemajuan kegiatan menjadi perhatian semua pihak, selain itu juga dilakukan perbaikan jika diperlukan.

a. Peran pemerintah sebagai dinamisator yaitu pemberian bimbingan Petugas Penyuluh Lapangan(PPL) Pertanian dari Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BPPPK) Kecamatan Polongbangkeng Utara sebagai perpanjangan tangan oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Takalar dalam melaksanakan pembimbingan di lapangan terhadap anggota kelompok tani di Kelurahan Manongkoki belum mampu menjangkau dalam satu minggu untuk melaksanakan pendampingan yang secara spesifik para anggota kelompok tani masih melakukan secara mandiri dengan tingkat pengetahuan yang masih rendah. Selain itu kendala utama yang ditemui dilapangan bahwa tenaga pendamping yang ada sekarang hanya satu orang saja sehingga petani masih kurang mendapat solusi yang jelas ketika mendapat kendala teknis di lapangan.

53

Sebagaimana dari hasil wawancara penulis lakukan dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Kelurahan Manongkoki oleh ibu “P” menyatakan bahwa:

“Dengan melakukan pendampingan lapangan, memberikan bimbingan mengenai paket teknologi baru kepada kelompok-kelompok tani yang melakukan sekolah lapang dan melakukan pembinaan kegiatan tentang bagaimana pengolahan tanah yang baik, teknik penghamburan, jarak tanam serta pemupukan berimbang dan dilakukan pengamatan bagaimana mengenali suatu penyakit atau hama”(Wawancara Penulis, 18 Mei 2015)

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dari Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BPPPK)Polongbangkeng Utarasebagai perpanjangan tangan oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Takalar telah melakukan pendampingan lapangan kepada kelompok-kelompok tani di Kelurahan Manongkoki yang melakukan sekolah lapang.

Sedangkan dari hasil wawancara penulis lakukan dengan ketua kelompok tani Ta’disangka oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

“Iya sudah, tapi di Kelurahan Manongkoki ini masih kekurangan tenaga penyuluh dari pertanian mengingat tingkat kebutuhan kelompok tani sangat tinggi karena banyaknya kelompok tani yang ada”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015).

Hal senada juga disampaikan ketua kelompok tani Harapan oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

“Ya, pemerintah memang sudah melakukan kegiatan pendampingan lapangan, akan tetapi penyuluh yang ada masih kurang dan belum mampu membawahi kelompok tani

67

yang ada di Kelurahan Manongkoki mengingat banyaknya kelompok tani disini”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015).

Hal senada juga disampaikan ketua kelompok tani Suka Maju oleh bapak “A” menyatakan bahwa:

“Ya sudah, pelaksanaan dilapangan hingga saat ini, telah berjalan sebagaimana mestinya dan telah mendapat respon yang baik dari petani, namun kendala besar yang dialami oleh petani bahwa kurangnya tenaga pembimbing dilapangan sehingga menyulitkan bagi petani untuk mendapatkan informasi”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015).

Pernyataan ketua kelompok tani Ma’bulosibatang oleh bapak “I”

juga menyatakan bahwa:

“Ya, akan tetapi kegiatan pendampingan yang dilakukan belum secara maksimal karena tenaga penyuluh yang disediakan tidak mencukupi mengingat kelompok tani disini cukup banyak”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015).

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa para anggota kelompok tani di Kelurahan manongkoki masih memerlukan tenaga pendamping lapangan untuk bisa lebih mendapat informasi-informasi terkait dengan usaha pertaniannya.

b. Peran pemerintah sebagai fasilitator yaitu penyediaan varietas unggul, pupuk dan obat-obatan/pestisida.

Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan. Sebagai fasilitator, pemerintah daerah dalam hal Dinas Pertanian Kabupaten Takalar berusaha memfasilitasi para petani dalam pelaksanaan kegiatan sekolah lapang yang diadakan agar hasil produksi pertanian dapat meningkat.

54

Pemerintah daerah dalam hal Dinas Pertanian Kabupaten Takalar memfasilitasi kegiatan sekolah lapang,dengan memberikan bantuan seperti benih/varietas unggul, pupuk anorganik, pupuk organik dan obat-obatan. Yang setiap masing-masing kelompok tani mempunyai lahan seluas 1 ha, yang dijadikan sebagaisekolah lapang.

Sebagaimana hasil wawancara penulis lakukan dengan salah satu staf Dinas Pertanian Kabupaten Takalar yang berinisial “S”

menyatakan bahwa:

“Pemerintah telah memberikan bantuan berupa benih yang bermutu/varietas unggul,pupuk seperti pupuk anorganik, pupuk organik dan obat-obatan bagi setiap kelompok tani yang melakukan kegiatan sekolah lapang” (Wawancara Penulis, 05 Mei 2015).

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pemerintah daerah telah memberikan bantuan berupa varietas unggul, pupuk dan obat-obatan kepada masyarakat petani yang disesuaikan dengan komuditi yang dikembangkan oleh para petani di Kelurahan Manongkoki.

Sedangkan dari hasil wawancara penulis lakukan dengan ketua kelompok tani Ta’disangka oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

“Dalam sekolah lapang yang dilaksanakan pemerintah menyediakan benih, pupuk dan obat-obatan yang dipakai pada lahan yang merupakan sekolah lapang seluas 1ha pada setiap kelompok tani”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015).

Hal senada juga disampaikan ketua kelompok tani Harapan oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

69

“Pemerintah memberikan bantuan mulai dari benih kemudian pupuk seperti pupuk anorganik dan pupuk organik serta obat-obatan yang dipakai dalam kegiatan sekolah lapang yang dilaksanakan”(Wawancara Penulis, 06 Mei 2015).

Hal senada juga disampaikan ketua kelompok tani Suka Maju oleh bapak “A” menyatakan bahwa:

“Pemerintah menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan seperti benih, pupuk dan obat-obatan pembasmi hama dan penyakit yang dipakai dalam kegiatan pelaksanaan sekolah lapang yang diadakan”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015).

Pernyataan ketua kelompok tani Ma’bulosibatang oleh bapak “I”

juga menyatakan bahwa:

“Dalam sekolah lapang yang diadakan pemerintah itu memfasilitasi kebutuhan seperti benih unggul yang akan ditanam, kemudian pemerintah memberikan pupuk baik itu pupuk anorganik maupun pupuk organik serta obat-obatan yang dapat membasmi hama dan penyakit pada tanaman”(Wawancara Penulis, 07 Mei 2015).

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pemerintah telah memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan oleh petani dalam sekolah lapang yang diadakan dan dengan adanya sekolah lapang yang berkelanjutan maka petani dapat membandingkan jumlah hasil produksi yang dicapai.

c. Peran pemerintah sebagai regulator yaitumengeluarkan aturan pada saat selesai panen.

Pemerintah daerah mengeluarkan aturan pada saat selesai panen yaitu dimana hasil pertanian para petani dikumpulkan dan dijual.

Aturan ini dibuat untuk bisa menyadarkan para petani untuk bisa memperhitungkan kerugian yang mereka alami dengan meminjam 56

modal kepada tengkulak, tanpa memperhitungkan untung rugi yang mereka alami, diantaranya bunga yang lebih tinggi dan keharusan menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak meskipun dengan harga yang jauh dibawah harga standar di pasaran.

Sebagaimana hasil wawancara penulis lakukan dengan salah satu staf Dinas Pertanian Kabupaten Takalar yang berinisial “S”

menyatakan bahwa:

“Pemerintah memang banyak mengeluarkan aturan-aturan terutama pada saat selesai panen yaitu dimana hasil pertanian petani dikumpulkan kemudian dijual” (Wawancara Penulis, 05 Mei 2015).

Dari hasil wawancara tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pemerintah sudah mengeluarkan aturan pada pasca produksi yaitu bagaimana mendistribusikan hasil-hasil pertanian para petani.

Sedangkan dari hasil wawancara penulis lakukan dengan ketua kelompok tani Ta’disangka oleh bapak “H” menyatakan bahwa:

“Ya, pemerintah memang mengeluarkan aturan pada saat

“Ya, pemerintah memang mengeluarkan aturan pada saat

Dokumen terkait