• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pendidikan Integral

BAB IV KONSEP PENDIDIKAN INTEGRAL MUHAMMAD

B. Konsep Pendidikan Integral

Kata integral disini tidak asing lagi bagi kita, sebagaimana

Muhammad Natsir telah kemukakan dalam „mosi integral Muhammad Natsir”, yang mana beliau menginginkan pernyatuan wilayah-wilayah yang ada diseluruh Indonesia, tidak membeda-bedakan antara Jawa dan luar Jawa.

lxviii

Konsep pendidikan integral, universal dan harmonisasi menurut Muhammad Natsir tidak mengenal dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum, melainkan antara keduanya memiliki keterpaduan dan keseimbangan. Semua itu dasarnya agama, apa pun bidang dan disiplin ilmu yang ditekuninya.

Tidak Cuma sebatas mengeluarkan konsep pendidikan integral secara teori, namun Muhammad Natsir ketika menjadi Perdana Menteri, ia memerintahkan kepada Menteri P dan K Bahder Djohan agar pelajaran agama diberikan di sekolah umum. Dan memerintahkan Menteri Agama KH. Wahid Hasyim agar pelajaran umum di ajarkan di sekolah-sekolah agama(pesantren) ( Agus Basri, 2008:156).

Dengan begitu pendidikan semua akan terintegrasi. Pendidikan umum tidak lagi mengajarkankeilmuan umum saja, begitu pula pendidikan agama (lembaga pendidikan)tidak hanya mengajarkan keagamaan saja. Dengan begitu keduanya akan terpadu menjadi stau sebuah pendidikan model Indonesia.

Dalam kaitannya dengan pendidikan yang integral Muhammad Natsir sering mengakitkannya dengan sistem pendidikan barat yang sering

dikaitkan dengan sistem pendidikan timur, beliau mengatakan “ tidak mengenal soal, apakah itu didikan barat atau didikan timur” (M. Natsir,

1954: 84).

Timur kepunyaan Allah, baratpun kepunyaan Allah juga, sebagaimana makhluk yang bersifat baru, kedua-duanya, barat dan timur,

lxix

mempunyai hal yang kurang baik dan hal yang baik, mengandung beberapa kelebihan dan beberapa kekurangan.

Sejarah mencatat Muhammad Natsir bahkan adalah peletak dasar dari sistem pendidikan yang integral ketika orang-orang Indonesia ini di awal 1930-an masih terkotak-kotak ke dalam pendidikan yang sekuler di satu pihak dan pendidikan agama di pihak yang lain. Keduanya bagaikan rel kereta api yang tidak pernah ketemu yang dikembangkan oleh penjajah Belanda yang di negerinya sendiri memang dilandaskan prinsip separation of chruch and state dalam bingkai sekulerisme itu. Melalui sekolah pendidikan Isalm (Pendis) yang ia rintis di Bandung, yang dimulai dengan hanya 7 orang murid, di sebuah rumah penduduk yang disewa, kemudian berkembang ke kota-kota lain di Jawa Barat, dan sekarang telah menjadi basis pendidikan yang diterima banyak pihak dan banyak kalangan, di seantero Indonesia ini. Pemerintah pun sudah mulai tergerak hatinya untuk menerapkan pendidikan Integral konsep Muhammad Natsir ini diseluruh Indonesia dimana tidak ada lagi perbedaan dan pemisahaan antara sekolah umum dan sekolah agama, madrasah atau pesantren ( 100 Tahun Muhammad Natsir, 2008: 210-211).

Pendidikan integral menurut Muhammad Natsir adalah bukanlah pendidikan parsial, melainkan pendidikan yang universal, ada keseimbangan (balance) antaraaspek intelektual dan spiritual, antara jasmani dan ruhani. Tidak ada dikotomi antara cabang-cabang ilmu (Hepi Andi Bastoni, 2008: 54). Hal ini dibuktikan oleh Muhammad Natsir ketika

lxx

ia memmpin lembaga pendidkan Islam (Pendis) tahun 1932-1942, lembaga tersebut menjadi model alternative dari sistem pendidikan colonial, sekaligus hadir sebagai jawaban dari sistem pendidikan secular Belanda saat itu.

Menurut Muhammad Natsir lahirnya para intelektual yang menentang Islam dan kelompok yang westren-minded adalah akibat dari pendidikan yang tidak berbasis agama. Maka, dalam konteks inilah Muhammad Natsir melihat tauhid sebagai landasan pendidikan Islam. Pemikiran ini pula yang menggambarkan penolakan Muhammad Natsir pada sekulerisme. Hal inilah yang juga disimpulkan oleh Huseein Umar, tokoh yang mewarisi sebagian sikap dan pemikiran Muhammad Natsir kini telah hadir dalam bentuk berdirinya kampus-kampu Islam seperti UII Yoyagkarta, UISU Medan, UNISBA Bandung, UMI Makasar, UNISSULA Semarang, UIR Riau, Universitas Al Azhar Indonesia, dan LPDI Jakarta yang kini menjadi STID Muhammad Natisr ( Hepi Andi Bastoni, 2008 : 52).

Pendidikan integral merupakan pendidikan yang berbasis tauhid. Yang dimaksud tauhid adalah membekali anak didik dengan agama yang cukup. Karena perkembangan sains dan teknologi tidak serta merta meninggalkan martabat manusia, ketika krisis akhlak masih menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat kita. Anak-anak tumbuh dan berkembang di lingkungan yang serba mengkhawatirkan, laksana hidup di

lxxi

hedonis, serakah, pergaulan bebas, narkoba dan sejenisnya. Jika dianalisa, persoalan tersebut bertumpu pada persoalan pendidikan. Persoalan bagaimana mendidik akhlak, persoalan mendidik beribadah, menumbuhkan kekuatan spritual dan persoalan pendidikan aqidah yang memberi landasan dan arahan kehidupan.

Pidato belaiu pada rapat Persatuan Isalm di Bogor, 17 Juni 1934,

dengan judul “ Ideologi Didikan Islam” maupun tulisan beliau di pedoman Msyarakat tiga tahun kemudian (1937). Dengan judul “ tauhid sebagai Dasar didikan”. Dengan jelas sekali menggariskan ideologi

pendidikan umat Islam yang harus tertitik tolak dari dan berorientasi kepada kata Tauhid, yang bersimpul dalam dua kalimah syahadat itu (Abibullah Djaini, 1996: 100).

Pentingnya tauhid sebagai dasar pendidikan ini menurut Muhammad Natsir berhubungan erat dengan akhlak mulia. Tauhid dapat terlihat manifestasinya pada kepribadian yang mulia seperti yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Yaitu pribadi yang memiliki keikhlasan, kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas atau kewajiban yang diyakini kebenarannya (Abudin Nata, 2005: 86).

Muhammad Natsir sangat menekankan tauhid sebagai dasar pendidikan (M. Natsir, 1954: 139). Dalam tulisannya yang berjudul Tauhid Sebagai Dasar Didikan. Muhammad Natsir menceritakan tentang pentingnya tauhid dengan mengambil contoh pada seorang Profesor Fisika

lxxii

bernama Paul Ehrenfest ang mati bunuh diri, setelah membunuh anak satu-satunya yang teramat di sayanginya karena kehilanagn tempat

bergantung. Dia meyakini bahwa “ tidak ada yang lain pokok dan tujuan

hidup yang sebenarnya selain dari wetenschap tidak ada yang lebih baik dari wetenschap, tidak ada yang tersembunyi di balik wetenschap. Wetenschap di atas segalanya. Akan tetapi, sesungguhnya masih ada kebutuhan ruhani yang tidak dapat dipuaskan dengan wetenschap itu. Semakin memprdalam ilmu, semakin hilang rasanya tempat berpijak. Apa yang kemarin masih benar, sekarang sudah tidak benar. Apa yang betul sekrang, besuk sudah tidak betul lagi. Demikian wetenschap, rohninya dahaga kepada suatu tempat berpegang yang teguh, sesuatu yang absolute, yang mutlak temapt menyangkutkan sauh bila ditimpa gelombang kehidupan, tempat bernaung yang teduh apabila datang pancaroba rohani (M.Natsir, 1954:140).

Mengenal Tuhan, mentauhidkan Tuhan, mempercayai dan menyerahkan diri kepada Tuhan, tak dapat tidak harus menjadi dasar bagi tiap-tiap pendidikan yang hendak diberikan kepada generasi yang kita latih, jika kalau sebagai guru ataupun sebagai ibu bapak, betul-betul cinta kepada anak-anak yang telah dipertaruhkan Allah kepada kita itu ( M. Natsir, 1954: 142).

Semata ilmu pengetahuan yang betapapun dipuja ternyata tidak dapat menyelamatkannya karena ketiadaan tempat bergantung yang bersifat spritual itu. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan antara yang

lxxiii

intelektual dan yang spritual, antara jasmani dan ruhani. Itulah yang diberikan oleh Islam, dan itu pula landasan sistem pendidikan Islam ( Anwar Harjono, 201: 151).

Berkaitan dengan perlunya tauhid sebagai dasar pendidikan, Muhammad Natsir bersama 53 orang pimpinan, dan tokoh masyarakat mengajukan tuntutan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwkilan Rakyat (DPR) agar meninjau kembali terhadap buku Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Menurut Muhammad Natsir dan kawan-kawannya itu, bahwa sebagian dari isi buku tersebut terdapat bagian yang mengarah kepada pendangkalan aqidah, penyamarataan semua agama dan mempertentangkan pancasila dan agama (Abudin Nata, 2005: 86).

Menurut Muhammad Natsir sisi pertama dari tauhid adalah memperkokoh kesadaran batin manusia, menumbuhkan spiritualitas yang mendalam dan juga menjadi basis etika pribadi. Sedangkan sisi kedua dari tauhid adalah berisikan penekanan kepada kesatuan universal umat manusia sebagai umat yang bersatu, berdasarkan persamaan, keadilan, kasih sayang, toleransi, dan kesabaran. Jadi dalam konteks kemanusiaan tauhid menegaskan prinsip humanisme universal yang tanpa batas, serta sumber atau rujukan di dalam penyajian materi pendidikan kepada anggota keluarga yaitu ayat-ayat Al Qur‟an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Melalui dasar tauhid tersebut akan tercipta integrasi pendidikan agama dan umum. Muhammad Natsir selalu menekankan bahwa

lxxiv

sesungguhnya tidak ada dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Melainkan keduanya memiliki keterpaduan dan keseimbangan.

Konsep pendidikan yang integral, harmonis, dan universal tersebut oleh Muhammad Natsir dihubungkan dengan misi ajaran Islam sebagai agama yang brsifat universal. Menurutnya, bahwa Isalm bukan sekedar agama dalam pengertian yang sempit yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja, melainkan mengatur hubungan manusia dengan manusia.

Muhammad Natsir tidak mempertentangkan barat dan timur, tetapi ia tegas mempertegas anatara hak dan yang bathil. Penolakan ia terhadap sekularisme telah jelas, ia menyebutnya dengan istilah “netral agama” (laa

lxxv

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uaraian banyak diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendidikan Integral adalah pendidikan yang memadukan antara intelektual, moral dan spritual. Bisa juga Pendidikan Integral adalah sebuah Pendidikan yang mencakup diri manusia antara jasmani dan rohani.

2. Konsep Pendidikan Integral perspektif Muhammad Natsir adalah bukanlah parsial, melainkan pendidikan yang universal, ada keseimbangan (balance) antara aspek inteletual dan spiritual, antara jasmani dan rohani. Pendidikan Integral menurut Muhammad Natsir berlandaskan pada tauhid.

B. Saran

1. Di Indonesia ini diharapkan sekolah-sekolah atau universitas-universitas yang ada pada menerapakan pendidikan integral di sekolah-sekolah atau universitas-universitas mereka.

2. Bagi para orang tua atau wali murid pada umumnya, agar bisa memilih sekolah buat anaknya yang berbasis Islam supaya anak-anaknya selain mengetahui ilmu pengetahuan umum juga mengetahui ilmu agama yang buat bekal di akhirat nanti.

lxxvi

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, E S/ Rais, M A/ Natsir, M. 1998. Pak Natsir 80 Tahun: Pandangan dan Penilaian Generasi Muda. Jakarta: Media Da‟wah

Bakker, Anton. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius Departemen Agama. 2003. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, cet II

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Harjono, Anwar. 2001. Pemikiran dan Perjuangan Muhammad Natsir. Jakarta: Pustaka Firdaus

Hasan, Iqbal. 2004. Analisa Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Luth, Thohir. 1999. M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani Press

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Nata, Abudin. 2005. Tokoh-Tokoh Pembaruan Islam di Indonesia. Jakarta: PT

Grafindo Persada

Natsir, M. 2008. Capita Selekta Jlid I. Jakarta: Media Dakwah Natsir, M. 1957. Capita Selekta Jlid II. Jakarta: Pustaka Firdaus Natsir, M. 2008. Sang Maestro Dakwah. Jakarta: Mujtama Press

Putra Daulay, Haidar. 2004. Pendidikan IslamDalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana

Shahab, Idrus F. 2011. Natsir Politik Santun diantara Dua Rezim. Jakarta. KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)

Sudarto. 1997. Metode Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada 100 Tahun Muhammad Natsir. 2008. Berdamai Dengan Sejarah. Jakarta:

Republikan.

lxxvii

DAFTAR PUSTAKA

Badiatul Roziqin, Badiatul Mukhlisin Junaidi dan Abdul Munif. 2009. 101 Jejak Tokoh Islam, e-Nusantara. Yogyakarta

Bastoni, Hepi Andi, dkk. 2008. Muhammad Natsir Sang Maestro Dakwah. Jakarta: Mujtama Press

Feith, Herbert. 1964. The Decline Of Contitutional Democrary in Indonesia. Ithaca: Comel Universty Press

Mahendra, Yusril Ihza. 1994. Modernisme Islam dan Demokrasi : Pandangan Politik M. Natsir, dalam Islamika, Nomor 3, Januari-Maret

Noer, Deliar. 1990. Gerakan modern 1990-1942. Jakarta: LP3ES.

Rosyidi, Ajib. 1990. M. Natsir Sebuah Biografi. Jakarta: Girimukti Pusaka.

Salam, Solichin. 1990. Wajah Nasional. Jakarta: Pusat Studi dan Penelitian Islam.

Media Dakwah. 1993. Pejuang Nasional dan Pejuang Islam. Dalam Serial

Khutbah Jum‟at Maret.

Puar, Yusuf Abdullah. 1978. M. Natsir 70 tahun : Kenang-Kenangan Kehidupan Perjuangan. Jakarta : Pustaka Antara

lxxxiv

SURAT KETERANGAN KEGIATAN (SKK)

Nama : Aghniaus Sholikhah Dosen PA : Dra. Hj. Maryatin

Program Studi : PAI Jurusan : Tarbiyah

NIM : 11112233

No. NAMA KEGIATAN WAKTU

PELAKSANAAN KETERANGAN POIN 1. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 8-9 September 2012 Peserta 2. Orientasi Dasar Keislaman (ODK) 10 September 2012 Peserta 3. Satuan Tugas Seminar

Regional Resimen Mahasiswa Sat. 953

“KALIMOSODO”

STAIN Salatiga

29 Oktober 2012 Peserta

4. Bedah Buku “24 Cara

Mendongkrak IPK” 5 Desember 2012 Peserta

5. USER EDUCATION (Pendidikan Pemakai Perpustakaan) 13 September 2012 Peserta

6. OPAK STAIN Salatiga

“Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia” 5-7 September 2012 Peserta 7. Achicvment Motivation Training Dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi

12 September 2012 Peserta 8. Seminar Entrepreneurship dan Koperasian “Explore Your Entrepreneurship

Talent” oleh MAPALA

11 September 2012

lxxxv MITAPASA dan KSEI

STAIN Salatiga 9. Hijab Class and Beauty

Demo

28 Oktober 2012 Peserta 10. Training pembuatan

Makalah oleh LDK Darul Amal STAIN Salatiga

13 Oktober 2012 Peserta

11. Pra Youth Leadership

Training “ Surat Cinta Pembasmi Galau” oleh

KAMMI Komisasiat Salatiga 6 Oktober 2012 Peserta 12. Seminar Nasional Kewirausahaan bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperingdagkop) Salatiga 20 Oktober 2015 Peserta 13. Surat keputusan Raudhatul Athfal Muslimat NU Masyithoh Ngabean Kecamatan Secang Ngabean

14 Juli 2013 Wiyata Bakti

14. Surat Keputusan TPA “

Riyadhotul Khasanah”

Ngabean Secang, Magelang

10 Februari 2012 Guru Tetap

15. Akhirussanah TPA

Riyadhotul Khasanah“

Cara Membaca Tajwid

Dengan Benar”

2 Maret 2013 Panitia

16. Kegiatan TPA

Riyadhotul Khasanah” Santri Berkata Jujur”

25 Juli 2014 Panitia 17. Akhirussanah TPA Riyadhotul Khasanah “ Pentingnya Shalat 5 Waktu” 18 Mei 2013 Panitia 18. Akhirussanah TPA Riyadhotul Khasanah “

Santri Memiliki sifat

Akhlakul Karimah”

lxxxvi 19. Akhirussnah TPA Riyadhotul Khasanah” Membentuk Sifat Santri Menjadi Akhirussanah” 6 Juni 2013 Panitia 20. Khataman Al Qur‟an TPA Riyadhotul Khasanah 14 April 2013 Panitia 21. Bazar “ Tingkatakan Jiwa Kewirausahaan” oleh FKPN (Forum Komunikasi Pemuda Ngabean) 2 April 2013 Panitia 22. Memperingati hari kemerdekaan tingkat kelurahan dengan

kegiatan Jalan Sehat “

Kembangkan Kreativitas, Semangat Olahraga dan Solidaritas” oleh FKPN (Forum Komunikasi Pemuda Ngabean). 16 Agustus 2015 Panitia 23. Memperingati Hari besar Nabi Muhammad SAW dengan kegiatan

Pengjian Akbar “ Agar Harta lebih Berkah”

oleh IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) Ngabean Secang, Magelang

24 Februari 2015 Panitia

24. Bakti Sosial “ Suatu

Langkah Kecil dengan Kepedulian yang

Besar” Oleh IRMAS

(Ikatan Remaja Masjid Darusalamah)

Ngabean Secang, Magelang

lxxxviii

SURAT KETERANGAN KEGIATAN MAHASISWA (SKKM)

Nama : Aghniaus Sholikhah

Jurusan : PAI

NIM : 11112233

Dosen PA : Dra. Hj. Maryatin

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

NO NAMA KEGIATAN WAKTU

PELAKSANAAN

KETERANGAN POIN 1. Surat Keputusan TPA

“Riyadhotul Khasanah”

Ngabean Secang

10 Februari 2012 Guru Tetap 28

2. Akhirussanah TPA

Riyadhotul Khasanah “

Santri Memiliki Sifat

Akhlakul Karimah”

2 April 2012 Panitia 3

3. OPAK STAIN Salatiga “

Progresifitas Kaum Muda Kunci Perubahan Indonesia” 5-7 September 2012 Peserta 3 4. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 8-9 September 2012 Peserta 3 5. Orientasi Dasar Keislaman (ODK) 10 September 2012 Peserta 2 6. Seminar Entrepreneurship

dan Koperasian “ Explore

Your Entreneurship

Talent “ oleh MAPALA

dan KSEI STAIN Salatiga

11 September 2012

Peserta 2

7. Achicvment Motivation Training Dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi 12 September 2012 Peserta 2 8. USER EDUCATION (Pendidikan Pemakai Perpustakaan) 13 September 2012 Peserta 2

lxxxix 9. Pra Youth Leadership

Training “Surat Cinta Pebasmi Galau” Oleh

KAMMI Komisasiat Salatiga

6 Oktober 2012 Peserta 4

10. Training pembuatan Makalah oleh LDK Darul Amal STAIN Salatiga

13 Oktober 2012 Peserta 2 11. Seminar Nasional Kewirausahaan bersama Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi (Disperingdagkop) Salatiga 20 Oktober 2012 Peserta 8

12. Hijab Class and Beauty Demo

28 Oktober 2012 Peserta 4

13. Satuan Tugas Seminar Regional Resimen Mahasiswa Sat. 953

“KALIMOSODO”

STAIN Salatiga

29 Oktober 2012 Peserta 4

14. Bedah Buku” 24 Cara

Mendongrak IPK” 5 Desember 2012 Peserta 2

15. Akhirussanah TPA Riyadhotul

Khasanah”Cara Membaca Tajwid Dengan Benar”

2 Maret 2013 Panitia 3 16. Bazar” Tingkatankan Jiwa Kewirausahaan” Oleh FKPN (Forum Komunikasi Pemuda Ngabean 2 April 2013 Panitia 3

17. Khataman Al Qur‟an TPA

Riyadhotul Khasanah 14 April 2013 Panitia 3 18. Akhirussanah TPA Riyadhotul Khasanah “ Pentingnya Shalat 5 Waktu” 18 Mei 2013 Panitia 3

19 Bakti Sosial “ Suatu

Langkah Kecil dengan

Kepedulian yang Besar”

Oleh IRMAS (Ikatan Remaja Masjid

Darusalamah) Ngabean

xc Secang, Magelang

20. Akhirussnah TPA

Riyadhotul Khasanah”

Membentuk Sifat Santri

Menjadi Akhirussanah” 6 Juni 2013 Panitia 3 21. Surat Keputusan Raudhatul Athfal Muslimat NU Masyithoh Ngabean Kecamatan Secang, Magelang

14 Juli 2013 Wiyata Bakti 7

22. Logman TOEFL Prepation Course at STAIN Salatiga Boadring House

14 Februari 2014 Peserta 2

23. Akhirussanah Ma’had STAIN

Salatiga Periode 2013/2014

tema” Intelektualitas dan

akhlaqul Karimah Mahasiswa

21 Juni 2014 Peserta 2

24. Kegiatan TPA Riyadhotul

Khasanah “ Santri Berkata Jujur”

25 Juli 2014 Panitia 3

25. Jalan Sehat “Hidup Sehat Tanpa Rokok” oleh

IRMAS (Ikatan Remaja Masjid Darusalamah) Ngabean Secang, Magelang 15 Agustus 2014 Panitia 3 26. Akhirussanah TPA Riyadhotul Khasanah

dengan tema “ Santunan Anak Yatim Piatu”

23 Oktober 2014 Panitia 3

27. Akhirussanah TPA Riyadhotul Khasanah

dengan tema “Membentuk Pribadi yang Jujur”

9 Desember 2014 Panitia 3

28. Memperingtai Hari Besar Nabi Muhammad SAW dengan kegiatan

Pengajian Akbar “Agar Harta lebih Berkah” Oleh

IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) Ngabean Secang, Magelang 24 Februari 2015 Panitia 3 29. Memperingati hari kemerdekaan tingkat kelurahan dengan 16 Agustus 2015 Panitia 3

xci

kegiatan Jalan Sehat “

Kembangkan Kreativitas, Semangat Olahraga dan

Solidaritas” oleh FKPN

(Forum Komunikasi Pemuda

30. “Kejuaraan Pencak Silat PSHT CUP 2015 “ Dalam

rangka Ulang Tahun Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Kota Salatiga Ke 14 26-27 September 2015 Peserta 2 31. A Programme” Haflah Ihtitam Period 2015/2016”

at Campus2 IAIN Salatiga

Dokumen terkait