• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pengembangan Lanskap Ekowisata

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 84-95)

5.3.6 Pengembangan Konsep Ekowisata di Kawasan HTI .1 Deskripsi Konsep Ekowisata

5.3.6.3 Konsep Pengembangan Lanskap Ekowisata

Konsep pengembangan lanskap merupakan penerapan dari konsep dasar yang menentukan bentuk akhir perencanaan. Konsep pengembangan harus didasarkan pada potensi sumberdaya wisata (suplai wisata), agar sesuai dengan konsep dasar ekowisata di kawasan HTI. Selanjutnya konsep pengembangan lanskap ekowisata menjabarkan secara tertulis dan tergambar bentuk ruang dan aktivitas, fasilitas dan utilitas, sirkulasi, dan tata hijau.

a. Konsep Aktivitas dan Ruang

Konsep aktivitas ekowisata di kawasan HTI milik PT. RAPP dikelompokkan menjadi aktivitas wisata aktif, aktivitas wisata pasif, dan aktivitas non wisata (Tabel 12). Aktivitas wisata aktif merupakan semua aktivitas wisata alam di kawasan hutan tanaman industri (rekreasi, outbond, menikmati alam, menikmati pemandangan, dan photo hunting) yang melibatkan pengunjung secara langsung, aktif, dan bersifat praktikal seperti yang terlihat pada Gambar 67.

Aktivitas wisata pasif merupakan semua aktivitas pendukung wisata yang tidak melibatkan pengunjung secara langsung, pasif, dan bersifat praktikal. Aktivitas non wisata merupakan semua aktivitas yang tidak tergolong ke dalam aktivitas wisata aktif dan wisata pasif.

(a) (b)

(b) (d)

Gambar 67. Ilustrasi Aktivitas Ekowisata (a) Penelitian dan Pengamatan (b) Outbond (c) Ilustrasi Ruang Penerimaan (d) Menikmati Alam

Tabel 12. Konsep Aktivitas Ekowisata di Kawasan HTI PT. RAPP

No. Jenis Aktivitas Bentuk Aktivitas

1 Wisata Aktif Rekreasi

2 Wisata Pasif Melihat aktivitas penanaman HTI

Observasi mengenal hutan tanaman industri Melihat proses penanaman HTI

Studi banding Rapat dan seminar

Membaca buku dan tulisan ilmiah tentang HTI 3 Non Wisata Pengolahan lahan HTI

Pembibitan tanaman HTI Penanaman HTI

Penyiraman, penyiangan, dan pemupukan tanaman HTI Pemberantasan hama dan penyakit tanaman HTI Penebangan (panen) tanaman HTI

Pemanfaatan dan pengolahan hasil panen Istirahat, berkumpul, dan sholat

Parkir dan registrasi

Konsep ruang di kawasan HTI milik PT. RAPP dikelompokkan menjadi ruang wisata, ruang konservasi, ruang produksi, dan ruang penyangga yang terletak pada estate Tasik Belat (Gambar 67) dan estate Kampar (Gambar 68).

Ruang wisata terdiri dari sub ruang penerimaan dan sub ruang pelayanan. Sub ruang penerimaan merupakan ruang terbuka yang mempunyai fungsi sebagai tempat pengunjung memasuki kawasan HTI milik PT. RAPP (Tabel 13 dan Tabel 14). Sub ruang penerimaan dimulai dari gerbang masuk utama dan tempat parkir kendaraan pribadi atau kendaraan perusahaan.

Sub ruang pelayanan merupakan pusat pelayanan yang diberikan untuk mengakomodasi kebutuhan pengunjung akan wisata alam yang ada pada kawasan HTI milik PT. RAPP. Ruang ini mempunyai fungsi untuk memberikan kemudahan dalam mengakses fasilitas dan informasi ekowisata di kawasan HTI.

Sub ruang pelayanan mengakomodasi kebutuhan pengunjung akan rekreasi,

penelitian, pendidikan, dan wisata pengunjung kawasan HTI milik PT.RAPP. Sub ruang pelayanan dimulai dari area rekreasi hingga ke area outbond.

Ruang konservasi merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi untuk menjaga stabilitas daya dukung tanah dan air di kawasan HTI milik PT. RAPP.

Vegetasi di ruang vegetasi diupayakan adalah vegetasi yang mampu menyerap dan mengikat air hujan, mempertahankan struktur tanah, dan mencegah erosi.

Ruang Konservasi merupakan kawasan lindung yang berbentuk ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai tempat melindungi dan mengkonservasi berbagai jenis tanaman alami maupun tanaman yang sengaja ditanam perusahaan untuk melindungi kualitas tanah, air dan udara yang ada di kawasan hulu sungai Semenanjung Kampar. Ruang Konservasi juga berfungsi untuk melindungi kualitas dan menjaga stabilitas daya dukung tanah dan air yang diharapkan dapat berkelanjutan karena di sisi lain perusahaan terus melakukan pengolahan hutan tanaman untuk melanjutkan industri kertas dan pulp. Ruang konservasi tidak dapat diakses oleh pengunjung, karena di dalamnya terdapat ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai areal perlindungan bagi berlangsungnya fungsi ekosistem dan penyangga lingkungan (habitat satwa liar, mencegah erosi, dan sumber air tanah), tempat perlindungan plasma nutfah, sumber udara bagi lingkungan dan untuk memperbaiki ilklim mikro (menurunkan suhu, penyaring kecepatan angin, pengatur presipitasi dan kelembaban), pengaman lingkungan hidup terhadap barbagai pencemaran di darat, laut, dan udara, serta dapat menjadi pengatur tata air (Inmendagri No.14, 1988).

Ruang produksi merupakan ruang yang direncanakan sebagai pusat produksi tanaman HTI, dimana di dalamnya terdapat penanaman (plantation) tanaman HTI milik perusahaan seperti Acacia crassicarpa, Acacia mangium, dan Eucalyptus. Ruang produksi merupakan areal penanaman HTI yang menjadi lahan produksi hutan tanaman milik PT. RAPP yang hasilnya diolah menjadi kertas dan pulp. Ruang konservasi juga menyediakan hutan tanaman industri yang digunakan untuk berbakti sosial demi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.

Ruang penyangga merupakan ruang yang direncanakan sebagai ruang pembatas, transisi, dan edge. Ruang penyangga terdiri dari sub ruang transisi dan

sub ruang pembatas. Sub ruang transisi adalah ruang yang membatasi antara kawasan lindung dengan kawasan produksi hutan tanaman. Sub ruang pembatas adalah ruang yang membatasi kawasan HTI milik PT. RAPP dengan laut atau kawasan HTI atau HPH milik perusahaan lain. Ruang penyangga merupakan ruang yang berisi tanaman unggulan dan tanaman kehidupan yang ditetapkan oleh PT. RAPP pada strategi pengembangan dan pengelolaan HTI.

Gambar 67. Konsep Ruang dan Sub Ruang Estate Tasik Belat

115

Gambar 68. Konsep Ruang dan Sub Ruang Estate Kampar

116

Tabel 13. Rencana Ruang dan Sub Ruang Estate Tasik Belat

No Ruang Sub Ruang Luas (ha) Luas (%)

1 Ruang Wisata Sub Ruang Penerimaan 281 2,24%

Sub Ruang Pelayanan 650 5,18%

2 Ruang Penyangga Sub Ruang Transisi 1.925 15,35%

Sub Ruang Pembatas 1.460 11,64%

3 Ruang Konservasi Sub Ruang Konservasi 2.075 16,55%

4 Ruang Produksi Sub Ruang Produksi 6.149 49,04%

Total 12.540 100,00%

Tabel 14. Rencana Ruang dan Sub Ruang Estate Kampar

No Ruang Sub Ruang Luas (ha) Luas (%)

1 Ruang Wisata Sub Ruang Penerimaan 1.425 3,28%

Sub Ruang Pelayanan 4.334 9,99%

2 Ruang Penyangga Sub Ruang Transisi 4.170 9,60%

Sub Ruang Pembatas 5.301 12,21%

3 Ruang Konservasi Sub Ruang Konservasi 6.437 14,83%

4 Ruang Produksi Sub Ruang Produksi 21.733 50,08%

Total 43.400 100,00%

b. Konsep Fasilitas dan Utilitas

Konsep fasilitas dan utilitas merupakan faktor pembentuk identitas ruang yang menunjang aktivitas pengunjung. Penentuan rencana fasilitas dan utilitas disesuaikan dengan konsep aktivitas dan ruang yang terdapat di kawasan HTI Semenanjung Kampar (Tabel 15). Jenis, jumlah, serta penempatan fasilitas dan utilitas disesuaikan dengan dimensi dan kondisi tapak, sehingga tidak mengganggu stabilitas lingkungan dan aktivitas ekowisata. Ukuran dan bentuk fasilitas mempertimbangkan aspek kekuatan dan kemudahan dalam pemeliharaan.

Tabel 15.

Konsep Fasilitas dan Utilitas Kawasan HTI PT. RAPP

No Fasilitas dan Utilitas Jumlah

Ruang dan Sub Ruang

WIS PEG PEL : Pelayanan PEG : Penyangga TRA : Transisi PEM : Pembatas KON : Konservasi PRO : Produksi

c. Konsep Sirkulasi

Konsep Sirkulasi di Kawasan HTI Semenanjung Kampar milik PT. RAPP dibedakan menjadi dua, yakni jalur sirkulasi kendaraan dan jalur sirkulasi pejalan kaki (Gambar 67). Jalur sirkulasi kendaraan dibedakan menjadi dua, yakni jalur sirkulasi kendaraan pengunjung dan jalur sirkulasi kendaraan perusahaan.

Pembedaan jalur sirkulasi kendaraan pengunjung dengan kendaraan perusahaan tersebut bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dan keteraturan pada saat memasuki Kawasan HTI milik PT. RAPP (Gambar 68).

Jalur sirkulasi kendaraan pengunjung dimulai dari gerbang masuk hingga drop off sub ruang penerimaan. Sementara itu, jalur sirkulasi kendaraan perusahaan dimulai dari drop off sub ruang penerimaan hingga ruang produksi.

Khusus sirkulasi kendraan pengunjung hanya diperbolehkan membawa kendaraannya hingga tempat parkir, selanjutnya sirkulasi di dalam kawasan hanya untuk pejalan kaki atau menggunaka kendaraan yang telah disediakan oleh perusahaan.

Jalur sirkulasi pejalan kaki yang direncanakan di kawasan dipertegas dengan menggunakan perkerasan, agar dapat memberikan arah pergerakan yang jelas bagi pengunjung. Jalur sirkulasi pejalan kaki menggunakan pola linear menyebar, yaitu terdapat sirkulasi lurus yang menjadi penghubung antar ruang dan kemudian menyebar di dalam masing-masing ruang. Penggunaan pola tersebut bertujuan agar pengunjung dapat bergerak lebih leluasa dan terarah sehingga mudah dalam mengakses atraksi wisata yang terdapat pada kawasan HTI Semenanjung Kampar milik PT. RAPP.

Gambar 69. Konsep Sirkulasi Kawasan HTI Estate Tasik Belat

120

Gambar 70. Konsep Sirkulasi Kawasan HTI Estate Kampar

121

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 84-95)

Dokumen terkait