V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Manajemen PT.RAPP
5.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. RAPP yang merupakan perusahaan milik APRIL memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang CEO/President yakni A.J. Devanesan, dimana ia memiliki beberapa departemen. Salah satunya adalah RDD (Research and Development Department) yang dipimpin oleh Head Director G.D. Golani (Gambar 11). RDD memiliki progam yang mendukung usahanya di bidang pulp, kertas, dan HTI yakni penelitian dan pengembangan HTI, pengelolaan hutan, program kesehatan tanaman, program pengendalian hayati, pengendalian hama terpadu dalam HTI, dan program pengembangan lanskap arboretum RDD yang masing-masing dipimpin oleh seorang Program Leader dan dibantu oleh beberapa Senior Researcher. Program Leader mengkoordinir tim dan menangani bagian manajemen yang berhubungan dengan corporate perusahaan, sedangkan Senior Researcher menangani operasi pelaksanaan program. Program Leader adalah orang yang memimpin dan mengawasi pekerjaan Senior Researcher dan tenaga ahli (Gambar 12).
Dalam menjalankan program penelitian dan pengembangan HTI, Program Leader dari program tersebut masih digabung dengan program pengembangan lanskap arboretum. Penggabungan ini ditujukan untuk efisiensi kerja dan mempermudah dalam pengorganisasian kerja dan sumberdaya, dikarenakan tanaman dan pohon yang ditanam di arboretum adalah display pohon yang ditanam juga pada site tempat dimana program penelitian dan pengembangan HTI dilakukan. Pada program pengembangan lanskap RDD mempunyai ahli silvikultur, ahli tanah, ahli benih, agronomist, dan ahli tanaman tetapi RDD tidak mempunyai arsitek lanskap dan CAD drafter, sehingga mahasiswa magang ditempatkan sebagai CAD drafter.
Gambar 11. Struktur Organisasi PT. RAPP (APRIL, 2011) 2
8
Gambar 12. Struktur Organisasi Program Pengembangan HTI dan
Pengembangan Lanskap RDD (APRIL, 2011) 3
029
5.1.2 Penerimaan Proyek
Proyek yang ditangani oleh RDD yang terkait dengan bidang arsitektur lanskap adalah proyek melalui program yang sedang berjalan yakni program pengembangan dan pengelolaan HTI dan program pengembangan lanskap arboretum RDD. Proyek yang berada dalam program tersebut yaitu terkait dengan perencanaan, perancangan, pengelolaan, dan tanaman dalam keilmuan arsitektur lanskap. Proyek diperoleh melalui usulan yang telah diajukan RDD kepada corporate PT. RAPP, dan langsung disetujui dengan penunjukkan RDD sebagai pelaksana proyek dengan bantuan dari pihak ketiga (kerjasama dengan konsultan, perguruan tinggi, dan lembaga ilmiah).
5.1.3 Prosedur Perancangan Lanskap
PT. RAPP dalam perancangan lanskap tidak memiliki standar prosedur penanganan dan pengerjaan proyek lanskap karena di RDD sendiri tidak terdapat arsitek lanskap. Pekerjaan lanskap yang berkaitan dengan desain dan penanaman biasa dilakukan ahli silvikultur dan ahli agronomi dibantu oleh nurseriman. Dalam program pengembangan lanskap arboretum RDD, prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. RAPP meliputi kegiatan tahap persiapan, tahap inventarisasi dan analisis, tahap desain konsep, tahap pengembangan desain, tahap pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan. Pengembangan selanjutnya dapat muncul pada masing-masing tahapan proyek berdasarkan kebutuhan dan kondisi tapak. Pengembangan tersebut sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama sehinga dapat menyebabkan bergesernya perubahan jadwal target yang diharapkan. Hal tersebut terjadi karena munculnya beberapa kendala yang berasal dari perusahaan sendiri maupun pihak luar sehingga membuat tahapan yang ada dikerjakan berulang-ulang dan keluar dari jadwal.
Tahapan kerja yang dilakukan oleh PT. RAPP dalam program pengembangan lanskap arboretum RDD adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan, diawali penyusunan proposal dan pengajuan rancangan proyek yang diberikan RDD kepada corporate PT.RAPP.
2. Tahap Inventarisasi dan Analisis, meliputi kegiatan survey tapak, pengumpulan informasi dan data kondisi tapak, baik data primer ataupun data
sekunder, kemudian dianalisis guna mengidentifikasi potensi dan kendala tapak. Pada tahap ini dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan dan juga dibantu pihak ketiga (kerjasama dengan konsultan, perguruan tinggi, dan lembaga ilmiah) untuk menemukan solusi terbaik.
3. Tahap Desain Konsep, meliputi penentuan ide secara konseptual dan pembuatan gambar ilustrasi. Penentuan tema untuk konsep dilakukan dengan mempertimbangkan keinginan dari perusahaan.
4. Tahap Pengembangan, pada tahap ini pembuatan gambar ilustrasi dilakukan untuk mendukung konsep yang telah dibuat.
5. Tahap Pelaksanaan, implementasi hasil akhir dari perencanaan dan perancangan ke dalam tapak.
6. Tahap Evaluasi, dilakukan setelah tahap pelaksanaan untuk mengetahui hasil akhir dari produktivitas dan produk kerja. Tahap ini juga sebagai penuntun untuk menyusun rencana pemeliharaan lanskap yang telah didesain dan dibangun agar kualitasnya dapat terjaga.
5.1.4 Teknologi dan Fasilitas Kerja Studio
PT. RAPP memiliki fasilitas peralatan kerja yang cukup lengkap dalam membantu pengerjaan program-program yang tengah dikembangkan. Fasilitas berupa peralatan kerja yang digunakan perusahaan antara lain berupa perlengkapan sebagai berikut, yaitu :
1. Alat gambar (drawing pen,spidol, pensil, serta penggaris) 2. Kertas ukuran A3 dan A4
3. Tracing paper dan kertas kalkir 4. Meja dan kursi kerja
5. Meja dan kursi untuk briefing dan rapat
6. Berbagai buku sumber (tanaman HTI) yang ada di perusahaan sebagai library dan referensi dalam program pengembangan arboretum
Dalam kegiatan studio PT. RAPP didukung dengan berbagai perangkat lunak (software) dan aplikasi seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Teknologi berupa software yang digunakan perusahaan dalam program pengembangan lanskap arboretum RDD
No. Software yang digunakan Kegunaan
1. Garmin Mapsource 5.0 Input data dari alat survey 2. Autocad Land Desktop 2009 Pembentukan kontur 3. Arc View 3.3 Klasifikasi kemiringan lahan
4. Arc GIS 9.3 Membentuk tutupan lahan dan layout peta
5. AutoCAD 2009 CAD Drawing
6. Google Sketch Up 7 3D Rendering
7. Adobe Photoshop CS4 Editing dan Finishing
8. Google Earth Mengetahui bentuk tapak sebelum site visit dilakukan
9. MS. Office 2007 Terkait untuk presentasi kepada perusahaan, list material, dan laporan.
Terdapat juga fasilitas kerja lainnya yang ikut mendukung dalam pengerjaan proyek. Fasilitas kerja yang terdapat di PT. RAPP dapat terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Fasilitas yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek Perusahaan
No. Fasilitas Kegunaan
1. GPS Garmin Alat survey dan pengumpulan data 2. PC, komputer Pengerjaan grafis dan 3D animasi
3. Printer A3 dan A4 Mencetak produk kerja seperti laporan dan gambar-gambar kerja
4. Scanner A4 Mendapatkan images reference untuk proyek dari sumber berupa hardcopy
5. Harddisk Penyimpanan data
6. LCD Projector Terkait untuk rapat dan briefing
Teknologi dan fasilitas yang dimiliki perusahaan sudah cukup baik. Oleh karena itu, setiap fasilitas yang ada dijaga dengan baik dan kualitasnya juga terus ditingkatkan dengan sistem upgrade. Perusahaan juga selalu update dengan fasilitas dan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja perusahaan. Sistem kerja pada program pengembangan lanskap arboretum RDD ini diketahui oleh seluruh staf dengan dilakukannya briefing terlebih dahulu dan mendapatkan penjelasan dari pimpinan program leader. Suatu program yang dikerjakan dengan cara teamwork. Setiap pogram memiliki program leader yang bertanggung jawab untuk mengatur dalam pelaksanaan proses pembagian kerja dalam tim. Pimpinan perusahaan menjelaskan mengenai proyek pengembangan lanskap arboretum RDD tersebut kepada program leader kemudian program leader menyampaikan, berdisikusi dan mengerjakan bersama dengan tim.
5.1.5 Proses Perancangan Lanskap
Tahapan kegiatan perancangan lanskap yang dilakukan PT. RAPP mulai dari persiapan, inventarisasi dan analisis, proses desain, pengembangan desain, pelaksanaan, sampai pada pemeliharaan, sesuai dan mendekati dengan proses perancangan yang dikemukakan oleh Booth (1983) pada Gambar 13.
Gambar 13. Perbandingan Proses Perancangan Lanskap Menurut Booth (1983) dan PT. RAPP
Proyek perancangan lanskap yang ditangani oleh PT. RAPP melalui tahapan perancangan lanskap tersebut. Namun, tahapan atau prosedur yang akan dilalui tidak semuanya sama dengan proses perancangan menurut Booth, karena akan menyesuaikan dengan kondisi pada tapak dan keinginan perusahaan. Perbedaan dapat dilihat pada PT. RAPP tahap persiapan sedangkan pada Booth tahap tersebut berupa penerimaan proyek. Perbedaan berikutnya pada PT. RAPP terdapat tahap konsep desain dan pengembangan desain, dimana pada tahap tersebut Booth mengisinya dengan gambar konstruksi.
Booth (1983) PT. RAPP
5.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Perancangan Lanskap Arboretum RDD Office
PT. RAPP merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang Pulp, Kertas dan HTI, di dalam RDD terdapat program pengembangan lanskap arboretum. Perusahaan berupaya mengembangkan lanskap arboretum untuk memenuhi tuntutan corporate mendapatkan rancangan terbaik arboretum yang dapat digunakan sebagai lahan penelitian sekaligus area display.
Terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam proses perancangan lanskap arboretum RDD Office yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain :
a. Manajemen Kerja
Pembagian kerja pada program pengembangan lanskap arboretum sudah jelas, program leader sebagai pimpinan program menjalankan tugasnya dengan baik dengan memberikan pengarahan, briefing, dan evaluasi sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dan senior researcher melakukan pengawasan langsung kerja staf. Pada program pengembangan lanskap tidak terdapat staf ahli arsitektur lanskap sehingga perusahaan kesulitan dalam menghasilkan produk gambar rancangan lanskap dan untuk beberapa kali waktu diserahkan kepada mahasiswa magang.
b. Struktur Organisasi
Pembagian kerja melalui struktur organisasi perusahaan telah memberikan diferensiasi pekerjaan bagi pegawai sesuai dengan spesialisasi masing-masing, namun pada program pengembangan lanskap arboretum terdapat kendala berupa masih digabungnya program tersebut dengan program yang lain sehingga seringkali program pengembangan lanskap arboretum tidak menjadi prioritas dalam pelaksanaannya.
c. Fasilitas Kerja
Fasilitas dan peralatan pendukung proyek pengembangan lanskap arboretum pada perusahaan sudah sangat memadai, berupa hardware dan software yang terkait dengan pekerjaan perancangan lanskap.
d. Pendekatan dalam Proses Perancangan Lanskap
Perusahaan bersikap terbuka terhadap mahasiswa magang dan mau menerima saran terkait dengan program pengembangan lanskap arboretum RDD.
Perhatian tersebut diberikan oleh pihak manajerial PT. RAPP guna mendapatkan isu-isu strategis dan menempatkan diri perusahaan untuk lebih fokus dalam kegiatan pengembangan lanskap arboretum.
e. Produktivitas Kerja
Perusahaan memiliki fasilitas dan teknologi yang cukup memadai dalam kegiatan pengembangan lanskap arboretum, namun keadaan tersebut tidak didukung dengan adanya ahli arsitektur lanskap pada kegiatan tersebut sehingga produktivitas kerja pada program ini sangat rendah. Penghematan strategis terhadap waktu dan biaya juga dilakukan oleh perusahaan. Penghematan tersebut dilakukan dengan menyertakan mahasiswa magang mengembangkan keterampilannya dalam program tersebut.
f. Suasana Kerja
Pengerjaan proyek dalam studio juga didukung dengan suasana yang nyaman didukung dengan fasilitas yang memadai. Selama mahasiswa melakukan kegiatan magang, program leader menempatkan mahasiswa magang di ruangan yang biasa digunakan sebagai ruangan rapat dengan ruangan luas, memadai, dan nyaman. Hal ini menunjukkan perhatian perusahaan yang tinggi akan suasana dan kualitas lingkungan kerja.
g. Waktu Pengerjaan Proyek
Jadwal kerja yang dibuat oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perancangan lanskap arboretum tergantung dengan jadwal program pengembangan HTI karena program tersebut masih bersatu, sehingga jadwal kerja staf dapat berubah karena ketergantungan pegawai yang masih mengikuti program yang lain. Hal tersebut terjadi karena prioritas perusahaan masih pada program pengembangan HTI sehingga waktu pengerjaan juga diperpanjang.
PT. RAPP khususnya RDD belum siap menangani proyek perancangan lanskap dalam programnya. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai kekurangan RDD dalam bidang arsitektur lanskap, antara lain :
a. Belum siapnya RDD menghadapi penunjukkan langsung dari corporate PT.
RAPP untuk mengadakan program pengembangan lanskap, dengan masih
bergabungnya program pengembangan lanskap dengan program pengembangan HTI.
b. Tidak terdapat ahli yang benar-benar pada bidangnya yaitu arsitek lanskap dalam program pengembangan lanskap arboretum, kekurangan tersebut hanya diisi oleh mahasiswa magang yang didampingi oleh staf ahli dari bidang agronomi, silvikultur, tanah, dan tanaman yang mencoba-coba mengisi kekosongan tersebut.
c. Perusahaan masih membutuhkan bantuan kerjasama dengan pihak ketiga seperti perguruan tinggi, konsultan, dan lembaga ilmiah dalam melaksanakan proyek perancangan lanskap.
d. Jadwal kerja yang telah disusun dapat berubah suatu waktu sesuai kebutuhan perusahaan dengan skala prioritas dikarenakan program yang masih bergabung antara program pengembangan lanskap dengan program pengembangan HTI, hal ini berdampak dengan waktu pelaksanaan program yang semakin lama.
5.3 Perancangan Kawasan Arboretum 5.3.1 Tujuan dan Sasaran Proyek
Proyek perancangan lanskap arboretum ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk HTI dan sebagai area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, Semenanjung Kampar, dengan begitu masyarakat dan tamu perusahaan bisa melihat vegetasi yang ada pada kawasan produksi HTI. Oleh karena itu, kawasan RDD dirancang sebagai arboretum.
Tujuan lainnya dari pengembangan kawasan RDD sebagai arboretum, adalah: (1) sebagai wahana promosi kepada umum, khususnya untuk para tamu dari luar perusahaan; (2) meningkatkan nilai estetis pada kawasan sekitar gedung RDD; dan (3) pengoptimalan segenap potensi sumberdaya yang dimiliki PT.
RAPP.
Sasaran program ini diharapkan akan menghasilkan desain untuk pengembangan sarana bernilai estetis pada arboretum kawasan RDD. Kegiatan pengembangan lanskap arboretum kawasan RDD berupa proses perancangan yang dimulai dari konsep dan pra-planning hingga pelaksanaan desain di lapangan, seperti survey dan pendataan ulang, pengukuran ulang, serta aplikasi permodelan penanaman lanskap, desain penanaman lanskap, dan pengelolaan lanskap arboretum.
5.3.2 Tahapan Kegiatan Perancangan
Proyek perancangan yang dilakukan mahasiswa magang dengan PT.RAPP, yaitu perancangan arboretum RDD Office yang berlokasi di Pangkalan Kerinci melalui tahapan kegiatan seperti yang terlihat pada Gambar 14. Pada saat kegiatan magang berlangsung, proyek ini berada pada tahap awal perancangan sehingga tahapan perancangan yang dikerjakan hanya sampai tahap pengembangan desain dengan produk yang dihasilkan berupa conceptual landscape plan, masterplan, gambar potongan, detail spot, ilustrasi suasana dengan fasilitas pada zona-zona dalam arboretum yang mendukung konsep.
Gambar 14. Tahapan Perancangan Lanskap dalam Proyek Pengembangan Arboretum RDD Office
(Sumber : PT. RAPP, 2011) 5.3.2.1 Tahap Persiapan
Klien pada proyek ini adalah PT. RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) menunjuk departemen yang dibawahinya yaitu departemen RDD untuk menangani tapak yang akan dikerjakan. Penjelasan tentang proyek dan keinginan dari CEO/President perusahaan mengenai arboretum yang berada pada RDD Office dilakukan pada tahapan ini, mahasiswa magang berpartisipasi dalam tahapan ini untuk mengetahui keinginan CEO/President mengenai lanskap yang akan dikembangkan. Perusahaan menginginkan adanya penataan lanskap kembali untuk pengembangan arboretum di sekitar RDD Office yang terletak di Kota
Persiapan Inventarisasi dan Analisis
Konsep Desain
Pengembangan Desain
Kabupaten Pangkalan Kerinci, sehingga menjadi lebih tertata dan dapat menunjang kebutuhan estetika bagi pengunjung.
5.3.2.2 Tahap Pengumpulan Data
Arboretum RDD Office merupakan kawasan sekitar gedung RDD Office, PT. RAPP. Arboretum RDD Office diharapkan menjadi suatu tempat percontohan, penelitian, dan koleksi vegetasi dan plasma nutfah yang dimiliki oleh PT. RAPP. Pengumpulan data peta dan informasi tapak sebelumnya telah dilakukan PT. RAPP dibantu oleh konsultan Steven Leach Assosiates Pte Ltd.
Namun seiring berjalannya waktu terjadi banyak perubahan pada kondisi eksisting tapak, sehingga ketika kegiatan magang dilakukan kembali pengambilan data dan pengukuran ulang tapak (Gambar 15). Kegiatan pengumpulan data meliputi pengambilan foto, tracking tapak dengan menggunakan GPS, pendataan vegetasi dan satwa yang ada pada tapak, dan pengumpulan data sekunder dengan cara wawancara dan studi pustaka dari perpustakaan perusahaan, internet, dan sumber lainnya.
Gambar 15. Kondisi Eksisting Tapak (Sumber: Dokumentasi Magang)
a. Orientasi Tapak
Lokasi perancangan tapak arboretum berada di sekeliling kawasan gedung RDD Office yang memliki gedung bernama RGE Technology Center, dan terletak di Komplek Townsite 1, PT. RAPP, Kota Kabupaten Pangkalan Kerinci, Riau.
Posisi geografis tapak terletak pada 0°25'59,88" - 0°26'5,78" Lintang Utara dan 101°52'51,73" - 101°53'0,97" Bujur Timur dengan luas keseluruhan 6,498 ha.
Sirkulasi pada arboretum RDD Office merupakan sirkulasi linear dengan pola menyebar. Hal tersebut dikarenakan pembagian ruang dan fasilitas penunjang sirkulasi di dalam arboretum masih sangat kurang. Selain itu, juga dikarenakan arboretum RDD Office memiliki jalan beton yang digunakan sebagai jalur melintas kendaraan bermotor. Jalan beton tersebut merupakan satu-satunya fasilitas pengarah sirkulasi yang terdapat di arboretum RDD Office.
Peta dasar yang dimiliki oleh PT. RAPP dari konsultan pada saat pengukuran terdahulu belum mencakup pembagian zona pada tapak. Arboretum RDD Office sendiri hanya terbagi 4 zona, yaitu zona kelapa sawit, zona terbuka hijau, zona arboretum, dan zona perkantoran, seperti yang terlihat pada Gambar 16. Pembagian zona ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses inventarisasi dan analisis selanjutnya. Pada saat kegiatan magang berlangsung, pembagian zona dilakukan selain untuk inventarisasi juga dilakukan untuk memberikan gambaran peta dasar yang baru untuk kondisi eksisting tapak Arboretum RDD Office. Data yang telah diperoleh dimasukkan dan diolah dengan sistem komputerisasi, yaitu dengan menggunakan software Arc Gis 9.3, Auto Cad Land Desktop 2009, Auto Cad 2009, dan Garmin Map Source 5.0. Data tersebut diolah bersama staf program pengembangan lanskap arboretum RDD Office.
Gambar 16. Peta Tutupan Lahan pada Arboretum (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
b. Iklim
Data iklim lokasi arboretum diperoleh dari data perusahaan, data iklim yang diperoleh adalah kompilasi data rata-rata iklim tahunan, dengan pengukuran 2005- 2009 (Tabel 4). Data iklim tersebut terdiri dari: curah hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan lama penyinaran.
Tabel 4. Iklim Pangkalan Kerinci Tahun 2005-2009
Tahun CH HH T Rata-
rata T Maks. T Min. RH KA RM
(mm/thn) (hari) (°C) (°C) (°C) (%) (km/jam) (%)
2009 2.243,9 132 29,3 33 23,8 84,8 1,9 65,2
2008 2.956,4 160 28 32 24,4 89,7 2,7 68,2
2007 2.722,1 181 26,9 31,4 23,6 91,4 2,7 66,6
2006 1.763,1 157 27,1 32 22,6 94,1 4,3 66,8
2005 1.870,2 133 26,1 28,7 24,6 96,8 1,3 66,6
Rata-rata 2311,14 152,6 27,48 31,42 23,8 91,4 2,58 66,7 Keterangan
CH: Curah Hujan HH: Hari Hujan T: Suhu Udara RH: Kelembaban KA: Kecepatan Angin RM: Radiasi Matahari
(Sumber: PT. RAPP, 2011) c. Tanah
Tanah memilliki sifat fisik dan kimia yang sangat berpengaruh dalam proses perancangan lanskap. Tanah di arboretum RDD Office berjenis ultisol dengan
Zona Perkantoran
Zona Terbuka Hijau Jalur Utama
Zona Kelapa Sawit Zona Arboretum
typic kandiudults. Kadar pH tanahnya masam, yakni pada kisaran 5,3 dengan kandungan bahan organik yang cukup. Pada saat kegiatan magang dilakukan survey dan pengambilan data tanah pada arboretum RDD Office secara lebih detail dan sudah menyelesaikan hampir 50% luasan dari total keseluruhan kawasan arboretum seperti yang terlihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Peta Klasifikasi Tanah pada Arboretum (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
d. Hidrologi
Arboretum RDD Office memliki sumberdaya air yang bersumber dari sungai kecil, air hujan, dan sumur yang dibuat sendiri oleh perusahaan. Air yang ada pada arboretum digunakan untuk penyiraman taman dan kebutuhan pegawai dan staf yang ada di dalam gedung seperti kamar mandi dan wc. Air bersih pun didapat dengan proses penyulingan dan penyaringan dengan bantuan alat yang
dimiliki oleh perusahaan. Aliran permukaan yang ada pada tapak diatur oleh drainase, drainase yang ada pada arboretum berupa parit untuk mengalirkan air hujan dan air penyiraman agar tidak terjadi genangan pada tapak (Gambar 18).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 18. Kondisi Hidrologi dalam Tapak (a) Sumber Air Arboretum;
(b) Tempat Pengolahan dan Penyulingan Air; (c) View Sungai;
(d) Drainase pada arboretum (Sumber: Dokumentasi Magang)
e. Topografi
Tapak berada pada ketinggian 92-120 meter diatas permukaan laut (mdpl), kondisi topografi pada kawasan arboretum memiliki kemiringan dari 0-30 %.
Dengan kondisi kemiringan tersebut jarang terjadi penggenangan air pada tapak, dan kondisi topografi pada arboretum yang menempatkan gedung RDD Office pada tempat tertinggi dapat meningkatkan kualitas visibilitas pada kawasan arboretum. Berikut peta kontur yang didapat dengan melakukan survey dengan menggunakan GPS dengan interval kontur 0,5 meter, terlihat pada Gambar 19.
43
Gambar 19. Peta Kontur dan Kondisi Eksisting Arboretum (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
f. Vegetasi dan Satwa
Vegetasi yang ada pada tapak adalah vegetasi yang ditanam oleh staf nurseri PT. RAPP, terdiri dari semak, perdu, serta pohon sedang dan besar, vegetasi didominasi oleh Kelapa Sawit (Elaeis guineensis), Ketapang (Terminalia cattapa L.), Glodokan Tiang (Polyathea longifolia) seperti yang terlihat pada Gambar 20.
Vegetasi yang didominasi oleh kelapa sawit dengan kerapatan yang cukup tinggi ini seringkali menjadi habitat ataupun tempat singgah bagi satwa jenis burung, seperti Perkutut (Geopelia Striata), Balam (Palaquium rostratum), Kacer (Copsychus saularis), dan Jalak (Leucopsar rothschildi) yang terlihat pada Gambar 21. Pada tapak juga terdapat satwa seperti Ayam Hutan, Babi Hutan, Tupai, Ular, Kelelawar, Lebah, dan berbagai macam Kumbang.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 20. Vegetasi Eksisting yang Terdapat pada Arboretum ;
(a) Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) (b) Ketapang (Terminalia cattapa L.) (c) Glodokan Tiang (Polyathea longifolia) (d) Kumpulan Semak dan Perdu
(Sumber: Dokumentasi Magang)
(a) (b)
(c) (d) Gambar 21. Satwa yang Terdapat di Arboretum
(a) Kacer (Copsychus saularis) (b) Balam (Palaquium rostratum) (c) Perkutut (Geopelia Striata) (d) Kelelawar (Microchiroptera)
(Sumber: Dokumentasi Magang)
g. Aksesibilitas
Tapak Arboretum RDD Office memliki aksesibilitas yang relatif sangat mudah untuk dicapai dengan pintu masuk dari Gerbang Utama Komplek Townsite 1 PT. RAPP, jalur ini cukup panjang untuk dilalui dengan jalan kaki karena jarak yang ditempuh untuk sampai ke arboretum dari gerbang utama sekitar 3 km.
Dengan kondisi jalan dan pengaspalan yang cukup baik, tapak dapat ditempuh dengan lancar oleh kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua (Gambar 22).
Namun untuk bisa menuju arboretum pengunjung harus memiliki ID Card yang disediakan PT. RAPP, sehingga tidak sembarang pengunjung yang dapat mengunjungi arboretum ini. Pengunjung yang datang ke tapak selama ini adalah staf dan pegawai RDD, dan biasanya selain pegawai dan staf pengunjung dilarang masuk.
Gambar 22. Aksesibilitas Menuju Arboretum (Sumber: Dokumentasi Magang)
Aksesibilitas di arboretum RDD Office sudah sangat baik, namun pada event tertentu seperti kedatangan tamu perusahaan, arboretum RDD Office sering kewalahan dengan banyaknya tamu yang datang dengan menggunakan kendaraan roda empat. Solusi yang disediakan oleh mahasiswa magang ketika kegiatan magang berlangsung adalah dengan penambahan jalur alternatif yang hanya dibuka ketika event tertentu sedang berlangsung, karena biasanya para tamu yang banyak dan menggunakan kendaraan roda empat akan kesulitan mencapai gedung RDD dengan jalan beton yang ada. Jalur alternatif yang dibangun nantinya juga diharapkan dapat menjadi tempat parkir temporary bila tempat parkir yang ada penuh.
h. Fasilitas dan Utilitas
Kelengkapan fasilitas dan utilitas merupakan salah satu faktor penentu terciptanya kenyamanan dan keamanan dalam suatu tapak. Pengadaan fasilitas dan utilitas yang baik akan mendukung fungsi ruang. Semakin banyak perbedaan fungsi ruang, maka semakin banyak pula fasilitas dan utilitas yang dibutuhkan.
Data fasilitas dan utilitas arboretum RDD Office diperoleh melalui pengamatan di lapang. Berdasarkan pengamatan langsung pada saat kegiatan
magang, secara garis besar fasilitas dan utilitas di dalam are arboretum RDD Office belum lengkap. Fasilitas yang ada di dalam area arboretum RDD Office berupa sebuah papan signage, tempat pengolahan air, dan satu unit jalan beton selebar 6 meter (Gambar 23).
(a) (b)
Gambar 23. Ketersediaan Fasilitas dan Utilitas pada Arboretum (a) Papan signage; (b) Jalan Beton
(Sumber: Dokumentasi Magang)
i. Karakteristik Pengguna Tapak
Pengguna tapak di kawasan arboretum pada umumnya adalah staf dan pegawai perusahaan yang bekerja dan melakukan penelitian. Pengunjung jarang sekali masuk ke dalam kawasan arboretum diakibatkan oleh padatnya jadwal kerja RDD. Jumlah pengunjung sangat stabil setiap harinya karena PT. RAPP hanya membolehkan staf dan pegawai saja yang boleh mengakses Arboretum, lonjakan pengunjung terjadi bila RDD kedatangan tamu undangan dari departemen lain dan tamu undangan perusahaan seperti dari kementrian kehutanan.
5.3.2.3 Tahap Analisis
Hasil dari tahap pengumpulan data berupa deskripsi data dan gambar- gambar. Selanjutnya, data dan gambar-gambar digunakan pada tahap analisis.
Analisis merupakan tahap pengolahan data dan gambar-gambar yang sudah diperoleh, untuk menentukan kendala, potensi, dan kesesuian lahan. Proses analisis dilakukan dengan mencari hubungan antara data yang diperoleh dengan tujuan perancangan yang akan dikembangkan. Selanjutnya, hasil analisis tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan sintesis.
Sintesis merupakan tahap kristalisasi dan pengembangan hasil analisis, sebagai input untuk mencapai tujuan perancangan. Hasil dari tahap sintesis berupa solusi-solusi desain selanjutnya dikembangkan ke dalam konsep-konsep desain.
Berdasarkan hasil inventarisasi tapak yang dilakukan pada tahap sebelumnya, maka mahasiswa bersama perusahaan menganalisis kondisi eksisting tapak pada zona yang telah terbagi. Proses analisis ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Dari beberapa aspek yang ada, yaitu:
a. Aksesibilitas Tapak
Lahan seluas 6,498 ha, menjadikan Arboretum RDD Office sangat potensial untuk dikembangkan lanskapnya. Arboretum R and D Office berpotensi menjadi land mark bagi PT. RAPP. Hal itu disebabkan karena arboretum RDD Office termasuk ke dalam wilayah perusahaan.
Letak yang strategis menjadikan arboretum RDD Office mudah diakses dari berbagai lokasi di perusahaan, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan perusahaan, karena apabila ditempuh dengan berjalan kaki akan menghabiskan waktu yang cukup lama. Kemudahan dalam aksesibilitas kendaraan merupakan keunggulan dari arboretum RDD Office. Arboretum RDD Office memiliki dua jalur akses ke dalam tapak, namun kedua jalur tersebut harus dilalui dengan kendaraan yang sudah terdata oleh perusahaan dan tidak bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki. Hal tersebut menjadikan arboretum RDD Office sulit untuk dikunjungi oleh para pengunjung yang berjalan kaki atau tidak menggunakan kendaraan.
b. Iklim
Iklim suatu tempat merupakan keadaan keseimbangan antara sejumlah faktor-faktor tidak tetap pembentuk sistem iklim yang saling mempengaruhi satu sama lain (Laurie, 1990). Faktor pembentuk sistem iklim terdiri dari curah hujan, hari hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan lama penyinaran. Iklim merupakan salah satu faktor penentu kesesuaian lahan dan rencana aktivitas yang paling sesuai pada suatu tapak (Booth, 1983). Proses perencanaan dan perancangan ruang luar akan melibatkan suatu analisis iklim yang difokuskan pada kenyamanan pengguna (Brooks, 1988).
1.870,201.763,10
2.722,102.956,40 2.243,90
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500
2005 2006 2007 2008 2009 Tahun
Curah Hujan (mm/thn)
133 157 181
160 132
0 50 100 150 200
2005 2006 2007 2008 2009 Tahun
Hari Hujan (hari)
26,1 27,1 26,9
32 33
0 105 15 20 2530 35
2005 2006 2007 2008 2009 Tahun
Suhu (°C)
96,8 94,1
91,4 89,7 84,8 75
80 85 90 95 100
2005 2006 2007 2008 2009 Tahun
Kelembaban (%)
1,3 4,3
2,7 2,7 1,9 0
1 2 3 4 5
2005 2006 2007 2008 2009 Tahun
Kecepatan Angin (km/jam)
66,6 66,8 66,6 68,2
65,2 63
64 65 66 67 68 69
2005 2006 2007 2008 2009 Tahun
Lama Penyinaran (%)
Iklim di arboretum RDD Office tergolong ke dalam tipe iklim A (perhumid dengan vegetasi hutan tropis), berdasarkan model klasifikasi iklim Schmidt- Ferguson (Gambar 24). Hal tersebut dikarenakan sepanjang tahun 2005-2009 iklim di arboretum RDD Office hanya memiliki bulan lembab.
Gambar 24. Grafik Iklim Pangkalan Kerinci Tahun 2005-2009 (Sumber: PT. RAPP, 2011; Disusun oleh Dade Anzac)
Arboretum RDD Office secara garis besar memiliki nilai rata-rata curah hujan dan hari hujan yang cukup tinggi. Tingginya nilai curah hujan merupakan suatu potensi, karena ketersediaan air di arboretum RDD Office akan selalu
(a) Grafik Curah Hujan (b) Grafik Hari Hujan
(c) Grafik Suhu (d) Grafik Kelembaban
(e) Grafik Kecepatan Angin (f) Grafik Lama Penyinaran
tercukupi sepanjang tahun. Curah hujan yang tinggi juga dapat menjadi kendala apabila tidak diantisipasi dengan baik, karena dapat mengakibatkan terjadinya genangan air, banjir, erosi, dan tanah longsor.
Solusi dari kendala-kendala tersebut adalah dengan memperhatikan kondisi fisik tanah agar selalu memiliki daya serap yang baik. Selanjutnya, dengan membuat suatu sistem drainase yang baik dan retaining wall untuk mengurangi laju air. Penggunaan jenis vegetasi yang mampu menahan dan mengikat air hujan yang baik, juga akan mengurangi dampak buruk dari curah hujan yang berlebihan.
Suhu Udara di arboretum RDD Office bersifat fluktuatif, dengan nilai rata- rata suhu udara di arboretum RDD Office sepanjang tahun 2005-2009 adalah 27,48 °C. Suhu udara tertinggi di aroretum RDD Office adalah 33 °C pada bulan April 2009 dan terendah adalah 22,6 °C pada bulan januari 2006. Arboretum RDD Office secara garis besar memiliki rata-rata suhu udara yang nyaman untuk daerah tropis.
Nilai rata-rata kelembaban udara di arboretum RDD sepanjang tahun 2005- 2009 adalah 91,4%. Sementara itu, nilai kelembaban udara tertinggi di arboretum RDD Office adalah 96,8% pada bulan Februari 2005 dan terendah adalah 84,8%
pada bulan Oktober 2009.
Nilai suhu dan kelembaban udara dapat menentukan tingkat kenyamanan di suatu tapak. Penentuan tingkat kenyamanan tersebut didasarkan pada perhitungan Thermal Humidity Index (THI). Nilai rata-rata THI di arboretum RDD Office adalah 26,99. Sementara itu, THI tertinggi arboretum RDD Office adalah 28,41 pada bulan Juni 2005 dan terendah adalah 25,93 pada bulan April 2009. Oleh karena itu, arboretum RDD Office memiliki nilai suhu yang nyaman untuk manusia berdasarkan perhitungan THI pada Tabel 5. Menurut Laurie (1990), apabila hasil perhitungan THI berada pada nilai selang 26 sampai dengan 28, maka suhu dan kelembaban udara berada pada tingkat yang nyaman bagi manusia.
Tabel 5. THI Arboretum RDD Office Tahun 2005-2009
Tahun T Rata-rata RH
THI Nilai Kenyamanan
(°C) (%)
2009 29,3 84,8 28,41 Tidak Nyaman
2008 28 89,7 27,42 Nyaman
2007 26,9 91,4 26,44 Nyaman
2006 27,1 94,1 26,78 Nyaman
2005 26,1 96,8 25,93 Tidak Nyaman
Rata-rata 27,48 91,4 26,99 Nyaman
Keterangan:
T: Suhu
RH: Kelembaban
THI: Thermal Humidity Index
Suhu dan kelembaban udara yang nyaman di arboretum RDD Office tersebut merupakan potensi yang harus dipertahankan. Solusinya adalah dengan mempertahankan dan menambah vegetasi yang dapat difungsikan sebagai peneduh. Selain itu, fasilitas yang akan dikembangkan harus menggunakan material yang mampu menyerap panas dengan mempertimbangkan jenis dan warna bahan.
Nilai rata-rata kecepatan angin di arboretum RDD Office sepanjang tahun 2005-2009 adalah 2,58 km/jam. Sementara itu, kecepatan angin tertinggi di arboretum RDD Office adalah 4,3 km/jam pada bulan April 2006 dan terendah adalah 1,3 km/jam pada bulan Desember 2005. Hal tersebut menunjukkan bahwa kecepatan angin di arboretum RDD Office bukan suatu kendala untuk pengembangan lanskap.
Nilai rata-rata radiasi matahari di arboretum RDD Office sepanjang tahun 2005-2009 adalah 66,7%. Sementara itu, radiasi matahari tertinggi di arboretum RDD Office adalah 68,2% pada bulan Juni 2007 dan terendah adalah 66,6% pada bulan Desember 2009. Brooks dalam APRIL (2001) menyatakan radiasi matahari dapat meningkatkan panas elemen lanskap yang terdapat pada suatu tapak.
Semakin licin dan terang permukaan suatu material, maka akan semakin banyak radiasi matahari yang dipantulkan.
c. Tanah
Jenis tanah di arboretum RDD Office adalah ultisol berwarna kuning kecoklatan yang terbentuk dari bahan volkan dan batuan beku. Tanah ultisol di arboretum RDD Office memiliki nilai aliran dalam (perkolasi) yang tinggi, mengindikasikan bahwa tanah di arboretum RDD Office memiliki daya serap yang baik. Kemampuan tanah menyerap air dengan baik, akan menghasilkan jumlah air tanah yang stabil.
Aliran permukaan (run-off) tanah ultisol di arboretum RDD Office bernilai rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sewaktu-waktu dapat terjadi erosi dan pengikisan permukaan tanah oleh aliran permukaan di arboretum RDD Office. Solusi pencegahannya adalah dengan menggunakan vegetasi yang mampu menahan dan memecah air hujan. Selain itu, sistem drainase yang baik dan pembuatan retaining wall juga dapat mengurangi terjadinya resiko erosi.
Tanah sebagai media tumbuh tanaman (agriculture classification) menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Unsur hara yang tidak seimbang dapat menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan tanaman. Sifat fisik dan kimia tanah ultisol di arboretum RDD Office tida memiliki banyak faktor penghambat dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan (engineering classification). Kegiatan pembanguna harus memperhatikan daya dukung tanah (load bearing capacity) dalam menahan beban bangunan. Daya dukung tanah ultisol di arboretum RDD Office bernilai sedang, karena memiliki kandungan pasir dan liat yang kurang seimbang. Kandungan pasir dan liat yang kurang seimbang dapat mengalami resiko keretakan tanah yang dapat mengakibatkan pergeseran pondasi dan runtuhnya dinding bangunan. Solusinya adalah dengan dibangunnya sistem drainase yang baik dan retaining wall yang dapat mengurangi resiko keretakan tanah.
d. Hidrologi
Arboretum RDD Office memiliki sumberdaya air yang dihasilkannya dengan membuat sumur sendiri, air yang berasal dari air hujan, dan sungai kecil.
Hari dan curah hujan yang tidak stabil dapat mengakibatkan kekeringan ataupun mengakibatkan air berlebih. Air yang kurang mengakibatkan kekeringan, dapat
dikontrol dengan penyimpanan air pada sumber air yang dibangun oleh perusahaan. Sedangkan air berlebih dapat yang tidak dikontrol dapat mengakibatkan aliran permukaan (run-off) yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan erosi. Kontrol terhadap resiko terjadinya air berlebih di arboretum RDD Office dapat dilakukan dengan pembuatan sistem drainase. Sistem drainase yang baik dapat menampung dan mengarahkan air berlebih, saat tanah berada pada kondisi jenuh terhadap air. Perubahan sistem drainase di arboretum RDD Office harus memperhatikan bentukan lahan (landform), sehingga memiliki daya tampung dan arah aliran yang sesuai.
Sungai kecil di arboretum RDD Office merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan utilitas, visual, dan ekologis. Sungai kecil tersebut merupakan bentuk air yang dinamis dan dapat menstimulir emosi. Oleh karena itu, keberadaan sungai kecil di arboretum RDD Office dapat dikreasikan menjadi water feature yang memberi nuansa terapi, sejuk, lembut, dan indah.
e. Topografi
Kondisi topografi pada suatu tapak akan berpengaruh pada kegiatan pembangunan (engineering classification), pola ruang, serta aktivitas dan utilitas.
Peta topografi memberikan informasi mengenai kondisi ketinggian dan kelas kemiringan suatu tapak. Oleh karena itu, perancangan lanskap sangat memerlukan informasi mengenai topografi pada suatu tapak.
Pada arboretum RDD Office ketinggian 120 mdpl merupakan area tertinggi dan ketinggian 92 mdpl merupakan area terendah. Area yang lebih tinggi berpotensi dijadikan tempat observasi untuk mengamati pandangan. Sementara itu, tempat yang lebih rendah dapat dimanfaatkan sebagai node yang dapat diamati dari tempat yang lebih tinggi.
Perbedaan pada level ketinggian tersebut akan menghasilkanvariasi pada kelas kemiringan. Peta klasifikasi kemiringan lahan memuat informasi mengenai tingkat keragaman kelas kemiringan di arboretum RDD Office (Gambar 25).
Bentukan lahan di arboretum RDD Officedapat dibagi menjadi beberapa kelas kemiringan yang tegas, yakni datar, landai, miring, terjal, curam.
Area yang datar berpotensi mengalami genangan air pada saat musim hujan, sehingga memerlukan sistem drainase yang baik. Area yang datar akan memberikan kesan luas dan monoton, untuk itu area yang datar lebih cocok untuk penempatan bangunan. Penempatan bangunan pada area yang datar akan mengurangi biaya persiapan lahan untuk membangun bangunan tersebut.
Area arboretum RDD Office yang miring berpotensi mengalami aliran permukaan (run-off) yang berlebihan, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya erosi. Solusi untuk menanggulangi erosi adalah dengan penanaman rumput ataupun ground cover. Selanjutnya, area miring tersebut ditanami oleh vegetasi dengan perakaran dalam yang mampu mengikat air dengan baik. Pembuatan retaning wall juga dapat digunakan untuk menjaga konsistensi tanah yang miring, sehingga mengurangi resiko terjadinya erosi.
Variasi kelas kemiringan di arboretum RDD Office merupakan potensi yang menjadi daya tarik sendiri bagi pengguna tapak. Pengguna tapak akan memiliki apresiasi tinggi sebagai bentuk efek psikologis yang ditimbulkan oleh adanya variasi kelas kemiringan. Potensi variasi kelas kemiringan dan ketinggian tersebut harus dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan tersebut harus didukung oleh upaya rekayasa tapak yang berorientasi ekologis. Salah satu upaya rekayasa tapak adalah dengan melakukan grading (cut and fill). Grading dilakukan dengan seminimal mungkin dan memperhatikan kondissi alami arboretum RDD Office.
Grading yang berlebihan akan menimbulkan kerusakan bentukan lahan (landform) pada suatu tapak. Grading yang berorientasi ekologis diharapkan mampu memudahkan kegiatan pembangunan dan menambah nilai visual.
55
Gambar 25. Peta Klasifikasi Kemiringan Lahan Arboretum RDD Office (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
f. Vegetasi
Arboretum RDD Office memiliki koleksi vegetasi yang didominasi oleh kelapa sawit dengan jumlah kurang lebih 265 spesies. Vegetasi non kelapa sawit di arboretum RDD Office tergolong ke dalam pohon sedang, perdu dan semak.
Melihat kondisi tersebut arboretum RDD Office memerlukan penambahan variasi vegetasi non kelapa sawit untuk menambah nilai keindahan dengan memperhatikan kestabilan kualitas lingkungan.
Rumput dan ground cover dapat digunakan untuk membentuk bidang bawah (lantai). Kombinasi antara rumput dan ground cover yang dipertegas dengan semak rendah dapat membentuk ruang terbuka (open space) dan private. Semak dan pohon pendek dengan jarak tanam yang dekat mampu membentuk bidang vertikal (dinding). Sementara itu, pohon tinggi berkanopi dengan jarak tanam yang dekat dan kanopi saling bersentuhan dapat membentuk bidang atas (langit).
Pada area dengan tingkat kebisingan tinggi, perlu ditambahkan vegetasi yang mampu memecah suara bising tersebut. Selain itu, arboretum RDD Office juga memerlukan vegetasi yang mampu menyerap polutan untuk mengurangi polusi atau asap kendaraan yang melalui arboretum untuk menuju ke gedung departemen RDD. Rumput dan ground cover dapat mengurangi resiko terdapatnya genangan air di area arboretum RDD. Pohon-pohon besar berkanopi dapat difungsikan sebagai penangkap air hujan, pengikat air tanah, mengurangi resiko erosi, dan mempertahankan konsistensi tanah.
Perusahaan sendiri telah memiliki konsep vegetasi atau vegetasi apa saja yang akan ditanam di arboretum RDD Office, dengan ketetapan seperti itu RDD menata vegetasi mana saja yang akan ditanam dan yang tidak, vegetasi terdiri dari vegetasi HTI dan vegetasi langka koleksi PT. RAPP. Berikut adalah daftar vegetasi yang akan ditanam di arboretum :
1. Acacia mangium 2. A. crassicarpa 3. A. auriculiformis
4. Alstonia pneumatophora (Pulai) 5. Anisoptera spp.(Mersawa) 6. Anthocephalus cadamba (Jabon)
7. Azadirachta excelsa (Sentang) 8. A. indica (Mimba)
9. Cinnamomum spp. (Medang)
10. Dipterocarpus costulatus (Keruing) 11. Dyera costulata (Jelutung)
12. Eucalyptus pellita 13. E. grandis
14. E. grophylla
15. Eugenia sp. (Jambu-jambuan) 16. Ficus spp. (Beringin)
17. Gmelina arborea
18. Gonystilus bancanus (Ramin) 19. Hibiscus macrophylla (Waru) 20. Macaranga spp. (Mahang)
21. Melaleuca spp.(Gelam, kayu putih) 22. Maesopsis eminii (kayu Afrika) 23. Paraserianthes falcataria (Sengon) 24. Pentaspadon montley (Plajau) 25. Peronema canescen (Sungkai) 26. Pinus merkusii (Pinus)
27. Scorodocarpus sp.(Kulim) 28. Shorea parvifolia (Meranti) 29. Swietenia macrophylla (Mahoni) 30. Tectona grandis (Jati)
31. Terminalia cattapa (Ketapang)
g. Satwa
Keragaman jenis satwa yang hidup di arboretum RDD Office menunjukkan adanya kestabilan ekosistem. Lingkungan tempat hidup satwa tersebut harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya. Atraksi satwa dapat dijadikan sebagai daya tarik penunjang dalam program pengembangan lanskap RDD tersebut.
Satwa sangat peka terhadap perubahan lingkungan disekitarnya, oleh karena itu pada area satwa bermain dan mencari makan harus diperhatikan. Pengunjung dengan intensitas tinggi dan berkelompok, terkadang dapat mengganggu kehidupan satwa. Aktivitas penunjang tersebut sebaiknya berupa observasi, bukan interkasi secara langsung. Sistem kontrol yan baik terhadap pengunjung , daoat mencegah terjadinya perburuan dan pengrusakan habitat satwa di arboretum RDD Office. Pada lingkungan tempat hidup yang tidak terganggu akan menjadikan satwa tersebut dapat hidup dan berkembang secara alami. Oleh karena itu, penambahan variasi vegetasi sangat diperlukan untuk sumber makanan dan tempat tinggal bagi satwa yang ada di arboretum RDD Office.
h. Fasilitas dan Utilitas
Pengembangan ruang-ruang dengan fungsi dan aktivitas yang beragam membutuhkan kelengkapan fasilitas dan utilitas. Fasilitas dan utilitas yang baik dan tepat akan memberikan kenyamanan dan kemudahaan bagi pengguna tapak.
Minimnya fasilitas dan utilitas di arboretum RDD Office memang sengaja dilakukan agar aktivitas di arboretum menjadi terbatas dikarenakan dalam upaya menjaga kelestarian arboretum.
Fungsi masing-masing ruang dan aktivitas pengguna yang beragam dan bersifat dadakan pada acara tertentu, mengakibatkan arboretum RDD Office membutuhkan penambahan fasilitas. Penambahan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Shelter
2. Lokasi Event Penanaman
3. Track Alternatif dalam Arboretum 4. Lampu Taman
5. Water Feature 6. Signage Gedung
Penentuan fasilitas dan utilitas harus didasarkan pada fungsi ruang dan aktivitas pengguna tapak. Pengadaan fasilitas dan utilitas juga harus memperhatikan bahan dan material yang digunakan. Bahan dan material yang digunakan harus tahan lama, ramah lingkungan, dan aman bagi pengguna tapak.
Fasilitas eksisting di arboretum RDD Office, seperti papan nama (signage), tempat pengolahan dan penyulingan air, dan jalan beton sudah baik. Namun perlu dipindahkan ke tempat yang lebih terlihat oleh pengunjung dan diganti dengan bahan yang lebih tahan lama.
Penempatan fasilitas dan utilitas harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tapak. Fasilitas dan utilitas yang berada di area yang tidak tepat akan menjadi tidak berguna dalam pembangunannya, seperti kondisi yang gelap pada saat malam hari perlu dilakukannya instalasi lampu taman untuk memudahkan apabila ada kunjungan ketika malam hari. Pada area arboretum RDD Office sendiri belum terdapat lampu taman yang dibutuhkan untuk penerangan dan pemenuhan estetika di malam hari.
i. Pengguna Tapak
Selera, keinginan, dan kenyamanan pribadi merupakan bagian dari sifat dasar estetika manusia yang tidak dapat diperdebatkan, sifat dasar estetika tersebut selalu mempengaruhi cara hidup manusia. Informasi karakter dan pemahaman terhadap pengguna tapak sangat perlu dipahami untuk mengkreasi lingkungan fisik luar ruang. Oleh karena itu, perbedaan dalam karakter dan pemahaman dari pengguna terhadap suatu tapak merupakan peubah yang harus dipertimbangkan dalam perancangan lanskap.
Fungsi arboretum RDD Office sebagai kebun koleksi plasma nutfah untuk vegetasi HTI dan vegetasi langka milik PT. RAPP harus lebih diutamakan.
Vegetasi langka yang akan menggantikan dominasi kelapa sawit diharapkan dapat menunjang kebutuhan estetika pengguna tapak dan juga untuk mengeksplorasi berbagai ilmu pengetahuan mengenai vegetasi langka yang dimiliki oleh perusahaan.
5.3.2.4 Tahap Sintesis
Tahap sintesis merupakan lanjutan dari tahap analisis untuk menentukan area arboretum yang diperoleh berdasarkan tingkat keanekaragaman vegetasi yang rendah pada kawasan di sekeliling kantor, sehingga dibutuhkan kawasan arboretum untuk menciptakan keanekaragaman vegetasi yang tinggi. Penentuaan
area arboretum juga didasarkan pada aksesibilitas area yang dekat dengan kantor dan tingkat fungsionalitas dari arboretum dapat tercapai, serta meningkatkan kualitas estetis dari kawasan sekeliling kantor. Oleh karena itu, dibangunlah arboretum di sekeliling kawasan perkantoran yang dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Peta Sintesis Arboretum RDD Office (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
5.3.2.5 Tahap Perancangan
Pengembangan arboretum RDD Office yang akan dilakukan hanya seluas 40% dari total luas tapak yang akan dikembangkan, yaitu 6,498 ha, proses perancangan dilakukan dengan cara manual oleh staf program pengembangan RDD Office dan grafik oleh mahasiswa magang. Tahap perancangan dimulai dengan brainstorming oleh seluruh staf program pengembangan lanskap arboretum RDD Office dibantu oleh staf pengembangan dan pengelolaan HTI, dilanjutkan dengan sketsa kasar pembagian ruang dan dilanjutkan dengan sistem komputerisasi untuk memperhalus gambar. Dalam kegiatan magang, mahasiswa ikut berpartisipasi dalam produk yang dihasilkan, yaitu:
Recolonization atau menyatukan ruang dengan fungsi yang
sama
Edge width atau memberikan rintangan/penyangga
sebagai pengarah
Corridor gap effectiveness memberikan pergerakan yg jelas
a. Conceptual Design
Konsep desain di dalam program pengembangan arboretum RDD Office ini dikembangkan menjadi dua bagian utama, yakni konsep dasar dan konsep pengembangan. Konsep dasar merupakan ide utama dalam pembuatan desain yang mencakup isi desain secara holistik. Sementara itu, konsep pengembangan merupakan aplikasi dari konsep dasar yang terdiri dari konsep arboretum, konsep penelitian dan konsep lanskap.
1. Konsep Dasar
Konsep yang dikembangkan oleh PT. RAPP untuk arboretum RDD Office adalah “Modern Arboriculture Plantaion of RGE Technology Center” dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup kantor melalui pelestarian lingkungan dengan adanya arboretum yang mendukung kegiatan kerja, penelitian, dan relaksasi pengguna, serta pengenalan berbagai jenis vegetasi di dalamnya.
Arboretum RDD Office memiliki pendekatan ekologis dimana pada pendekatan ekologis, perancangan jalur jalan membentuk suatu koridor ekologis menjadi fokus utamanya, dan mengatur display tanaman langka sehingga menjadi cantik, nyaman, serta teratur dan dapat mendukung aktifitas perkantoran (Gambar 27).
Gambar 27. Standard Ecology Path Berdasarkan Landscpe Ecology Principles (Sumber: Dramstad, Olson, and Forman, 1996)
2. Konsep Pengembangan
Konsep pengembangan merupakan penerapan dari konsep dasar yang menentukan bentuk akhir desain. Konsep pengembangan harus didasarkan pada
potensi sumberdaya arboretum, agar sesuai dengan tema konsep dasar (Modern Arboriculture Plantation). Potensi sumberdaya arboretum berupa potensi arobertum sebagai kebun koleksi dan potensi penelitian. Oleh karena itu, konsep pengembangan di arboretum RDD Office diaplikasikan dalam bentuk konsep arboretum, konsep penelitian, dan konsep lanskap.
(a) Konsep Arboretum
Arboretum RDD Office merupakan lahan perusahaan yang berfungsi sebagai kebun koleksi plasma nutfah untuk vegetasi HTI dan vegetasi langka milik PT. RAPP. Konsep arboretum ini adalah menjadikannya sebuah objek wisata dengan ciri khas HTI milik PT. RAPP yang berdaya guna, indah, dan berkelanjutan. Arboretum RDD Office diaplikasikan melalui aktivitas budidaya dan event penanaman di sekitar gedung RDD. Budidaya tersebut, terdiri dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanfaatan.
Budidaya vegetasi HTI dan vegetasi langka milik PT. RAPP melibatkan staf dan pegawai PT. RAPP. Pengguna tapak menggunakan arboretum RDD Office untuk keperluan penelitian dan menjadi interpreter.
(b) Konsep Penelitian
Tujuan utama penelitian adalah untuk menyiapkan materi vegetasi yang akan ditanam baik itu vegetasi HTI ataupun vegetasi langka yang disesuaikan dan diselaraskan dengan potensi yang ada di arboretum RDD Office. Konsep penelitian ini dapat menjadi tempat buat para researcher yang ada di departemen RDD dapat melakukan trial atau uji coba dengan membuat kebun percobaan, kebun budidaya, dan kebun koleksi. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan mengenai seberapa cocok vegetasi ditanam pada arboretum sehingga dalam pelaksanaannya di tapak yang lebih luas para peneliti sudah siap untuk mengaplikasikannya. Kemampuan aplikasi itu dikembangkan melalui pengamatan, pemahaman, dan praktek bududaya vegetasi HTI dan vegetasi langka milik PT. RAPP.
(c) Konsep Lanskap
Konsep disusun berdasarkan pada kondisi eksisting arboretum RDD Office yang disesuaikan dengan solusi-solusi terhadap potensi dan kendala yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan fungsi ekologi, ekonomi, dan
sosial yang akan berkembang di arboretum RDD Office. Konsep terdiri dari konsep tata ruang, konsep sirkulasi, konsep fasilitas dan utilitas, dan konsep vegetasi.
- Konsep Ruang
Ruang merupakan wadah untuk melakukan aktivitas, konsep ruang ditujukan untuk mengakomodasi segala bentuk aktivitas di arboretum RDD Office. Penentuan ruang didasarkan pada jenis aktivitas eksisting dan aktivitas yang akan dikembangkan di arboretum RDD Office. Oleh karena itu, konsep ruang di arboretum dikelompokan menjadi area penerimaan, area arboretum, area produksi, area terbangun (gedung RDD dan lahan parkir), area event penanaman, dan jalan utama (Gambar 28).
Gambar 28. Konsep Ruang Arboretum RDD Office (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac) - Konsep Sirkulasi
Sistem sirkulasi yang ada dalam tapak terbagi menjadi sirkulasi primer yang dapat diakses oleh kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua dengan arus dua arah yang menghubungkan area penerimaan, area produksi, area event
penanaman, dan area terbangun. Sedangkan sirkulasi sekunder tidak dapat diakses oleh kendaraan karena merupakan jalan setapak dari tanah dan atau dari bebatuan yang hanya dapat diakses oleh pejalan kaki (Gambar 29).
Gambar 29. Konsep Sirkulasi di Arboretum RDD Office (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac) - Konsep Fasilitas dan Utilitas
Fasilitas tapak merupakan salah satu faktor pembentuk identitas ruang.
Kelengapan fasilitas bertujuan untuk memberikan kemudahan, kenyamanan, keamanan, dan kepuasan bagi pengunjung dalam melakukan berbagai aktivitas di arboretum RDD Office. Penentuan konsep fasilitas disesuaikan dengan konsep ruang arboretum RDD Office. Kelengkapan fasilitas di arboretum RDD Office harus didukung dengan adanya pengembangan utilitas. Penempatan fasilitas dan utilitas disesuaikan dengan dimensi dan kondisi tapak, sehingga tidak mengganggu stabilitas lingkungan. Ukuran dan bentuk fasilitas mempertimbangkan aspek kekuatan dan kemudahan dalam pemeliharaan.
Material utama pembentuk fasilitas tersebut adalah material yang aman terhadap pengguna oleh manusia dan lingkungan.
Area Penerimaan Area Produksi Area Arboretum Area Event Penanaman
Area Terbangun (Gedung dan Lahan Parkir Pintu Masuk dan Keluar Pengunjung Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi Pejalan Kaki
- Konsep Vegetasi
Pada konsep vegetasi oleh CEO perusahaan telah ditetapkan vegetasi apa saja yang akan ditanam di arboretum RDD Office. Selama kegiatan magang berlangsung mahasiwa mambantu staf program pengembangan lanskap arboretum RDD Office menyelaraskan vegetasi yang telah ditetapkan dengan fungsi vegetasi di dalam perancangan lanskap. Konsep vegetasi disesuaikan dengan pola karakteristik HTI. Pada area produksi tidak ada vegetasi yang dirubah, tetap didominasi oleh kelapa sawit, vegetasi yang didesain ulang adalah vegetasi yang berada pada jalan utama, area penerimaan, area arboretum, area event penanaman, dan area terbangun. (Gambar 30).
Gambar 30. Konsep Vegetasi di Arboretum RDD Office (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
b. Blok Plan
Blok plan merupakan penjabaran dari tahap sintesis yang merupakan gabungan dari konsep ruang, konsep sirkulasi, dan konsep vegetasi. Pada blok plan tersebut membagi kawasan menjadi area arboretum, area produksi, area event penanaman, area penerimaan, dan area terbangun. Pada blok plan juga sudah
ditetapkan plot vegetasi yang akan digunakan seperti penempatan semak, groundcover, pohon peneduh, tanaman pengarah jalan, dan lawn. Selain membagi kawasan dan penempatan vegetasi pada blok plan juga dijelaskan mana jalan utama dan jalan alternatif serta alur sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki seperti yang terlihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Blok Plan Arboretum RDD Office (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
c. Site Plan
Setelah mendapatkan konsep final maka dibuatlah site plan untuk memberikan gambaran secara garis besar pengembangan arboretum. Site plan yang telah dibuat berisi pembagian jalan utama, area penerimaan, area produksi, area arboretum, area event penanaman, dan area terbangun (Gambar 32).
67
Gambar 32. Ilustrasi Site Plan
(Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac
d. Tahap Pengembangan Desain
Pada tahap ini dibuat beberapa alternatif desain untuk manampilkan kesatuan material dalam tapak yang menyesuaikan dengan konsep yang telah dibuat. Pembuatan ilustrasi desain, seperti shelter, water feature, model penanaman pada traffic island, signage gedung RGE Technology Center, dan pola penanaman pada berbagai spot di tapak ditujukan agar perusahaan dapat melihat bagaimana desain ini nantinya.
Berikut adalah ilustrasi desain yang dibuat untuk mendukung kesatuan agar sesuai dengan konsep yang telah dibuat:
1. Area Penerimaan
Area penerimaan berfungsi sebagai welcome area pada tapak, dan akan menyambut pengunjung dengan signage gedung RGE Technology Center, signage berupa nama dari gedung RDD, dibuat untuk memberi pengetahuan kepada pengunjung ketika melintasi jalan riaufiber. Pada area penerimaan dirancang juga model penanaman tanaman display yang menghiasi signage RGE Technology Center. Desain dapat terlihat pada Gambar 33.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Gambar 33. Ilustrasi Area Penerimaan
(a) Sebelum Adanya Signage (b) Setelah Penambahan Signage Gedung (c) Blow Up Area Penerimaan (d) Ilustrasi Signage di Area Penerimaan
(e) Pola Penanaman Tanaman Display
(Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac) Helyconia
Tricolor Keladi Hias Krokot Merah
2. Jalan Utama
Pada jalan utama yang berfungsi sebagai jalur sirkulasi baik bagi kendaraan roda empat maupun roda dua dibuat beberapa model penanaman yang
akan meningkatkan kualitas estetika ketika pengunjung melalui jalan utama ini (Gambar 34). Pada saat kegiatan magang berlangsung, selain dibuat model penanaman pada jalan utama juga dibuat blow up dan potongan sebagai model driveway yang akan dilalui oleh kendaraan roda empat dan roda dua (Gambar 35).
Gambar 34. Model Penanaman pada Jalan Utama (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
Kamboja (Tanaman Peneduh)
Rumput Gajah (Penutup Tanah)
Palem
Rumput Gajah (Penutup Tanah)
Potongan Jalan Utama A-A’
Blow Up Jalan Utama
Gambar 35. Blow Up dan Potongan Jalan Utama (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac) 3. Area Terbangun
Pada area terbangun berisi gedung RGE Technology Center yang berfungsi sebagai pusat para peneliti dari PT. RAPP, yang mempunyai rutinitas yang monoton, sehingga butuh penyegaran dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari, pada saat kegiatan magang berlangsung ada permintaan langsung dari CEO perusahaan untuk membangun sebuah atraksi air di depan gedungnya, setelah itu dirancanglah sebuah water feature di depan gedung RGE Technology Center (Gambar 36). Saat kegiatan magang berlangsung juga traffic island yang ada di depan gedung didesain ulang atas permintaan dari program leader (Gambar 37).
Selain itu pada area gedung juga dirancang beberapa model penanaman untuk meningkatkan kualitas estetika ketika pengunjung datang ke gedung RGE Technology Center (Gambar 38).
Palem Raja Semak (Tanaman Ornaman) Drainase Pohon sebagai Screening Rumput Key Plan
Gambar 36. Blow Up dan Ilustrasi Water Feature (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
Gambar 37. Blow Up dan Ilustrasi Traffic Island (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
Gambar 38. Model Penanaman Gedung RGE Technology Center (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
Semak (Tanaman Ornamen) Palem Sculpture
Sutra Bombay Palisotha Lantana Keladi Hias Lili Paris
Kana Hanjuang
Nanas-nanasan Taiwan Beauty
Krokot Merah Rumput Gajah
4. Area Arboretum dan Area Event Penanaman
Area arboretum yang berfungsi sebagai sebagai kebun plasma nutfah membutuhkan fasilitas untuk mengamati titik-titik di arboretum RDD Office. Saat kegiatan maganng berlangsung dirancang sebuah shelter untuk mengakomodir kebutuhan tersebut. Penyediaan shelter tersebut bertujuan untuk memfasilitasi pengunjung dalam interpretasi alam, pengamatan arboretum, pengamatan satwa, dan sebagai tempat istirahat sejenak ketika lelah berkeliling. Shelter akan dikembangkan dengan ukuran 6x4 meter dan terbangun di depan track dalam arboretum dengan bahan kayu jati yang kuat dan halus berpelitur (Gambar 39).
Pada Area Event penanaman dibangun sebuah lokasi penanaman ketika event atau acara tertentu sedang berlangsung. Lokasi event penanaman berfungsi sebagai lokasi dimana tamu undangan perusahaan seperti pejabat negara atau pemerintahan yang datang dapat melakukan penanaman simbolik di arboretum RDD Office. Penanaman berupa vegetasi HTI ataupun vegetasi langka yang merupakan koleksi PT. RAPP yang ada di kawasan konservasi dan lokasi HTI (Gambar 40) .
Gambar 39. Ilustrasi Shelter
(Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
Gambar 40. Ilustrasi Lokasi Event Penanaman (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)
8574