• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Konsep Harga .1 Konsep Harga

3.1.2 Konsep Peramalan

Peramalan adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Menurut Mulyono (2000), peramalan merupakan suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar kesalahan dapat diperkecil. Peramalan juga dapat diartikan sebagai usaha memperkirakan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan mencari apa yang sedekat mungkin dengan yang akan terjadi.

Peramalan menjadi salah satu hal yang penting dalam pengambilan keputusan manajemen. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis et al.,1999). Peramalan merupakan suatu dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa pada waktu yang akan datang, yang dapat membantu dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan (Hanke et al.,2003).

Keberhasilan dalam bidang bisnis/ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Adanya ramalan memungkinkan manajemen menyusun perencanaan/keputusan untuk mengantisipasinya. Peramalan bisnis/ekonomi dibutuhkan mengingat kondisi bisnis/ekonomi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang bersifat sangat dinamis & tidak pasti (tidak deterministik). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap gejolak perkembangan bisnis dan ekonomi.

Peramalan yang baik membutuhkan pendekatan yang tepat, yang tercermin dalam metode peramalan yang dipilih yaitu metode peramalan terakurat, sehingga dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis/ekonomi. Menurut Hanke (2003), teknik peramalan pada data menghasilkan kejadian historis mengarah ke identifikasi lima tahap proses peramalan sebagai berikut: 1) pengumpulan data, 2) pemadatan atau pengurangan data, 3) penyusunan model dan evaluasi, 4) ekstrapolasi atau peramalan aktual, 5) evaluasi peramalan.

Menurut jangka waktu ramalan yang disusun Mulyono (2000) menyatakan bahwa peramalan dapat dibedakan atas tiga. Ramalan jangka pendek yaitu peramalan yang dilakukan untuk hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari setengah tahun atau sekitar 3 bulan. Peramalan jangka menengah yaitu peramalan yang dilakukan untuk menyusun hasil ramalan tiga bulan sampai dua tahun. Peramalan jangka panjang yaitu peramlan yang dilakukan untuk menyusun hasil ramalan jangka waktu lebih dari dua tahun.

Menurut sifat peramalannya Mulyono (2000) menjelaskan bahwa peramalan dapat dibedakan atas peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif.

a. Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang ditentukan berdasar pemikiran yang bersifat judgement, pengetahuan, pengalaman & intuisi si peramal. Peramalan ini digunakan apabila data historis maupun data empiris dari variabel yang diramalkan tidak cukup, tidak ada, atau tidak dapat dipercaya karena kurang akurat. Peramalan ini tetap membutuhkan data kuantitatif, tetapi data kuantitatif ini hanya digunakan sebagai informasi untuk menganalisa dan meramalkan data tesebut tanpa proses kuantitatif. Proses yang digunakan adalah mencatat kebiasaan vaiabel lalu meramalkannya menggunakan perasaan peneliti. Sehingga pandangan atau ”judgemen” dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.

Peramalan kualitatif jika dilakukan oleh beberapa orang terpisah, hasilnya akan bervariasi cukup besar, sedangkan jika dilakukan oleh sekelompok orang, hasilnya bisa jadi tidak diperoleh kesamaan pendapat tentang hasil ramalan, atau hasil ramalan umumnya merupakan pendapat pribadi dari orang yang paling berpengaruh dalam kelompok. Peramalan kualitatif relatif bersifat subyektif.

Untuk situasi manajemen dan industri/pasar yang kompleks, peramalan kualitatif relatif sukar dilaksanakan, karena kemampuan otak manusia terbatas untuk mengelola informasi dan hubungan kausal yang kompleks. Namun untuk situasi yang sederhana ditambah judgement, pengetahuan, pengalaman dan intuisi yang kuat dari orang atau kelompok orang yang melakukan peramalan, seringkali hasilnya relatif baik.

Metode untuk peramalan kualitatif dibagi atas metode ekploratoris dan normatif. Metode eksploratoris terdiri dari metode Delphi, kurva S analogi dan penelitian morfologis, yang dimulai dari masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya dan bergerak secara heuristik dengan melihat semua kemungkinan yang ada. Sedangkan metode normatif terdiri dari matriks keputusan, pohon relevansi dan analisis sistem, dimulai dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang akan datang kemudian melihat kemasa lalu apakah hal ini dapat dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia (Makridakis et al.,1999)

b. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif masa lalu. Peramalan ini memiliki sifat yang lebih objektif berdasarkan pada keadaan aktual (data) yang diolah dengan menggunakan metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode juga harus didasarkan pada fenomena manajemen atau bisnis apa yang diramalkan dan tujuan yang ingin dicapai melalui peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut (Makridakis et al.,1999) :

1. tersedia informasi masa lalu

2. informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik 3. dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa

yang akan datang.

Pada dua kondisi pertama merupakan suatu keharusan bagi penerapan metode peramalan kuantitatif. Kondisi ketiga merupakan syarat kecukupan, artinya walaupun asumsi ketiga dilanggar, model yang dirumuskan masih

dapat digunakan. Hal tersebut akan memberikan kesalahan peramalan yang relatif besar bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional tersebut terjadi secara sistematis.

Data yang digunakan dalam peramalan kuantitatif hendaknya 1)

reliable dan akurat (berasal dari sumber yang andal dengan

memperhatikan akurasinya), 2) relevan, 3) konsisten (jika ada perubahan definisi harus ada penyesuaian), 4) cukup (tidak terlalu sedikit sebagai basis data atau tidak terlalu banyak sehingga ada bagian yang tidak relevan). Pada data kuantitatif jika terjadi perubahan pola, maka hasil ramalan relatif kurang akurat. Jika pola data historis terjadi perubahan struktural, relatif sulit upaya penyesuaiannya, kecuali telah tersedia data historis yang cukup untuk menentukan pola yang baru.

Metode peramalan kuantitatif terbagi menjadi dua, yaitu metode

time series dan metode kausal. Metode time series menggunakan data yang

memiliki deret waktu yang dikumpulkan, dicatat, atau diamati dari rangkaian waktu (Hanke et al.,2003). Sedangkan metode kausal didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, metode ini disebut juga dengan model regresi.

Dokumen terkait