• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUN PUSTAKA

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi pada tujuan dari penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian harus dinyatakan secara eksplisit untuk memudahkan peneliti sebelum melakukan observasi. Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi dan analisa hasil penelitian lebih terarah.

Adapun definisi fokus penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan yang dimaksud adalah melakukan penanganan sesuai dengan kebutuhan korban yang mengalami gangguan mental sosial dan melakukan disebabkan perdagangan orang.

2. Pemberdayaan yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan dalam meningkatkan keterampilan bagi korban, sehingga korban bisa hidup mandiri dan jauh dari tindakan perdagangan orang.

3. Pembinaan yang dimaksud adalah Melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha-usaha rehabilitasi dan pelayanan sosial kepada Korban yang mengalami kemerosotan fungsi sosial.

4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi upaya Dinas Sosial dalam penanggulangan perdagangan perempuan dan anak diantaranya adalah faktor pendukung dan faktor penghambat.

5. Evektifitas Peran Dinas Sosial yang di maksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana upaya yang di lakukan oleh Pegawai Dinas Sosial dalam penanggulangan perdagangan perempuan dan anak bisa berjalan

sebagaimana mestinya sehingga output atau hasil yang dicapai bisa efektif dan sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Dinas Sosial Kota Makassar, waktu penelitian dilakukan selama 60 (enam puluh) hari kalender mulai 02 Januari 2013 sampai 02 Maret 2014. Pertimbangan penulis untuk memilih lokasi tersebut karena kota makassar adalah salah satu kota yang cukup berkembang di Indonesia, serta merupakan kota yang metropolitan dikawasan indonesia timur, dilihat dari cepatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang segnifikan, sehingga di kota makassar merupakan kota yang rawan dan sering ada yang melakukan perdagangan perempuan dan anak, untuk itu membuat peneliti tertarik melakukan penelitian di kota Makassar sebagai proses untuk merampungkan data-data penelitian tentang peran Dinas Sosial dalam penanggulangan perdagangan perempuan dan anak di kota Makassar.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis dan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Dengan menggunakan studi khusus untuk memberikan gambaran tentang peran Dinas Sosial dalam penanggulangan perdagangan perempuan dan anak di Kota Makassar.Menurut Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi (Narbuko,C dan Achmadi 2005:42).penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan permasalan yang ada sekarang berdasrkan data-data yang bersifat komperatif dan korelatif.

Pengertian diatas maka peneliti beranggapan bahwa penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini dianggap merupakan hal yang paling tepat untuk menggambarkan permasalahan secara mendalam yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

C. Sumber Data

Sumber Data dalam penelitian ini terdiri dari 2 (Dua) sumber data peneltian yaitu:

1. Data Primer yaitu Data yang di peroleh dengan melalui, Orservasi, wawancara, Dokumentasi dari informan peneliti yang ada kaitannya dengan obyek yang di teliti.

2. Data skunder yaitu data yang di peroleh melalui, Dokumentasi, catatan, laporan - laporan maupun arsip-arsip, resmi yang berhubungan dengan fokus penelitian.

D. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu (1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan biasa, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti (Hendarso dalam Suyanto, 2005: 171-172).

33

Peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya. Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Imforman dalam penelitian ini adalah orang yang di anggap lebih mengetahui tentang peran Dinas Sosial dalam penanggulangan perdagangan perempuan dan anak. Adapun informan terdiri dari :

1. Kepala Dinas Sosial = 1orang

2. Staf Dinas Sosial = 5 orang

3. Anggota Lembaga Swadaya Masyarakat = 2 orang

4. Korban Eksploitasi Seksual = 1 orang

5. Orang Tua Korban = 1 orang

Jumlah = 10 orang

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang di gunakan melalui observasi langsung atas pengamatan langsung terhadap obyek yang di teliti.Observasi ini digunakan sebagai metode kriterium artinya observasi digunakan sebagai alat penguji kebenaran dan kemantapan terhadap suatu data yang telah diperoleh saat wawancara. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap obyek penelitian dengan pengamatan lebih banyak menggunakan penglihatan.

2. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan melalui wawancara mendalam dengan imforman penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah di siapkan oleh peneliti. Data yang diambil dalam wawancara adalah data tentang peran Dinas Sosial dalam penanggulangan perdagangan perempuan dan anak, hambatan dan upaya Dinas Sosial dalam mengatasi hambatan-hambatan pada Penanggulangan perdagangan perempuan dan anak di Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pencatatan, meringkas maupun menganalisis dari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan obyek yang diteliti sepeti dokumen-dokumen, buku-buku, surat kabar, majalah, atau dapat juga berupa gambar.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah tahap selanjutnya untuk mengolah data dimana data yang diperoleh, dikerja dan dimanfaatkan untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2012 : 91) terdapat 3 aktivitas dalam analisis data, yaitu :

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data merupakan rakitan informasi dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya agar makna peristiwa lebih mudah dipahami

c. Penarikan Kesimpulan

Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan, sebab-akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar 3.1 Bagan III.Model Analisis Interaktif (Sugiyono)

Sumber:Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2012 : 91) G. Pengabsahan Data

Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuanpenelitian akurat. Validasi temuan menurut Creswell (Sugiyono, 2012 : 42) berarti bahwa penelitimenentukan keakuratan dan kredibilitas temuan melalui beberapa strategi, antara lain member checking, triangulasi dan auditing.

Pengumpulan data

Reduksi data Sajian data

Penarikan kesimpulan

1. Member checking, adalah proses peneliti mengajukan pertanyaan pada satu atau lebih partisipan untuk tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas.

Aktivitas ini jugadilakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan menanyakan padamereka baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan laporan penelitian. Pertanyaandapat meliputi berbagai aspek dalam penelitian tersebut, misalnya apakah deskripsidata telah lengkap, apakah interpretasi bersifat representatif dan dilakukan tanpak kecenderungan.

2. Triangulasi merupakan proses penyokongan bukti terhadap temuan, analisis dan interpretasi datayang telah dilakukan peneliti yang berasal dari: 1) individu (informan) yang berbeda(guru dan murid), 2) tipe atau sumber data (wawancara, pengamatan dan dokumen),serta 3) metode pengumpulan data (wawancara, pengamatan dan dokumen).

3. External Audit, yaitu untuk menghindari bias atas hasil temuan penelitian, peneliti perlu melakukan cek silang dengan seseorang di luar penelitian.

Seseorang tersebut dapat berupa pakar yang dapat memberikan penilaian imbang dalam bentuk pemeriksaan laporan penelitian yang akurat.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian

1.Sejarah Singkat Dinas Sosial Kota Makassar

Dina Sosial Kota Makassar yang sebelumnya adalah Kantor Departemen Sosial Kota Makassar didirikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen dan Keputusan Presiden No.

45 Tahun 1974 Tentang susunan Organisasi Departemen beserta lampiran-lampirannya sebagaimana beberapa kali dirubah, terakhir dengan Keputusan Presiden No. 49 Tahun 1983.

Khusus di Indonesia Timur didirikan Departemen sosial Daerah Sulawesi Selatan yang kemudian berubah menjadi Jabatan Sosial lalu dirubah lagi menjadi Kantor Departemen Sosial bedasarkan Keputusan Menteri Sosial RI No. 16 Tahun 1984 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Departemen Sosial di Provinsi maupun di kabupaten/Kotamadya. Dan akhirnya menjadi Dinas Sosial Kota Makassar pada tanggal 10 April 2000 yang ditandai dengan Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Dinas Sosial Kota Makassar berdasarkan Keputusan walikota Makassar Nomor : 821.22:24.2000 tanggal 8 maret 2000.

Dinas Sosial Kota Makassar terletak di Jl. A.R Hakim No. 50 Makassar, Kelurahan Ujung Pandang Baru, Kecamatan Tallo Kota Makassar berada pada tanah seluas 499 m dengan bangunan fisik gedung berlantai 2 dan berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan kantor Kecamatan Tallo 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Perumahan Rakyat 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Ujung Pandang Baru 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Perumahan Rakyat 2. Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Makassar

Bedasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial, maka Visi Dinas Sosial Kota Makassar adalah sebagai berikut :

“ Pengendalian permasalahan social berbasis masyarakat tahun 2014”

Maknanya adalah manusia membutuhkan kepercayaan diri yang dilandasi oleh nilai-nilai kultur lokal yang diarahkan kepada aspek tatanan kehidupan dan penghidupan untuk menciptakan kemandirian local sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan keterampilan kerja, ketentraman, kedamaian, dan keadilan social yang mengarah kepada peningkatan kesejahteraan social bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sosial masyarakatnya, serta mendorong tingkat partisipasi sosial masyarakat dalam ikut melaksanakan proses pelayanan kesejahteraan sosial masyarak.

Misi Dinas Sosial diterapkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat melalui pendekatan kemitraan dan pemberdayaan sosial masyarakat dengan semangat kesetiakawanan sosial masyarakat.

2. Memperkuat ketahanan sosial dalam mewujudkan keadilan sosial melalui upaya memperkecil kesenjangan sosial dengan memberikan perhatian kepada warga masyarakat yang rentan dan tidak beruntung.

3. Mengembangkan sistem perlindungan sosial 4. Melakukan jaminan sosial

5. Pelayanan rehabilitasi sosial secara optimal 6. Mengembangkan pemberdayaan sosial Adapun tujuannya sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesejahtraan sosial yang bermartabat sehingga tercipta kemandirian lokal penyandang masalah kesejahtraan sosial {PMKS}

2. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya dan potensi aparatur {structural dan fungsional} dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai untuk mampu memberikan pelayanan di bidang kesejahtraan sosial yang tepat,berkualitas dan memuaskan

3. Meningkatkan koordinasi dan partisipasi sosial masyarakat/stakeholders khususnya lembaga sosial masyarakat dan orsos serta pemerhati di bidang kesejahtraan sosial masyarakat.

3. Strukrur Organisasi

Berdasarkan peraturan daerah Kota Makassar nomor 03 tahun 2009 tentang struktur organisasi dan tata kerja Dinas Sosial Kota Makassars, maka jabatan structural pada dinas sosial kota Makassar sebagai berikut:

1. Kepala Dinas 2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Pegawaian b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Perlengkapan 3. Bidang Usaha Kesejahtraan Sosial

a. Seksi Penyuluhan dan Penelitian Kesejahtraan Sosial

b. Seksi Pembianaan Keluarga dan Penyandang Masalah Kesejahtraan Sosial

c. Seksi Bimbingan Karang Taruna dan Potensi Sumber Kesejahtraan Sosial

4. Bidang Rehabilitasi Sosial

a. Seksi Rehabilitasi Penyandang Cacat b. Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial

c. Seksi Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan,Pengemis, Pengamen dan Pemulung

5. Bidang Pengendalian Bantuan dan Jaminan Kesejahtraan Sosial a. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin

b. Seksi Kenanganan Korban Bencana Sosial c. Seksi Jaminan Jesejahtraan Sosial

6. Bidang Bimbingan Organisasi Sosial a. Seksi Bimbingan Sumbangan Sosial

b. Seksi Bimbingan Organisasi Sosial dan Anak Terlantar

c. Seksi Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan 7. Unit Pelaksaan Teknis Dinas{UPTD}

Unit Pelaksanaan Teknis Dinas ini sebagai unsur pelaksana operasional Dinas Sosial Kota Makassar

Adapun Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Kota Makassar adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi dan Tata Keraj Dinas Sosial Kota Makassar

Sesuai Perda Kota Makassar No. 03 Tahun 2009

4.Tugas Pokok 1. Kepala Dinas

Dinas Sosial Sota Makassar mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagai tugas pokok sesuai kebijakan walikota dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,merumuskan kebijaksanaan,mengordinasikan,dan mengendalikan tugas-tugas dinas.

Dalam pelaksanaan tugas sebagai mana pada point 1, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang usaha kesejahtraan sosial,yang meliputi partisipasi sosial masyarakat, perlindungan sosial, rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial, serta pembinaan organisasi sosial

b. Perencanaan program di bidang usaha kesejahtraan sosial,yang meliputi partisipasi sosial masyarakat, perlindungan sosial,jaminan sosial,rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial,serta pembinaan organisasi sosial

c. Pembinaan pemberian perizinan dan pelayanan umum di bidang usaha kesejahtraan sosial,yang meliputi perlindungan sosial,jaminan sosial,rehabilitasi sosial,dan pemberdayaan sosial,serta pembinaan organisasi sosial

d. Pengendalian dan pengamanan teknis operasional di bidang usaha kesejahtraan sosial, yang meliputi perlindungan sosial,jaminan sosial,rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial serta bimbingan organisasi sosial

e. Melakukan pembinaan unit pelaksana teknis dinas{UPTD}

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas pemberian,pelayanan administrasi bagi seluruh satuan kerja di lingkungan dinas sosial kota Makassar.

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana kerja,melaksanakan tugas teknis ketata usahaan,mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumah tangga dinas

b. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis keuangan

c. Sub Bagian Perlengkapan

Sub bagian perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja,melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi semuan pengadaan barang.

3.Bidang Usaha Kesejahtraan Sosial

Bidang usaha kesejatraan sosial mempuyai tugas melaksanakan pembinaan,kegiatan di bidang penyuluhan dan bimbingan sosial, pembinaan keluarga penyandang masalah kesejahtraan sosial {PSKS}, pembinaan karang taruna dan pelaksanaan penelitian/pendataan PMKS dan PSKS

4.Bidang Rehabilitasi Sosial

Bidang rehabilitasi sosial mempunyai tugas melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang cacat,rehabilitasi tuna sosial, dan pembinaan anak jalanan,gelandangan,pengemis, dan pengamen, korban tindak kekerasan pekerja migra

5.Bidang Pengendalian Bantuan dan Jaminan Kesejahtraan Sosial

Bidang pengendalian bantuan dan jaminan kesejahtraan sosial mempunyai tugas malaksanakan kegiatan pengendalian bantuan,pemberian bantuan dan

jaminan kesejahtraan sosial termasuk pengendalian daerah rawan bencana dan daerah kumuh,bantuan kepada masyarakat fakir miskin serta bantuan kepada korban bencana alam dan sosial serta pelayanan kepada orang terlantar

6.Bidang Bimbingan Orgasisasi Sosial

Bidang bimbingan organisasi sosial mempunyai tugas melaksanakan bimbingan dan pelayanan terhadap organisasi sosial/LSM dan anak terlantar,pengendalian dan penerbitan usaha pengumpulan sumbangan sosial dan undian berhadian serta melaksanakan pembinaan dan pemahaman pelestarian nilai kepahlawanan,keperintisan dan kejuangan serta kesetiakawanan

5. Bidang Kewenangan Dinas Sosial

1. Perencanan pembangunan kesejahtraan sosial wilayah kabupaten/kota dan pendataan penyandang masalah kesejahtraan sosial

2. Penyuluhan dan bimbingan sosial

3. Pembinaan nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan

4. Pelayanan kesejahtraan sosial lanjut usia terlantar { dalam dan luar panti } 5. Pelayanan kesejahtraan sosial anak balita melalui penitipan anak dan adopsi

lingkup kabupaten/kota

6. Pelayanan anak terlantar,anak cacat dan anak nakal {dalam dan luar panti } 7. Pelayanan dan rehabilitasi sosial penderita cacat

8. Pelayanan dan rehabilitasi sosial {tuna susila,gelandangan,pengemis,dan eks narapidana}

9. Pemberdayaan keluarga miskin meliputi fakir miskin, komunitas adat terpencil dan wanita rawan sosial ekonomi

10. Pemberdayaan karang taruna/organisasi kepemudaan

11. Pemberdayaan organisasi sosial /LSM lingkup kabupaten/kota 12. Pemberdayaan tenaga kerja sosial masyarakat

13. Pemberdayaan dunia usaha {partisipasi dalam usaha kesejahtraan sosial } 14. Pemberdayaan pengumpulan sumbangan sosial lingkup kabupaten/kota 15. Penanggulangan korban bancana alam lingkup kabupaten/kota

16. Penanggulangan korban tindak kekerasan { anak, wanita ,dan lanjut usia } 17. Penanggulangan korban napza

18. Pelayanan kesejahtraan sosial keluarga 19. Pelayanan kesejahtraan angkatan kerja

20. Penelitian dan uji coba pengembangan usaha kesejahtraan sosial lingkup kabupaten/kota. Penyelenggaraan system informasi kesejatraan sosial lingkup kabupaten/kota

21. Penyelenggaraan pelatihan tenaga bidang usaha kesejahtraan sosial lingkup kabupaten/kota

22. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan usaha kesejahtraan sosial lingkup kabupaten/kota

23. Monitoring,evaluasi pelaporan hasil pelaksanaan pelayanan kesejahtraan sosial

Adapun sasaran dari bidang kewanangan tersebut adalah penyandang masalah kesejahtraan sosial {PMKS} meliputi:

1. Anak Balita Terlantar

Permasalahan pokok yang berkaitan dengan anak balita terlantar antara lain kondisi gizi yang buruk, keterbatasan jangkauan pelayanan sosial bagi anak balita, di samping itu semakin terbatasnya waktu kedua orang tua yang memberikan perhatian penuh bagi kelangsungan tumbuh kembangnya anak dalam lingkungan keluarganya.

2. Anak Terlantar

Pelayanan sosial yang di berikan kepada anak terlantar yaitu pemberdayaan anak terlantar melalui pemberian bantuan usaha ekonomis produktif dan kelompok usaha bersama serta pemberian latihan keterampilan melalui panti asuhan bina remaja.

3. Anak Nakal

Pelayanan sosial yang di berikan terhadap anak nakal yaitu melalui pembinaan dalam panti yang di laksanakan di anti marsudi putra salodong.

4. Anak Jalanan

Pelayanan sosial yang di beriakan pada anak jalanan berupa pemberian beasiswa bagi anak jalanan usia sekolah, pemberian latihan keterampilan dan praktek kerja bagi anak jalanan serta pemberdayaan keluarga anak jalanan.

5. Penjaja Seks Komersial {PSK}

Penanganan terhadap PSK yang terjalin melalui razia di berikan pembinaan melalui panti dan non panti. Pembinaan dalam panti berupa pemberian latihan keterampilan yang di laksanakan di panti sosial karya wanita mattiro

deceng. Sedangkan pembinaan luar panti melalui kegiatan pemberdayaan berupa pemberian latihan keterampilan.

6. Gelandangan Pengemis

Penanganan yang di laksanakan oleh dinas sosial yaitu melakukan pengawasan dan penertiban terhadap gepeng serta pemberdayaan gepeng beserta keluarganya melalui pemberian bantuan modal usaha.

7. Eks korban Penyalahgunaan Napza

Seseorang yang pernah menggunakan narkotika,psikotropika dan zat-zat adiktif lainya termasuk minuman keras di luar tujuan pengobatan atau tampa sepengetahuan dokter yang berwenang.

8. Anak, Wanita dan Lanjut Usia Korban Tindak Kekerasan

Anak yang berusia 5-18 tahun, wanita yang berusia 18-59 tahun dan lanjut usia yang berusia 60 tahun ke atas yang terancam secara fisik atau non fisik {psikologis} yang mengalami tindak kekerasan,di perlukan salah satu atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya.

9. Penyandang Cacat

Pelayanan sosial yang di berikan bagi penyandang cacat adalah pemberian bantuan dana jaminan sosial bagi penyandang cacat berat melalui Departemen sosial RI.

10. Eks kusta

Eks kusta adalah seseorang yang pernah menderita penyakit kusta dan telah dinyatakan secara medis, tetapi mengalami hambatan untuk melaksanakan

kegiatan sehari-hari karena dikucilkan keluarga atau masyarakat. Penanganan yang di berikan bagi Eks kusta adalah pemberdayaan keluarga eks kusta.

11. Eks Narapidana

Eks narapidana adalah seseorang yang telah selesai masa hukuman atau masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan mengalami hambatan atau penyusuikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat sehingga mendapatkan kehidupannya secara normal.

12. Lanjut Usia Terlantar

Penanganan terhadap lanjut usia terlantar yang masih produktif yaitu pemberdayaan lanjut usia melalui pemberian bantuan usaha ekonomis produktif dan kelompok usaha bersama. Selain itu ada juga pemberian bantuan pelayanan dan jaminan sosial lanjut usia terlantar yang berasal dari Departemen Sosial RI.

13. Wanita Rawan Sosial Ekonomi

Wanita rawan Sosial ekonomi adalah seorang wanita dewasa berusia 18-59 tahun belum menikah atau janda tidak mempunyai penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

14. Keluarga Fakir Miskin

Pelayanan Sosial yang di berikan bagi keluarga fakir miskin yaitu pengembangan potensi keluarga fakir miskin, pendampingan UEP Dan KUBE fakir miskin.

15. Keluarga Berumah Tidak Layak Huni

Pelayanan Sosial yang di berikan adalah rehabilitas rumah tidak layak huni berupa pemberian bantuan bahan bangunan rumah seperti seng, balok kayu,tripleks dan papan.

16. Perintis Kemerdekaan

Perintis kemerdekaan adalah orang-orang yang telah berjuang mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan yang di akui dan di sahkan melalui kepmensos RI No. 15/HUK/1996 sebagai perintis kemerdekaan. Di kota Makassar perintis kemerdekaan ada 6 orang.

17. Keluarga Pahlawan Nasional

Keluarga pahlawan nasional adalah suami atau istri dan anak dari seorang pahlawan yang pernah berjuang untuk bangsa dan Negara.keluarga pahlawan nasional yang ada di kota Makassar berjumlah 3 orang.

18. Keluarga Veteran

Keluarga veteran adalah suami atau istri dan anak dari seseorang yang telah menjadi anggota veteran berdasarkan surat keputusan dari menteri pertahanan dan keamanan RI. Jumlah keluarga veteran yang ada di kota Makassar yaitu 115 orang.

19. Korban Bencana Alam

Bantuan yang di berikan bagi korban bencana alam berupa dapur umum, apabila korban lebih dari 10 KK atau 75 jiwa dengan waktu 3 {tiga} hari atau bias di tambah 2 {dua} hari menjadi 5 {lima} hari apabila keadaan betul-betul darurat,selain itu ada bantuan makanan dan tenda.

20. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis

Keluarga bermasalah Sosial psikologis yang tercatat pada Dinas Sosial yaitu 19 KK.

21. Masyarakat Yang Tinggal diDaerah Rawan Bencana

Wilayah yang paling rawan bencana di kota Makassar yaitu kecamatan ujung tanah, karena selain berpenduduk padat juga berlokasi di pesisir pantai.

22. Korban Tindak Kekerasan

Keluarga maupun kelompok yang mengalami tindak kekerasan baik dalam bentuk penelantaran,perlakuan salah,pemaksaan,diskriminasi,dan bentuk

Keluarga maupun kelompok yang mengalami tindak kekerasan baik dalam bentuk penelantaran,perlakuan salah,pemaksaan,diskriminasi,dan bentuk

Dokumen terkait