• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5.1 Pengertian perilaku

Perilaku merupakan respon at au r eaksi s eseorang t erhadap s timulus (rangsangan dari luar). Oleh karna itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon ( Skinner, 1938) da n de finisi l ain da ri pe rilaku a dalah s uatu kegiatan atau ak tivitas o rganisme ( mahluk hi dup) yang b ersangkutan.

Sehingga yang dimaksud dengan prilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas d ari ma nnusia itu s endiri, b aik yang d apat d iamati s ecara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

2.5.2 Jenis perilaku

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respon atau r eaksi t erhadap s timulus i ni m asih t erbatas p ada p erhatian, persepsi pe ngetahuan/kesadaran, d an s ikap yang t erjadi pa da or ang yang m enerima s timulus te rsebut, d an b elum d apat d iamati s ecara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon s esorang t erhadap s timulus da lam be ntuk t indakan n yata dan t erbuka. R espon t erhadap s timulus t ersebut sudah j elas da lam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat o leh o rang la in Benyamin B loom ( 1908) dalam (Notoatmodjo, 2012).

2.5.3 Domain perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus

yang berbeda disebut dengan determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Determinan a tau f aktor i nternal, yaitu ka rakteristik or ang yang bersangkutan, yang b ersifat b awaan, s eperti t ingkat k ecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin.

2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, buda ya, ekonomi, pol itik. Faktor l ingkungan i ni yang paling mendominan perilaku seseorang.

Benyamin B loom ( 1908) s eorang a hli ps ikologi pe ndidikan membagi p erilaku ma nusia k e d alam tig a d omain yaitu k ognitif

(cognitive), a fektif (affective), da n ps ikomotor (psychomotor).

Perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu :

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan m erupakan ha sil da ri t ahu, da n i ni t erjadi setelah s eseorang m elakukan pe nginderaan t erhadap s uatu obj ek tertentu. P engetahuan atau r anah ko gnitif m erupakan dom ain yang sangat p enting d alam m embentuk t indakan s eseorang (overt

behavior).

Tingkat pengetahuan di da lam dom ain kog nitif m empunyai e nam tingkatan yaitu :

Tahu d iartikan s ebagai p engingat s uatu m ateri yang t elah dipelajari s ebelumnya. Termasuk k edalam p engetahuan t ingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh b ahan yang d ipelajari at au r angsangan yang t elah diterima. M aka t ahu i tu m erupakan t ingkat p engetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami di artikan s ebagai s uatu ke mampuan unt uk menjelaskan s ecara b enar tentang obj ek yang diketahui, da n dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar

3. Aplikasi (aplication)

Kemampuan unt uk m enggunakan m ateri yang t elah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Menunjuk ke pada s uatu ke mampuan unt uk meletakkan atau menghubungkan ba gian-bagian k edalam s uatu be ntuk keseluruhan yang b aru. Dengan k ata l ain s intesis ad alah s uatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan de ngan ke mampuan unt uk m elakukan j ustifikasi a tau penilaian t erhadap s uatu m ateri at au obj ek. P enilaian i ni didasarkan p ada s uatu kriteria yang di tentukan s endiri, a tau menggunakan kriteria yang telah ada.

2. Sikap (attitude)

Sikap m erupakan reaksi a tau r espon yang m asih t ertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manisfastasi sikap itu t idak da pat l angsung di lihat, t etapi ha nya da pat di tafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap menurut Newcomb bahwa k esiapan a tau ke sedian unt uk be rtindak, da n buk an merupakan p elaksanaan m otif t ertentu. S ikap be lum merupakan suatu t indakan a tau a ktifitas, a kan t etapi m erupakan pr edisposisi tindakan suatu perilaku.

Allport da lam H alim ( 1979) be rpendapat ba hwa s ikap adalah k esiapan m ental d an saraf, yang terbentuk m elalui pengalaman, yang m emberikan ar ah at au p engaruh yang dinamis kepada r eaksi s eseorang t erhadap s emua o bjek dan k eadaan yang menyangkut sikap itu.

Fishman dalam Sumarsono dan Partana (2004) memandang bahwa sikap sebagai suatu keadaan kesiapan mental, suatu variabel antara yang me njembatani s uatu s timulus tertentu pada s eseorang dengan respon terhadap stimulus itu. Dari berbagai pendapat tersebut

dapat di simpulkan ba hwa s ikap a dalah s uatu pe rilaku yang dipertimbangkan sebagai suatu keadaan internal diri seseorang yang timbul karena adanya stimulus dan menimbulkan respon seseorang.

Dari d efinisi itu k ita me ngetahui, s ikap timbul ma nakala terdapat s uatu s timulus, da n s ikap i tu m encakup pe ngetahuan a tau kekayaan mental t erhadap s esuatu, as pek r asa d an p andangan seseorang terhadap sesuatu.

a. Komponen pokok sikap

Sikap m anusia b ermacam-macam. M enurut A zwar ( 2000) komponen s ikap terdiri atas t iga ha l yaitu kom ponen kognitif,

afektif, dan konatif (perilaku).

1. Komponen Kognitif

Komponen kog nitif m enyangkut pe ngetahuan m engenai a lam sekitar d an gagasan yang b iasanya merupakan ka tegori yang dipakai da lam pr oses berpikir. M isalnya, da lam hubungan dengan ke adaan ke bahasaan di Indonesia, kom ponen ko gnitif menyangkut pengetahuan ki ta m engenai ba hasa-bahasa y ang terdapat atau di pergunakan di Indonesia dan pe nggolongan bahasa-bahasa i tu m enjadi b ahasa Indonesia, b ahasa d aerah, dan bahasa asing.

Dokumen terkait