• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Fokus Penelitian

2. Konsep Pola Adaptasi Sosial

Adaptasi berasal dari istilah biologi yang berarti menyesuaikan diri. Dalam ilmu-ilmu sosial, khususnya dalam psikologi diberi nama “adjustment”. Poerwadarminta menyatakan bahwa, adaptasi sosial yaitu proses perubahan dan akibatnya pada seseorang dalam suatu kelompok sosial sehingga orang itu dapat hidup atau berfungsi lebih baik di lingkungannya.11 Adaptasi juga bisa diartikan sebagai proses penyesuaian diri seseorang dalam kelompok sosial sehingga orang itu dapat hidup dan berfungsi lebih baik dalam lingkungan12. Pada proses adaptasi ini individu biasanya melakukan beberapa tahap dalam merespon perubahan yang dirasakannya. Manusia dituntut untuk tidak melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan alam saja, tetapi juga harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya13.

Menurut Suparlan, adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan. Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:

1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk menjaga kesetabilan temperatur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainya).

11 Poerwadarminta, W.J.S, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, hlm.78

12 M. Dahlan Yakon Al-Barry, 2001. Kamus Sosiologi Antropologi, Surabaya: Indah, hlm. 34

jauh dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).

3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh).

Proses adaptasi juga bisa diartikan sebagai proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem, proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. Selain itu, dalam ilmu sosial juga bisa diartikan sebagai adaptasi sosial, yaitu hubungan antara suatu individu, kelompok atau lembaga dengan lingkungan fisik yang mendukung eksistensi individu, kelompok, atau lembaga tersebut.14

Menurut Soerjono Soekanto, ada beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial, yaitu:15

1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan. 3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. 4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.

5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.

6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah

14 Soerjono Soekanto, 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm. 9

15 Soerjono Soekanto, 2000. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hlm. 10.

proses belajar sosial, yang mendasari diterima atau tidaknya individu dalam masyarakat. Mengenai berhasil atau tidaknya individu dalam proses adaptasi dapat dilihat dari tolak ukur yang ada pada perasaan-perasaan masyarakat, yaitu :

a. Kepuasaan kejiwaan

penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan kepuasaan, sedangkan yang gagal akan menimbulkan rasa tidak puas yang menjelma dalam bentuk perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi, dan sebagainya yang bisa berkelanjutan.

b. Kerja yang berdayaguna

penyesuaian yang tidak berhasil atau gagal akan nampak pada kegiatan yang tidak efisien. Sebaliknya, kerja yang berdayaguna tercapai dalam penyesuaian yang berhasil.

c. Gejala badani

penyesuaian yang berhasil akan memunculkan reaksi positif dari masyarakat yang dinamakan dengan sebuah persetujuan, akan tetapi penyesuaian yang gagal akan mendapatkan reaksi tidak setuju dari masyarakat.

Berdasarkan beberapa hakekat dari adaptasi, bisa disimpulkan bahwa adaptasi merupakan sebuah proses dimana individu mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai tantangan dan hambatan yang disertai juga dengan penyesuaian nilai dan norma yang ada di masyarakat. Adaptasi yang dilakukan oleh individu juga bisa bersifat positif dan

adaptasi dengan baik dan dapat menjawab segala permasalahan-permasalahan di lingkungannya. Sementara apabila tidak bisa melakukan adaptasi dengan baik, akan bersifat negatif.

Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pola adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.16 Dari definisi tersebut diatas, pola adaptasi dalam penelitian ini adalah sebagai unsur-unsur yang sudah menetap, teratur, dan saling berkaitan dalam proses adaptasi yang dapat menggambarkan proses adaptasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi, tingkah laku maupun dari masing-masing adatistiadat kebudayaan yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu perjalanan waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat. Kurun waktunya bisa cepat, lambat, atau justru berakhir dengan kegagalan.

Bagi manusia, lingkungan yang paling dekat dan nyata adalah alam fisio-organik. Baik lokasi fisik geografis sebagai tempat pemukiman yang sedikit banyaknya mempengaruhi ciri-ciri psikologisnya, maupun kebutuhan biologis yang harus dipenuhinya, keduanya merupakan lingkungan alam fisio-organik tempat manusia beradaptasi untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Alam fisio organik disebut juga lingkungan eksternal. Adaptasi dan campur tangan terhadap lingkungan eksternal merupakan fungsi kultural dan fungsi sosial dalam

16 Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, hlm. 258

Keseluruhan prosedur adaptasi dan campur tangan terhadap lingkungan eksternal, termasuk keterampilan, keahlian teknik, dan peralatan mulai dari alat primitif sampai kepada komputer elektronis yang secara bersama-sama memungkinkan pengendalian aktif dan mengubah objek fisik serta lingkungan biologis untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

2.1. Faktor Penghambat dan Pendukung Proses Adaptasi Sosial a. Proses yang menghambat dalam Adaptasi Sosial

Proses adaptasi antarbudaya melibatkan perubahan identitas dan hambatan bagi para pendatang. Hambatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan-perbedaan dalam keyakinan inti, nilai-nilai, dan norma-norma situasional antara di tempat asal dan di tempat baru.

2. Hilangnya gambaran-gambaran budaya asal yang dipegang dan semua citra dan simbol yang familiar yang menandakan bahwa identitas yang dulu familiar dari para pendatang baru telah hilang. 3. Rasa ketidakmampuan para pendatang dalam merespons peraturan

baru secara tepat dan efektif.

b. Proses yang mendukung dalam Adaptasi sosial

Proses adaptasi antarbudaya melibatkan perubahan identitas dan dukungan. Dukungan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Rasa tenteram dan meningkatnya harga diri 2. Fleksibilitas dan keterbukaan kognitif

diri dan rasa percaya pada orang lain.