KONSEPSI PERANCANGAN
3.1. Konsep Arsitektural
3.1.3. Konsep Tapak A. Batasan Tapak
Pangkalan Pendaratan Ikan Ukurlaran terletak di Kota Saumlaki dengan luasan tapak kurang lebih 2 hektar. Batas – batas lokasi rencana pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah:
Batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Kabiar
Batas sebelah barat berbatasan dengan Desa Wasteta
Batas sebelah selatan berbatasan dengan perairan Nustabun
Batas sebelah timur berbatasan dengan hutang mangrove Desa Kabiar Posisi geografis lokasi Pangkalan Pendaratan ikan Ukurlaran Saumlaki berada di Pulau Yamdena. Lokasi lahan berada pada titik koordinat rupa bumi secara teknis berada pada 7,56° LU - 2,32° LS dan 131°.17 BT - 131,89° BB. Daerah ini terletak pada daerah pantai yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar dan mempunyai peluang untuk pengembangan pengolahan hasil usaha penangkapan ikan laut, lebih dari itu merupakan sentra perdagangan perikanan utamanya yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan sekitarnya.
Lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Saumlaki, berbatasan dengan site disekitarnya sebagai berikut:
Utara : Lahan Perkebunan yang dapat dijadikan sebagai area pengembangan SKPT Saumlaki
Barat : Kawasan mangrove Selatan : Laut Saumlaki
Timur : Lahan Swasta dan PLTG
21 Konsep tapak yang akan dirancang pada Lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Saumlaki lebih mengutamakan perbaikan kualitas tapak yang sudah ada. Potensi yang ada pada tapak seperti view yang baik menuju laut akan ditonjolkan sebagai vocal point pada kawasan ini, sedangkan untuk kekurangan yang ada pada tapak akan diselesaikan secara desain.
Gambar 3-5. Batas Tapak pada Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Saumlaki (Sumber: Data Lapangan Dianalisis 2020)
22 B. Pencapaian/Aksesbilitas
Pencapaian atau akses menuju tapak di lokasi sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) Saumlaki, dibagi menjadi dua, yaitu akses dari darat dan akses dari laut.
Akses utama yang merupakan pintu masuk menuju kawasan SKPT Saumlaki adalah akses dari laut. Sebagai akses masuk menuju kawasan SKPT Saumlaki, akses ini diperuntukkan bagi nelayan yang ingin melakukan kegiatan bongkar muat hasil tangkapan. Akses ini dapat diakses melalui dermaga eksisting maupun dermaga yang direncanakan pada kawasan SKPT Saumlaki. Selain itu, akses dari laut ini juga dapat diakses oleh kapal berukuran besar dalam rangka bongkar muat kargo.
Akses kedua adalah akses dari darat merupakan akses yang diperuntukkan bagi jalur untuk mengirim pasokan ikan yang ada melewati jalur darat baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat tanimbar, ataupun jalur pengiriman pasok yang akan dikirim ke lokasi lainnya. Selain itu akses darat ini juga diperuntukkan bagi pengelola SKPT Saumlaki baik yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, dan jalur masuk untuk kebutuhan suplai BBM dan logistic yang dibutuhkan untuk kawasan SKPT Saumlaki.
Akses darat ini dapat diakses dari Jalan Budiono menuju Jalan Sungai Luturiali.
Jalan Budiono ini merupakan jalan poros utama di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dimana jalan ini dapat dilalui oleh moda transportasi darat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Namun yang perlu diperhatikan adalah, jalan menuju pintu gerbang kawasan SKPT Saumlaki merupakan jalan yang membelah area perkebunan milik warga sekitar dan membutuhkan penambahan penerangan jalan.
23 Gambar 3-6. Pencapaian/Aksesbilitas Menuju lokasi SKPT Saumlaki
Akses darat digunakan untuk mendistribusikan pasok ikan yang akan dikirim ke kota tanimbar dan kota-kota lainnya
Akses laut yang akan dimasukin oleh berbagai jenis kapal nelayan dari ukuran 3 GT sampai ukuran lebih dari 30GT. Sebagai area muka dari kawasan SKPT Saumlaki maka perencanaan akses laut
menggunakan dermaga dan tangga pendaratan
24 C. Sirkulasi Dalam Site
Sirkulasi dalam site direncanakan dengan pola linier mengikuti kondisi jalan eksisting saat ini, sirkulasi digunakan untuk memudahkan jalur perpindahan pada massa bangunan yang ada di dalam kawasan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) Saumlaki.
Pola jalan menyebar menuju masing-masing massa bangunan yang membutuhkan sirkulasi kendaraan baik kendaraan roda empat maupun roda dua, dan kebutuhan terhadap pergerakan aktivitas yang terjadi di bangunan-bangunan seperti pabrik es, ICS, kantor, dan lain sebagainya.
Sirkulasi di dalam site direncanakan untuk jalan utama dengan ROW 14 meter (2 lajur 2 arah dengan median taman), sedangkan jalan pembagi dengan ROW 5 - 7 meter. ROW (Right of Way) adalah Daerah Milik Jalan yang merupakan luasan wilayah di sisi jalan yang berfungsi untuk area cadangan untuk pengembangan jalan.
Untuk perencanaan SKPT Saumlaki akses utama dari laut akan dilewati melalui dermaga dan jalur causeway dengan lebar 6 meter, dan akses ini digunakan sebagai jalur kendaraan yang akan mengangkut hasi tangkapan ikan dari nelayan yang sandar di dermaga. Ikan ini akan dibawa menuju PPI dan ICS yang ada di kawasan SKPT Saumlaki. Sedangkan hasil ikan dari nelayan dengan kapal nelayan < 3GT langsung menggunakan tangga pendaratan dan di kirim ke PPI atau langsung ke pembeli kecil.
Sirkulasi lainnya di dalam site juga direncanakan untuk melayani perpindahan pergerakan baik kendaraan maupun manusia sehingga direncanakan diadakan jalan penghubung ke setiap fungsi bangunan yang ada di SKPT Saumlaki. Jalan penghubung dengan lebar 6 meter disediakan untuk jalaur berputar dan jalur keluar dari SKPT Saumlaki menuju kota tanimbar.
25 Legenda :
Gambar 3-7. Sirkulasi didalam site SKPT Saumlaki darat
laut
Zona Laut Zona darat
Jalan Utama ROW 7 meter Jalan Penghubung ROW 6 meter
26 D. Pengelompokkan Fungsi
Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor:
PER.08/MEN/2012 BAB 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari atas daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI)
Kriteria teknis Pelabuhan Perikanan terdiri dari:
1. Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia.
2. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 5 GT.
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalam kolam minus 1 m
4. Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit atau jumlah sekurang-kurangnya 75 GT; dan
5. Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 ha.
Kriteria Operasional yaitu terdapat aktivitas bongkar muat dan pemasaran hasil perikanan rata-rata 2 ton per hari.
Selain kriteria teknis dan operasional diatas, pelabuhan perikanan memiliki fasilitas maksimal sebagai berikut:
1. Fasilitas pokok yaitu fasilitas terdiri dari :
Penahan gelombang (breakwater), turap (revetment) dan groin
Dermaga
Jetty
Kolam Pelabuhan
Alur Pelayaran
Jalan komplek dan drainase
Lahan
27 2. Fasilitas fungsional terdiri atas :
Tempat Pemasaran Ikan (TPI)
Navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon, internet, radio komunikasi, rambu-rambu, lampu suar dan menara pengawas
Air bersih, instalasi bahan bakar minyak, es, dan instalasi listrik.
Tempat pemeliharaan kapal, dan alat penangkapan ikatan seperti dock/slipway, bengkel dan tempat perbaikan jaring;
Tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti transit sheed dan laboratorium pembinaan mutu;
Perkantoran seperti kantor administrasi pelabuhan, pos pelayanan terpadu, dan perbankan;
Transportasi seperti alat-alat angkut ikan;
Kebersihan dan pengelolaan limbah seperti instalasi pengolahan air limbah (IPAL), tempat pembuangan sementara (TPS); dan
Penanganan kawasan seperti pagar kawasan 3. Fasilitas penunjang terdiri atas :
Balai pertemuan nelayan;
Mess operator
Wisma nelayan
Fasilitas sosial dan umum seperti tempat peribadahan dan Mandi Cuci Kakus (MCK);
Pertokoan; dan pos jaga.
Agar dapat beroperasinya pelabuhan perikanan maka berdasarkan PERMEN 08 tersebut mengisyaratkan bahwa:
Fasilitas pokok terdiri dari lahan, dermaga, kolam pelabuhan, jalan komplek dan drainase;
Fasilitas fungsional terdiri dari administrasi kantor pelabuhan, TPI, suplai air bersih dan instalasi listrik
Fasilitas penunjang terdiri dari pos jaga dan MCK.
28 Gambar 3-8. Pengelompokkan Fungsi Bangunan Berdasarkan Zoning
Mengacu pada standar kebutuhan yang ada di dalam Menteri Kelautan dan Perikanan nomor: PER.08/MEN/2012, maka dilakukan pengelompokkan fungsi pada kawasan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) Saumlaki sebagai berikut:
Fasilitas Pokok yang merupakan fasilitas utama yang direncanakan pada kawasan SKPT Saumlaki. Menurut PERMEN KP No. 08/MEN/2012, fasilitas ini menjadi syarat utama berjalannya sebuah pelabuhan perikanan, dimana selanjutnya dikelompokan sebagai Fungsi Publik. Bangunan yang termasuk ke dalam fungsi publik dalam kegiatan ini antara lain:
29 1. Jetty : Penambahan 30 Gt dan 5 GT
2. Tangga Pendaratan untuk kapal ikan kecil (3GT) 3. Rehabilitasi Dermaga
4. Taman
5. Rehabilitasi Bangunan PPI 6. Kantin Nelayan
7. Workshop repair net 8. Pabrik es 20 ton
Fasilitas Fungsional, merupakan fasilitas yang digunakan untuk menjalankan kegiatan – kegiatan pengelolaan, pelayanan dan kegiatan fungsional yang direncanakan pada kawasan SKPT Saumlaki, dimana selanjutnya dikelompokan sebagai Fungsi Private. Bangunan yang termasuk ke dalam fungsi private dalam kegiatan ini antara lain:
1. Menara Pandang (pengawasan bagi dermaga dan keamanan) 2. Kantor Pelayanan
3. ICS (Integrated Cold Storage 100 tons)
4. Rehabilitasi Gedung Kantor menjadi Mess Karyawan 5. Rehabilitasi Rumah Dinas (2 unit)
6. Mess Nelayan
Fasilitas Penunjang, merupakan fasilitas yang digunakan untuk menjalankan kegiatan – kegiatan maintenance dan kegiatan utilitas yang direncanakan pada kawasan SKPT Saumlaki, dimana selanjutnya dikelompokan sebagai Fungsi Service. Bangunan yang termasuk ke dalam fungsi service dalam kegiatan ini antara lain:
1. Pom Bensin (Fuel station) 2. Rehabilitasi Depo
3. Rehabilitasi Kios Logistik
4. Rehabilitasi Bangunan Workshop
5. Rehabilitasi Tandon Air (Water Source Suply) dari PDAM 6. Rehabilitasi Power House
7. Rehabilitasi Pos Jaga Utama dan Pos jaga dermaga 8. IPAL
9. TPS
30 10. Rehabilitasi Toilet Umum
11. Rehabilitasi Ruang Genset 12. Rehabilitasi ruang Pompa 13. Rehabilitasi Pagar
14. Pintu masuk dan gapura