• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I: PENDAHULUAN

1.4 Konsep dan Teori

Tradisi adalah suatu kepercayaan atau perilaku yang diturunkan dalam suatu kelompok atau masyarakat yang memiliki makna simbolik atau makna khusus yang berasal dari masa lalu (Thomas A. Green, 1997:800). Kata tradisi yang dimaksud dalam tulisan ini, yaitu tradisi Gandai yang diturunkan oleh nenek moyang masyarakat Pekal kepada generasi sekarang ini. Dimana proses pembelajarannya secara oral (tanpa tulisan).

Gandai berarti tari, tari adalah segala gerak yang berirama atau sebagai segala gerak yang dimaksudkan untuk menyatakan keindahan ataupun kedua-duanya (Tengku Luckman Sinar, 1996:5). Dalam tulisan ini yang penulis maksud dengan Gandai adalah salah satu tradisi masyarakat Pekal yang digunakan pada upacara Perkawinan adatnya. Tradisi Gandai ini memakai 4 orang atau lebih

penari dalam jumlah genap, yang gerakannya diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat Pekal. Tradisi ini juga sudah satu kesatuan dengan musik iringannya, dimana alat musiknya terdiri dari edap dan sunai.

Konteks adalah situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Konteks yang dimaksud adalah pada upacara perkawinan dimana upacara perkawinan itu sendiri adalah aktivitas yang dilakukan untik meresmikan ikatan perkawinan dua orang yang berjanji secara

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat 1986:160). Masyarakat yang dimaksud dalam tulisan ini adalah masyarakat yang tinggal pada Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Daerah ini sesuai dengan daerah yang menjadi tempat penelitian penulis dimana daerah ini masih terdapat pelaksanaan upacara perkawinan yang mempertunjukkan Gandai.

Deskripsi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:258) artinya mengambarkan apa adanya. Deskripsi atau deskriptif berasal dari bahasa Inggris yaitu descriptif, yang artinya bersifat menyatakan sesuatu dengan memberikan gambaran melalui kata-kata atau tulisan. Seeger (1958:184) menyebutkan bahwa deskriptif adalah penyampaian objek dengan menerangkan terhadap pembaca secara tulisan maupun lisan dengan sedetil-detilnya. Deskripsi yang penulis maksud adalah deskripsi pertunjukan tradisi Gandai pada masyarakat Pekal di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu, Bengkulu.

Perubahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:1234) adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Menurut Yandianto dalam Bonggud Sidabitar (2013:9) perubahan dalam bahasa inggris disebut change, misalnya perubahan sosial atau sosial change, artinya perubahan dalam kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosial suatu masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai, dan perilaku di antara kelompok manusia. Perubahan yang dimaksud penulis adalah suatu perubahan/peralihan yang terjadi pada tradisi Gandai dalam konteks upacara masyarakat Pekal dan fungsi tradisi Gandai bagi hidup masyarakat Pekal. Dimana akan dilihat bagaimana kedudukannya dalam masyarakat Pekal, peranannya dalam masyarakat Pekal, dan aturan-aturan yang membatasi peranan tradisi Gandai ini dalam masyarakat Pekal, serta akan dilihat adakah perubahan terhadap tradisi Gandai tersebut yang berpengaruh pada fungsinya dalam masyarakat Pekal khususnya dalam konteks upacara Perkawinan adatnya.

1.4.2 Teori

Dalam meneliti keenam ragam gerak Gandai tersebut, penulis akan mendeskripsikannya. Dalam teori komposisi tari, hadirnya gerak dapat ditimbulkan karena beberapa faktor rangsang yaitu rangsang visual, kinestetik, rabaan, dan gagasan (Ben Suharto, 1985: 20-21). Menurut pendapat tersebut diatas, gerak-gerak dalam Gandai timbul dari rangsang visual dan rangsang kinestetik. Rangsang visual bisa dilihat dari nama-nama gerak, contoh sementaro, yang mengacu pada bagaimana kehidupan seseorang yang hanya bersifat sementara. Sedangkan rangsang kinestetik bisa dilihat dari rangsang gerak.

Keenam ragam gerak Gandai tersebut penulis akan menggunakan teknik kinisiologi. Kinesiologi tari yang dimaksud adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak-gerak tubuh manusia dalam tari yang ditata sesuai dengan musik dan mengandung makna serta memiliki kekuatan otot, tulang, syaraf, dan sendi yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan tersebut Setelah itu juga akan dilihat bagaiman uraian mengenai ragam gerak, pola lantai, motif gerak, frase gerak, busana tari yang digunakan masyarakat Pekal dalam konteks adatnya.

Untuk mendeskripsikan musik Gandai ini, khususnya struktur melodi sunai yang berfungsi secara musikal sebagai pembawa melodi utama, penulis menggunakan teori “bobot tangga nada” (weighted scale), yang ditawarkan oleh Malm (1977). Ia menawarkan delapan parameter untuk mendeskripsikan melodi, yaitu: (1) tangga nada, (2) wilayah nada, (3) nada dasar, (4) interval, (5) distribusi nada, (6) formula melodi, (7) pola-pola kadensa, dan (8) kontur.

Dalam suatu kebudayaan tradisi lisan atau oral suatu perubahan dapat terjadi, karena proses pengajarannya dilakukan secara lisan. Menurut Alan P Merriam (1964:303) mengemukakan bahwa perubahan dapat berasal dari dalam lingkungan kebudayaan (internal), dan perubahan juga bisa berasal dari luar kebudayaan (eksternal). Perubahan secara internal merupakan perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri, dan juga disebut inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan perubahan yang timbul akibat pengaruh yang dilakukan oleh orang-orang dari luar lingkup budaya tersebut atau akulturasi. Perubahan yang terjadi dalam tradisi Gandai merupakan

hasil kreatifitas masyarakat Pekal itu sendiri yang diakibatkan oleh kebudayaan barat.

Fungsi menurut Alan P Merriam (1964) pada teori use and function (penggunaan dan fungsi) yang berkaitan dengan tradisi Gandai adalah sebagai berikut: (i) fungsi pengungkapan emosional, (ii) fungsi penikmatan estetika, (iii) fungsi hiburan, (iv) fungsi komunikasi, (vii) fungsi validasi lembaga-lembaga sosial dan ritual keagamaan, (viii) fungsi kontribusi demi kelangsungan dan stabilitas budaya, dan (ix) fungsi pengintegrasian masyarakat.

Sementara itu pakar tari lndonesia yaitu Narawati dan R.M. Soedarsono dalam Reny Yulyati (2013:22) membedakan fungsi tari menjadi dua, yaitu (1) kategori fungsi tari yang besifat primer, yang dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) fungsi tari sebagai sarana ritual, (b) fungsi tari sebagai ungkapan pribadi, dan (c) fungsi tari sebagai presentasi estetik, dan (2) kategori fungsi tari yang bersifat sekunder, yaitu lebih mengarah pada aspek komersial atau sebagai lapangan mata pencaharian.

Berdasarkan teori fungsi tari dari Narawati dan Soedarsono ini, maka fungsi tradisi Gandai, mencakup baik itu fungsi primer dan juga fungsi sekunder. Di dalam kegiatan tari ini terdapat fungsi ritual, ungkapan pribadi, estetik, dan mata pencaharian.

Dokumen terkait