• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Konsep The Amsterdam School

Sejarah Arsitektur Ekspresionis diawali dari Jerman, Belanda, Austria, Ceko dan Denmark dari tahun 1910 sampai 1924. Arsitektur Ekpresionis mengacu pada gaya Arsitektur yang berkembang di Eropa pada permulaan abad ke 20. Arsitektur Ekspresionis pertama terjadi di Jerman sebagai bagian dari pergerakan Ekpresionisme dan juga di Belanda khususnya Amsterdam school antara tahun 1910 dan 1925. Gaya ini di ambil pada awal Modernisme yang di adopsi dari novel-novel dan roman-roman, terkadang terlihat sangat tidak lazim dengan menggunakan bahan dari batu bata, baja dan terutama kaca.

Pada tahun 1905, di Dresden dibentuk Die Brucke (Jembatan) yang merupakan gerakan Ekspresionisme secara resmi yang pertama. Nama

Ekspressionismus belum dipakai pada waktu itu dan baru muncul kurang lebih enam tahun kemudian. Pelopor pembentuknya adalah Ernest Ludwig Kirchner

(1880-1938), seorang pemuda mahasiswa Arsitektur yang makin lama makin cenderung kearah Seni grafis. Untuk merealisasikan idenya itu ia memanggil teman-teman Arsitekturnya yakni, Fritz Bleyl, Erick Heckel (1883-1970) dan Karl Schmidt rottluff (1884-1976). Kemudian menyusul tokoh yang lebih tua, Max Pechstein (1881-1955) yang kala itu berusia 25 tahun dan Emil Nolde (1867-1956). Satu lagi yang berhubungan dengan Die Brucke, yaitu Otto Mueller (1874-1930).

Penganut ekspresionisme memiliki paham bahwa “Art is an expression of

Aliran ini bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Perintis aliran ini Benedetto Croce (1866-1952) menyatakan bahwa seni merupakan pengungkapan dari kesan-kesan (art is expression of impression). Menurutnya ekspresi sama dengan intuisi, atau pengetahuan intuitip yang diperoleh melalui penghayalan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (image). Ekspresionisme merupakan gerakan untuk mencapai campuran cita-cita yang kompleks, yang dicirikan sebagai irasional, emosional dan romantik. Aliran ekspresionisme adalah aliran yang ingin mengemukakan segala sesuatu yang

bergolak dalam jiwa. Sifat-sifat yang terkandung dalam karya-karya ekspresionisme adalah adanya unsur subyektifitas yang sangat tinggi. Ekspresionisme menjelajahi jiwa dan menemukan „Sturm und Drag‟ dan pancarannya keluar, merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.

Arsitektur Ekspresionisme mula-mula dikenal dengan ciri-cirinya yang menggunakan batu bata. Sehingga terdapat pemahaman tentang Brick Ekspresionisme, yang dikembangkan pada tahun 1920. Arsitek Bauhaus berpendapat, bahwa Brick Ekspresionisme mengacu pada penghapusan semua elemen dekoratif, Arsitek Ekspresionis mengembangkan bentuk khas atau elemen pelengkap berbentuk kasar. Hal mencolok dari Brick Ekspresionisme adalah keaktifan fasadenya, yang murni dicapai melalui pola pembentukan batu bata. Hal ini membantu untuk membuat bangunan terlihat meriah dan tidak monoton. Dalam beberapa kasus, bahkan batu bata yang tidak terpakai seperti

potongan-potongan yang telah rusak selama pembakaran menyebabkan pewarnaan tidak merata atau tidak diinginkan dapat digunakan sebagai elemen dekoratif, mengeksploitasi penampilan masing-masing. Batu bata digabungkan dalam berbagai sudut pengaturan, menciptakan karya hias yang tinggi, termasuk bentuk-bentuk khusus patung.

Dalam Arsitektur Ekspresionisme memiliki nilai-nilai, yaitu sebagai berikut :

a) Menghargai kebebasan bentuk dan garis

b) Menghasilkan bentuk bangunan yang tidak monoton (imajinasi seseorang). c) Mengekspresikan bahasa emosi bentuk dan warna.

d) Merupakan ungkapan isi hati seseorang.

e) Menjelajahi jiwa dan melukiskan emosi kepada orang lain.

Menurut Erich Mendelsohn dalam penelitiannya bahwa Ekspresionis menguraikan kelompok seni dinamik yang dipimpin oleh tiga macam Arsitek, yaitu:

a) Para kaum Simbolis Kristalin yang menempatkan pengalaman simbolik, ideal di atas pengalaman spatial yang nyata.

b) Para analis ruang, yaitu mereka yang menyadari Arsitektur sebagai manifestasi intelektual dari ruang abstrak.

c) Mereka yang mencari bentuk, yang berangkat dari persyaratan-persyaratan material yang konstruktif.

Dengan demikian maksud dan tujuan dari pada Ekspresionis pada Arsitektur yaitu adalah untuk menghargai kebebasan berimajinasi dan kebebasan

mencipta merupakan seni dalam arsitektur. Kebebasan yang dimaksud ini adalah seni yang tidak hanya dibatasi oleh modul yang akan menjadikan bentuk bangunan terlihat kaku dan monoton. Bentuk ekspresinya biasa terdapat pada emosi kemarahan dan depresi serta emosi bahagia.

Dengan mengacuh pada pendekatan tersebut, maka ciri Arsitektur Ekspresionis, yaitu:

a) Menggunakan makna dari simbol dan ide ruang yang diterapkan dalam bangunan.

b) Menggunakan bentuk yang terdiri dari material yang konstruktif berupa kaca, baja dan dinding beton/batu bata.

c) Menggunakan kesamaan arti makna dari aliran seni Ekspresionis dengan aliran-aliran dalam Arsitektur,

d) Menggunakan kesamaan antara nilai arsitektur ekspresionis dengan objek bangunan.

Berikut ini contoh-contoh bangunan yang memilik unsur Arsitektur Ekspresionis, yaitu :

1. Park Guell, Barcelona

Park Guell adalah sebuah taman umum yang terletak di Carmel Hill, di Barcelona Spanyol. Taman ini dibangun antara tahun 1900 dan 1914 dan secara resmi dibuka sebagai sebuah taman umum pada tahun 1926. Pada tahun 1984, UNESCO mendeklarasikan Taman sebuah situs warisan dunia di bawah karya Antoni Gaudi.

Taman hasil rancangan Gaudi ini terdiri dari pavilion-paviliun dengan struktur batu yang mengagumkan. Bentuk atapnya yang melengkung, ditutupi dengan ubin berwarna cerah yang menakjubkan, dengan puncaknya yang dihiasi elemen berbentuk buah nanas.

Gambar 2.1 Park Guell di Barcelona (Sumber : Google image)

2. Taut Glass Pavilion, Cologne

Glass Pavilion di Pameran Clogne Deutcher Werkbund ini dibangun pada tahun 1914 oleh Bruno Taut. Taut Glass Pavilion dibangun dengan menggunakan struktur beton dan kaca, dengan kubah kaca prismatic berwarna cerah. Bidang-bidang kaca berwarna ini bertindak sebagai cermin pada fasadenya. Taut menjelaskannya sebagai kuil kecil akan keindahan dan refleksi cahayanya berwarna mulai dari biru gelap di dasar, meningkat ke warna lumut, hijau dan kuning keemasan hingga kuning pucat bercahaya pada puncaknya. Struktur ini dibuat pada masa keagungan ekspresionisme di Jerman.

Gambar 2.2 Taut Glass Pavilion di Cologne (Sumber : Google image)

The Glass Pavilion adalah struktur beraneka ragam seperti buah nanas, berpola belah ketupat polygonal, berbasis 14 sisi, terbuat dari lempeng kaca tebal. Pada interiornya menggunakan tangga logam kaca-patri menuju ke ruang proyeksi atas yang menyajikan kaleidoskop warna dari efek prisma yang memproduksi cahaya warna dari sinar matahari. Keindahan Paviliun Glass ditulis dengan puisi aphoristic oleh Scheerbart pada tahun 1914 pada buku yang berjudul

Glasarchitektur “Kaca bermakna menghancurkan kebencian, tanpa sebuah istana

kaca, hidup adalah sebuah keyakinan”, yang pada gilirannya didedikasikan untuk

Taut. Taut pada 1914 mendirikan sebuah majalah bernama Fuhlicht (Fajar Cahaya) untuk kalangan ekspresionis pengikutnya. Hal ini terfokus pada ikonografi kaca yang diwakili dalam bukunya Glass Pavilion. Filosofi ini dapat ditelusuri kembali ke Bait Solomo dimana tersimpan gambar awal Pavilion Kaca yang membuktikan akan keberasilannya dalam menghidupka semangat Gotik.

3. Einstein Observatory Tower, Postdam

Ini merupakan sebuah astrofisika Albert Einstein Science Park di Posdam Jerman yang dirancang oleh Erich Mendelsohn. Dibangun di puncak dari

Telegraphenberg Postdam untuk rumah teleskop surya yang dirancang oleh astronom Erwin Finlay-Freundlich. Teleskop percobaan dan pengamatan ini untuk mendukung validasi teori relativitas Einstein. Bangunan ini pertama kali dimulai sekitar tahun 1917, kemudian dibangun tahun 1919-1921. Struktur bangunan ini pada awalnya adalah beton, namun oleh karena kesulitan konstruksi akan desain yang kompleks, dan kekurangan akibat perang maka sebagian besar bangunan ini menggunakan bata kemudian ditutupi dengan semacam semen.

Gambar 2.3 Einstein Observatory Tower di Postdam (Sumber : Google image)

Karena perubahan penggunaan bahan selama masa konstruksi dan desain tidak diperbaruhi untuk disesuaikan, hal ini menyebabkan banyak masalah dikemudian hari seperti terjadinya retak dan kelembaban yang tinggi. Perbaikan yang ekstensif terhadap bangunan ini harus dilakukan hanya dalam 5 tahun setelah konstruksi awal, yang diawasi langsung oleh Mendelsohn sendiri. Sejak itu banyak pula renovasi yang telah dilakukan secara berkala. Hal ini menyangkut karena Einstein Observatory Tower adalah salah satu landmark arsitektur ekspresionis.

2.6 Tokoh The Amsterdam School

Dokumen terkait