• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Konsep Trigliserida

2.2.1 Definisi Trigliserida dan Klasifikasi

Trigliserida atau lemak netral adalah suatu ester antara asam lemak dan gliserol yang ketiga radikal hidroksilnya diesterkan. Jadi, jelas bahwa lemak adalah suatu trigliserida (triasil gliserol). Selain trigliserida, juga dikenal digliserida (diasilgliserol) dan monogliserida (monoasil gliserol). Digliserida dan monogliserida, walaupun merupakan suatu ester, keduanya bukan lemak. Dalam sel-sel tubuh manusia, hewan atau tanaman, lemak atau trigliserida ini banyak kita jumpai. Lemak kasar yang diperoleh dari sel-sel hewan atau tanaman tidak murni dan kemungkinan mengandung hidrokarbon, fosfolipid, sterol, pigmen-pigmen yang larut, dan asam lemak bebas. Untuk mendapatkan lemak yang baik, lemak kasar di murnikan terlebih dahulu (Sumardjo. 2009).

Trigliserida adalah simpanan lemak tubuh, juga terdapat pada aliran darah. Trigliserida adalah sumber energi, peningkatan kadar trigliserida merupakan faktor resiko penyakit jantung dan strok, terutama karena hubungannya dengan kadar kolesterol LDL tinggi dan atau resintensi insulin

(Peter, 2009). Trigliserida yaitu senyawa kimia yang terdiri dari ikatan gliserol dengan ikatan 3 molekul asam lemak.

Gambar 2.2.1 Gugus Trigliserida (Erma. 2011)

Asam-asam lemak dapat berasal dari tipe yang sama maupun yang tidak sama. Sifat trigliserida akan tergantung pada perbedaan asam-asam lemak yang bergabung untuk membentuk trigliserida. Perbedaan asam-asam lemak ini tergantung pada panjang rantai dan derajat kejenuhannya. Asam lemak yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh (melting point) yang lebih rendah dan lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, semakin panjang rantai asam-asam lemak,akan menyebabkan titik leleh yang lebih tinggi. Titik leleh juga tergantung pada derajat ketidak jenuhan. Asam-asam yang tidak jenuh memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan dengan asam-asam lemak jenuh yang memiliki panjang rantai serupa (Pahan. 2006). Menurut NCEP-ATP III kadar trigliserida di klasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 2.2.1 Klasifikasi Kadar Trigliserida Total Trigliserida (mg/dl) Katagori <150 mg/dl Normal

150-199 mg/dl Ambang batas tinggi 200-499 mg/dl Tinggi

≥500 mg/dl Sangat Tinggi

2.2.2 Hipertrigliseridemia pada Diabetes Mellitus

Trigliserida merupakan cadangan energi yang penting dari lipid yang utama pada manusia, yaitu sekitar 90% jaringan lemak tubuh. Semakin tinggi konsentrasi trigliserida, maka semakin rendah kepadatan dari lipoprotein.

Trigliserida akan meningkat dan mencapai puncaknya setelah 4-6 jam setelah makan dan kembali ke keadaan semula setelah 12 jam. Lipoprotein dangan trigliserida tinggi berasal dari dua sumber, yaitu usus dan hati. Usus memproduksi kilomikron setelah mencerna makanan yang mengandung lemak. Dalam peredarannya, trigliserida dari kilomikron dihidrolisa oleh lipoprotein lipase yang memecah lipoprotein ini menjadi kilomikron remnant.Kilomikron remnant lalu menuju hati memproduksi VLDL. VLDL mengalami lipolysis oleh lipoprotein lipase menjadi VLDL remnant. VLDL remnant sebagian menuju ke hati dan sebagian lag di ubah menjadi LDL. LDL sebagian besar ke hati dan sebagian lagi ke jaringan lain.

Pada penderita kencing manis, terdapat dua ketidak normalan sistem metabolisme trigliserida, yaitu kelebihan produksi kolesterol jahat yang berbentuk kecil dan padat (VLDL), dan kelebihan pemecahan lemak sehingga lemak dalam aliran darah beredar bebas dalam jumlah yang banyak atau disebut sebagai lipolisis yang tidak efektif oleh lipoprotein lipase. Kedua kelainan ini akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan kadar trigliserida di atas normal atau di sebut sebagai hipertrigliseridemia. Trigliserida terletak di dalam tubuh manusia sebagai jaringan lemak (adipose) yang terserap oleh usus kemudian secara luas didistribusikan dan di sera di dalam tubuh. Sebelum diserap, trigliserida terlebih dahulu mengalami proses pemecahan atau hidrolisis menjadi glisel dan asam lemak bebas. Trigliserida yang terkandung di dalam makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Apabila tubuh membutuhkan energi, maka enzim yang ada di dalam sel lemak tubuh (lipase) memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak lalu melepasnya ke dalam pembuluh darah, terutama pada sel-sel yang membutuhkan komponen ini. Trigliserida yang ada di pembuluh darah kemudian di bakar untuk menghasilkan energi, karbondioksida (CO2) dan air

(H2O). Trigliserida kemudian masuk ke dalam plasma darah dalam dua bentuk, yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setalah makan lemak dan sebagai kolesterol jahat yang sangat kecil dan padat yang disebut sebagai VLDL. VLDL ini di bentuk oleh hati dengan bantuan insulin.

Pada penderita diabetes melitus tipe 1 akibat kerusakan sel beta pankreas, kekurangan insulin akan menghambat kerja lipoprotein lipase sehingga katabolisme VLDL dan kilomikron berkurang, akibatnya trigliserida dan kolesterol menjadi meningkat dan kolesterol jahat berubah menjadi lebih padat atau kecil. Sedangkan pada penderita diabetes melitus tipe 2 terjadi karena resisten insulin perifer. Dampak dislipidemia adalah meningkatkan kilomikron, VLDL, trigliserida, LDL dan menurunkan HDL. Semakin insulin resisten, maka semakin meningkatkan produksi trigliserida dan VLDL di dalam hati.

2.2.3 Kelainan Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan meningkat dan menurunnya kadar lemak berupa lipid atau lipoprotein dalam plasma darah. Lipid atau lemak adalah zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh dalam kadar tertentu. Dislipidemia yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida disertai dengan penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia pada penderita diabetes melitus disebut sebagai dyslipidemia diabetik. Pada penderita diabetes melitus dengan kadar gula darah yang tinggi dan berlangsung lama di dalam darah, akan menyebabkan kerusakan jangka panjang, kegagalan fungsi beberapa organ tubuh terutama pada mata, ginjal, saraf, dan jantung, yang disebut disfungsi, yang banyak terjadinya dislipidemia. Selain itu, dislipidemia juga memicu seluruh jaringan yang menyimpan lemak, yang disebut sebagai adipose, terutama yang disebut sebagai lemak visceral di dalam tubuh, untuk terjadinya

penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah termasuk arterosklerosis. Lemak visceral juga berperan sebagai pengantar menurunkan kemampuan kerja insulin dalam menetralisasi kadar gula di dalam darah dengan cara meningkatkan kadar asam lemak bebas di dalam darah, yang berakibat ketidakseimbangan antara pemakaian dan produksi asam lemak, sehingga berdampak pada peningkatan kolesterol, penumpukan lemak pada berbagai pembuluh darah organ terutama hati, otot, jantung, pankreas dan ginjal (Lukman Waris Marewa. 2015).

2.2.4 Pemeriksaan Trigliserida

Pada pemeriksaan trigliserida dapat menggunakan serum ataupun plasma. Trigliserida serum di ambil 10µl di tambahkan 1000µ reagen trigliserida kemudian di homogenkan dan inkubasi selama 15 menit pada suhu 25ºC, kemudian di ukur absorbannya pada panjang gelombang 546 nm. Cara yang sama juga di lakukan terhadap larutab standar dan blangko. Perhitungan konsentrasi trigliserida serum yaitu :

Trigliserida = Sampel Standar

Konsentrasi larutan standar yang di gunakan = 200 mg/dl

Pemeriksaan trigliserida dapat menggunakan metode enzimatik kolorimetri dan enzimatik UV. Metode Kolorimetrik ini trigliserida akan dihidrolisa dengan enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas. Dengan lipase khusus akan membentuk kompleks warna yang dapat diukur kadarnya menggunakan fotometer.

Enzimatik Ultraviolet Uji ini menggunakan enzim lipase untuk menghidrolisis trigliserida yang menghasilkan gliserol, mono dan digliserida, dan asam lemak bebas. Semua menggunakan gliserol kinase (dan ATP) untuk memfosforilasi gliserol, membentuk ADP. Metode UV menggunakan

piruvat kinase untuk mengkatalisis transfer fosfat dari fosfoenolpiruvat kembali menjadi ADP. Enzim ini membentuk piruvat, yang di reduksi menjadi laktat dengan menggunakan laktat dehidrogenase dan NADH. NADH ini membentuk NAD (Robert R. 2002).

2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Trigliserida. 1. Faktor kelainan genetik.

2. Usia.

3. Jenis kelamin, dalam keadaan normal pria memiliki kadar yang lebih tinggi

4. Riwayat keluarga hiperlipidemia. 5. Obesitas/kegemukan.

6. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti mentega, es krim dan keju.

7. Kurang melakukan olah raga. 8. Penggunaan alkohol.

9. Merokok

10. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik. 2.2.6 Cara Menurunkan Kadar Trigliserida

1. Pantang gula dan manis-manisan.

2. Diet karbohidrat dan komsumsi yang mengandung sayur. 3. Tidak suntik insulin yang bukan semestinya (salah indikasi) 4. Menurunkan berat badan.

5. Pada penderita diabetes, dengan cara mengontrol diabetesnya dengan baik.

6. Melakukan olah raga maksimal lima kali dalam satu minggu (Zulaikah. 2016)

Dokumen terkait