• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Value Added dan Non Value Added Activity 1 Pengertian Nilai Tambah (Value Added)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

2.3. Proses Produks

3.1.1. Konsep Value Added dan Non Value Added Activity 1 Pengertian Nilai Tambah (Value Added)

Nilai tambah merupakan peningkatan nilai suatu produk sebagai hasil dari perubahan produk tersebut dengan memanfaatkan faktor–faktor produksi yang ada seperti modal, tenaga kerja, teknologi, atau lahan. Nilai tambah suatu produk dapat muncul sebagai hasil stimulasi dari faktor eksternal maupun faktor internal produsen.

Nilai tambah bisa dilihat dari dua sisi yakni nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Nilai tambah untuk pengolahan dipengaruhi oleh faktor teknis yang meliputi kapasitas produksi, jumlah bahan baku dan tenaga kerja, serta faktor pasar yang meliputi harga output, harga bahan baku, upah tenaga kerja dan harga bahan baku lain.

Biaya merupakan faktor penting dalam menjamin kemenangan perusahaan dalam persaingan di pasar. Konsumen akan memilih produsen yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang memiliki mutu tinggi dengan harga yang murah. Harga murah hanya dapat dihasilkan oleh produsen yang secara terus- menerus melakukan perbaikan terhadap aktivitas penambah nilai (value added activity), dan yang senantiasa berusaha menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai (non value added activity) bagi konsumen.

3.1.1.2. Pengertian Value dan Non Value Added Activity

Secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:

a. Value added activity, yaitu aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

b. Non value added activity yaitu aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan dapat meningkatkan biaya produksi. Aktivitas-aktivitas ini sebenarnya merupakan aktivitas yang tidak perlu.

Menurut Hansen dan Mowen, aktivitas nilai tambah adalah sesuatu yang banyak dibutuhkan di dalam bisnis. Biaya nilai tambah adalah biaya yang dibutuhkan oleh kegiatan bernilai tambah dengan hasil yang sempurna. Aktivitas tidak bernilai tambah tidak dibutuhkan, semuanya hanyalah merupakan aktivitas lain dari aktivitas yang benar-benar pokok di dalam bisnis. Biaya kegiatan tidak bernilai tambah adalah biaya yang juga diakibatkan oleh kegiatan tidak bernilai tambah atau kegiatan yang tidak menghasilkan dari kegiatan bernilai tambah.

Menurut Atkinson, aktivitas bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang jika dieliminasi di dalam proses yang panjang akan mengurangi pelayanan produk pelanggan. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang hadir dari peluang untuk mengurangi biaya tanpa mengurangi pelayanan potensial produk kepada pelanggan.

Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang benar-benar efisien dan diperlukan, dimana jika dieliminasi maka akan mengurangi jasa produk terhadap pelanggan untuk jangka panjang. Sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah

merupakan aktivitas yang tidak diperlukan, kalaupun diperlukan tidak efisien dan hanya merupakan pemborosan. Oleh karena itu, aktivitas tidak bernilai tambah dijadikan sebagai fokus utama untuk dikurangi bahkan dieliminasi dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi cycle time (waktu siklus) dan mencapai cost reduction (pengurangan biaya).

3.1.1.3. Macam-Macam Non Value Added Activity

Lima aktivitas utama yang dilakukan dalam proses manufaktur yang sering kali disebut sebagai pemborosan dan sebenarnya tidak diperlukan (non value added activity), menurut Hansen dan Mowen (2006:491)3

3

Hansen, et al. (2006). Akuntansi Manajemen Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

adalah sebagai berikut: a. Scheduling (Perencanaan)

Sebuah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda memiliki jalan masuk untuk diproses atau kapan dan bagaimana banyak setup harus dilakukan. Dan bagaimana harus diproduksi.

b. Moving (Perpindahan)

Sebuah aktivitas yang membutuhkan wasktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan mentah, bahan dalam proses dan barang jadi dari satu departemen ke departemen lain

c. Waiting (Menunggu)

Sebuah aktivitas yang mana bahan mentah di dalam proses yang membutuhkan waktu dan sumber daya menunggu untuk proses selanjutnya.

d. Inspection (Pemeriksaan)

Sebuah aktivitas yang mana waktu dan sumber daya dihabiskan untuk memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan spesifikasi.

e. Storage (Penyimpanan)

Sebuah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya yang mana sebuah produk atau bahan mentah disimpan di dalam tempat penyimpanan.

Lima kegiatan yang tidak menambah nilai tersebut harus diminimumkan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin dan dapat bersaing dengan produk lain. Sedangkan bagi perusahaan yang juga memperhatikan waktu untuk mengerjakan aktivitas dalam proses produksi, menurut Hilton terdapat empat waktu yang menimbulkan waktu tidak bernilai tambah (non value added time), yaitu:

a. Inspection (Pemeriksaan)

Banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk memastikan atau menjamin bahwa produk berada pada kualitas tinggi.

b. Move Time (Waktu perpindahan)

Waktu yang dihabiskan untuk memindahkan bahan mentah, bahan dalam proses atau barang jadi diantara operasi-operasi.

c. Waiting Time (Waktu menunggu)

Jumlah waktu yang dihabiskan oleh bahan mentah atau bahan dalam proses untuk operasi selanjutnya.

Lamanya waktu dimana bahan-bahan, sebagian produk selesai atau produk jadi disimpan dalam kelompok yang selanjutnya akan diproses atau siap dikirim kepada pelanggan.

Keempat waktu tersebut masih ada dalam proses produksi, meskipun waktu tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi suatu produk, bahkan seringkali merugikan. Untuk itu, perusahaan melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga aktivitas tidak bernilai tambah dapat dihilangkan.

Setiap aktivitas yang dilakukan menimbulkan biaya. Aktivitas bernilai tambah menimbulkan value added cost, dimana biaya ini sudah seharusnya terkandung dalam suatu produk karena aktivitas yang menimbulkan biaya ini adalah aktivitas yang memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Sedangkan non value added cost timbul dari kegiatan tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang seharusnya dieliminasi karena konsumen tidak menerima manfaat dari timbulnya non value added cost yang termasuk dalam harga produk yang harus dibayarnya.

Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan perbaikan proses produksi secara terus menerus sehingga kegiatan tidak bernilai tambah ini tidak lagi harus terjadi dalam perusahaan.

3.1.1.4. Manfaat Analisis Value Added

Secara garis besar manfaat analisis nilai tambah diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui produksi ril perusahaan.

3. Dapat digunakan untuk melihat hubungan antara produktivitas tenaga kerja, aset dalam penciptaan kekayaan dan profitabilitas perusahaan.

4. Digunakan untuk penyusunan program dan kebijakan bagi peningkatan produktivitas perusahaan.

3.1.2. Efficiency Cycle Time (Efisiensi Waktu Siklus)

Dokumen terkait