• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Waktu Dan Sejarah Lokal

Dalam dokumen Materi Persiapan Uji Kompetensi Guru 2015 (Halaman 176-189)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

A. Konsep Waktu Dan Sejarah Lokal

Dalam konsep Belajar I ini Anda mendapatkan uraian tentang Konsep waktu dalam sejarah dan pengertian dari sejarah lokal. Materi tersebut akan kami uraikan di bawah ini. Namun, sebelum kami uraikan ada beberapa pertanyaan mendasar yang berkaitan dengan konsep waktu dalam sejarah, dan sejarah lokal, yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. Dari mana asal kata itu? 2. Apakah sejarah itu?

3. Apakah tugas pokok ilmu sejarah itu berakaitan dengan waktu? 4. Mengapa waktu begitu penting dalam sejarah?

5. Apa yang dapat dibicarakan tentang konsep waktu dalam sejarah? 6. Apa dan bagaimana sejarah lokal itu?

Pertanyaan-pertanyaan itu tampaknya sederhana, akan tetapi bila kita simak dan direnungkan ternyata perlu jawaban yang luas dan mendalam. Oleh karena itu, guna memberikan jawaban yang

mengadakan tinjauan mengenai konsep sejarah secara agak luas dari berbagai segi.

Mari kita coba jawab pertanyaan yang pertama, yaitu “Dari mana asal kata sejarah itu?”

Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “Syajara”, artinya terjadi “Syajaratun” (baca Syajarah) artinya pohon kayu. Pohon kayu pertumbuhan terus-menerus dari bumi ke udara, dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buahnya. Memang sebagaimana dikatakan Muhammad Yamin bahwa di dalam kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian. Makna pengertian sejarah itu etimologis ini adalah sejarah itu tumbuh, hidup, berkembang dan bergerak terus dan akan berjalan terus tiada hentinya sepanjang masa.

Di samping kata sejarah, kita jumpai pula sejumlah kata dalam bahasa Arab yang artinya hampir sama, yaitu kata silsilah umpamanya mununjuk pada keluarga atau nenek moyang. Contoh: Prasasti Kedu atau Mantyasih merupakan silsilah raja-raja Mataram Kuno (Hindu). Kata riwayat atau hikayat yang dikaitkan dengan cerita yang diambil dan kehidupan kadang-kadang lebih mengenai perseorangan dan keluarga, contoh Hikayat Amir Hamzah Bayan Budiman. Kemudian kata kisah dalam bahasa Arab yang sangat umum menunjuk ke masa lampau yang merupakan cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau, sebagai contoh kisah Nabi Nuh dengan perahunya. Selanjutnya kata Tarikh yang menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam, sebagai tarikh Nabi.

Selain itu di dalam bahasa-bahasa Nusantara pun terdapat beberapa kata yang kurang lebih mengandung arti sejarah seperti “babad” yang berasal dari bahasa Jawa. Contohnya Babad Tanah Jawi, Kata tambo yang berasal dari bahasa Minangkabau. Kata tutui

Pigeaud, kata babad berarti geschiekundig verhaal atau cerita sejarah. Dalam bahasa asing pun kita temui kata-kata yang terjemahannya sama dengan perkataan sejarah, seperti dalam bahasa Belanda ialah geschiedenis (dari kata geschieden = terjadi). Dalam bahasa jerman geschichte (dari kata geschichen = terjadi). Sedang dalam bahasa Inggris islah history (berasal dari bahasa Yunani historia = apa yang diketahui karena penyelidikan) atau mengandung pengertian belajar dengan cara bertanya. Adapun dalam penggunaanya oleh filsuf Yunani, Aristoteles, Historia berarti pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya.

Setelah kita pelajari dan pahami kata sejarah dari asal katanya (etimologis) maka kita lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, yaitu apakah sejara itu?

Pertanyaan itu sebetulnya sudah bisa anda jawab dengan mudah, karena anda sebagai guru tentu sudah mempelajarinya dan hapal betul pengertian sejarah secara garis besarnya. Namun, di sini kita akan lebih mendalaminya dari pengertian sejarah berdasarkan beberapa definisi atau batasan pengertian (definisi adalah pernyataan eksplisit tentang atribut dari istilah itu).

Kalau kita simak buku-buku tentang sejarah, kita akan mendapatkan berbagai macam definisi sejarah yang pada garis besarnya dari definisi-definisi tersebut kita akan mendapatkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan pula. Hal ini disebabkan karena luasnya bidang ilmu sejarah. Tekanan (stressing) yang diberikan dari bagian definisi itu, juga tergantung dari mana sejarah itu ditinjau. Namun, dalam hal ini batasan pengertian/definisi sejarah kita tekankan kepada definisi yang menekankan kepada konsep waktu dalam sejarah sehingga sesuai dengan topik bahasan

tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. Menurut :

1. Edward Hallet Carr

“History is a continus process of interaction between the historian and his facts, an uneding dialogue between the present and the past” (Carr,1982:30).

Sejarah ialah suatu proses interaksi serba terus antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya; suatu dialog tiada henti- hentinya antara masa sekarang dengan masa silam)

2. James Bank

All past event is history (history as actuality). History can help student to understand human behavior in the past, present and future (new goals for historical studies)

(Semua peristiwa masa lampau adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan). Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. (tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah). 3. Ismaun

Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat manusia dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinu dari awal searah hingga masa kini yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat manusia masa sekarang serta arah cita-cita masa depan.

4. Muhammad Yamin

Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh hasil penafsiran kejadian- kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisa atau tanda- tanda yang lain (Yamin, 1957:4)

diambil intisarinya bahwa sejarah itu adalah: 1. sebagai ilmu pengetahuan;

2. yang tersusun sebagai hasil penyelidikan

3. dengan menggunakan sumber sejarah sebagai bahan penyelidikan berupa sumber benda, sumber tertulis, dan sumber lisan;

4. cerita ilmiah yang menunjukkan adanya hubungan antara satu gejala dengan gejala lain secara kronologis;

5. yang diselidiki atau yang diriwayatkan dalam pengertian sejarah itu ialah kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia pada zaman lampau;

6. yang berlaku pada masyarakat manusia; 7. pada waktu yang lampau;

8. bertarikh atau tertanggal karena waktu dalam perjalanan sejarah merupakan suatu kontinuitas dan untuk memudahkan ingatan manusia dalam mempelajari sejarah perlu ditentukan batas awal dan akhirnya setiap babakan dengan kesatuan waktu (detik, menit jam, hari, minggu, dan seterusnya);

9. menafsirkan keadaan-keadaan yang telah berlalu.

Dengan demikian sejarah akan mengantar kita untuk memahami apa yang terjadi pada masa lalu untuk dijadikan pedoman masa kini dan masa yang akan datang atau lebih jelasnya bahwa sejarah itu adalah suatu pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau sesuai dengan rangkaian kausalitasnya serta proses perkembangannya dalam segala aspeknya yang berguna sebagai pengalaman untuk dijadikan pedoman kehidupan manusia pada masa sekarang serta arah cita-cita pada masa yang akan datang.

Selanjutnya adalah pertanyaan Apakah tugas pokok ilmu sejarah berkaitan dengan waktu?

yang sama dan disetujui oleh para sejarawan adalah: Ilmu sejarah bertugas membuka ke masa lampau/waktu yang lalu umat manusia, memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari masa paling tua hingga dewasa ini.

Tugas sejarah dalam membuka kegelapan masa lampau/waktu yang lalu umat manusia mengandung pengertian sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian di dalam masyarakat manusia yang terjadi pada masa lampau. Peristiwa/kejadian pada masyarakat manusia dan masa lampau atau waktu yang lalu adalah sesuatu yang penting dalam definisi sejarah. Kejadian yang tridak memiliki hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia pada masa lampau bukanlah suatu peristiwa sejarah. Demikian pula dengan suatu peristiwa yang terjadi pada masa sekarang/kini belum menjadi sejarah. Oleh karena itu, konsep waktu menjadi sangat penting dan dijadikan konsep esensial maka sangatlah wajar apabila dalam setiap penulisan sejarah/historiografi mencakup tidak hanya penetapan waktu, tetapi lebih-lebih memberi bentuk kepada waktu sehingga waktu juga menunjukkan struktur. Sebagai contoh;

Pembabakan waktu dalam perkembangan sejarah Eropa yang meliputi:

I. Zaman Kuno …… - 476 SM II. Abad Pertengahan 476 SM - 1453 SM III. Zaman Baru 1453 SM - 1789 SM IV. Zaman Terbaru 1789 SM - sekarang

Mengapa konsep waktu begitu penting dalam sejarah?

Hal ini merupakan permasalahan yang rumit dan sulit, karena apabila kita renungkan dan pikirkan, kita dapat mempertanyakan apakah sesungguhnya waktu itu? Karena waktu berlangsung terus

itu akan berakhir? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu perlu suatu kajian yang mendalam, ilmiah dan filosofis, di sini kita tidak mungkin mengkajinya secara mendalam. Tetapi secara ringkas waktu itu ada dan bagaimana waktu itu didasarkan kepada kesadaran manusia, kerena itu pula hanyalah manusia yang mempunyai sejarah (zoon historikon).

Apabila dilihat dari hakikatnya sejarah itu ialah suatu konsep tentang waktu atau tempo (time) yang proses kelangsungan atau perjalanan waktu berkesinambungan (kontinuity) dan satuan berlangsungnya waktu (duration) dengan yang perubahan mengarungi ruang geografis yang berisi berbagai peristiwa mengenai segala aktivitas dan hasil karya manusia dalam perjalanan waktu yang berkesinambungan maka kurun waktu akan berdimensi tiga, yaitu : 1. waktu yang lalu (the past), menyusul;

2. waktu sekarang (the present), dan berlanjut; 3. waktu yang akan datang (the future).

Dengan demikian jalannya waktu sebagai proses bergerak menurut garis lurus yang bergerak terus dari awal menuju masa depan, jadi penggambaran proses jalur waktu itu selalu lurus (linier)

Pandangan waktu bervariasi menurut tinjauan dari berbagai peradaban. Menurut filsafat sejarah gambaran siklus waktu berakar pada kosmologi yang masih terkait pada peredaran kosmos dan musim.

Dalam peradaban Barat gambaran waktu yang linier (lurus) sangat dominan. Hal ini dikarenakan secara implisit waktu bergerak dari belakang ke depan atau dari kiri ke kanan dengan memakai titik awal dan titik akhir sebagai ujung. Oleh karena itu, gerakan waktu adalah progresif. Suatu unsur esensial juga juga dalam kosmologi barat yang memandang seluruh proses sejarah mewujudkan gerakan positif. Jadi, semakin maju dalam arti mencapai fase yang lebih tinggi

bagan di bawah ini.

Masa sebelum masehi (SM. BC) masa sesudah masehi (M.AD) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pergerakan waktu

Dalam pandangan waktu seperti itu maka secara implisit waktu mempunyai tiga dimensi, yaitu: masa lampau, masa kini dan masa depan. Dalam pada itu, kita menghadapi kenyataan bahwa masa kini bergerak terus dan gerakan itu secara eksak diukur dengan detik, menit, dan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dasawarsa, dan abad. Penggunaan istilah masa kini sesungguhnya sifatnya relatif, karena waktu bergerak terus dan detik ke detik, menit ke menit, dan seterusnya, hal ini hanya sebagai titik temu antara masa lampau dan masa depan. Sebaliknya masa kini sering diperluas ke dua arah (ke depan dan ke belakang) sehingga menjadi relatif panjang. Misalnya istilah seperti Sejarah Kontemporer dapat meliputi beberapa dasawarsa sebagai contoh adalah:

Sejarah perkembangan ASEAN. Seperti kita ketahui organisasi kerja sama antar bangsa di kawasan Asia Tenggara ini dibentuk pada tahun 1967. Namun, hingga saat ini ASEAN masih berdiri dan entah kapan berakhirnya contoh lain misalnya sejarah perkembangan OPEC dan lain-lain.

Dalam persepsi waktu seperti di atas, jika batas-batas waktu dalam tiga dimensi, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa depan kita hilangkan maka sang waktu akan benar-benar menjadi tidak berpangkal dan berujung.

Begitulah penentuan waktu itu penting sekali sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Jadi, dimensi sebagai kerangka utama dan pertama dalam sejarah.

ialah bahwa sejarah adalah hal ikhwal mengenai waktu lampau atau masa yang lalu. Ini sudah jelas dengan sendirinya. Tetapi masalahnya ialah betapa pun masih lama, panjang atau luasnya dan tanpa batasan dimensi waktu yang lalu itu dari detik yang baru saja berlalu sampai kapan entah bila bukti-bukti sejarah dapat menunjukkan. Dalam hal ini perjalanan waktu atau kelangsungan (continuity) perlu dibuat batasan awal dan akhirnya yang disebut kurun waktu atau babakan waktu (periode) secara berurutan atau sucession, yaitu prinsip kronologis dalam sejarah.

Menurut Alexander D. Xenopol, peristiwa berurutan merupakan objek studi sejarah sebagai ilmu. Karena sejarah menitikberatkan urutan (sucession cronology) sebagai pokok penelitian. Urutan yang dimaksud adalah pertumbuhan dan dalam esensi pengertian perubahan, baik evolusi maupun revolusi.

Hendri Bergson menamakan sucession itu dengan istilah duree, yaitu dalam urutan kejadian sejarah. Peristiwa yang terdahulu tidak saja terikat teguh dengan peristiwa yang sesudahnya, tetapi juga urutan yang berikut merupakan stadium yang lanjut dari peristiwa yang terdahulu. Bertolak dari pernyataan tersebut, dalam persepektif sejarah dinyatakan bahwa segala sesuatu yang bereksistensi masa kini adalah produk dari perkembangan dalam masa lampau, sedangkan banyak keadaan atau kecenderungan dewasa ini akan menentukan masa depan. Tepatlah apabila ada pepatah yang mengatakan bahwa masa kini tersimpan masa lampau, dan masa depan terdapat dalam masa kini. Atau sebaliknya dengan memahami masa lalu, kita akan dapat memahami kejadian masa sekarang, dan akan mampu memprekdisikan kejadian-kejadian pada masa yang akan datang. Cicero pernah mengatakan “Historia Magistra Vitae” (sejarah adalah guru kehidupan) pernyataan tersebut mengandung makna bahwa

apa yang dapat pada masa yang akan datang.

Peristiwa pada masa lampau itu tidak pernah terputus dari rangkaian kejadian masa kini dan masa yang akan datang sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah suatu kontinuitas (kesinambungan). Oleh karena itu, untuk memudahkan ingatan manusia dalam mempelajari dan mamahami peristiwa-peristiwa masa lalu dalam sejarah perlu ditentukan batas-batas waktu dengan cara klasifikasi waktu, dan klasifikasi waktu dalam ilmu sejarah menghasilkan pembagian waktu, yaitu, periode, zaman, babakan waktu atau masa, dan kini. Sedangkan kurun adalah satu kesatuan waktu yang isi, bentuk maupun waktunya tertentu. Masa lalu yang tidak terbatas kejadian dan waktunya ditentukan isi, bentuk dan waktunya menjadi kurun-kurun. Satu hal yang perlu diketahui bahwa maksud dari periodisasi ialah supaya setiap babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya sehingga mudah dipahami dari urutan-urutan rangkaian peristiwa sejarah. Sebagai contoh Apabila anda membaca buku sejarah, baik buku pelajaran maupun buku babon Sejarah Nasional Indonesia, kita akan menemukan pembabakan waktu tersebut, umpamanya kita akan mengenal adanya masa prasejarah, zaman pengaruh Hindu-Budha, zaman Islam, masa kekuasaan bangsa Belanda, masa Kebangkitan Nasional, serta zaman Kemerdekaan. Pembagian tersebut yang kita namakan periodisasi atau zaman. Di mana setiap periode atau zaman memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan periode yang lainnya.

Pertanyaan selanjutnya yang harus kita jawab dan kita bahas, yaitu pertanyaan tentang Apa yang dapat dibicarakan tentang waktu dalam sejarah?

Seperti telah kita bicarakan di depan, bahwa tugas sejarah adalah membuka kegelapan masa lampau umat manusia dengan meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa di dalam masyarakat

kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua sampai dewasa ini. Tetapi sesungguhnya yang dipelajari oleh sejarah bukan hanya perkembangannya saja, tetapi juga kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dari peristiwa-peristiwa masa lalu umat manusia tersebut. Jadi, waktu dalam sejarah terjadi empat hal, yaitu 1) perkembangan, 2) kesinambungan, 3) pengulangan, dan 4) perubahan.

Perkembangan masyarakat terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks Contoh yang paling jelas adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Perkembangan masyarakat manusia dari masa, lampau sampai masa sekarang dipelajari oleh sejarah. Dan dalam hal ini ilmu sosiologi dan antropologi yang besar peranannya dalam membantu sejarah untuk mengungkapkannya.

Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Dikatakan bahwa pada mulanya kolonialisme adalah kelanjutan dari patrimonilisme. Demikianlah, kebijakan kolonialisme hanya mengadopsi kebiasaan lama. Dalam menarik upeti raja taklukkan, Belanda meniru raja-raja pribumi, juga dalam sewa tanah.

Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi di masa selanjutnya, misalnya : jatuhnya kekuasaan presiden Soekarno akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa. Peristiwa ini terjadi kembali, di mana presiden Soeharto “lengser keprabon” juga akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa. Apakah sejarah terulang lagi?

sama dengan perkembangan. Akan tetapi asumsinya ialah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yeng relatif singkat. Biasanya perubahan ini terjadi akibat pengaruh dari luar. Contohnya, gerakan Paderi di Sumatera Barat yang menentang kaum adat sering dianggap sebagai hasil pengaruh Gerakan Wahabi di Arab yang ditularkan lewat para haji yang sepulang dari Mekkah, dan tidak puas dengan kekuasaan kaum adat.

Pertanyaan terakhir yang harus kita bahas, yaitu pertanyaan Apa dan bagaimana sejarah lokal itu.

Sejarah lokal merupakan salah satu cabang dari ilmu sejarah yang berusaha untuk peristiwa-peristiwa di dalam masyarakat manusia. Pada masa lampau yang terjadi di satu tempat saja. Pengertian di satu tempat tidak mengandung arti yang sempit, misalnya peristiwa yang terjadi di suatu kampung atau desa saja. Tetapi bisa mencakup daerah yang relatif luas, misalnya satu kabupaten atau bahkan satu propinsi. Hal ini mungkin merupakan suatu kebanggaan dari suatu masyarakat yang budaya dan latar belakang sejarahnya sama. Bahkan kalau kita pelajari tentang sejarah nasional kita justru banyak peristiwa-peristiwa sejarah lokal yang dijadikan peristiwa-peristiwa sejarah nasional. Contoh-contohnya : 1. Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi di kota Bandung,

merupakan peristiwa sejarah masyarakat kota Bandung. Kemudian masyarakat Jawa Barat. Tetapi juga merupakan salah satu peristiwa yang berkaitan dengan sejarah bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa sehingga dimasukkan ke dalam materi sejarah nasional kita.

2. Kerajaan Mataram Kuno kalau kita lihat lokasinya terdapat di daerah Yogyakarta, harusnya merupakan sejarah masyarakat Yogya atau masyarakat Jawa Tengah akan tetapi dimasukkan sebagai sejarah nasional.

Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Aceh, dan sebagainya.

Hal ini berkaitan dengan upaya pelestarian warisan kebudayaan dan nilai-nilai sejarah bangsa yang merupakan masalah dari pelestarian bangsa itu sendiri. Adakah suatu bangsa yang tidak mempunyai kebudayaan? Adakah bangsa yang tidak memiliki sejarahnya yang merupakan gambaran dan kesimpulan proses perkembangan bangsanya? Dalam hal ini kita dapat mengutip pendapat Michael Kammen yang menyatakan “tetapi jika memang demikian halnya, adalah penting bagi par ahli sejarah untuk memutar kembali masa lampau, sebab hidup masa datang dibangun di atas hidup masa lampau. Ahli sejarah adalah perekam peradaban. Peradaban yang tanpa rekaman akan berhenti beradab. Peradaban yang tanpa sejarah akan kehilangan identitas. Dan tanpa identitas tak ada tujuan, sedangkan tanpa tujuan peradaban pun akan layu” (Kammen, 8 ; 1977). Dari pernyataan tadi, asumsinya adalah dengan mempelajari sekarang kita dapat mengambil pelajaran dari peristiwa- peristiwa lama yang baik untuk tetap dipelihara, diperbarui, dan diteruskan kepada generasi sekarang oleh para ahli sejarah dengan membuang segi-segi yang kurang baik atau tidak cocok dengan perkembangan zaman demi kemajuan dan kelangsungan bangsa di mana sekarang dan masa yang akan datang.

Bagaimana dengan pengajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah? Didalam kurikulum tahun 2004 untuk SMTP dan SD terdapat materi baru yang dikenal dengan Muatan Lokal. Dan anda sebagai orang guru pasti tidak asing lagi, apalagi bagi mereka yang sudah mengajar di SD ataupun SMTP tidak saja hanya keterampilan dan bahasa daerah yang diberikan kepada para siswa tetapi dalam pengajaran sejarah pun bisa anda terapkan, yaitu dengan membagi porsi yang lebih banyak terhadap materi pelajaran sejarah nasional yang ada kaitan dengan sejarah lokal atau sejarah daerah sendiri.

pengajaran sejarahnya terhadap sejarah perkembangan kerajaan Tarumanegara, Banten, Cirebon, dan Padjajaran. Di tidak berarti bahan materi yang lain diabaikan tetapi waktu yang diberikan lebih banyak dan mendalam. Hal ini dimaksudkan agar para anak didik kita betul-betul mengetahui dan memahami tentang peristiwa-peristiwa sejarah daerahnya sendiri sehingga akhirnya diharapkan timbul perasaan cinta dan bangga terhadap daerahnya sendiri dari anak didik kita.

Demikianlah uraian tentang konsep waktu dalam sejarah dan sejarah lokal pada kegiatan Belajar I ini dan guna memantapkan pemahaman anda terhadap materi yang telah diuraikan.

Dalam dokumen Materi Persiapan Uji Kompetensi Guru 2015 (Halaman 176-189)

Dokumen terkait