• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEPSI PERTAHANAN NEGARA

Dalam dokumen Doktrin Pertahanan Negara Indonesia 12 (Halaman 53-62)

Hakikat Pertahanan Negara

Pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan yang bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kesemestaan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

Upaya pertahanan yang bersifat semesta adalah model yang dikembangkan sebagai pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan

keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara. Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi nantinya, model tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dengan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri sendiri dengan kuatnya. (Pidato Presiden Soekarno, t anggal 17 A gust us 194 5 ).

negara sesuai dengan perannya masing-masing.

Sistem Pertahanan Negara yang bersifat semesta bercirikan kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan. Ciri kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi pertahanan diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat. Ciri kesemestaan mengandung makna bahwa seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan. Sedangkan ciri kewilayahan mengandung makna bahwa gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah NKRI, sesuai dengan kondisi geografi sebagai negara kepulauan.

Tujuan dan Kepentingan Pertahanan Negara

Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Ancaman terhadap sebagian wilayah merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah NKRI dan menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

Penyelenggaraan pertahanan negara harus didudukkan pada tiga aspek fundamental yang menjadi tujuan pertahanan negara, yakni mencakupi aspek kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan serta kehormatan bangsa. Tujuan dan kepentingan pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan negara tidak sekadar bersifat fisik, yakni kedaulatan teritorial yang berhubungan dengan batas negara. Fungsi pertahanan juga untuk menjaga sistem ideologi negara dan sistem politik negara. Dalam menjaga sistem ideologi negara, upaya pertahanan negara diarahkan untuk mengawal dan mengamankan Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara. Setiap usaha untuk mengganti ideologi Pancasila akan berhadapan dengan

instrumen pertahanan negara yang setiap saat siap sedia untuk membela dan mempertahankannya.

Dalam menjaga sistem politik negara, upaya pertahanan negara diarahkan untuk mendukung terwujudnya pemerintahan negara yang stabil, demokratis, bersih, dan akuntabel, sebagai prasyarat yang memungkinkan terselenggaranya pembangunan nasional dengan baik dan efektif. Bangsa Indonesia pada dasarnya adalah bangsa yang demokratis. Nilai-nilai demokratis tersebut terangkum dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu bangsa Indonesia yang bernegara dalam wadah NKRI yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, hukum, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup, dan bukan berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan.

Tujuan dan kepentingan pertahanan negara juga diarahkan untuk menjaga keutuhan NKRI. Pelaksanaannya didasarkan pada pandangan bangsa Indonesia yang menempatkan NKRI sebagai keputusan final yang harus tetap dipelihara dan dipertahankan. Setiap usaha pemisahan diri atau yang bertujuan mengubah dan memecah-belah NKRI merupakan ancaman terhadap keutuhan wilayah NKRI dan menjadi ancaman yang berdimensi pertahanan. Separatisme merupakan bentuk ancaman pertahanan yang mengancam keutuhan wilayah NKRI, sehingga menjadi ancaman pertahanan yang utama. Pengalaman Indonesia menunjukkan bahwa usaha separatisme dilakukan dalam dua pola gerakan, yakni gerakan separatisme tidak bersenjata yang dikategorikan sebagai ancaman nirmiliter dan gerakan separatisme bersenjata yang menjadi ancaman militer.

Selanjutnya, tujuan dan kepentingan pertahanan negara dalam menjamin keselamatan bangsa merupakan hal fundamental dalam

penyelenggaraan fungsi pertahanan negara untuk melindungi warga dari segala bentuk ancaman. Menjamin keselamatan bangsa mencakupi upaya- upaya pertahanan negara dalam menghadapi setiap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. Dimensi keselamatan bangsa juga mencakupi kewajiban untuk melaksanakan penanggulangan dampak bencana alam dan kerusuhan sosial, mengatasi tindakan terorisme serta menegakkan keamanan di laut dan udara Indonesia, termasuk dari kejahatan lintas negara.

Fungsi Pertahanan Negara

Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan yang mampu melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dari setiap ancaman, baik yang datang dari luar maupun yang timbul di dalam negeri. Upaya mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan pertahanan diselenggarakan dalam fungsi penangkalan, penindakan, dan pemulihan.

Fungsi penangkalan merupakan perwujudan usaha pertahanan

dari seluruh kekuatan nasional yang memiliki efek psikologis untuk mencegah dan meniadakan setiap ancaman, baik dari luar maupun yang timbul di dalam negeri, terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa. Karakter penangkalan adalah tidak bersifat pasif, tetapi aktif melakukan upaya pertahanan melalui usaha membangun dan membina kemampuan dan daya tangkal negara, baik secara militer maupun nirmiliter. Fungsi penangkalan dilaksanakan dengan strategi penangkalan yang bertumpu pada instrumen penangkalan berupa instrumen politik, ekonomi, psikologi, sosial budaya, teknologi, dan militer.

Dalam kerangka penangkalan, instrumen politik menyelenggarakan pembangunan sistem politik yang sehat dan kuat serta usaha-usaha diplomasi sebagai lini terdepan pertahanan negara untuk mencegah dan meniadakan setiap potensi ancaman yang dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Instrumen ekonomi menyelenggarakan pembangunan ekonomi dengan sistem ekonomi yang jelas untuk mencapai pertumbuhan yang sehat dan cukup tinggi bagi terwujudnya pencapaian tujuan nasional yakni masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, dan berdaya saing pada lingkup regional dan global.

Instrumen psikologis yang diemban oleh semua komponen bangsa, baik lembaga pemerintah maupun nonpemerintah, mewujudkan upaya penangkalan melalui usaha memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menumbuhkembangkan nasionalisme, patriotisme, dan heroisme bangsa di segala bidang. Instrumen sosial menyelenggarakan pembangunan dan pendayagunaan sistem nilai serta segenap pranata sosial dalam mewujudkan kehidupan dan interaksi sosial yang harmonis serta saling menghargai. Instrumen teknologi menyelenggarakan usaha untuk memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan industri nasional yang kuat serta industri pertahanan dalam negeri yang berdaya saing. Instrumen militer, yakni TNI, sebagai Komponen Utama pertahanan negara menyelenggarakan usaha-usaha membangun dan membina kekuatan dan kemampuan dengan mengembangkan strategi militer yang memiliki efek daya tangkal yang tinggi serta profesional dalam melaksanakan setiap tugas operasi, baik OMP maupun OMSP.

Fungsi penindakan merupakan keterpaduan usaha pertahanan dari

untuk menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman, baik dari luar maupun yang timbul di dalam negeri, yang mengancam kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Fungsi penindakan dilaksanakan dengan usaha pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan dalam sistem pertahanan semesta untuk melakukan tindakan preemptive, penanggulangan, atau perlawanan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis ancaman serta tingkat risiko yang ditimbulkan. Fungsi penindakan dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai kekuatan utama pertahanan didukung oleh seluruh kekuatan nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam susunan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Dalam menghadapi ancaman militer yang berasal dari luar, penyelenggaraan fungsi penindakan disesuaikan dengan bentuk ancaman untuk menentukan jenis tindakan yang diambil serta kekuatan pertahanan yang digunakan. Ancaman militer berupa agresi atau invasi dihadapi dengan pendekatan perang, dan bagi Indonesia penyelenggaraan perang dilaksanakan secara total dalam wujud perang semesta.

Fungsi penindakan dalam menghadapi ancaman nirmiliter menempatkan lembaga pemerintah sebagai unsur utama sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi, didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. Penindakan terhadap ancaman nirmiliter dilakukan dengan pendekatan fungsional oleh lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan berdasarkan jenis dan sifat ancaman. Fungsi penindakan diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah penyelamatan dengan mengerahkan segala kemampuan bangsa.

Bentuk-bentuk penindakan terhadap ancaman yang bersumber dari dalam negeri disesuaikan dengan jenis ancaman dan tingkat risiko

yang ditimbulkan, serta dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai hukum yang berlaku dalam negara demokrasi.

Tindakan preemptive merupakan bentuk penindakan yang dilakukan terhadap pihak lawan atau terhadap ancaman, baik yang bersifat militer maupun nirmiliter, yang nyata-nyata akan menyerang Indonesia. Tindakan preemptive dilaksanakan melalui pengerahan kekuatan pertahanan untuk mendahului pihak lawan yang sedang dalam persiapan untuk menyerang Indonesia. Tindakan preemptive dilaksanakan di wilayah pihak lawan atau di dalam perjalanan sebelum memasuki wilayah Indonesia. Tindakan preemptive juga diterapkan dalam menghadapi ancaman nirmiliter yang pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis dan sifat ancaman.

Tindakan perlawanan merupakan bentuk penindakan terhadap pihak lawan yang sedang menyerang Indonesia atau telah menguasai sebagai atau seluruh wilayah Indonesia dengan cara mengerahkan seluruh kekuatan negara, baik secara militer maupun nirmiliter. Tindakan perlawanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta melalui pengerahan kekuatan pertahanan yang berintikan TNI didukung oleh segenap kekuatan bangsa dalam susunan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung.

Fungsi pemulihan memiliki cakupan ke dalam dan ke luar. Dalam

lingkup ke dalam, fungsi pemulihan merupakan keterpaduan usaha pertahanan negara yang dilaksanakan secara nirmiliter dan militer untuk mengembalikan kondisi keamanan negara yang telah terganggu akibat kekacauan keamanan karena perang, pemberontakan atau serangan separatis, konflik vertikal atau konflik horizontal, huru-hara, serangan teroris, atau bencana alam atau akibat ancaman nirmiliter. TNI bersama

dengan instansi pemerintah lainnya serta masyarakat melaksanakan fungsi pemulihan sebagai wujud pertahanan semesta yang utuh. Dalam lingkup ke luar, fungsi pemulihan diwujudkan melalui pelibatan unsur kekuatan pertahanan dalam mengambil bagian mewujudkan perdamaian dunia dan stabilitas regional. Secara militer, hal ini diwujudkan antara lain dalam bentuk pengiriman pasukan penjaga perdamaian atau pengamat penjaga perdamaian. Secara nirmiliter hal ini diwujudkan dalam keikutsertaan dalam berbagai usaha, antara lain melalui keanggotaan PBB dan organisasi regional, serta dalam memfasilitasi usaha-usaha internasional untuk mewujudkan perdamaian dunia dan stabilitas regional.

Pandangan tentang Damai dan Perang

Setiap negara memiliki pandangan masing-masing terhadap damai dan perang. Damai dan perang adalah dua kondisi yang saling mengikuti dalam usaha suatu negara memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Tidak ada perang yang abadi, demikian juga tidak ada damai yang abadi. Perang menentukan hidup dan mati serta jatuh-bangunnya suatu negara, sehingga harus dipahami dan dipelajari segala seluk-beluknya.

Damai adalah suatu kondisi ketika kehidupan masyarakat serta roda pemerintahan dan pembangunan nasional berjalan secara normal. Damai tidak berarti tanpa konflik atau sengketa. Dalam kondisi damai, dapat saja terdapat gangguan-gangguan keamanan, namun dalam tingkatan intensitas rendah. Kondisi damai tidak terjadi dengan sendirinya tanpa suatu usaha. Kondisi damai adalah hasil usaha.

Pandangan bangsa Indonesia tentang damai dan perang adalah bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan. Perang merupakan jalan terakhir apabila usaha-

usaha diplomasi mengalami jalan buntu serta dilaksanakan dalam rangka melawan kekuatan negara lain yang secara nyata mengancam kemerdekaan, kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa Indonesia.

Penyelenggaraan pertahanan negara pada dasarnya tidak ditujukan untuk perang, tetapi untuk mewujudkan perdamaian, menjamin keutuhan NKRI, mengamankan kepentingan nasional, serta menjamin terlaksananya pembangunan nasional. Perang terjadi akibat kegagalan upaya pertahanan. Untuk mewujudkan perdamaian, negara harus membangun kekuatan serta memelihara kesiapsiagaan yang memiliki efek penangkalan yang disegani pihak lawan. Indonesia menganut prinsip Si Vis Pacem Para Bellum, yakni untuk memelihara kondisi damai, negara membangun kemampuan pertahanan yang kuat yang berdaya tangkal tinggi.

Daya tangkal bangsa dan negara bersandar pada sistem pertahanan semesta yang diselenggarakan melalui pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter. Fungsi pertahanan militer diemban oleh TNI untuk melaksanakan OMP dan OMSP. OMP merupakan bentuk pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI untuk melawan kekuatan militer negara lain yang melaksanakan agresi terhadap Indonesia, termasuk dalam konflik bersenjata dengan negara lain. Pelaksanaan OMP berdasarkan keputusan politik oleh Presiden dengan menyatakan perang melawan negara lain yang menyerang atau mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa. OMSP merupakan bentuk penggunaan kekuatan TNI untuk kepentingan pertahanan negara dan dalam rangka mendukung kepentingan nasional, baik untuk mengatasi ancaman militer maupun dalam membantu fungsi pemerintahan dalam menghadapi ancaman nirmiliter, termasuk dalam tugas perdamaian dunia.

Inti pertahanan nirmiliter adalah pemberdayaan sumber daya nasional yang meliputi fungsi kekuatan pertahanan nirmiliter dalam kerangka menghadapi ancaman militer, yakni dalam wujud Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung, serta dalam kerangka pertahanan sipil untuk menghadapi ancaman nirmiliter sesuai dengan lingkup fungsi dan kewenangan instansi pemerintah di luar bidang pertahanan.

Spektrum Konflik dan Pelibatan Unsur Pertahanan

Dalam hubungan antarnegara selalu terjadi kondisi pasang-surut yang berkembang dalam suatu spektrum di antara kondisi damai dan perang. Konflik merupakan kondisi terganggunya hubungan antarnegara yang berkembang dalam spektrum paling rendah hingga perang terbuka.

GAMBAR 1

PELIBATAN FUNGSI PERTAHANAN MILITER PELIBATAN FUNGSI PERTAHANAN NIRMILITER 1

2

SPEKTRUM KONFLIK DAN PELIBATAN

Dalam dokumen Doktrin Pertahanan Negara Indonesia 12 (Halaman 53-62)

Dokumen terkait