• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstalasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur

FIQH POLITIK KEBANGSAAN NAHDLATUL ULAMA

DINAMIKA PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN 2018

B. Konstalasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur

Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018 (Pilgub Jatim 2018) dilaksanakan pada 27 Juni 2018 untuk menentukan Gubernur dan Wakil periode 2018–2023. Ini merupakan pemilihan kepada daerah ketiga bagi Jawa Timur yang dilakukan secara langsung menggunakan sistem pencoblosan. Jadwal pemilihan periode ini mengikuti jadwal pilkada serentak gelombang ketiga pada Juni 2018.

Berdasarkan peraturan, hanya partai politik yang memiliki 20 kursi atau lebih di DPRD Jawa Timur yang dapat mengajukan kandidat. Partai politik yang memiliki

204 Mitsuo Nakamura, The Radical Tradisionalism of the Nahdlatul Ulama in Indonesia: A Personal Account of the 26th National Congress, Juni 1979, Semarang: Notes, 195.

108

kursi kurang dapat mengajukan calon hanya jika mereka telah memperoleh dukungan dari partai politik lainnya.205

Jawa Timur melaksanakan pemilihan kepala daerah. Sekitar 30 juta warga Jawa Timur memilih pemimpin baru pada Rabu, 27 Juni 2018. Kompetisi politik ini kembali mempertemukan dua rival lama, yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf. Keduanya didampingi pasangan yang berbeda. Berikut ini adalah para calon kepala daerah Jawa Timur beserta rekam jejaknya.

1. Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Pada tahun-tahun sebelumnya Khofifah ikut dalam percaturan politik Jawa Timur. Ia pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur sebanyak dua kali, yaitu pada Pilgub Jatim 2008 dan 2013. Pada dua pertarungan sebelumnya, Khofifah kalah oleh duet Soekarwo dan Saifullah Yusuf. Sebelum berlaga dalam Pilgub Jatim 2018, Khofifah bergabung dalam Kabinet Kerja Jokowi sebagai Menteri Sosial.

Dalam Pilgub ini, Khofifah menggandeng Bupati Trenggalek periode 2016-2021, yakni Emil Elestianto Dardak. Duet ini didukung enam partai, yaitu Demokrat, Golkar, PPP, Nasdem, PAN, dan Hanura dengan total 42 kursi di DPRD.

2. Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno. Pasangan ini adalah inkumben Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Dalam dua kali Pilgub Jawa Timur sebelumnya, Saifullah yang digandeng Soekarwo berhasil mengalahkan lawannya Khofifah. Saifullah menduduki kursi wakil gubernur mendampingi Soekarwo selama dua periode sejak 2008. Saifullah duet bersama Puti Guntur. Puti adalah cucu Presiden Soekarno dan anggota DPR periode

205 https://pilkada.tempo.co/read/1100874/pertarungan-rival-lama-ini-profil-dua-kandidat-pilgub-jatim-2018/full&view=ok, diakses pada 24 September 2021.

109

2014-2019 dari fraksi PDIP. Duet ini didukung empat partai, yaitu PKB, PDIP, Gerindra, dan PKS dengan total 58 kursi di DPRD.206

Pengamat politik sekaligus CEO Initiative Institute Airlangga Pribadi Kusman menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Estianto Dardak unggul di Pilkada Jatim 2018. Kemenangan itu terlihat dari tren dukungan suara terhadap pasangan Khofifah-Emil yang semakin lama semakin naik selama 4-5 bulan terakhir, sementara di sisi lain suara Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarnoputri yang tertahan. Menurutnya, hasil penghitungan cepat Pilkada Jatim yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei pada Rabu (27/6/2018), menunjukkan kemenangan pasangan Khofifah-Emil atas Gus Ipul-Puti dengan kisaran angka 53 persen banding 46 persen . Dosen Departemen Politik Universitas Airlangga ini menyebut ada tiga hal yang menjadi faktor kemenangan dari pasangan Khofifah-Emil atas Gus Ipul-Puti. Menurutnya, pertarungan pilgub Jawa Timur di tengah popularitas yang optimal antara Khofifah dan Saifullah Yusuf sangat ditentukan oleh perolehan dukungan yang didapat oleh wakilnya Emil Estianto dan Puti Guntur Soekarnoputri. Dalam beberapa debat yang berlangsung Emil berhasil menunjukkan dirinya sebagai figur pemimpin muda, berkapasitas, berani dan cerdas. Ini menjadi rujukan dari para pemilih di Jawa Timur. Kedua, menurutnya, strategi populisme elektoral yang dijalankan oleh Khofifah dan Emil di mana mereka langsung menyentuh lapisan terbawah dari pemilih menjadi strategi utama yang dilakukan oleh pasangan ini. Hal ini membuat hubungan dan identifikasi politik antara Khofifah-Emil dan pemilih

https://pilkada.tempo.co/read/1100874/pertarungan-rival-lama-ini-profil-dua-kandidat-pilgub-jatim-2018, diakses pada 24 September 2021.

110

bersifat langsung. Hal ini yang juga terjadi dalam strategi kemenangan pasangan Gubernur Jakarta Jokowi-Ahok pada 2012 lalu. Faktor ketiga adalah langkah cantik dari Gubernur Jatim Soerkarwo yang pada detik-detik terakhir melansir surat terbuka kepada masyarakat Jawa Timur untuk memilih pasangan Khofifah-Emil dengan pertimbangan kapasitas calon. Basis dukungan Soekarwo yang masih kuat baik di kalangan basis Mataraman maupun kiai ikut memberikan kontribusi suara kepada pasangan Khofifah-Emil," Ia menjelaskan, untuk pasangan Khofifah-Emil saat ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan sambutan terima kasih kepada warga Jawa Timur dan mengajak kepada pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri untuk bersatu bersama membangun Jawa Timur. Sementara untuk pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri ini adalah saat yang baik untuk menunjukkan kebesaran hati dan memberi selamat kepada Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan ikut bersama-sama memberi dukungan untuk membangun Jawa Timur.207

Hasil hitung cepat lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Lingkaran Survei Indonesia Denny J.A menempatkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak menang dari pasangan Saifullah Yusuf–Puti Guntur Soekarno di Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub). SMRC menyatakan prosentase suara Khofifah–Emil sebesar 52,3% unggul dari Saifullah Yusuf–Puti yang meraih 45,7%. LSI menyatakan Khofifah–Emil meraih 54,3% suara dan Saifullah Yusuf-Puti mendapatkan 45,7% suara. Meski kemenangan Khofifah–

207

https://tirto.id/3-faktor-yang-membuat-khofifah-emil-unggul-dalam-pilgub-jatim-2018-cM8rhttps://tirto.id/3-faktor-yang-membuat-khofifah-emil-unggul-dalam-pilgub-jatim-2018-cM8r, diakses pada 25 September 2021.

111

Emil masih bersifat sementara hingga ada keputusan resmi dari KPU, namun hitung cepat yang dilakukan SMRC dan LSI bisa dipastikan menegaskan dua hal: Pertama, Khofifah berhasil menang di Pilgub Jatim setelah dua kali kalah di ajang yang sama pada 2008 dan 2013. Kedua, PKB dan PDIP yang menjadi partai utama pengusung Saifullah Yusuf–Puti tidak pernah menang dalam tiga Pilgub terakhir. Pada 2008 pasangan Achmady–Soehartono yang diusung PKB tumbang di putaran pertama.

Kekalahan kembali dialami PKB pada 2013 saat mengusung pasangan Khofifah–

Herman. PDIP yang pada 2008 mengusung Sutjipto–Ridwan Hisjam juga bernasib sama dengan PKB: kalah di putaran pertama. Impian PDIP menempatkan kadernya sebagai pemimpin Jatim kembali kandas setelah pasangan yang mereka usung Bambang DH–Said Abdullah kalah.

Kegagalan PDIP dan PKB memenangi Pilihan Gubernur Jawa Timur 2018 kontras dengan perolehan suara kedua partai yang pada pemilu 2014 berhasil menempati posisi dua besar. Di DPRD Jawa Timur PKB memiliki kursi terbanyak yakni 20. PKB dikenal sebagai partai yang dekat dengan warga NU. Hasil survei Alvara 29 April-5 Mei 2018 menjelaskan 82% masyarakat Jawa Timur mengindikasikan diri dekat dengan NU dan 59,3% menyatakan memiliki kartu anggota NU. PDIP menempati posisi kedua perolehan kursi di DPRD Jawa Timur dengan 19 kursi. Kekalahan PDIP dan PKB dalam menyokong Saifullah Yusuf—

Puti di Pilihan Gubernur Jaawa Timur 2018 sudah diprediksi sejumlah lembaga survei. Hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2018 mengungkapkan elektabilitas pasangan Saifullah Yusuf Puti yang diusung koalisi PDIP, PKB, Gerindra, dan PKS masih kalah dengan Khofifah Emil yang diusung Partai Golkar, Partai Nasdem,

112

Partai Demokrat, PPP, dan PAN dengan selisih 48,6% berbanding 45,6%. Survei SMRC pada 21 sampai 29 Mei 2018 juga menjelaskan angka serupa. Elektabilitas Khofifah–Emil unggul di angka 48,5% mengalahkan elektabilitas Saifullah Yusuf-Puti di angka 40,8%. Dalam penilaian CEO Initiative Institute, Airlangga Pribadi Kusman, tidak selarasnya jumlah nahdiyin dengan perolehan suara Saifullah Yusuf-Puti di Pilihan Gubernur Jawa Timur 2018 mengindikasikan dua hal. Pertama, warga NU sudah tidak sepenuhnya menganggap PKB sebagai saluran politik utama di Jawa Timur.208 Warga NU cenderung lebih bebas dalam menyalurkan suaranya setelah banyaknya tokoh NU di beragam partai. Kedua, dalam konteks pemilihan kepala daerah, faktor tokoh lebih menentukan daripada dukungan partai. Warga Jawa Timur melihat sosok Khofifah–Emil lebih memiliki kapabilitas dibandingkan Saifullah Yusuf-Puti.

Analisis Airlangga tersebut relative sama dengan survei Alvara. Menurut lembaga ini, secara tipologis pemilih Khofifah–Emil unggul di kalangan pemilih rasional atau pemilih berdasarkan program kerja dan kapabilitas pasangan kandidat dengan 51,5%. Unggul 13,1% dari pasangan Saifullah Yusuf–Puti yang meraih 38,4%.

Airlangga menilai nilai plus dari Khofifah adalah mampu menggandeng Emil Dardak sebagai pendamping di saat popularitasnya sudah mencapai titik maksimal di Jawa Timur. Menurutnya, Emil yang berlatar belakang profesional dan Bupati Trenggalek mampu menunjukkan kapasitasnya melampaui Puti yang menggantikan posisi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai cawagub yang mundur.

208https://tirto.id/kemenangan-khofifah-dan-tiga-kali-kekalahan-pdip-pkb-di-jatim-cM7L, diakses pada 25 September 2021.

113

Dalam beberapa debat yang berlangsung Emil berhasil menunjukkan dirinya sebagai figur pemimpin muda, berkapasitas, berani dan cerdas. Menurut Airlangga, Soekarwo ikut menentukan kemenangan Khofifah-Emil. Surat dukungan Soekarwo yang merupakan Gubernur Jawa Timur sekaligus ketua DPD Demokrat Jawa Timur.

Surat itu ditandatangani Soekarwo dan Sekretaris Partai Demokrat Jawa Timur Renvile Antonio pada 23 Juni di kertas berkop Partai Demokrat. Salah satu isi surat itu mengungkapkan, pasangan ini memiliki kapabilitas untuk memimpin Jaawa Timur. Beredarnya surat Soekarwo mendukung Khofifah-Emil mempengaruhi dukungan. Soekarwo mempunyai basis massa di Jawa Timur, terutama di wilayah Mataraman yang belum mampu disentuh secara maksimal kedua kandidat cagub. Di situ bukan basis NU, tapi abangan. Soekarwo selalu menang di sana. Rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat Pilgub Jatim 2013, menunjukkan bahwa suara Soekarwo sangat besar, terutama di wilayah Mataraman yang menjadi basis suara pemilih terbesar setelah wilayah Tapal Kuda dan Arek. Soekarwo menang di 7 kabupaten/kota di wilayah Mataraman, yakni Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Ngawi, Magetan, dan Nganjuk. Analisis Airlangga selaras dengan Direktur Alvara, Hasanudin Ali yang menyatakan suara Soekarwo lebih cenderung diarahkan kepada Khofifah–Emil. Posisi Soekarwo sebagai Ketua DPD Demokrat yang secara hierarkis harus tunduk pada perintah SBY. SBY sebagai ketua umum Demokrat sangat all out untuk memenangkan Khofifah dibandingkan dengan daerah lain.209

209https://tirto.id/kemenangan-khofifah-dan-tiga-kali-kekalahan-pdip-pkb-di-jatim-cM7L, diakses pada 25 September 2021.

114

C. Respon Kiai Nahdlatul Ulama tentang Pemilihan Gubernur Jawa Timur

Dokumen terkait