IMT prahamil
2.1.3 Konsumsi Makanan Ibu Hamil
Konsumsi makanan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu (Khomsan, 2010). Pola konsumsi makanan yang baik berpengaruh positif pada diri seseorang seperti menjaga kesehatan dan mencegah atau membantu menyembuhkan
20
penyakit. Hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi selama kehamilan di Kudus menunjukkan hasil 72% responden memiliki pengetahuan yang baik (Lestari et al. 2017). Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya peran kelas ibu hamil pada masing-masing posyandu di Indonesia.
Pola makan yang tidak baik dapat menimbulkan kejadian hipertensi pada ibu hamil (Sitohang et al. 2016). Seperti juga penelitian Rosmiyati (2014) yang menjelaskan bahwa berat badan akan berpengaruh terhadap kejadian preeklamsia, badan yang terlalu gemuk (obesitas) dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia, oleh karenanya kepada ibu hamil hendaknya memperhatikan berat badan dengan berkonsultasi kepada tenaga kesehatan (bidan) agar tidak terjadi preeklampsia.
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil di Indonesia dengan penambahan 300 kalori dari 2200 kalori pada kebutuhan kalori normal. Jadi kebutuhan rata-rata bagi wanita hamil yaitu 2500 kalori. Hal ini sama dengan kebutuhan energi di negara Spanyol yaitu 2550 kalori (Departemento de Nutricion dalam Ortega, 2016). Makanan yang disarankan bagi ibu hamil dalam diet harian yaitu 3-4 porsi produk susu, 4-5 porsi sayuran, 7-8 porsi sereal dan kacang-kacangan, 2-3 porsi daging, ikan, atau telur, dan 2-3 porsi buah (Ortega, 2016).
Kehamilan membutuhkan energi dan zat gizi lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat gizi yang diperlukan oleh ibu hamil Adriani & Wirjatmadi (2012):
2.1.3.1 Zat Gizi Makro
1. Energi: Kalori yang dibutuhkan tergantung aktivitasnya ibu dan peningkatan BMR. Untuk ibu hamil ditambahkan 300 kalori/hari dari kebutuhan waktu tidak hamil. Tambahan kalori bisa didapatkan dari nasi, roti, mie, jagung, ubi dan kentang.
2. Protein: Protein dibutuhkan tinggi untuk menunjang pembentukan sel-sel baru bagi ibu dan janin. Penambahan protein sebesar 10 g/kg BB/hari. Protein yang dikonsumsi misalnya daging, susu, telur, keju, produk susu dan ikan.
3. Lemak: Akumulasi lemak pada ibu diperlukan sebagai cadangan energi ibu. Lemak dapat juga berfungsi sebagai pembawa vitamin yang larut dalam lemak. Konsumsi lemak bagi ibu hamil dipilih lemak yang banyak mengandung asam lemak.
4. Karbohidrat: Akumulasi hidrat arang tidak banyak terjadi, kecuali sedikit dalam bentuk jaringan hidrat arang struktural yang ada pada otak, tulang raan dan jaringan ikat. Hidrat arang diperlukan untuk mencegah ketosis.
22
2.1.3.2 Zat Gizi Mikro
1. Kalsium, fosfor dan vitamin D: Kalsium merupakan salah satu zat gizi yang sangat penting untuk ibu hamil disamping fosfor dan vitamin D. Ketiga zat gizi ini dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin. Apabila ketiga zat gizi ini tidak mencukupi untuk janin, maka melalui plasenta akan mengambil kebutuhan ketiga zat ini dari ibu secara maksimal untuk pembentukan tulang dan gigi. Penelitian Nofita et al. (2018) tentang kepatuhan konsumsi kalsium, terdapat hubungan antara konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia. Hal ini dikarenakan masih banyak ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi kalsium sebesar 53,3%.
2. Zat besi (Fe), Kebutuhan zat besi tiap trimester:Trimester I : ± 1 mg/hari ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah; Trimester II : ±5 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan janin 115 mg; Trimester III: 5 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan janin 223 mg
3. Yodium: Kebutuhan yodium 125 mikrogram/hari. Merupakan mineral yang membantu pembentukan hormon tiroksin dan mengurangi kekurangan yodium pada ibu hamil selama kehamilan
4. Zink: Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga vitamin A tidak dapat ditransfer ke janin.
5. Magnesium: Magnesium berperan sebagai pembentukan tulang. 6. Mangan: Bekerja sama dengan Fe
7. Asam Folat: Asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk pemecahan sel dan sintesis DNA. Asam folat juga diperlukan untuk menghindari terjadinya anemia megaloblastik. Kebutuhan asam folat 400-800 mikrogram/hari.
8. Vitamin E: Dibutuhkan untuk pertumbuhan janin saja karena vitamin E terdapat pada asm lemak esensial.
9. Vitamin A: Dibutuhkan untuk organ reproduksi ibu dan perkembangan janin. 10. Vitamin K: Dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kelainan darah pada
janin.
11. Vitamin C: Dibutuhkan 60 mg/hari untuk ibu hamil. Vitamin C dibutuhkan untuk pembentukan substansi ekstraseluler jaringan janin.
12. Vitamin B: Dibutuhkan oleh ibu hamil cukup tinggi karena berperan sebagai koenzim agar zat gizi kalori protein dapat diganti menjadi energi.
Metode penilaian konsumsi makanan individu dikelompokkan menjadi 2 yaitu metode konsumsi harian kuantitatif (terdiri atas recall (ingatan) dan record (catatan)). Metode ini untuk mengukur kuantitas pangan yang dikonsumsi individu selama kurun waktu satu hari. Metode yang kedua yaitu metode riwayat makanan dan frekuensi konsumsi pangan (Food Frequency Questionnaire (FFQ)) digunakan untuk memperoleh informasi retrospektif pola konsumsi pangan pada periode yang lama di masa yang lalu (Siagian, 2010).
Asupan makan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi seseorang. Untuk menilai status gizi dapat dilakukan melalui penilaian konsumsi makanan. Penilaian konsumsi makanan dilakukan untuk mengetahui kebiasaan
24
makan dan menghitung jumlah makanan yang dimakan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Untuk mendapatkan informasi tentang kebiasaan makan dan jumlah makanan yang dikonsumsi, dapat dilakukan pengukuran melalui beberapa metode, antara lain (Khomsan, 2010):
1. Metode ingatan 24 Jam (24-hours food recall)
Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah makanan yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu atau sehari sebelumnya. Dengan metode ini akan diketahui besarnya porsi makanan berdasarkan ukuran rumah tangga (URT) yang kemudian dikonversi ke ukuran metrik (gram). Metode ingatan 24 jam, jika dilakukan satu hari tidak dapat menggambarkan informasi rata-rata konsumsi. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan minimal 2x24 dengan selang waktu 2 hari selama sepuluh hari.
2. Metode frekuensi makanan (food frequency)
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh informasi pola konsumsi makanan seseorang. Untuk itu, diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen, yaitu daftar jenis makanan dan frekuensi konsumsi makanan.
Kebutuhan selama hamil di Indonesia digunakan batasan berdasarkan rekomendasi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bentuk AKG adalah tabel rujukan asupan gizi. AKG di Indonesia dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional. Kebutuhan gizi
ibu hamil menurut AKG tahun 2013 yaitu penambahan energi untuk ibu hamil pada tiap trimester adalah 300 kal/hari (Fikawati, 2015).
Penelitian Retni et al. (2016) menunjukkan ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis (KEK) dapat berakibat pertambahan berat badan kurang selama kehamilan dan mengalami anemia. Rerata asupan energi, protein, asam folat, zat besi, seng, Vit. A dan C berada pada kategori tidak cukup yang mana dapat beresiko melahirkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah).