• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh jenis kelamin, bobot badan, keaktifan, tahap pertumbuhan, kondisi fisiologis ternak dan kondisi lingkungan (Church dan Pond, 1988). Rataan konsumsi pakan berdasarkan pengaruh konsentrat dan penyusutan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Interaksi antara Penyusutan dan Konsentrat terhadap Konsumsi Pakan

Konsentrat Peubah yang Diamati Penyusutan

(%) Jenis I Jenis II Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) 5-10 10,01-15 623,90 ± 143,00 642,30A ±146,60 839,50A ± 84,20 1182,60B ± 44,30 Keterangan : Superskrip huruf besar yang berbeda pada baris atau kolom yang sama

adalah sangat nyata (P<0,01)

Hasil análisis ragam menunjukkan bahwa interaksi kedua faktor (penyusutan dan konsentrat) sangat mempengaruhi konsumsi pakan (P<0,01) yaitu konsumsi pakan domba dengan pemberian konsentrat jenis II pada penyusutan 5-10% sebesar 839,50±84,20 g/ekor/hari lebih rendah dibandingkan dengan penyusutan 10,01-15% (P<0,01) sebesar 1182,60±44,30 g/ekor/hari. Konsumsi pakan yang tinggi pada penyusutan 10,01-15% disebabkan oleh tingginya nafsu makan domba yang diakibatkan oleh penyusutan yang sangat besar. Konsumsi pakan yang tinggi ini untuk memenuhi kebutuhan metabolisme yang hilang selama pengangkutan.

Akan tetapi, pemberian konsentrat jenis I pada penyusutan 10,01-15% menunjukkan konsumsi pakan sebesar 642,30±146,60 g/ekor/hari lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan konsentrat jenis II (P<0,01) sebesar 1182,60±44,30 g/ekor/hari. Hal ini disebabkan oleh konsentrat jenis II memiliki

tekstur lebih halus dan bau lebih baik (lebih merangsang domba untuk mengonsumsi pakan) dibandingkan dengan konsentrat jenis I. Konsentrat jenis II memiliki bau lebih baik dikarenakan oleh kandungan molases yang dimiliki oleh konsentrat jenis II lebih banyak dibandingkan dengan konsentrat jenis I. Menurut Hutagalung (1995), molases dapat memperbaiki aroma dan palatabilitas sekaligus meningkatkan daya guna ransum. Molases dapat digunakan dalam ransum domba yang berbasis limbah pertanian sampai sebesar 20% dan memberikan pertambahan bobot badan sebesar 106 g/ekor/hari. Church dan Pond (1988) menyatakan bahwa konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas yang tergantung pada beberapa hal antara lain penampilan dan bentuk pakan, bau, rasa, dan tekstur pakan. Grafik mengenai interaksi antara penyusutan dan konsentrat terhadap konsumsi pakan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Interaksi antara Penyusutan dan Konsentrat terhadap Konsumsi Pakan Grafik yang disajikan oleh Gambar 3 menunjukkan bahwa konsumsi pakan tertinggi terdapat pada domba dengan penyusutan 10,01-15% dan dengan pemberian konsentrat jenis II sebesar 1182,60±44,30 g/ekor/hari. Hal ini dikarenakan konsentrat jenis II memiliki kandungan protein kasar sebesar 13,70% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jenis I sebesar 10,38%. Selain itu, kandungan molases yang

dimiliki konsentrat jenis II lebih banyak dibandingkan dengan konsentrat jenis I sehingga konsentrat jenis II mempunyai aroma lebih baik. Molases dapat memperbaiki aroma dan palatabilitas sekaligus meningkatkan daya guna ransum (Hutagalung, 1995). Konsentrat II juga memiliki tekstur pakan lebih halus dibandingkan dengan konsentrat jenis I. Konsentrat I banyak memiliki butiran kasar yang terdapat pada pakan sehingga mengurangi palatabilitas ternak. Menurut Martawidjaja (1986), konsumsi pakan akan meningkat dengan pakan yang cukup kandungan protein dan mempunyai struktur pakan lebih halus.

Konsumsi Zat Makanan

Kebutuhan nutrisi ternak bervariasi antar spesies ternak dan umur fisiologis yang berbeda. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi antara lain jenis kelamin, tingkat produksi, keadaan lingkungan sekitar serta aktifitas ternak (Haryanto, 1992). Rataan konsumsi bahan kering, protein kasar, dan Total Digestible Nutrients (TDN) pakan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan Konsumsi Bahan Kering, Protein Kasar dan Total Digestible Nutrients (g/ekor/hari)

Konsentrat Peubah yang Diamati Penyusutan

(%) Jenis I Jenis II Konsumsi BK Konsumsi PK Konsumsi TDN 5-10 10,01-15 5-10 10,01-15 5-10 10,01-15 544,00±124,70 560,00±127,80 64,76±14,85 66,67±15,22 301,70±69,20 310,60±70,90 728,40±73,10 1026,10±38,50 115,01±11,54 162,01±6,08 439,00±44,00 618,40±23,20 Keterangan : BK : Bahan Kering

PK : Protein Kasar

TDN : Total Digestible Nutrients

Berdasarkan Tabel 8, konsumsi bahan kering selama penelitian berkisar antara 544,00-1026,10 g/ekor/hari (Tabel 8). Hasil penelitian lebih rendah dibandingkan dengan standar NRC (1985) yaitu domba dengan bobot badan 20-30 kg membutuhkan bahan kering 1000-1300 g/ekor/hari. Perbedaan hasil dengan NRC

(1985) dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain perbedaan bangsa domba, potensi genetik, kondisi lingkungan dan manajemen pemeliharaan.

Kebutuhan protein dalam pakan harus diperhitungkan dengan baik. Akhirany (1998) menyatakan bahwa peningkatan kadar protein pakan akan meningkatkan konsumsi pakan. Wiradarya (1991) menyatakan bahwa peningkatan kadar protein ransum mengakibatkan kenaikan tingkat konsumsi protein pada domba tetapi tidak mempengaruhi tingkat konsumsi bahan kering dan energi ransum. Jumlah konsumsi protein kasar selama penelitian berkisar antara 64,76-162,01 g/ekor/hari (Tabel 8). Hasil penelitian lebih rendah dibandingkan dengan standar NRC (1985) yaitu domba dengan bobot badan 20-30 kg membutuhkan protein kasar 167-191 g/ekor/hari. Walaupun konsumsi protein kasar lebih rendah, akan tetapi pertambahan bobot badan yang dihasilkan sesuai dengan standar NRC (1985) yaitu domba dengan bobot badan 20-30 kg, pertambahan bobot badan harian berkisar antara 250-300 g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan dengan pemberian konsentrat jenis II rata-rata sebesar 282,40 g/ekor/hari (Tabel 8). Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein kasar pada konsentrat jenis II sebesar 13,70%. Hasil ini mendekati standar NRC (1985) yang menyatakan bahwa domba membutuhkan pakan berkadar protein lebih rendah yaitu sebesar 14% bahan kering pakan.

Berdasarkan perhitungan Hartadi et al. (1990) nilai Total Digestible Nutrients (TDN) konsentrat jenis I dan II pada penelitian ini masing-masing sebesar 55,46% dan 60,27%. Jumlah konsumsi TDN selama penelitian berkisar antara 301,70-618,40 g/ekor/hari (Tabel 8). Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan standar NRC (1985) yaitu domba dengan bobot badan 20-30 kg membutuhkan TDN sebesar 800-1000 g/ekor/hari. Perbedaan hasil dengan NRC (1985) disebabkan oleh perbedaan bahan-bahan penyusun pakan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan konsentrat pada penelitian ini adalah dedak padi, pollard, tepung roti afkir, bungkil kopra, tetes (molases), onggok, kacang afkir, kulit coklat, vitamin mix, kapur, garam dan urea. Menurut Aboenawan (1991), semakin tinggi TDN suatu pakan maka pakan tersebut akan semakin baik karena semakin banyak zat-zat makanan yang dapat digunakan oleh tubuh.

Dokumen terkait