Kontaminasi bakteri mempengaruhi 0,4% konsentrat sel darah merah dan 1-2% konsentrat trombosit (WHO, 2002). Kontaminasi bakteri pada darah donor dapat timbul sebagai hasil paparan terhadap bakteri kulit pada saat pengambilan darah, kontaminasi alat dan manipulasi darah oleh staf bank darah atau staf rumah
sakit pada saat pelaksanaan transfusi atau bakteremia pada donor saat pengambilan darah yang tidak diketahui (Canadian Medical Association, 1997).
Jumlah kontaminasi bakteri meningkat seiring dengan lamanya penyimpanan sel darah merah atau plasma sebelum transfusi. Penyimpanan pada suhu kamar meningkatkan pertumbuhan hampir semua bakteri. Beberapa organisme, seperti Pseudomonas tumbuh pada suhu 2-6°C dan dapat bertahan hidup atau berproliferasi dalam sel darah merah yang disimpan, sedangkan Yersinia dapat berproliferasi bila disimpan pada suhu 4°C. Stafilokokus tumbuh dalam kondisi yang lebih hangat dan berproliferasi dalam konsentrat trombosit pada suhu 20-40°C. Oleh karena itu, risiko meningkat sesuai dengan lamanya penyimpanan (Moore, 1997). Gejala klinis akibat kontaminasi bakteri pada sel darah merah timbul pada 1 : 1 juta unit transfusi. Risiko kematian akibat sepsis bakteri timbul pada 1 : 9 juta unit transfusi sel darah merah. Di Amerika Serikat selama tahun 1986-1991, kontaminasi bakteri pada komponen darah sebanyak 16%; 28% di antaranya berhubungan dengan transfusi sel darah merah. Risiko kontaminasi bakteri tidak berkurang dengan penggunaan transfusi darah autolog.
2.3.10.2. Kontaminasi parasit
Kontaminasi parasit dapat timbul hanya jika donor menderita parasitemia pada saat pengumpulan darah. Kriteria seleksi donor berdasarkan riwayat bepergian terakhir, tempat tinggal terdahulu, dan daerah endemik, sangat mengurangi kemungkinan pengumpulan darah dari orang yang mungkin menularkan malaria, penyakit Chagas atau Leismaniasis. Di Kanada dan Amerika Serikat penularan penyakit Chagas melalui transfusi sangat jarang (Zallen, 1999). Menurut National Blood Users Group (2001), resiko penularan malaria di Kanada diperkirakan 1 : 400.000 unit konsentrat sel darah merah, di Amerika Serikat 1 : 4 juta unit darah, sedangkan di Irlandia saat ini tidak ada laporan mengenai penularan malaria melalui transfusi darah.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini, kerangka konsep mengenai hubungan pengetahuan dan sikap tentang donor darah dengan riwayat mendonor darah akan diuraikan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 dan variabel tergantung pada penelitian ini adalah pernah mendonorkan darah.
Variabel Bebas Variabel Tergantung
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Defenisi Operasional Mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 Mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 adalah seluruh mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan perkuliahan pada tahun 2009 di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
Pengetahuan dan sikap tentang donor darah Mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 - Jenis kelamin - Agama - Suku / Etnis Tindakan berdonor darah - Pernah mendonorkan darah - Tidak pernah mendonorkan darah
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah jenis kelamin yang diakui oleh responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dalam mengisi angket. Dibedakan atas: pria dan wanita
b. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dibedakan atas: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu, dll.
c. Suku atau Etnis adalah suku bangsa responden atau etnis responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dibedakan atas: Melayu, Jawa, Batak, India, Tiong Hoa, dll.
3.2.2. Tindakan Berdonor Darah
Tindakan mendonorkan darah adalah status aksi donor darah responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dibedakan atas:
- Pernah artinya responden pernah mendonorkan darahnya
- Tidak pernah artinya responden tidak pernah mendonorkan darahnya
3.2.3. Pengetahuan dan Sikap tentang Donor Darah a. Pengetahuan tentang Donor Darah
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh Mahasiswa FK USU tentang kriteria menjadi donor darah, lokasi UTD PMI Cabang medan, gambaran ketersediaan darah di UTD PMI Cabang Medan, golongan darah mayoritas penduduk Indonesia, frekuensi donor darah, terapi transfusi dalam menangani kegawatdaruratan, skrining darah donor, masa simpan darah, pemberian terapi transfusi darah, dan kegunaan berdonor darah. Alat ukur yang digunakan berupa angket berisikan 10 pertanyaan tertutup dengan 3 alternatif jawaban. Tiga alternatif jawaban tersebut terdiri dari dua jawaban yang salah dan satu jawaban benar.
Pengukuran tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai transfusi darah dinilai berdasarkan pilihan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh
responden. Apabila jawaban responden benar, akan diberi nilai 1, bila jawaban responden salah diberi nilai 0. Dengan demikian, skor tertinggi adalah 10.
Pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring (Arikunto, 2007), yakni dengan skala ordinal sebagai berikut: 1) Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai
tertinggi, yaitu skor > 7
2) Tingkat pengetahuan cukup, apabila jawaban responden benar antara 56-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 5-7
3) Tingkat pengetahuan kurang, apabila jawaban responden benar antara 40-55% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 4-5
4) Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi, yaitu skor < 4
b. Sikap tentang Donor Darah
Sikap adalah tanggapan ataupun respon Mahasiswa FK USU terhadap pernyataan hipotesis yang berhubungan dengan donor darah. Alat ukur yang digunakan berupa angket dengan memaparkan responden terhadap 14 pernyataan hipotesis, 7 pernyataan hipotesis untuk mahasiswa yang pernah mendonorkan darah dan 7 pernyataan hipotesis untuk mahasiswa yang tidak pernah mendonorkan darah. Tidak dilakukan skoring pada pernyataan 1 dan 2. Untuk pernyataan 3-7, apabila responden menjawab “YA” akan diberi nilai 1, bila jawaban “TIDAK” diberi nilai 0. Dengan demikian, jumlah skor tertinggi adalah 5.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan skala ordinal sebagai berikut:
1) Sikap baik, bila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 4-5.
2) Sikap sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 2-3.
3) Sikap kurang, bila jawaban responden benar <40% dari nilai tertinggi, yaitu skor < 2.
3.3. Hipotesis
Pengetahuan dan sikap tentang donor darah berhubungan dengan tindakan mendonorkan darah mahasiswa yang pernah mendonorkan darah dan tidak pernah mendonorkan darah.
Ada hubungan antara karakteristik responden seperti jenis kelamin, agama, suku/etnis, dan keterlibatan dalam organisasi dengan tindakan mendonorkan darah.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
cross-sectional dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan dan sikap tentang donor darah antara mahasiswa yang pernah mendonorkan darah dan tidak pernah mendonorkan darah dan hubungan antara karakteristik responden seperti jenis kelamin, agama, suku/etnis, dan keterlibatan dalam organisasi dengan riwayat mendonorkan darah.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian telah dilakukan di FK USU Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih berdasarkan evaluasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan, sejak penentuan judul, penulisan proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan Februari 2009 hingga Desember 2009.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif angkatan 2006 dan 2007 di FK USU. Populasi pada penelitian ini berjumlah 883orang.
4.3.2. Perhitungan dan Besar Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007.
Menurut Notoadmojo (2004) perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus:
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif adalah sebesar 5%.
Berdasarkan rumus diatas,
275
maka diperoleh jumlah sampel sebesar 275 orang.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random
sampling. Sampel tersebut didistribusikan merata pada Mahasiswa FK USU:
a. Mahasiswa/i stambuk 2007 : 1/2 x 275 137 orang b. Mahasiswa/i stambuk 2006 : 1/2 x 275 137 orang
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan pihak fakultas yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa di FK USU.
n = jumlah sampel N = besar populasi
4.4.3. Uji Validitas
Validator adalah dr. Zulfikar Lubis, SpPK(k) . Beliau mengajarkan materi transfusi darah pada perkuliahan di semester 2, memahami model dan proses donor darah serta telah menempuh pendidikan S1dokter serta spesialisasi di bidang patologi klinik.
Item-item penilaian dalam angket validasi menggambarkan penilaian yang komprehensif. Adapun keterbatasan maupun ruang lingkup pada pengembangan kuestioner pengetahuan dan sikap tentang berdonor darah ini adalah sebagai berikut.
Uji validasi hanya dilakukan validasi isi dan tidak dilakukan validasi dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS 15.0.