• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejauh ini, pendidikan masih memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan dan asas serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting. Karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.1 Pendidikan adalah masalah yang tidak pernah kering dan selalu menarik untuk dibicarakan serta senantiasa menempati posisi yang sangat penting dalam proses pembangunan umat manusia. Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dari 1978 sampai 1983 dalam Kabinet Pembangunan III tentang pentingnya pendidikan: “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia”.2 Tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.

Dalam pendidikan juga tidak hanya mewadahi pengetahuan kognitif, psikomotorik, dan afektif saja. Namun, juga harus dikonstruksikan pada pengetahuan keagamaan atau religi sebagai pondasi utama. Sebagaimana

1 Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 81.

2 Zsalzsa Puspa Alivia, Pendidikan bagi Kelangsungan Hidup Manusia di Masa Depan, http://jaljapalv.blog.upi.edu/2017/05/28/pendidikan-bagi-kelangsungan-hidup-manusia-di-masa-depan/, diakses pada hari kamis tanggal 10 Agustus 2017 pukul 23.26 WIB.

dijelaskan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional, bahwasanya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang membuat pembelajaran menjadi bermakna dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya yang senantiasa mengaktifkan fungsi otak dan fungsi indra dalam pembelajaran untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3 Sehingga, Indonesia memerlukan sumber daya yang kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tidak mengabaikan aspek substansional yaitu spiritual dan juga dalam hal pembentukan karakter siswa agar mampu menghasilkan produk manusia unggul sebagai insan kamil di bumi ini.

Pendidikan karakter merupakan suatu jawaban yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terkait kerusakan moral dan jati diri suatu bangsa. Pendidikan karakter mulai didapatkan anak sejak berada di bangku sekolah. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan karakter tersebut diharapkan dapat menjadi wadah yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut. Mengutip pendapat Garbarino dan Brofenbrenner dalam Zubaedi, jika suatu bangsa ingin bertahan hidup, maka bangsa ini harus memiliki aturan yang menetapkan apa yang salah dan apa yang benar, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang adil dan apa yang tidak adil, apa yang patut dan tidak patut. Oleh karena itu, perlu ada etika dalam bicara, aturan dalam berlalu

3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

lintas, dan aturan sosial lainnya. Jika tidak, hidup ini akan semrawut karena setiap orang boleh berlaku sesuai keinginannya masing-masing tanpa harus memperdulikan orang lain. Akhirnya antar sesama menjadi saling menjegal. Saling menyakiti, bahkan saling membunuh, sehingga hancurlah bangsa itu. Dari pengertian tersebut, jelaslah sudah bahwa misi dari pendidikan itu harus mengarahkan seorang individu yang memiliki karakter yang positif dengan ciri insan yang sadar diri dan sadar lingkungannya.4 Seperti halnya juga dinyatakan dalam Al-Qur‟an tentang amat pentingnya pendidikan karakter, sampai-sampai Allah pun memuji akhlak Nabi Muhammad SAW. Akhlak Nabi sangat agung dan melebihi semua akhlak seorang manusia manapun. Dan Allah juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baiknya suri tauladan bagi umat manusia. Hal tersebut terkandung dalam surat Qalam ayat 4 dan QS. Al-Ahzab ayat 21 yaitu:











Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS Al-Qalam: 4)5





































Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab: 21)6

4 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm. 7-8.

Dalam kurikulum 2013, kurikulum 2013 lebih menekankan penilaian pada sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum ini disebut juga kurikulum pembentukan karakter karena sikap menjadi penilaian paling utama sebelum menilai kedua hal setelah itu. Dalam Kurikulum 2013 sikap tertuang dalam Kompetensi Inti (KI) satu sampai empat, dan termuat juga dalam Kompetensi Dasar (KD) satu dan dua. Pengetahuan baru dimulai pada Kompetensi Dasar (KD) tiga dan keterampilan di Kompetensi Dasar (KD) empat. Dalam kurikulum 2013 ini proses dan hasil merupakan sesuatu yang penting. Tidak ada yang lebih unggul. Diharapkan dalam kurikulum ini memunculkan pribadi yang lebih kompeten, produktif, serta kreatif. Sehingga guru dituntut bukan hanya untuk mengajar, akan tetapi penanaman konsep serta karakter kepada peserta didik secara signifikan.

Sering kita ketahui, orang-orang besar yang duduk di kursi pemerintahan dan orang-orang diluar sana yang mempunyai kepandaian dalam bidangnya namun banyak diantara mereka yang masih minim penanaman karakter pada diri mereka. Banyak orang yang pandai namun dalam pembentukan karakternya kurang. Sehingga umumnya, kepandaian yang dimiliki disalahgunakan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan dari apa yang mereka lakukan. Masalah dunia pendidikan saat ini ialah bagaimana menciptakan generasi muda yang tidak hanya pandai dalam hal kemampuan akademik atau non akademik namun juga harus mempunyai karakter yang selalu mengiringi pada kepandaian tersebut. Dalam sebuah pendidikan harus selalu diiringi dengan pendidikan akhlak yang

6 Ibid., hlm. 460.

dapat menjadikan generasi bangsa yang berintelektual namun juga berkarakter karena akhlak tersebut.

Melihat keadaan sekarang banyak orang yang tidak tahu tata aturan dan bertingkah laku, tidaklah berlebihan apabila salah satu tugas dunia pendidikan adalah mengatasi krisis akhlak yang tengah melanda bangsa ini. Pendidikan juga memegang peran penting untuk mencetak generasi bangsa yang mempunyai karakter yang kuat, sehingga para komponen pendidikan harus menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik dan menjadi teladan untuk peserta didik sebagai percontohan dalam dunia pendidikan. Hal-hal yang dilakukan oleh komponen pendidikan tidak lain agar dunia pendidikan memiliki citra yang baik dengan karakter yang selalu mengiringi subjek komponen pendidikan. Namun, terkadang memang terasa ironis, disebabkan kebanyakan yang melakukan tindak korupsi atau berperilaku tak berakhlak adalah mereka orang-orang yang “terdidik”. Mereka adalah orang yang pernah mengenyam dunia pendidikan, yang rata-rata pernah duduk di tingkat pendidikan menengah lanjutan sampai perguruan tinggi, bahkan tingkat doktoral. Bahkan, selamat tidaknya manusia, tenang, dan resahnya manusia tergantung pada karakter yang ia punya. Dunia pendidikan harus bekerja ekstra dalam mengatasi polemik-polemik dan permasalahan yang ada.

Di dunia Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan jenjang awal untuk memupuk atau menanamkan karakter pada diri seorang anak yang diharapkan menjadi sebuah kebiasaan yang baik ketika dewasa nanti sehingga akan menjadikan anak menjadi insan kamil yang mempunyai karakter

yang kuat. Lembaga pendidikan tidak dapat melepaskan diri dari situasi yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan itu. Sekolah atau madrasah bertanggungjawab untuk mendidik dan menyiapkan peserta didiknya agar mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga, pembentukan karakter pada siswa SD/MI harus dimatangkan. Pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Ada sebuah kata bijak mengatakan “ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik.

Pendidikan karakter berasal dari kata pendidikan dan karakter. Pendidikan ialah proses internalisasi budaya ke dalam diri individu dan masyarakat menjadi beradab. Sedangkan karakter memiliki persamaan makna dengan kepribadian. Kepribadian merupakan sifat khas seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima lingkungan.7 Keberhasilan pendidikan adalah salah satu proses kemajuan bangsa maka dari itu pendidikan merupakan hal penting dalam pembangunan mentalitas, moral serta karakter siswa dan oleh karena itu perlu dilakukan inovasi peningkatan mutu pendidikan melalui pengembangan budaya

7 Doni Koesoema Albertus. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Modern (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 80.

atau kultur sekolah yang baik.8 Kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah di mana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan peserta didik, antar tenaga pendidikan, dan antara tenaga pendidik dengan pendidik dan peserta didik, dan antar anggota kelompok masyarakat dengan warga sekolah yang terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah.9

Kultur sekolah yang baik dan kondusif akan mendukung setiap individu dalam lembaga pendidikan. Kultur sekolah merupakan jalinan relasi dan interaksi antar anggota komunitas sekolah yang melahirkan spontanitas, pembiasaan, perayaan dan tradisi yang membentuk habit perilaku yang stabil bagi tiap anggota dalam lingkungan sekolah. Menurut Kemendiknas, budaya sekolah adalah kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah. Kultur sekolah terbentuk dari interaksi dan komunikasi antar individu dalam komunitas sekolah. Interaksi dan komunikasi membentuk tatanan dan norma sosial yang berlaku dalam lingkungan pendidikan. Tata peraturan dan norma sosial ini dibutuhkan karena hubungan dan interaksi dalam lembaga pendidikan lebih ditentukan pada definisi peranan sesuai dengan tata peraturan yang ada.10

8 Pipit Uliana dan Rr. Nanik Setyowati, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo, Kajian Moral dan Kewarganegaraan No 1 Vol 1 Tahun 2013, hlm. 166.

9

Ibid., hlm. 167.

10Ahmad Yusuf Sobri, Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di Sekolah, Jurnal Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang tahun 2015, hlm. 8.

SD Plus Rahmat adalah salah satu SD plus yang terbaik di Kota Kediri. SD Plus Rahmat ini memiliki visi yaitu melaksanakan kegiatan pendidikan yang menyeluruh dengan mengacu pada nilai-nilai islam. Dan memiliki misi yaitu membantu mewujudkan generasi shalih shalihah yang ditampilkan dengan akhlak mulia, berintelektual tinggi, menguasai sains dan teknologi disertai emosional yang stabil. SD Plus Rahmat juga terbilang memiliki prestasi-prestasi yang gemilang bukan dari peserta didiknya saja, bahkan sampai pendidik dan sekolahnya itu sendiri. Dari peserta didiknya sendiri sudah banyak menyabet prestasi entah itu tingkat kota, provinsi, nasional, bahkan internasional. Bukan hanya peserta didik yang berintelektual akan tetapi jika anak hanya cerdas saja tapi tidak cerdas dalam berakhlak itu sama saja.

SD Plus Rahmat Kediri juga berupaya untuk menciptakan kultur sekolah yang baik dalam mencetak generasi bangsa yang bukan cuma cerdas saja tapi juga berkarakter yang baik. Berdasarkan wawancara dari peneliti dengan Bu Bety Nur Handayani selaku wakil kepala sekolah SD Plus Rahmat Kediri menyampaikan bahwa karakter itu sangat penting, anak yang berprestasi juga harus mempunyai karakter yang baik. Percuma anak berprestasi tapi tidak beradab. Sebagai guru kita memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter peserta didik. Kita harus menguatkan karakter mereka. Salah satu contohnya, ketika anak meraih sebuah prestasi pasti anak akan merasakan wah, bangga terhadap diri sendiri. Sehingga, perlu kita tanamkan kepada si anak didik bagaimana harus bersikap dan dibangun karakternya. Seperti halnya, budaya di Indonesia ini juga semakin berkembang,

banyak pengaruh dari luar yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Jadi, perlunya penanaman dan pembentukan karakter pada diri peserta didik.11

Karakter yang baik sangat penting ditumbuhkan pada masa perkembangan anak sekolah dasar sebagai fondasi utama dalam menjalani kehidupan peserta didik kelak. Berdasarkan wawancara dengan Bu Bety tersebut sekolah atau pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik. Begitu halnya dengan wawancara yang diakukan peneliti dengan Kepala Sekolah SD Plus Rahmat Kediri yang bernama Bu Sri Wahyuni menyampaikan bahwa kultur/budaya sekolah sangat berperan dalam membentuk karakter siswa, begitu halnya di SD Plus Rahmat Kediri. Contoh: Budaya 5 S + 1 J (senyum, salam, sapa, sopan, santun dan jabat tangan), dapat membiasakan anak-anak untuk tanggap dan peduli dengan lingkungan sekitarnya, ramah dan santun pada orang-orang di sekitarnya. Kemudian, sholat berjamaah di masjid, membiasakan anak untuk mencintai masjid dan senang beraktivitas ibadah di masjid. Selanjutnya, Makan siang bersama, mengajarkan budaya antri waktu ambil makan, adab makan sesuai tuntunan Islam, makanan yang halalan thoiyiban. Lalu morena (morning reading mania), membiasakan anak suka baca buku, bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca. Kemudian, pembelajaran life skill, mengajarkan anak terampil/cakap dan mandiri dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Serta mengaji dan Tahfidz agar menambah kecintaan anak kepada kalam Ilahi.12 Berdasarkan wawancara tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa kultur atau

11

Wawancara dengan Bu Bety Nur Handayani selaku wakil kepala sekolah SD Plus Rahmat Kediri pada tanggal 25 Juli 2017 hari selasa pukul 09.15 di SD Plus Rahmat Kediri.

12 Wawancara dengan Bu Sri Wahyuni selaku kepala sekolah SD Plus Rahmat Kediri pada tanggal 25 Juli 2017 hari selasa pukul 09.30 di SD Plus Rahmat Kediri.

budaya sekolah sangat penting dalam pembentukan karakter siswa dan SD Plus Rahmat Kediri juga menciptakan budaya-budaya sekolah yang baik unuk membentukan peserta didik. Bukan hanya budaya-budaya keislaman saja tapi juga budaya-budaya lain yang dapat menunjang pembetukan karakter siswa. Salah satu budaya sekolah yang ada di SD Plus Rahmat Kediri ini antara lain seperti Tahfidz, Budaya literasi, life skill, 5S+1J, dan lain sebagainya yang masih banyak lagi dalam membentuk karakter siswa.

Sekolah Dasar Plus Rahmat Kota Kediri juga tetap berprinsip sebagai sekolah yang melakukan pendidikan secara menyeluruh, dengan menanamkan karakter mulia kepada anak sejak dini sebagai prioritas dalam pendidikan. Sistem pendidikan yang menyeluruh yang sekarang terkenal dengan “pendidikan karakter”. Sekolah Dasar Plus Rahmat Kota Kediri telah diakui sebagai sekolah berkarakter tingkat Jawa Timur dengan memperoleh penghargaan Widya Pakerti Nugraha Provinsi Jawa Timur. Dalam mewujudkan mutu pendidikan yang baik dan unggul maka diperlukan adanya karakter yang kuat pada siswa sehingga mampu menjalankan proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan melalui kultur sekolah. Pendidikan karakter ini bertujuan membangun karakter peserta didik agar memiliki karakter bangsa yang kuat, seperti kejujuran, tanggung jawab, beretos kerja tinggi, memiliki keimanan, dan ketakwaan yang tinggi sehingga menjadi bermartabat. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang karakter siswa di SD Plus Rahmat melalui kultur sekolah. Dengan judul penelitian

yaitu “Pengembangan Kultur Sekolah dalam Pembentukan Karakter Siswa

di Sekolah Dasar (SD) Plus Rahmat Kota Kediri.” B. Fokus Penelitian

Dari konteks penelitian di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk-bentuk kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa di SD Plus Rahmat Kota Kediri ?

2. Bagaimana pengelolaan pengembangan kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa di SD Plus Rahmat Kota Kediri ?

3. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat pengembangan kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa di SD Plus Rahmat Kota Kediri ?

Dokumen terkait