• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan mengenai pengembangan kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa sudah pernah kita ditemukan. Akan tetapi, pembahasan tentang pengembangan kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa harus banyak lebih dikaji lagi karena setiap sekolah mempunyai budaya yang berbeda-beda dalam mencetak peserta didiknya. Dalam hal ini, peneliti lebih terfokus pada pengembangan kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa dan peneliti menemukan penelitian terdahulu mengenai kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa, diantaranya :

1. Ridha Resti Fauzia tahun 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dalam skripsinya yang berjudul Pembentukan Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ya Bunayya Pujon Malang. Dalam penelitiannya menggunakan penelitian studi kasus (case study)

dengan pendekatan kualitatif. Dan mempunyai rumusan penelitian yaitu (1) Bagaimana budaya sekolah yang dikembangkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ya Bunayya Pujon Malang ?, (2) Bagaimana pembentukan karakter siswa melalui budaya sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ya Bunayya Pujon Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitianannya menyimpulkan budaya sekolah di SDIT Ya Bunayya Pujon Malang selalu mengalami perbaikan atau penyempurnaan. Budaya sekolah yang ada di SDIT Ya Bunayya Pujon Malang diantaranya yaitu: kegiatan pengembangan diri (rutin/terstruktur) dalam bentuk kegiatan yang bersifat intrakulikuler, diantaranya yaitu: Sholat Berjamaah (sholat dhuha dan sholat dhuhur). Makan Siang Bersama, Tahsin Al-Qur‟an Metode Ummi, Tahfidz Juz „Amma, Apel Pagi, Dzikir Jamai, Iftitah Dirosah (do‟a pagi, hafalan hadist, sholat dhuha), Bimbingan Konseling. Dan melalui kegiatan pengembangan diri yang bersifat non-rutin yang diciptakan berdasarkan visi-misi yaitu kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. Karakter yang ditanamkan di SDIT Ya Bunayya Pujon Malang merupakan karakter yang baik dan mulia. Terkait penelitian tersebut, terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama mengenai pembentukan karakter melalui budaya sekolah, metode penelitian dan teknik pengumpulan data juga sama. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada rumusan masalah dan obyek yang diteliti.

2. Supraptiningrum dan Agustini tahun 2015 Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 2,

Oktober 2015 tentang Membangun Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah di Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini menggunakan Jenis penelitian ini juga dapat dinamakan penelitian deskriptif (descriptive research) dengan teknik studi kasus (case study) dan mengenakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Serta dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa SDN Mangundikaran I Nganjuk memiliki kultur sekolah yang mengembangkan pendidikan karakter melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Menanamkan karakter pada siswa dilakukan dengan pembiasaan-pembiasaan melalui berbagai kegiatan, yaitu: (1) kegiatan rutin yang dilakukan siswa secara terus-menerus dan konsisten setiap saat; (2) kegiatan spontan yang dilakukan siswa secara spontan pada saat itu juga; (3) keteladanan merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain; dan (4) pengondisian dengan cara penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter. Selain melalui berbagai kegiatan di sekolah, SDN Mangundikaran I Nganjuk bekerja sama dengan pihak orang tua juga melakukan penanaman karakter agar proses pendidikan karakter dapat terus berlanjut dan tidak hanya dilaksanakan di sekolah saja, tetapi juga di rumah atau keluarga. Terkait penelitian tersebut, terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama mengenai karakter melalui budaya sekolah, metode penelitian dan teknik pengumpulan data juga sama. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada

rumusan masalah dan obyek yang diteliti, serta pada peneliti juga akan meneliti pengembangan kultur sekolah yang ada di SD Plus Rahmat Kota Kediri.

3. Hidayatus Syarifah tahun 2015 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya yang berjudul “Korelasi Kultur Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMP Al-Manar Azhari Islamic Boarding School”. Dalam penelitiannya mengunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif-analisis. Dan mempunyai rumusan penelitian yaitu apakah terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kultur sekolah terhadap pembentukan akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Manar Ashari Islamic Boarding School. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah menggunakan angket. Serta dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kultur sekolah terhadap pembentukan akhlak siswa di SMP Al-Manar Azhari Islamic Boarding School Limo Depok. Kultur positif yang diterapkan di sekolah mampu mempengaruhi pembentukan akhlak siswa. Hal ini juga berarti bahwa kultur sekolah mempunyai peranan yang signifikan dalam membentuk akhlak siswa. Adapun besarnya koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh adalah 0,479 dengan rt masing-masing sebesar 0,232 pada tarif signifikansi 5% dan sebesar 0,302 pada tarif signifikansi 1%. Dengan demikian, ternyata rxy lebih besar dari rt baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1% dan termasuk korelasi yang sedang atau cukup. Artinya bahwa hipotesis alternative (Ha) diterima, sementara hipotesis nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kultur sekolah cukup mampu membentuk akhlak siswa atau dapat dikatakan bahwa semain baik

kultur sekolah yang diterapkan kepada siswa, maka akan baik pula akhalak siswa. Terkait penelitian tersebut, terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama membahas kultur sekolah. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada rumusan masalah, obyek yang diteliti, metode penelitian, dan teknik pengumpulan data juga berbeda serta pada peneliti juga akan meneliti pengembangan kultur sekolah yang ada di SD Plus Rahmat Kota Kediri.

4. Kristi Wardani tahun 2014 PGSD FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta dalam Proceeding Seminar Nasional Konservasi Dan Kualitas Pendidikan 2014 tentang Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah di SD Negeri Taji Prambanan Klaten. Dalam Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan melakukan observasi partisipatif di kelas I, dan IV yang disertai dokumentasi. Serta dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa Implementasi pendidikan karakter melalui budaya sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri Taji meliputi kegiatan intrakurikuler diantaranya kegiatan “Sarapan Pagi”, kegiatan awal pembelajaran, tersedianya slogan-slogan yang dipajang pada ruang-ruang baik kelas, ruang guru, aturan-aturan yang meliputi tata cara berpakaian, jadwal piket, buku “jadwal kedatangan siswa”, kegiatan atau program “jumat infaq”, dan hubungan kekeluargaan yang baik dan kondusif. Selain kegiatan intrakurikuler, implementasi pendidikan karakter melalui budaya sekolah di SD Negeri Taji, Prambanan, Klaten juga diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, yakni kegiatan pramuka.

Nilai-nilai karakter dalam implementasi pendidikan karakter melalui budaya sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri Taji meliputi nilai kedisplinan, memupuk rasa cinta tanah air, nasionalisme dan kebangsaan, ketaatan beribadah, tanggung jawab, demokrasi, kepedulian, kekeluargaan, kemandirian, kerja sama. Terkait penelitian tersebut, terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama membahas kultur sekolah dan karakter. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada rumusan masalah, obyek yang diteliti, dan teknik pengumpulan data juga berbeda serta pada peneliti juga akan meneliti pengembangan kultur sekolah yang ada di SD Plus Rahmat Kota Kediri.

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian No. Nama Peneliti,

Judul, Bentuk

Persamaan Perbedaan

1. Ridha Resti Fauzia

tahun 2015 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dalam skripsinya yang berjudul Pembentukan Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ya Bunayya Pujon Malang. Sama-sama membahas tentang pembentukan karakter dan metodenya sama-sama menggunakan kualitatif.

Perbedaan penelitian ini terletak pada obyek penelitian, dimana penelitian terdahulu dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ya Bunayya Pujon Malang sedangkan peneliti meneliti di SD Plus Rahmat Kota Kediri. Di penelitian terdahulu juga hanya sebatas merumuskan masalah pada budaya sekolah saja dan pembentukan karakter melalui budaya sekolah sedangkan peneliti merumuskan masalah tentang bentuk-bentuk kultur sekolah, pengelolaan pengembangan kultur sekolah, faktor pendukung dan penghambat pengembangan kultur sekolah dalam pembentukan karakter. 2. Supraptiningrum

dan Agustini tahun 2015 Program

Sama-sama membahas tentang pembentukan karakter dan metodenya

Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada obyek penelitian, dimana penelitian

Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 2, Oktober 2015 tentang Membangun Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah di Sekolah Dasar. sama-sama menggunakan kualitatif. ini dilakukan di SDN Mangundikaran I Nganjuk sedangkan peneliti meneliti di SD Plus Rahmat Kota Kediri. Pada penelitian terdahulu hanya terfokus pada dalam menanamkan karakter pada siswa dilakukan dengan pembiasaan-pembiasaan melalui berbagai kegiatan sedangkan peneliti meneliti pada pengembangan kultur sekolah yang diterapkan. 3. Hidayatus Syarifah tahun 2015 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya yang berjudul “Korelasi Kultur Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMP Al-Manar Azhari Islamic Boarding School”. Sama-sama membahas tentang kultur sekolah

Pada penelitian terdahulu fokus terhadap korelasi kultur sekolah dalam pembentukan akhlak siswa sedangkan peneliti meneliti tentang model kultur sekolah dalam pembentukan karakter siswa. Lokasi penelitiannya juga berbeda, lokasi penelitiannya di SMP Al-Manar Azhari Islamic Boarding School sedangkan peneliti meneliti di SD Plus Rahmat Kota Kediri. Penelitian terdahulu juga memakai metode penelitian kuantitatif sedangkan peneliti meneliti dengan metode penelitian kualitatif. 4. Kristi Wardani tahun 2014 PGSD FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta dalam Proceeding Seminar Nasional Konservasi Dan Kualitas Pendidikan 2014 tentang Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Sama-sama membahas tentang pembentukan karakter dan metodenya sama-sama menggunakan kualitatif.

Perbedaan penelitian ini terletak pada obyek penelitian, dimana penelitian terdahulu dilakukan di SD Negeri Taji Prambanan Klaten sedangkan peneliti meneliti di SD Plus Rahmat Kota Kediri.

Budaya Sekolah di SD Negeri Taji Prambanan Klaten

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti disini terfokus terhadap pengembangan kultur sekolah yang diterapkan di SD Plus Rahmat Kota Kediri karena kita ketahui setiap sekolah memiliki ciri khas masing-masing dan setiap sekolah tidak bisa disamaratakan. Rumusan masalah yang akan peneliti lakukan ialah mengenai bentuk – bentuk, pengelolaan pengembangan kultur sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat. Dengan menggunakan penelitian kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sehingga, pengembangan kultur sekolah yang diterapkan di SD Plus Rahmat Kota Kediri dapat menjadi referensi pengetahuan untuk sekolah lainnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada, karena di SD Plus Rahmat Kota Kediri sudah pernah meraih penghargaan di bidang pendidikan karakter yaitu penghargaan Widya Pakerti Nugraha Provinsi Jawa Timur.

Dokumen terkait