• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto

Berdasarkan perhitungan yang bersumber pada data sekunder PDB tahun 1995-2005 diperoleh, kontribusi persentase produk domestik bruto sektor-sektor industri yang disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1995-2005 (%)

Sumber : BPS DIY, PDB, data diolah

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada tabel 4.1, dapat diketahui kontribusi persentase produk domestik bruto sektor-sektor ekonomi mana saja yang paling bayak menunjang PDB di Indonesia. Disini dapat dilihat kontribusi persentase produk domestik bruto Indonasia dari tahun 1995 sampai dengan 2005 secara sektoral seluruh sektor ekonomi memberikan kontribusi yang positif. Rata-rata kontribusi yang diberikan setiap sektor berfariasi, yang paling menonjol yaitu sektor industri dan pengolahan rata-rata tumbuh sebesar 26,35% dan diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 16,35%. Sedangkan sektor pertanian sebesar 15,78%.

No Sektor 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-tata 1 Pertanian 16.12 15.38 14.88 16.90 17.21 16.63 16.35 15.39 15.24 14.98 14.54 15.78 2 Pertambangan 9.25 9.07 8.90 9.96 9.64 9.77 9.57 11,29 10.63 9.66 9.29 9.73 3 Industri Pengolahan 23.88 24.68 24.84 25.33 26.07 26.38 26.30 27.86 28.01 28.36 28.10 26.35 4 Listrik, gas

dan air bersih 1.12 1.17 1.26 1.50 1.61 1.65 1.73 0.66 0.66 0.66 0.67 1.15 5 Bangunan 7.61 7.94 8.16 5.97 5.87 5.85 5.90 5.61 5.68 5.81 5.91 6.39 6 Perdagangan 16.74 16.74 16.97 15.98 15.86 15.95 15.99 16.17 16.26 16.36 16.83 16.35 7 Pengangkutan 7.12 7.17 7.34 7.17 7.05 7.30 7.61 5.05 5.42 5.86 6.26 6.66 8 Keuangan 8.94 9.02 8.90 8.90 6.89 6.90 7.03 8.74 8.90 9.12 9.26 8.41 9 Jasa-jasa 9.23 8.83 8.76 8.76 9.80 9.56 9.53 9.23 9.20 9.18 9.14 9.20 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Kontribusi terbesar diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar 26,35% rata-rata pertahun dari tahun 1995 sampai dengan 2005. Sedangkan kontribusi terkecil diberikan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 1,15% rata-rata pertahun dari tahun 1995 sampai dengan 2005. kontribusi yang diberikan berfariasi tiap tahunnya, namun semua memberikan kontribusi yang positif.

a. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase

PDB.

Berdasarkan perhitungan yang bersumber pada data sekunder PDB tahun 1995-2005 diperoleh, kontribusi sektor industri pengolahan ditinjau dari persentase produk domestik bruto yang disajikan pada grafik 4.1.

Grafik 4.1 KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DITINJAU DARI PERSENTASE PDB

23.88 24.68 24.84 25.33 26.0726.38 26.3 27.86 28.01 28.36 28.1 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Berdasarkan grafik 4.1 kontribusi persentase PDB sektor industri pengolahan tahun 1995 sebesar 23,88%, dan terus meningkat pada tahun 1996 sebesar 24,68% dan terus meningkat sampai dengan tahun 2000. pada tahun 2001 menurun menjadi 26,30% dan kembali meningkat sampai tahun 2004 menjadi 28,36%, tahun 2005 sedikit menurun menjadi 28,10%. Dari tahun 1995 sampai dengan 2005. rata-rata kontribusi sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang positif.

Kontribusi persentase sektor industri pengolahan tahun 1995 sampai dengan 2005 mengalami pertumbuhan positif terutama pada tahun 2004-2005 karena adanya kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan PDB. Kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah antara lainberupa promosi investasi kepada sektor swasta dibidang penanaman modal.

b. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Terhadap PDB di Indonesia

Berdasarkan perhitungan yang bersumber pada data sekunder PDB di Indonesia tahun 1995-2005 diperoleh, pertumbuhan ekonomi sektor industri terhadap produk domestik bruto yang disajikan pada tabel 4.2

Tabel 4.2.

Pertumbuhan Ekonimi Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1995-2005 (%)

Pertumbuhan ekonomi produk domestik bruto di Indonesia yang ditunjukkan oleh tabel 4.2 mengalami perubahan yang cukup drastis khususnya tahun 1997 yaitu sebesar 4,7% dimana faktor utamanya adalah gejolak moneter yang mengakibatkan timbulnya krisis ekonomi. Lain halnya untuk produk domestik bruto tahun-tahun sebelumnya sepeti pada tahun 1995 adalah 8,22% dan pada tahun 1996 tercatat 7,98%. Jumlah tersebut merupakan salah satu dampak nyata atas keberhasilan beberapa kebijakan ekonomi yang diterapkan pada waktu sebelumnya yang antara lain promosi investasi sektor swasta yang cukup tinggi pengaruhnya, yang No Sektor 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-tata 1 Pertanian 4.38 3 1 -1.33 2.16 1.88 4.08 3.23 3.79 3.26 2.49 2.54% 2 Pertambangan 6.74 5.82 2.12 -2.76 -1.62 5.51 0.33 1 -1.37 -4.48 1.59 1.17% 3 Industri Pengolahan 10.88 11.59 5.25 -11.44 3.92 5.58 3.3 5.29 5.33 6.38 4.63 4.61% 4 Listrik, gas

dan air bersih 15.91 12.78 12.37 3.03 8.27 7.56 7.92 8.94 4.87 5.22 6.49 8.49%

5 Bangunan 12.92 12.76 7.36 -36.44 -1.91 5.64 4.58 5.48 6.1 7.49 7.34 2.85% 6 Perdagangan 7.94 8 5.83 -18.22 -0.06 5.67 4.38 3.9 5.45 5.69 8.59 3.38% 7 Pengangkutan 8.5 8.68 7.01 -15.13 -0.75 8.59 8.1 8.39 12.19 13.38 12.97 6.54% 8 Keuangan 11.04 9 5.93 -26.63 -7.19 4.59 6.6 6.37 6.73 7.7 7.12 2.84% 9 Jasa-jasa 3.27 3.4 3.62 3.85 1.94 2.33 3.24 3.75 4.41 4.85 5.16 3.62% Total 8.22 7.98 4.7 -13.13 0.79 4.92 3.83 4.38 4.78 5.05 5.6 3.37% Sumber : BPS DIY, PDB, data diolah

anatara lain memperlancar perijinan dibidang modal. Selain itu produk domestik bruto pada tahun 1995 meningkat karena iklim perekonomian dunia pada saat itu secara sektoral semakin baik. Pada tahun 1995 dan 1996 sektor yang mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu sektor industri pengolahan sebesar 10,88% dan 11,59%.

Pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang kemudian berkembang menjadi krisis politik dan krisis sosial, pada tahun 1998 merupakan krisis ekonomi terparah yang pernah dialami oleh Indonesia. Pertumbuhan semua komponen PDB penggunaan utamanya mengalami pertumbuhan negatif, pada tahun 1997 pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7% menurun menjadi -13,13%. Walaupun mengalami peningkatan pada tahun 1999 hanya berubah menjadi 0,9%. Kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah sebalumnya, yang antara lain berupa promosi investasi sektor swasta dengan memperlancar perijinan dibidang penanaman modal belum dapat membaerikan dampak nyata seperti yang diharapkan. Hal ini karena masih dihantui keadaan ekonomi politik yang masih belum stabil.

Kemajuan dan pemulihan kembali (recovery) ditunjukkan dengan nilai PDB yang senantiasa positif yang pada tahun (2000) 4,92%, (2002) 4,38%, (2003) 4,78%, (2004) 5,05%, (2005) 5,60%. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia rata-rata sebelum krisis sebesar 6,97% dan setelah krisis tahun 1998 (1999-2005) tumbuh rata-rata sebesar 4,19%. Walaupun pertumbuhan belum mengalami peningkatan yang pesat,

tetapi mulai terjadi pemulihan dengan adanya perbaikan dalam setiap sektor dan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bertujuan mendorong roda perekonomian.

c. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Pertumbuhan Ekonomi

PDB di Indonesia

Berdasarkan perhitungan yang bersumber pada data sekunder PDB di Indonesia tahun 1995-2005 diperoleh, sektor industri pengolahan ditinjau dari pertumbuhan ekonomi produk domestik bruto yang disajikan pada grafik 4.2.

Grafik 4.2 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DITINJAU DARI KONTRIBUSI PDB

5.25 -11.44 3.92 5.58 3.3 5.29 5.33 6.38 4.63 10.88 11.59 -15 -10 -5 0 5 10 15 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Berdasarkan grafik 4.2. hasil atau nilai sektor industri pengolahan ditinjau dari pertumbuhan ekonomi PDB di Indonesia

terlihat fluktuatif, kenaikan terbesar terjadi pada tahun 1996 sebesar 11,59%. Sedangkan kontribusi terkecil terjadi pada tahun 1998 sebesar -11,44%.

Adanya peningkatan hasil atau nilai PDB sektor industri pengolahan pada tahun 1995 dan 1996 disebabkan semakin membaiknya perekonomian dunia pada saat itu. Akibat krisis ekonomi tahun 1997, pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan mengalami penurunan menjadi 5,25%. Pada tahun 1998 krisis ekonomi berkembang menjadi krisis politik dan sosial mengakibatkan PDB sektor industri pengolahan menjadi -11,44%.

Walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan ekonomi berupa promosi investasi sektor swasta dengan memperlancar perijinan dibidang penanaman modal belum dapat memberikan dampak nyata, tetapi sedikit ada peningkatan, pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan pada tahun 1999 naik menjadi 3,92%. seperti yang diharapkan Pada masa pemulihan (recovery) pada tahun 2000-2005 PDB sektor industri pengolahan semakin membaik, hal ini dikarenakan mulai kembali bergeraknya roda investasi yang pada masa krisis ekonomi sempat mandek.

Dokumen terkait