• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA (Studi Kasus di Indonesia 1995-2005)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA (Studi Kasus di Indonesia 1995-2005)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

i

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA

(Studi Kasus di Indonesia 1995-2005)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh:

Robertus Harris Kurniawan

(001324072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

H ALAM AN PERSEM BAH AN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

:

Al l ah Tri Tunggal M aha Kudus.

Yang senantiasa menemani dal am hidup ini,

baik suka maupun duka.

Kedua orang tuaku tercinta yang sel ama

ini menjaga dan merawat aku sehingga

aku menjadi seperti ini.

Kakaku M bak Fransiska Dwi susanti

Kakaku I G. Agus wijanarko dan Rossa

Ponakanku yang ganteng Paskal is

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dan karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Februari 2008 Penulis

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Robertus Harris Kurniawan

Nomor Mahasiswa : 001324072

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 14 Februari 2008

Yang menyatakan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul " KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA

KERJA DI INDONESIA TAHUN 1995-2005" ini dengan baik dan lancar.

Laporan penelitian ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis kontribusi dektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun strategi dan kebijakan-kebijakan dimasa yang akan dating.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan skripsi ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada yang terhormat :

(8)

viii

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah banyak memberikan bantuan berupa kemudahan administrasi bagi penulis.

3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing I yang telah banyak membimbing dan memberi kemudahan kepada penulis hingga terselesainya penyusunan skripsi.

4. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan- masukan dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Y.M.V. Mudayen., S.Pd yang telah menyediakan waktunya untuk menguji skripsiku.

6. Ibu Dra. Eli Sundari sebagai Kepala Seksi Diseminasi & layanan Statistik yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian di BPS.

7. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, Bapak teguh Dalyono, Bapak J. Markiswo, Bapak Singo, Ibu Catur, Ibu Wigati sebagai dosen yang telah banyak membantu selama dibangku perkuliahan.

8. Staf Sekertariat, mbak Titin, mbak Aris dan bapak Wawik yang telah banyak membantu dan melayani penulis selama duduk dibangku kuliah.

9. Bapak Joko yang telah membantu mengoreksi abstract dalam penulisan skripsi. 10.My Parents ( Bapak Yohanes Sarjono n Ibu. F Sri Ngatini ), terimakasih atas doa,

(9)

ix

11.Mas Ig. Agus Wijanarko sekeluarga juga Mba Fransika Dwi Susanti yang telah mendoakan, serta mendukung aku sehingga aku bisa menyelesaikan skripsiku ini. 12.Buat keluarga besar Mbah Yoso, Pakde Wiyono, Bude Sul, Lek Mardi, Lek Tun,

mba Puji sekeluarga, mas Partono sekeluarga juga keluarga besar Pakde Slamet. Terimakasih atas segala Bantuannya.

13.Ulfa n keluarga besar Mbah Suprapto yang telah banyak membantu dalam penulisan.

14.Teman-teman PE"00 yang udah lulus maupun yang belum, buat yang belum lulus semangat teman-teman jangan takut akan skripsi, juga adik-adik kelas yang selalu bareng dalam bimbingan.

15.PT. Excelcomindo Pratama yang selama ini sebagai perusahaan tempat aku bekerja, yang banyak memberikan pemasukan juga pengalaman yang berarti. 16.Teman-teman di Excelcomindo, terutama anak-anak APP. Kombor, Karyo, Rusu,

Audy, Andre, Bram, dan yang lainya. Juga buat Hardin Thanks For everyting. 17.Anak-anak Kost Prayan Wetan No. 115B terutama Andre yang telah

menyediakan tempat untuk aku mengerjakan skripsi ini, juga senantiasa menemani dalam suka maupun duka.

18.Staf perpustakaan Sanata Dharma yang trelah membantu selama proses perkuliahan juga sekripsi untuk menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan 19.My motor bike Paijo yang tetap setia menemani kemanapun aku pergi walaupun

(10)

x

20.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis yakin laporan penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh kerena itu penulis sangat terbuka terhadap adanya kritik dan saran dari siapa saja demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Yogyakarta, 14 Februari 2008 Penulis

(11)

xi

ABSTRAK

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA

KERJA DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

Robertus Harris Kurniawan 001324072

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomidan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia tahun 1995-2005. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri di indonesia tahun 1995-2005.

Penelitian ini termasuk jenis ex post facto dan case study. Objek penelitian ini adalah produk domestic bruto (PDB) dan jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di Indonesia antara tahun 1995-2005.. Penelitian ini dilaksanakan di Indonesia, yang dilaksanakan mulai bulan November sampai dengan bulan Februari 2007/2008. Pengumpulan data dilakukan dengan cara arsipal, yaitu mengumpulkan data dari arsip Biro Pusat Statistik (BPS), dan sumber-sumber lain yang relevan. Analisis data menggunakan rumus pertumbuhan ekonomi, rumus persentase produk domestik bruto, rumus pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, rumus Penyerapan tenaga kerja, dan rumus elastisitas penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Kontribusi persentase produk domestik bruto di Indonesia tahun 1995 samapai dengan 2005 tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 28,36%, sedangkan kontribusi persentase produk domestik bruto di Indonesia tahun 1995 samapai dengan 2005 terendah terjadi pada tahun 1995 sebesar 23,88%. 2. Kontribusi persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia

tahun 1995 sampai dengan 2005 tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 13,31%. Sedangkan kontribusi persentase sektor industri di Indonesia tahun 1995 sampai dengan 2005 terkecil terjadi pada tahun 1998 sebesar 11,33%. 3. Elastisitas penyerapan tenaga kerja menurut sektor industri di Indonesia pada

(12)

xii

ABSTRACK

THE CONTRIBUTION OF INDUSTRIAL SECTOR TOWARD ECONOMIC GROWTH AND IT’S IMPLICATION TOWARD EMPLOYMENT ABSORPTION IN INDONESIA DURING 1995-2005

Robertus Harris Kurniawan 001324072

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The aim this research is to analyze how munch the contribution of industrial sector toward economic growth and it’s implication toward employment absorption in Indonesia during 1995-2005. This research also aims to analyze the elasticity of employment absorption of industrial sector in Indonesia during 1995-2005

The types of this research are an “Ex post Facto” and a “Case Study”. The objects of this study one is the gross national product (GNP) and the number of the working citizen based on the entrepreneurship employment in Indonesia during 1995-2005. This research conducted in Indonesia, started in November 2007 and finished in February 2008. The techniques of collecting the data were gathering the archives taken from the Bureau of Statistic Center, and other sources which were relevant to the objectives. The technique for data analysis were economic growth theory, theory of GNP percentage, employment absorption theory, and employment absorption elasticity theory.

Based on the analysis, the conclusions are :

1. The highest contribution of GNP percentage in Indonesia during 1995-2005 is in 2004, that is 28,36%; whereas the lowest contribution of GNP in Indonesia during 1995-2005 is in 1995, that is 23,88%.

2. The highest contribution of employment absorption percentage of industrial sector in Indonesia during 1995-2005 is in 2001, that is 13,31%; the lowest contribution of employment absorption percentage of industrial sector in Indonesia during 1995-2005 is in 1995, that is 11,33%.

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSATAKA... 8

A. Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi... 8

B. Strategi Industrialisasi ... 14

(14)

xiv

a. Kesempatan Kerja ... 19

b. Permintaan Tenaga Kerja... 20

D. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja ... 24

E. Review Penelitian Terdahulu... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian... 27

B. Data & Sumber Data Penelitian... 27

C. Metode Analisis Data ... 28

a. Analisis Pertumbuhan Ekonomi ... 27

b. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja ... 29

c. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja... 29

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto... 31

a. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase PDB... 33

b. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Terhadap PDB di Indonesia ... 35

c. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Pertumbuhan Ekonomi PDB di Indonesia ... 38

B. Persentase Penyerapan Tenaga Kerja... 39

a. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase Penyerapan Tenaga Kerja... 41

b. Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja ... 43

(15)

xv

C. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan... 48

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 51

A. Kesimpulan... 51

B. Saran... 52

C. Keterbatasan Peneletian... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1995-2005... 30 Tabel 2. Pertumbuhan Ekonimi Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun

1995-2005 ... 33 Tabel 3. Persentase Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 1995-2005 ... 37 Tabel 4. Penyerapan Tenaga kerja Indonesia tahun 1995- 2005 ... 41 Tabel 5. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Industri

(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Kontribusi Sektor Industri pengolahan Ditinjau Dari Persentase PDB ...31 Grafik 2. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Kontribusi PDB ...35 Grafik 3. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase Penyarapan

Tenaga Kerja ... 39 Grafik 4. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Kontribusi Penyerapan

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syarat utama dalam pembangunan ekonomi adalah bahwa proses pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian dalam negeri. Kekuatan luar negeri seyogyanya membantu dan merangsang ekonomi nasional. Agar pertumbuhan ekonomi dapat berlanjut dan bersifat komulatif, maka kekuatan ekonomi harus berakar pada perekonomian dalam negeri (Budiman, 1990:1)

Pembangunan yang diartikan sebagai suatu usaha yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab dengan serangkaian proses perubahan dan pembenahan sistem yang ada, sehingga dalam jangka waktu tertentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, merupakan program utama yang harus di laksanakan secara terencana dan sistematis oleh semua Negara-negara yang sedang berkembang.

(19)

menambah golongan tenaga kerja. Hal ini mengharuskan penciptaan lapangan kerja yang bersifat produktif di bidang kegiatan yang semakin luas. Sasaran pokok ialah untuk menanggulangi masalah pengangguran. Peningkatan produksi barang dan jasa tanpa di sertai penciptaan kesempatan kerja produktif cenderung untuk mempertajam ketimpangan dalam hal pembagian pendapatan dan kesenjangan antar golongan masyarakat. Bila terjadi pertumbuhan di sektor industri, akan terjadi pula pertumbuhan PDB. Upaya peningkatan industrialisasi berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional, Jika industri makin dikembangkan, semakin banyak pula kesempatan kerja yang tersedia

(20)

Pengembangan industri yang terkonsentrasi di daerah perkotaan secara efektif akan menarik para pencari kerja dari daerah pedesaan untuk mencari kerja di perkotaan. Apabila hal tersebut terus- menerus terjadi, ketimpangan kondisi perekonomian antara penduduk di daerah perkotaan dan daerah pedesaan akan semakin besar. Akhirnya, hal tersebut akan semakin memberatkan penduduk di pedesaan akibat tidak adanya sumber perekonomian yang berkembang di daerahnya. Hal ini membawa kita pada suatu kenyataan bahwa proses transformasi dalam suatu perekonomian yang di dominasi oleh sektor industri sektor manufaktur, disamping proses pertumbuhan ekonomi dan proses peningkatan pendapatan kerja perkapita adalah bagian dari proses pembangunan ekonomi.

Hal ini juga terlihat pada laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada pada periode 1961-1965, sektor pertanian tumbuh sebesar 1,4 persen sektor industri sebesar 2,2 persen, pada tahun 1966-1968, sektor pertanian mulai meningkat dengan besaran 4,4 persen, sektor industri meningkat 4,7 persen. Selama pelita I sampai dengan V pertumbuhan sektor pertanian lebih lambat 3,6 persen per tahun dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri, ekspansi di industri dasar seperti semen, besi baja dan pupuk menyebabkan sektor industri meningkat dengan pesat menjadi 8,6 persen, ini dikarenakan kebijakan ekonomi yang diterapkan pada masa itu.

(21)

pada hampir semua komoditi industri menyebabkan sektor industri menyumbang 22,3 persen terhadap PDB. dilihat dari kontribusi (Share) nilai tambah (Value added) terhadap PDB, perubahan struktur ekonomi lainnya, seperti lapangan kerja, tututan angkatan kerja, struktur upah dan struktur ekspor. Dominasi sektor industri atas sektor pertanian pada awal 1990-an ini sebenarnya telah ditengarai dengan menurunnya pangsa sektor pertanian dan semakin meningkatnya pangsa sektor industi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.

Pembangunan industri memacu dan meningkatkan pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor-sektor pertanian dan jasa. Pertumbuhan industri terutama industri pangan akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan baku. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga- lembaga pemasaran atau periklanan, usaha jasa angkutan barang juga industri ruamah tangga yang nantinya diharapkan mampu mendukung laju pertumbuhan ekonomi.

(22)

Seperti diungkapkan di atas. Industrialisasi yang akan menciptakan kesempatan kerja dan pembentukan kesempatan kerja yang produktif pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh dan sehat.

Akan tetapi beberapa tahun terakhir pembangunan Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan yang sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan, antara lain krisis moneter yang menyebapkan keterpurukan ekonomi bangsa Indonesia, ketidak mampuan pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan rakyat, kerusuhan yang berbau sara yang terjadi dimana-mana, yang kesemuanya akan mengarah pada penciptaan suasana yang tidak kondunsif bagi dunia usaha dan investor.

(23)

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkaan manusia untuk memecahkannya. Masalah ini harus dirasakan sebagai suatu rintangan yang mesti harus dilalui dengan mengatasinya apabila kita akan terus. Masalah menampakan diri sebagai suatu rintangan, oleh sebab itu pula dapat dikatakan bahwa masalah yang benar-benar dapat dipermasalahkan dengan menyelidikinya perlu memiliki unsur- unsur yang menggerakkan untuk membahasnya perlu nampak penting dan gunanya perlu realistis. Problem atau masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkan.

Perumusan masalah dalam penelitian sangat berguna untuk menghindari kesalah pahaman. Dalam penelitian ini permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi sektor industri terhadap PDB di Indonesia ? 2. seberapa besar penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia?

(24)

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

a. Tujuan penulisan

Untuk mengetahui seberapa besar sektor dan sub sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia periode 1995-2005.

b. Kegunaan penulisan

1. Sebagai bahan referensi untuk melengkapi referensi- referensi yang telah ada sehingga bermanfaat bagi penulis dan orang lain.

2. sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah setempat dalam menyusun strategi dan kebijaksanaan ketenaga kerjaan di masa yang akan datang.

(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Istilah pertumbuhan ekonomi sangat berarti di dalam dunia perekonomian, terlebih apabila menyangkut perekonomian Negara dunia ketiga, perhatian utama dari para pakar ekonomi tertuju pada percepatan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dimanifestasikan dalam pertumbuhan output nasional. Di dalam Negara yang sedang berkembang, pembangunan sering dinilai berdasarkan tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Baik buruknya kualitas kebijakan pemerintah di bidang ekonomi secara keseluruhan diukur berdasarkan kecepatan pertumbuhan output nasional yang dihasilkan (Todaro,1994:110).

Selain pertumbuhan yang diperhatikan adapun pembangunan juga tidak lepas dari perhatian yang menjadikan komponen utama dalam perekonomian. Pembangunan jika diperhatikan bukan hanya mengenai fenomena ekonomi, tetapi pembangunan mampu membawa umat manusia melampaui aspek keuangan dan materi dalam kehidupan sehari- hari. Kebijakankebijakan yang diberlakukan yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, biasanya selalu ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.

(26)

masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.

Berdasarkan definisi di atas, maka pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat / unsur penting yaitu :

• Suatu proses (Perubahan yang terjadi terus- menerus)

• Usaha untuk menaikan tingkat pendapatan perkapita

• Kenaikan pendapatan perkapita terus berlangsung dalam jangka panjang

Jika peningkatan pembangunan itu lebih besar dari pada tingkat pertambahan penduduk, maka pendapatan riil akan bertambah. Sedangkan proses adalah bekerjanya kekuatan tertentu, dimana kekuatan-kekuatan ini bekerja selama periode yang panjang dan mewujudkan perubahan dalam variabel- variabel.

Pengertian yang lain, “ pembangunan adalah suatu usaha memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill agar satu sama lainnya membawa pendapatan perkapita yang lebih besar dan produktivitas perkapita lebih tinggi” (Djojohadikusumo, 1994:2)

(27)

ekonomi dan perubahan jangka panjang, tetapi beberapa ahli ekonomi tertente telah menarik perbedaan yang lebih lazim antara istilah pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi. Perbedaan yang palin sederhana dibuat oleh A. Maddison dalam kata-kata ini : “Di Negara-negara maju kenaikan dalam tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan ekonomi, sedang di Negara miskin dan baru berkembang ia disebut pembangunan atau perkembangan ekonomi” (Jhingan,1996:5).

Prof. Meier mendefinisikan pembangunan ekonomi “Sebagai proses kenaikan pendpatan nyata perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.” Prof. Bran membenarkan “pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan output perkapita barang-barang material dalam suatu jangka waktu tertentu” (Jhingan, 1996:7).

Demikian pula halnya dengan Dr. Budiono yang mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut : “Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses bukan suatu gambaran ekonomi suatu saat” (Budiono,2000:2).

(28)

Aspek lain dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output perkapita dalam satu atau dua tahun yang diikuti kemudian dengan penurunan output perkapita, tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama (10,20,30,tahun bahkan lebih lama lagi) mengalami kenaikan output perkapita.

Untuk mengetahui pertumbuhan ekononomi nasional dapat dilihat melalui PDB (Produk Domestik Bruto) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu Negara tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS).

PDB dibagi dua atas indikator penting untuk mengetahui ekono mi dapat diturunkan seperti :

1. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. juga untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.

(29)

Ada tiga macam pendekatan dalam pengukuran PDB (Produk Domestik Bruto) yaitu melalui pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran.

Di dalam ilmu ekonomi terdapat banyak teori tentang peretumbuhan namun teori tersebut adalah teori yang lengkap dan baku sifatnya. Hal ini disebabkan teori yang dibangun oleh para ahli ekonomi banyak dipengaruhi oleh keadaan pada waktu mereka masih hidup. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Tetapi ahli ekonomi klasik lebih memfokuskan perhatian pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 1981:275).

Mengenai faktor yang menentukan pembangunan, Adam Smith berpendapat bahwa “perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi, penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan mempertinggi tingkat spesialisasi, selanjutnya spesialisasi yang terjadi akan meningkatkan kegiatan ekonomi” (Jhingan, 1996:102).

(30)

pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang berjalan silih berganti” (Jhingan,1996:158).

Lain halnya dengan Keynes, dia tidak membangun suatu model pembangunan yang sistematis dalam “General Theory”nya. Pembuatan model ini deserahkan kepada para pengikutnya seperti Harrod Domar, Joan Robinson dan lainnya yang sepenuhnya memanfaatkan peralatan Keynes untuk membuat model- model pertumbuhan ekonomi. Hanya dalam karangan yang berjudul “Economic Posibilities for our Grand Children.” Keynes mengemukakan serentetan syarat pokok kemajuan ekonomi, yaitu 1)kemampuan kita mengendalikan produk; 2)kebulatan tekat menghindari perang dan perselisihan sipil; 3)kemauan untuk mempercayai ilmu pengetahuan, mempedomi hal- hal yang benar sesuai dengan ilmu pengetahuan; 4)tingkat akumulasi yang ditentukan oleh margin antara produksi dan konsumsi (Jhingan,1996:168).

Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan sebuah proses yang berdimensi banyak. Pembangunan ekonomi bukan saja berarti perubahan dalam struktur ekonomi suatu Negara yang mengakibatkan peranan kegiatan industri meningkat. Di samping itu, pembangunan menurut Rostow berarti pula sebuah proses yang menyebabkan antara lain :

a) Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya mengarah kedalam suatu daerah menjadi berorientasi keluar.

(31)

c) Perubahan dalam kegiatan penanaman modal masyarakat penanaman modal yang tidak produktif seperti rumah, emas, dan sebagainya menjadi penanaman modal yang produktif

d) Perubahan cara masyarakat menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat, dari ditentukan oleh kedudukan keluarga atau suku bangsanya menjadi ditentukan oleh keadaan alam sekitarnya untuk menciptakan kemajuan (Sukirno, 1981:45).

Jadi Rostow mengartikan bahwa “pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan cirri-ciri penting dalam suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam keadaan politik, struktur sosial, nilai- nilai masyarakat dan struktur kegiatan ekonomi.”

B. Strategi Industrialisasi

Pembangunan biasanya dimulai dengan meninjau kemajuan dalam tahun-tahun yang baru, terutama sejak rencana terakhir dicanangkan. Perubahan-perubahan dalam jumlah penduduk, autput nasional, investasi, tabungan konsumsi, pengeluaran pemerintah, perpajakan, neraca pembayaran dan keadaan masing- masing industri utama (Lewis, 1986:1)

(32)

1. Industri dalam arti sempit dimaksudkan sebgai kumpulan dari perusahaan-perusahaan sejenis.

2. Industri dalam arti luas adalah kumpulan dari perusahaan pada umumnya. Dengan melihat batasan di atas, maka pada prinsipnya industri adalah suatu kesatuan usaha produktif yang menghasilkan barang-barang sejenis subsitusi melalui proses produksi sehingga menjadi barang jadi dengan sifat yang lebih baik dan bermanfaat bagi konsumen terakhir dimana kegiatan proses produksi ini berada pada lokasi tertentu atau wilayah tertentu.

Selanjutnya, menurut surat keputusan mentri perindustrian No. 294/SK/1972 yang menyangkut tentang penggunaan tenaga kerja dan peralatan yang dipakai di bidang industri, maka dapat diketahui pengolongan industri yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Menurut jenis :

a. Industri berat meliputi pertambangan, transportasi, industri tenaga listrik dan sebagainya

b. Industri ringan meliputi barang konsumen, antara lain industri makanan, tekstil dan lain- lain

2. Menurut ukuran :

(33)

b. Industri sedang ialah industri yang menggunakan 10 - 99 tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau 10 - 49 orang tenaga kerja dengan mengunakan mesin

c. Industri kecil adalah industri yang menggunakan kurang lebih 10 orang tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau menggunakan 5 orang tenaga kerja dengan menggunakan mesin.

Penggolongan industri yang ditinjau dari segi penggunaan tenaga dianggap belum memenuhi syarat sehingga pemerintah menetapkan penggolongan industri dalam empat kategori yang terutama ditujukan untuk tujuan pemberian kredit. Pendekatan dan penggolongan ini ditinjau dari sudut kepemilikan modal oleh industri yang bersangkutan dalam hubungannya dengan kredit investasi. Adapun penggolongan industri berdasarkan modal yang dimiliki adalah sebagai berikut :

1. Golongan industri dengan modal investasi kurang dari Rp 25 juta

2. Golongan industri dengan modal investasi antara Rp 25 juta sampai dengan Rp 100 juta

3. Golongan industri dengan modal investasi antara Rp 100 juta sampai dengan Rp 300 juta

4. golongan industri dengan modal investasi Rp 300 juta keatas

(34)

untuk mengelompokan berbagai jenis industri. Berdasarkan klasifikasi menurut International Standard Industry of Classification (ISIC), maka setiap kelompok di berikan nomor klasifikasi dengan maksud agar dapat dihindarkan kemungkinan-kemungkinan dikelompokkannya satu jenis barang kedalam dua kelompok klasifikasi industri yang berbeda.

Adapun penggolongan industri menurut International Standard Industry of Classification adalah sebagai berikut :

1. Kode 3.1 adalah industri makanan, minuman dan tembakau. 2. Kode 3.2 adalah industri pakaian jadi dan kulit.

3. Kode 3.3 adalah industri kayu, barang-barang dari kayu dan lat-alat rumah tangga.

4. Kode 3.4 adalah industri kertas, barang-barang kertas percetakan dan penjilitan.

5. Kode 3.5 adalah industri kimia, minyak tanah, batu bara, plastik dan karet 6. Kode 3.6 adalah barang-barang galian bukan logam kecuali minyak tanah

dan batu bara.

7. Kode 3.7 adalah industri dasar hasil dari barang-barang logam.

8. Kode 3.8 adalah indusri hasil dari barang-barang logam, mesin dan perkapalan serta perlengkapannya.

9. Kode 3.9 adalah industri lainnya

(35)

pada sektor pertanian, maka diupayakan mengarah pada struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang antara sektor pertanian dan sektor industri. Disamping itu, pembangunan industri ditujukan untuk memperluas jaringan kerja, pemerataan kesempatan kerja, menghemat devisa dan menunjang pembangunan nasional, sedangkan industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).

Perusahaan industri adalah sebuah unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu lokasi atau bangunan tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencari fisik saja (Arsyad,1992:354).

(36)

manusia. Adanya pembangunan akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor lainnya, seperti sektor pertanian dan jasa.dengan meningkatkan industri pada suatu Negara, akan menjadikan suatu Negara tersebut akan maju dalam perekonomiannya. Suatu industri diharapkan dapat menyumbang pendapatan yang cukup besar, mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dan meningkatkan kualitas pembangunan menuju kearah yang lebih baik dan maju

Dalam suatu perindustrian, banyak pihak yang merasakan manfaat lebih bagi pengusaha, dimana dengan industri diharapkan menghasilkan keuntungan yang besar. Bagi karyawan atau pekerja suatu industri dapat memberikan penghasilan atau pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi pemerintah dapat menyumbangkan devisa yang besar sekaligus mengurangi pengangguran

C. Permintaan dan Kesempatan Kerja

a. Kesempatan Kerja

(37)

Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Dalam ekonomi neoklasik diasumsikan bahwa penyediaan atau penawaran tenaga kerja akan bertambah bila tingkat upah bertambah.

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi Sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja di definisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun keatas, dan dibedakan sebagai angkatan kerja.

Pendekatan angkatan kerja di bagi dalam tiga go longan yaitu orang yang : (a) Menganggur, yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja (open unemployed) dan berusaha mencari kerja; (b) Setengah menganggur (under-employed), yaitu mereka yang kurang dimaanfaatkan dalam bekerja (under-utilized) dilihat dari segi jam kerja, produktivitas dan pendapatan; dan (c) bekerja penuh atau cukup dimanfaatkan. (Payaman, 1985:12)

(38)

kerja tertentu, melalui advertensi dan lain- lain, kemudian dinamakan lowongan” (Swasono, dkk, 1987:20).

b. Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja adalah sejumlah orang yang diminta untuk melaksanakan suatu pekerjaan pada tingkat upah tertentu. Ada beberapa factor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja seperti tambahan hasil output dan marginal revenue.

(39)

Upah VMPPL W1

W W2

D = MPPL X P

0 A N B Penempatan

Gambar : Fungsi permintaan Tenaga Kerja

Dari gambar diagram diatas diketahui bahwa garis DD melukiskan besarnya nilai hasil marginal karyawan (Value Physical of LaborVMPPL) untuk

setiap tingkat penempatan. Bila misalkan jumlah karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA = 100 orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke 100 dinamakan VMPPL-nya dan besarnya sama dengan : MPPL X P = W1. nilai ini lebih besar dari pada tingkat upah yang sedang berlaku (W). oleh sebab itu pengusaha akan bertambah dengan menambah tenaga kerja yang baru. Pengusaha akan terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan orang hingga ON. Di titik N adalah pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPPL X P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan. Dengan kata lain pengusaha mencapai laba maksimum bila :

(40)

Keterangan :

MPPL : Marginal Physical of Labor = tambahan output (hasil) yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan pertambahan satu orang karyawan.

P : Harga jual barang yang akan diproduksi per unit. W : Upah dalam tingkat yang berlaku.

Penambahan tenaga kerja lebih besar dari ON, misalkan OB akan mengurangi keuntungan pengusaha. Pengusaha membayar upah dalam tingkat yang berlaku (W). padahal nilai hasil marginal yang diperoleh hanya sebesar W2 yang lebih kecil dari W. jadi pengusaha cenderung untuk menghindari jumlah karyawan lebih besar dari ON. Penambahan karyawan yang lebih besar dari ON, bisa dilakukan apabila pengusaha yang bersangkutan dapat membayar upah dibawah W atau pengusaha tersebut mampu menaikan harga barang. Setelah pengusaha sudah memperoleh sehubungan dengan penambahan satu orang karyawan maka, pengusaha melakukan dengan menghitung jumlah uang yang diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marginal tersebut. Dimana jumlah uang ini dinamakan penerimaan marginal atau marginal revenue yang merupakan jumlah uang yang akan diterima oleh perusahaan dengan tambahan hasil marginal dimana diketahui dengan :

(41)

Keterangan :

MR : Marginal Revenue,penerimaan marginal

VMPPL : Value Marginal Physical Product of Labor, nilai pertambahan hasil marginal dari karyawan

MPPL : Marginal Physical of Labor.

P : Harga jual barang yang diproduksi per unit.

Jadi besarnya permintaan perusahaan akan tenaga kerja pada dasarnya tergantung pada besarnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.

D. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

Elastisitas kesempatan kerja didefinisikan sebagai perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan ekonomi. Elastisitas tersebut dapat dinyatakan untuk seluruh perekonomian atau untuk masing-masing sub sektor, (Simanjuntak, 1985;82).

Keterangan :

E = Elastisitas kesempatan kerja

? N = Perubahan jumlah tenaga kerja yang terjadi N = Jumlah yang bekerja mula- mula

? Y = Besarnya perubahan pendapatan nasional e = ?N / N

(42)

Y = Pendapatan nasional

Bila PDB bertambah dengan satu persen, kesempatan kerja yang diciptakan untuk itu naik juga satu persen, dan sebaliknya. Jika ?N/?Y adalah negatif. Oleh sebab itu elastisitas kesempatan kerja juga negatif.

(43)

E. Review Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini sudah ada beberapa penulis yang melakukan penelitian yang sama yaitu R. Nursanto Hemawan, jurusan ekonomi pembangunan UPN. (2004). Peneliti tersebut menganalisis dampak pertumbuhan sektor ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja dikabupaten Bantul periode 1998-2002. metode yang digunakan adalah dengan analisis shift-share. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui. Bantul mempunyai keunggulan dalam pengembangan sektor industri. Sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang potensial untuk dapat lebih dikembangkan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor ekonomi berdampak positif pada jumlah penyerapan tenaga kerja.

(44)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskritif dan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus kelompok manusia, suatu obyek dan suatu kondisi sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan nyata dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.

Sedangkan penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari serta membaca buku-buku dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat mendukung dalam menganalisis data yang di olah

B. Data Dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder, yaitu data-data yang berasal dari laporan- laporan penelitian dan instansi tertentu yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Data yang dibutuhkan adalah :

(45)

tahunan, karena informasi lebih mudah didapat dari berbagai sumber manapun, perhitungannya lebih mudah dan singkat. Selain itu tidak memerlukan perhitungan yang terperinci (misalnya secara bulanan).

2) Data penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di Indonesia tahun 1995-2005.

Sumber data :

• Kantor Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini dilakukan pada sektor-sektor perekonomian di Indonesia dimana yang menjadi objek penelitian adalah sektor ekonomi (lapangan usaha)

C. Metode Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah di atas dapat di ketahui dengan :

a. Analisis Pertumbuhan Ekonomi

dalam permasalahan yang pertama yaitu Pertumbuhan ekonomi pada tahun tertentu dapat dihitung dengan rumus (Arsyad,1992:17)

Keterangan :

G = Pertumbuhan Ekonomi Yrt = PDB th t

G =

Yrt – Yrt-1 Yrt -1

(46)

Yrt -1 = PDB th t-1

Terjadi pertumbuhan ekonomi jika nilai G t-1 lebih kecil dari pada G t

b. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja

Analisis ini digunakan dalam permasalahan yang kedua dari rumusan masalah yaitu untuk mengetahui seberapa besar penyerapan tenaga kerja pada masing- masing sektor. Rumus penyerapan tenaga kerja adalah :

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor i =

Dimana i adalah sektor ekonomi (9 sektor)

c. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

Untuk menjawab permasalahan ketiga dalam rumusan masalah dapat mengunakan rumus sebagai berikut (Payaman, 1985;83)

Dimana :

E = Elastisitas

? N = Perubahan jumlah tenaga kerja yang terjadi N = Jumlah yang bekerja mula- mula

?Y = Besarnya perubahan pendapatan nasional Y = Pendapatan nasional

?TK Sekto r i

? Seluruh Tenaga Kerja

X 100%

(47)
(48)

31

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan analisis data dan pembahasannya yang diharapkan nantinya dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini, seperti tentang kontribusi sektor industri terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, serta dilihat dari sisi elastisitas yang terjadi di Indonesia selama tahun 1995-2005.

A. Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto

(49)

Tabel 4.1.

Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto

Indonesia Tahun 1995-2005 (%)

Sumber : BPS DIY, PDB, data diolah

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada tabel 4.1, dapat diketahui kontribusi persentase produk domestik bruto sektor-sektor ekonomi mana saja yang paling bayak menunjang PDB di Indonesia. Disini dapat dilihat kontribusi persentase produk domestik bruto Indonasia dari tahun 1995 sampai dengan 2005 secara sektoral seluruh sektor ekonomi memberikan kontribusi yang positif. Rata-rata kontribusi yang diberikan setiap sektor berfariasi, yang paling menonjol yaitu sektor industri dan pengolahan rata-rata tumbuh sebesar 26,35% dan diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 16,35%. Sedangkan sektor pertanian sebesar 15,78%.

(50)

Kontribusi terbesar diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar 26,35% rata-rata pertahun dari tahun 1995 sampai dengan 2005. Sedangkan kontribusi terkecil diberikan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 1,15% rata-rata pertahun dari tahun 1995 sampai dengan 2005. kontribusi yang diberikan berfariasi tiap tahunnya, namun semua memberikan kontribusi yang positif.

a. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase

PDB.

Berdasarkan perhitungan yang bersumber pada data sekunder PDB tahun 1995-2005 diperoleh, kontribusi sektor industri pengolahan ditinjau dari persentase produk domestik bruto yang disajikan pada grafik 4.1.

Grafik 4.1 KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DITINJAU DARI PERSENTASE PDB

23.88

(51)

Berdasarkan grafik 4.1 kontribusi persentase PDB sektor industri pengolahan tahun 1995 sebesar 23,88%, dan terus meningkat pada tahun 1996 sebesar 24,68% dan terus meningkat sampai dengan tahun 2000. pada tahun 2001 menurun menjadi 26,30% dan kembali meningkat sampai tahun 2004 menjadi 28,36%, tahun 2005 sedikit menurun menjadi 28,10%. Dari tahun 1995 sampai dengan 2005. rata-rata kontribusi sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang positif.

Kontribusi persentase sektor industri pengolahan tahun 1995 sampai dengan 2005 mengalami pertumbuhan positif terutama pada tahun 2004-2005 karena adanya kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan PDB. Kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah antara lainberupa promosi investasi kepada sektor swasta dibidang penanaman modal.

b. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Terhadap PDB di Indonesia

(52)

Tabel 4.2.

Pertumbuhan Ekonimi Produk Domestik Bruto Indonesia

Tahun 1995-2005 (%)

Pertumbuhan ekonomi produk domestik bruto di Indonesia yang ditunjukkan oleh tabel 4.2 mengalami perubahan yang cukup drastis khususnya tahun 1997 yaitu sebesar 4,7% dimana faktor utamanya adalah gejolak moneter yang mengakibatkan timbulnya krisis ekonomi. Lain halnya untuk produk domestik bruto tahun-tahun sebelumnya sepeti pada tahun 1995 adalah 8,22% dan pada tahun 1996 tercatat 7,98%. Jumlah tersebut merupakan salah satu dampak nyata atas keberhasilan beberapa kebijakan ekonomi yang diterapkan pada waktu sebelumnya yang antara lain promosi investasi sektor swasta yang cukup tinggi pengaruhnya, yang

(53)

anatara lain memperlancar perijinan dibidang modal. Selain itu produk domestik bruto pada tahun 1995 meningkat karena iklim perekonomian dunia pada saat itu secara sektoral semakin baik. Pada tahun 1995 dan 1996 sektor yang mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu sektor industri pengolahan sebesar 10,88% dan 11,59%.

Pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang kemudian berkembang menjadi krisis politik dan krisis sosial, pada tahun 1998 merupakan krisis ekonomi terparah yang pernah dialami oleh Indonesia. Pertumbuhan semua komponen PDB penggunaan utamanya mengalami pertumbuhan negatif, pada tahun 1997 pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7% menurun menjadi -13,13%. Walaupun mengalami peningkatan pada tahun 1999 hanya berubah menjadi 0,9%. Kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah sebalumnya, yang antara lain berupa promosi investasi sektor swasta dengan memperlancar perijinan dibidang penanaman modal belum dapat membaerikan dampak nyata seperti yang diharapkan. Hal ini karena masih dihantui keadaan ekonomi politik yang masih belum stabil.

(54)

tetapi mulai terjadi pemulihan dengan adanya perbaikan dalam setiap sektor dan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bertujuan mendorong roda perekonomian.

c. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Pertumbuhan Ekonomi

PDB di Indonesia

Berdasarkan perhitungan yang bersumber pada data sekunder PDB di Indonesia tahun 1995-2005 diperoleh, sektor industri pengolahan ditinjau dari pertumbuhan ekonomi produk domestik bruto yang disajikan pada grafik 4.2.

Grafik 4.2 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DITINJAU DARI KONTRIBUSI PDB

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

(55)

terlihat fluktuatif, kenaikan terbesar terjadi pada tahun 1996 sebesar 11,59%. Sedangkan kontribusi terkecil terjadi pada tahun 1998 sebesar -11,44%.

Adanya peningkatan hasil atau nilai PDB sektor industri pengolahan pada tahun 1995 dan 1996 disebabkan semakin membaiknya perekonomian dunia pada saat itu. Akibat krisis ekonomi tahun 1997, pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan mengalami penurunan menjadi 5,25%. Pada tahun 1998 krisis ekonomi berkembang menjadi krisis politik dan sosial mengakibatkan PDB sektor industri pengolahan menjadi -11,44%.

Walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan ekonomi berupa promosi investasi sektor swasta dengan memperlancar perijinan dibidang penanaman modal belum dapat memberikan dampak nyata, tetapi sedikit ada peningkatan, pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan pada tahun 1999 naik menjadi 3,92%. seperti yang diharapkan Pada masa pemulihan (recovery) pada tahun 2000-2005 PDB sektor industri pengolahan semakin membaik, hal ini dikarenakan mulai kembali bergeraknya roda investasi yang pada masa krisis ekonomi sempat mandek.

B. Persentase Penyerapan Tenaga Kerja

(56)

Tabel 4.3.

Persentase Penyerapan Tenaga Kerja

Indonesia Tahun 1995-2005 (%)

Sumber : BPS DIY, PDB, data diolah

Dilihat dari pesentase penyerapan tenaga kerja pada tabel 4.3 menunjukan pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mangalami penurunan. Apa bila dilihat dari rata-rata total seluruh sektor dari tahun 1995 sampai 2005, sektor pertanian memberikan kontribusi penyerapan tenaga kerja paling besar dibandingkan sektor-sektor yang lainya, pertumbuhan itu sebesar 44.03%. dan sektor yang paling sedikit memberikan penyerapan tenaga kerja paling sedikit adalah sektor listrik gas dan air bersih sebesar 0.19%, sedangkan sektor industri hanya memberikan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 12,55%.

(57)

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sektor pertanian pada tahun 1998 tetap memberikan kontribusi penyerapan tenaga paling besar, sebesar 41,31% walaupun pada tahun tersebut terjadi krisis ekonomi, sosial dan politik. Setelah terjadinya krisis ekonomi, sosial politik pada tahun 1998, untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah sebelumnya, antara lain berupa promosi investasi sektor swasta dengan memperlancar perijinan dibidang penanaman modal.

a. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase Penyerapan

Tenaga Kerja.

(58)

Grafik 4.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

DITINJAU DARI PERSENTASE PENYERAPAN TENAGA KERJA

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Berdasarkan grafik 4.8 persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan bersifat fluktuatif. Dimana persentase terbesar terjadi pada tahun 2001 sebesar 13,31%. Sedangkan persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan yang terkecil terjadi pada tahun 1998 sebesar 11,33%.

Tingginya persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri pada tahun 2001 tidak lepas dari upaya pemerintah dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya untuk meningkatkan perekonomian, kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah antara lain berupa investasi sektor swasta dengan memperlancar perijinan dibidang penanaman modal.

(59)

perkembangannya positif. Dari tahun 1995-1997. Sempat mengalami penurunan ditahun 1998 yang dikarenakan terjadinya krisis ekonomi yang terus meningkat menjadi krisis sosial politik. Sehingga mengakibatkan timbulnya banyak perusahaan yang tutup, sehingga menyebabkan banyak tenaga kerja yang bekerja menjadi tidak bekerja (pengangguran).

b. Penyerapan Tenaga Kerja

(60)

Tabel 4.4.

Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia

Tahun 1995-2005 (%)

Sumber : BPS DIY, PDB, data diolah

(61)

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada tabel 4.4 dapat diketahui Penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada tahun 1995-2005 yang ditunjukan pada tabel 4.4 penyerapan tenaga kerja terbesar didominasi oleh sektor listrik, gas dan air bersih rata-rata sebesar 10,93%. Dan penyerapan tenaga kerja yang terkecil didominasi oleh sektor jasa-jasa rata-rata sebesar -0,27%. Sedangkan sektor industri pengolahan hanya memberikan rata-rata sebesar 1,75%.

Pada tahun 1995 penyerapan tenaga kerja sebesar 4.38%, di tahun 1996 meningkat menjadi 6.98%. tetapi pada tahun 1997 mengalami penurunan menjadi 1.57%. disini terlihat dari tahun 1997 sudah terjadi krisis ekonomi, lalu meningkat menjadi krisis sosial politik di tahun 1998 penyerapan tenaga kerja menurun menjadi sebesar 0,72%, dimana faktor keamanan dan keadaan politik pada saat itu cukup memprihatinkan sehingga banyak mengalami penurunan. Pada tahun 1999 meningkat menjadi 1,30%, 2000 (1,13%), 2001 (1,09%). Pada tahun 2002 sedikit mengalami penurunan menjadi 0,93%. Di tahun 2004 meningkat sebesar 3,24% lalu ditahun 2005 kembali menurun sebesar 1,31%.

(62)

dalam ekonomi pasar diasumsikan bahwa seorang pengusaha tidak dapat mempengaruhi harga. Pengusaha dapat menjual berapa saja produksinya dengan harga yang berlaku. Dalam hal memaksimimkan laba, pengusaha hanya dapat mengatur berapa jumlah karyawan yang dapat dipekerjakan. Hal inilah yang mengakibatkan menurunnya penyerapan tenaga kerja pada tahun tersebut.

c. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Penyerapan Tenaga

Kerja

(63)

Grafik 4.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DITINJAU DARI KONTRIBUSI PENYERAPAN

TENAGA KERJA

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Berdasarkan grafik 4.4 penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan terlihat fluktuaktif. Penyerapan terbesar terjadi pada tahun 1999 sebesar 15,92%. Sedangkan pertumbuhan terkecil terjadi pada tahun 2002 sebesar -11,42%. Penurunan ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi krisis ekonomi yang terus meningkat menjadi krisis sosial dan politik. Pada tahun 1999 sampai dengan 2002 penyerapan tenaga kerja selalu positif, tetapi 2003 kembali menurun menjadi sebesar -9,76% ini terjadi karena belum stabilnya keadaan ekonomi pada saat itu. Pada tahun 2004 meningkat sebesar 1,13%, tahun 2005 sebesar 5,26%.

(64)

lain mempermudah proses perijinan, menjamin keamanan usaha. Selain itu yang menyebabkan besarnya tenaga kerja dari sektor industri kecil tetap beroprasi dan perkembang yang memiliki nilai eksport tinggi, nilai mata uang Indonesia yang mengecil, sehingga dengan hasil eksport menggunakan mata uang asing yang memiliki nilai tinggi membuat keuntungan semakin tinggi.

C. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan

Untuk mengetahui Elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Indonesia pada tahun 1995-2005, dapat dilihat pada tabel 4.5. sebagai berikut :

(65)

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Industri Pengolahan

tahun 1995-2005

Tahun Tenaga kerja (?N/N)

Dari tabel 4.5. di atas dapat diketahui bahwa nilai elastisitas tertinggi pada periode 1996/1997 sebesar 0.984, sedangkan nilai elastisitas terendah terjadi pada periode 2002/2003 sebesar -0.0001. rata-rata elastisitas penyerapan tenaga kerja menurut sektor industri pengolahan di Indonesia pada tahun 1995-2005 sebesar 0.08779. Berdasarkan kriteria elastisitas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata elastisitas penyerapan tenaga kerja menurut sektor industri pengolahan di Indonesia pada tahun 1995-2005 bersifat inlastis, karena nilai elastisitasnya lebih kecil daripada satu. Hal ini berarti perubahan PDB relatif sedikit mempengaruhi besarnya perubahan

(66)

mempengaruhi perubahan penyerapan tenaga kerja. Artinya bila PDB bertambah dengan satu persen, penyerapan kerja yang diciptakan untuk itu adalah 0.08779 persen.

Salah satu yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah PDB. Mengenai besar kecilnya pengaruh PDB terhadap penyerapan tenaga kerja tersebut bisa berbeda setiap tahunnya, hal ini bisa kita lihat dari nilai elastisitas penyarapan tenaga kerja masing- masing tahun.

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa nilai elastisitas penyerapan tenaga kerja tertinggi terjadi pada tahun 1996/1997 sebesar 0.984. Berdasarkan data dari BPS, dapat diketahui bahwa perubahan PDB sektor industri relatif sedikit mempengaruhi besar perubahan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, artinya kenaikan PDB sektor industri sebesar Rp 1 menyebabkan kenaikan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,984, dan sebaliknya penurunan PDB sektor industri sebesar Rp 1 menyebabkan penurunan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,984.

Nilai elastisitas penyerapan tenaga kerja terendah terjadi pada tahun 2002/2003 sebesar -0,0001. PDB sektor industri relatif tidak banyak mempengaruhi besar perubahan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, artinya kenaikan PDB sektor industri sebesar Rp 1 menyebabkan kenaikan penyerapan tenaga kerja sebesar -0,0001, clan sebaliknya penurunan PDB sebesar Rp 1 menyebabkan penurunan penyerapan tenaga kerja sebesar -0,0001

(67)
(68)

51

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa.

1. Nilai kontribusi persentase sektor industri terhadap PDB di Indonesia tahun 1995 sampai dengan 2005 tertinggi terjadi pada pada tahun 2004 sebesar 28,36%. Sedangkan kontribusi perdentase sektor industri terhadap PDB di Indonesia tahun 1995 sampai dengan 2005 yang terkecil terjadi pada tahun 1995 sebesar 23,88%. Nilai kontribusi persentase produk domestik bruto sektor industri pengolahan dari tahun 1995 sampai dengan 2005 sebesar 26,35% rata-rata pertahun.

2. Nilai kontribusi persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri dari tahun 1995 sampai dengan 2005 tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 13,31%. Sedangkan kontribusi persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia tahun 1995 sampai dengan 2005 yang terkecil terjadi pada tahun 1998 sebesar 11,33%. Nilai kontribusi persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri dari tahun 1995 sampai dengan 2005 rata-rata pertahun sebesar 12,55%.

(69)

1996/1997 sebesar 0,984 sedangkan nilai elastisitas terendah terjadi pada tahun 2002/2003 sebesar -0,0001, rata-rata elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Indonesia pada taun 1995 sampai dengan 2005 sebesar 0,08779. Elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Indonesia pada tahun 1995 sampai dengan 2005 bersifat inlastis karena koefisien elastisitasnya kurang dari 1 (satu).

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian dan berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti, mencoba memberikan beberapa saran

(70)

2. Pemerintah harus memiliki spesialisasi dibidang industri untuk mendongkrak perekonomian. Selain itu sesuai dengan undang-undang dasar, dimana usaha yang mencakup harkat hidup orang bayak dikuasai oleh Negara,.dimana usaha-usaha tersebut banyak menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Tetapi pada saat ini banyak perusahaan Negara beralih menjadi perusahaan swasta. Sehingga hanya menguntungkan individu saja. Perusahaan yang dapat menghasilkan laba banyak tidak dapat menjadi masukan buat pemerintah.. sehingga pemerinatah tidak dapat mengembangkan industri dalam negri. Indonesia sebagai Negara agraris yang banyak menghasilkan dibidang pertanian dan kehutanan. Pemerintah dapat memanfaatkan hal tersebut dengan meningkatkan kwalitas sumber daya manusia untuk mengolah dan dibarengi dengan penciptaan industri pengolahan untuk mendukung. Sektor-sektor tersebut dapat banyak menyerap tenaga kerja. Paling banyak, karena sektor-sektor tersebut banyak dikerjakan oleh tenaga manusia dibandingkan tenaga mesin.

3. Pemerintah dapat melihat dari konsep elastisitas dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga untuk suatu periode tertentu, dapat juga digunakan untuk menyusun simulasi kebijakan pembangunan untuk ketenaga kerjaan yaitu dengan memilih beberapa alternatif laju pertumbuhan tiap sektor, maka dihitung kesempatan kerja yang dapat diciptakan. Kemudian dipilih kebijakan p[embangunan yang paling sesuai dengan kondisi pasar.

(71)

pendidikan dan lain-lain. Selain itu, menambah dasar pengenaan elastisitas penyerapan tenaga kerja dengan tingkat upah.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Metode pengambilan data dalam penelitian ini kurang komprehensif, karena tidak didukung dengan metode wawancara.

2. Variabel dalam penelitian ini masih bisa dilengkapi dengan variabel tingkat upah.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi Pembangunan, Bagian Penerbitan. Yogyakarta: STIE YKPN

Badan Pusat Statistik (BPS), 2004, Yogyakarta

Boediono, 2000, Sinopsis Ekonomi Mikro, Yogyakarta: BPPE UGM

Budiman, 1998, Krisis Tersembunyi Dalam Pembangunan, Jakarta: Gramedia Dajan, Anton, 1986, Pengantar Metode Statistik, Jakarata: LP3ES

Djojohadikusumo, Sumitro, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi; Dasar Teori Pertumbuhan Dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta: LP3ES

Drs. Noegroho Boedijoewono, 2001, Pengantar Statistik Ekonomi dan Bisnis, yogyakarta, UPP AMP YKPN

Duhaedi waskito, 2004, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri di kota Tegal periode 1993-2002. Yogyakarta, UPN

Dumairy, 1997. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga

Jhingan, 1996, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Lewis, Arthur. W, 1986, Perencanaan Pembangunan Dasar-Dasar Kebijakan Ekonomi, Jakarta: Aksara Baru

Masykur Wiratmo, 1994, Sinopsis Pengantar Ekonomi Makro, yogyakarta, PT Media Widya Mandala

Payaman J. Simanjuntak, 1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: LPFE UI

(73)

Soeroto, 1983, Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Tenaga Kerja, Gadjah Mada University Pers.

Sukirno, 1981, Ekonomi Pembangunan, Proses Masalah Dan Kebijaksanaan, Medan: Barto Gurat

Suparmoko, M, 1998, Pengantar Ekonomi Makro, yogyakarta: BPFE

Swasono, Yudo, 1987, Metode Perncanaan Tenaga Kerja, Tingkat Nasional, Regional dan Perusahaan. Yogyakarta: BPFEE.

(74)
(75)

Lampiran 1

A. PerhitunganKontribusi Persentase Produk Domestik Bruto

Indonesia Tahun 1995-2005 (%)

Tahun Industri PDB Total Persentase PDB

1995 91.637,1 383.792,3 23.88%

1996 102.259,7 414.418,9 24.68%

1997 107.629,7 433.245,9 24.84%

1998 95.320,6 376.374,9 25.33%

1999 98.949,4 379.557.8 26.07%

2000 104.986,9 398.016,9 26.38%

2001 108.272,3 411.753.5 26.30%

2002 419.387,8 1.505.216,4 27.86%

2003 441.754,9 1.577.171.3 28.01%

2004 469.952,4 1.656.825.7 28.36%

2005 491.699,5 1.749.546.9 28.10%

Persentase PDB Sektor I =

?PDB sekto r i

? Total PDB

(76)
(77)
(78)

Lampiran 2

A. Perhitungan Kontribusi Persentase Pe nyerapan Tenaga Kerja

Indonesia Tahun 1995-2005 (%)

Tahun TK sektor i Total TK Persentase TK

1995 10.127.047 80.110.060 12.64%

1996 10.773.038 85.701.831 12.57%

1997 11.214.822 87.049.756 12.92%

1998 9.933.622 87.872.449 11.33%

1999 11.515.955 88.816.859 12.97%

2000 11.657.695 89.824.032 12.98%

2001 12.086.122 90.807.417 13.31%

2002 12.109.997 91.647.166 13.21%

2003 10.927.342 90.784.917 12.04%

2004 11.070.498 93.722.036 11.81%

2005 11.652.406 94.948.118 12.27%

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor I =

?TK Sekto r i

? Seluruh Tenaga Kerja

(79)
(80)

B. Perhitungan Penyerapan Tenaga Kerja

Indonesia Tahun 1995-2005

10.127.047 – 9.87.5341 Penyerapan TK 95 =

9.87.5341 X 100 % = 2.55% 10.773.038 - 10.127.047

Penyerapan TK 96 =

— 10.127.047 X 100 % = 6.38% 11.214.822 - 10.773.038

Penyerapan TK 97 =

= 10.773.038 X 100 % = 4.1% 9.933.622 - 11.214.822

Penyerapan TK 98 =

= 11.214.822 X 100 % = -11.42% =11.515.955 - 9.933.622

Penyerapan TK 99 =

9.933.622 X 100 % = 15.92% 11.657.695 - 11.515.955

Penyerapan TK 00 =

= 11.515.955 X 100% = 1.23% 12.086.122 - 11.657.695

(81)

Lampiran 3

A. Perhitungan Elastisitas Pertumbuhan PDB

(? Y/Y) Periode 1997/1998 =

5,25 = -3,179 3,92 - -11,44

Periode 1998/1999 =

-11,44 = -1,343 5,58 - 3,92

Periode 1999/2000 =

3,92 = 0,423 3,30 - 5,58

Periode 2000/2001 =

5,58 = -0,409 5,29 - 3,30

Periode 2001/2002 =

3,30 = 0,603 5,33 - 5,29

Periode 2002/2003 = 5,29 = 0,007

6,38 - 6,38 Periode 2003/2004 =

6,38 = 0,197 4,63 - 6,38

Periode 2004/2005 =

(82)

B. Perhitungan Elastisitas Penyerapan TK

(?N/N)

6,38 – 2,55 Periode 1995/1996 =

2,55 = 1,502 4,10 - 6,38

Periode 1996/1997 = 6,38 = -0,556

-11,42 - 4,10 Periode 1997/1998 =

4,10 = 0-3,785 15,92 - -11,42

Periode 1998/1999 = -11,42 = -2,394

1,23 – 15,29 Periode 1999/2000 =

15,29 = -0,922 3,68 - 1,23

Periode 2000/2001 =

1,23 = 1,992 0,20 - 3,68

Periode 2001/2002 =

3,68 = -0,946 -9,76 - 0,20

Periode 2002/2003 = 0,20 = -49,8

1,13 - -9,76 Periode 2003/2004 =

-9,76 = -1,116 5,26 - 1,13

Periode 2004/2005 =

(83)

C. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Industri Pengolahan

tahun 1995-2005

Tahun Tenaga kerja (?N/N)

? N = Perubahan jumlah tenaga kerja yang terjadi N = Jumlah yang bekerja mula- mula

? Y = Besarnya perubahan pendapatan nasional Y = Pendapatan nasional

?N / N ?Y / Y

(84)

1,502 Periode 1995/1996 =

0,065 = 0,043 -0,556

Periode 1996/1997 = -0,547 = 0,984

-3,785 Periode 1997/1998 =

-3,179 = 0,840 -2,94

Periode 1998/1999 =

-1,343 = 0,516 -0,922

Periode 1999/2000 =

0,423 = -0,456 1,992

Periode 2000/2001 =

-0,409 = -0,205 -0,946

Periode 2001/2002 =

0,603 = -0,637 -49,8

Periode 2002/2003 = 0,007 = -0,0001

-1,116 Periode 2003/2004 =

0,197 = -0,177 3,655

Periode 2004/2005 =

-0,274 = -0,075 0,8779

Rata-rata =

Gambar

Tabel 2.   Pertumbuhan   Ekonimi   Produk  Domestik  Bruto   Indonesia   Tahun
Grafik 2.   Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Kontribusi PDB ....................35
Gambar : Fungsi permintaan Tenaga Kerja
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan kajian mendapati hampir semua remaja perempuan mentakrifkan hubungan romantik dari segi hubungan intim yang dikaitkan dengan hubungan seksual sementara

Hal tersebut dipertegas dengan hasil penelitian yang lilihat dalam uji-t dimana kesimpulan yang didapat menyatakan terdapat perbedaan antara dua kelompok coba dan kelompok

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan batang bawah dengan batang atas, namun secara terpisah tinggi tanaman sampai dengan

Kerja sama dengan ormas.

Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul "Pengaruh Model

Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.Tujuan asuhan komprehensif yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah taruna teknik yang mendapat pembelajaran model problem based learning berbasis

Dalam Pasal 15 Undang-undang No.31 Tahun 1999 ditentukan bahwa setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana