• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pola Koordinasi

Tipe- tipe koordinasi adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi vertical (Vertical Coordination) adalah kegiatan - kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit- unit, kesatuan- kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tegasnya atasan mengkoordinasi semua aparat yang ada dibawah tanggung jawabnya secara langsung. Koordinasi vertical ini

secara relative mudah dilakukan, karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat yang sulit diatur.

2. Koordinasi Horizontal (Horizontal Coordination) adalah mengkoordinasikan tindakan - tindakan atau kegiatan - kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat/selevel. Koordinasi horizontal ini dibagi atas interdisciplinary dan interrelated.

Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,

menyatukan tindakan – tindakan, mewujudkan, dan menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun secara ekstern pada unit- unit yang sama tugasnya. Interrelated adalah koordinasi antarbadan (instansi); unit- unit yang fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan instansi yang lain saling bergantungan atau mempunyai kaitan baik.Kordinasi ini relatif sulit dilakukan karena koordinator tidak dapat memberikan sanksi kepada pejabat yang sulit diatur sebab kedudukannya setingkat.

4.4.1.1Unit – unit atau Organisasi - Organisasi

Unit – unit atau Organisasi – organisasi merupakan kelompok kerja didalam suatu organisasi yang tentunya memiliki fungsi yang berbeda (spesialisasi). Organisasi ini dapat berupa instansi pemerintah, organisasi swasta, ataupun badan usaha. Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa instansi pemerintah yang sudah

berkoordinasi dengan pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah dalam menjalankan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup antara lain BAPPEDA, Dinas Pendidikan, dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman. Namun, yang disayangakan adalah belum adanya koordinasi atau kerjasama secara resmi yang dilakukan oleh pihak BLHD kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam menangani masalah yang timbul setelah diadakannya pelatihan kerajinan dari daur ulang sampah plastik yaitu masalah promosi dan pemasaran.

Dalam Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang, Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang, dijelaskan bahwa salah satu tugas pada Sub Bidang Informasi Lingkungan adalah pelaksanaan koordinasi dengan Instansi/lembaga lainnya yang terkait. Namun pada kenyataannya hal ini belum terealisasi.

Dalam Peraturan Bupati Tangerang Nomor 49 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang, dijelaskan bahwa salah satu tugas dari Seksi Promosi dan Informasi adalah melaksanakan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait pembinaan dan pengembangan promosi, penyuluhan pada dunia usaha berkaitan dengan promosi usaha dan pelayanan informasi usaha. Dalam

penelitian ini, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah bahwasanya sampai saat ini pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan khususnya pada Seksi Promosi dan Informasi belum berkerjasama atau berkoordinasi dengan pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah, hanya dalam bentuk pembicaraan non formal yang dilakukan oleh sesama pegawai. Hal ini sangat disayangakan karena ini bisa menjadi peluang untuk kedepannya apabila koordinasi antara Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah berjalan secara optimal..

Saat ini, Bidang Perdagangan Luar Negeri khususnya pada Seksi Promosi dan Informasi baru berkoordinasi dengan Bidang Industri yang memang sudah memiliki IKM binaan. Selain Bidang Industri, Bidang Perdagangan Luar Negeri khususnya pada Seksi Promosi dan Informasi sudah berkerjasama dengan Dinas Koperasi untuk permasalah permodalan yang sering dialami oleh para pelaku IKM. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pola koordinasi antara Badan Lingkungan Hidup Daerah khususnya pada sub bidang Informasi Lingkungan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan khususnya pada Seksi Promosi dan Informasi adalah pola koordinasi horizontal interrelated yaitu koordinasi antar badan/instansi beserta unit – unit yang fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling

bergantung atau mempunyai kaitan secara intern atau ekstern yang levelnya setaraf. Namun pada kenyataan dilapangan, koordinasi ini belum berjalan secara optimal disebabkan karena ada beberapa masalah yang terjadi salah satunya adalah belum terbentuknya forum.

4.4.1.2Sumber – sumber (potensi)

Pelaksanaan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup yang salah satu kegiatannya adalah pelatihan kerajinan dari daur ulang sampah plastik membutuhkan potensi yang baik dari masing – masing unit organisasi pelaksana. Baik dari segi sumber daya manusia, peralatan, teknologi dan kecukupan anggaran. Keempat hal tersebut mampu menunjang koordinasi agar menjadi lebih baik. Dalam melaksanan kegiatan kerajinan dari daur ulang sampah tentunya membutuhkan orang –

orang yang memiliki keinginan dan daya kreativitas yang cukup tinggi, itulah sebabnya Badan Lingkungan Hidup Daerah memilih ibu – ibu yang dijadikan sasaran dalam peltihan ini. Selain itu, pelatihan yang dilkukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah dapat memberdayakan masyarakat khususnya para ibu – ibu yang telah diberikan pelatihan oleh pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah apabila kegiatan ini berlangsung secara terus menerus.

Selain potensi sumber daya manusia, kecukupan anggaran dan penerapan teknologi yang digunakan pun dapat menunjang

penyelenggaraan kegiatan pelatihan kerjinan daur ulang sampah plastik ini. Dari segi anggaran untuk Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dikatakan sudah cukup, karena pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah dapat meminimalisir biaya yang dikelurkan dengan cara melakukan kegiatan sederhana yang tidak membutuhkan biaya yang besar seperti pelatihan kerajinan daur ulang sampah plastik dan pembuatan kompos skala rumah tangga.

Jika dilihat dari segi penerapan teknologi, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah sudah menerapkan teknologi untuk kegiatan pelatihan kerajinan daur ulang sampah plastik ini dengan menggunakan mesin jahit. Namun pada kenyataan dilapangan, hal ini tidak berjalan dengan baik dan menjadi salah satu kendala yang dialami oleh para ibu – ibu pengrajin. Oleh karena itu, ibu – ibu pengrajin yang sudah diberikan pelatihan oleh pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah lebih memilih dengan sistem manual yaitu menggunakan tangan mereka masing – masing dan apabila para ibu – ibu pengrajin menginginkan hasil barang yang lebih rapih, mereka lebih memilih membayar tukang jahit untuk merapikan satu buah barang kerajinan mereka.

Hal serupa juga dilakukan oleh Bidang Perdagangan Luar Negeri pada Seksi Promosi dan Informasi. Selama ini, mereka

melakukan promosi masih dengan sistem manual dengan cara mengadakan acara pameran atau bazar didalam maupun diluar kota. Seksi Promosi dan Informasi sendiri belum menggunakan teknologi untuk mempromosikan produk – produk yang dihasilkan dengan cara promosi online. Hal ini dilakukan dikarenakan Bidang Perdangan Luar Negeri khususnya pada Seksi Promosi dan Informasi sudah memiliki gerai sendiri yang terletak di Mardi Grass, Citra Raya. Didalam gerai tersebut, ada beberapa produk –

produk IKM binaan yang dipasarkan. Namun, yang sangat disayangakan adalah belum adanya produk kerajinan yang dihasilkan dari daur ulang sampah plastik, hal ini dikarenakan belum adanya tindak lanjut dari pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Pihak Perdagangan Luar Negeri dalam mengatasi permasalahan ini.

4.4.1.3Gerak Kegiatan

Gerak kegitan merupakan segala daya upaya, segala suatu tindakan yang dikerjakan oleh suatu kelompok kerja dalam melaksanakan tugasnya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah terkait dengan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup salah satunya adalah pelatihan kerajinan daur ulang sampah plastik, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat di wilayah Kabupaten Tangerang dan khususnya di Kecamatan Tigaraksa dapat berdaya dan dapat

mensejahterakan kehidupan mereka. Sedangakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan khususnya pada sub bidang promosi dan informasi yang berkaitan dengan kegitan ini adalah melakukan pameran dan bazar yang diadakan secara rutin. Namun, yang disayangkan adalah sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari sub bidang promosi dan informasi dalam mengatasi masalah promosi dan pemasaran.

Cara Badan Lingkungan Hidup Daerah untuk memberdayakan para ibu – ibu pengrajin adalah dengan cara mengundang ibu – ibu pengrajin untuk diberikan pelatihan beberapa kali di kantor Badan Lingkungan Hidup Daerah. Selain itu, Badan Lingkungan Hidup Daerah juga mengajak ibu – ibu pengrajin yang memang sudah mahir dalam membuat kerajinan untuk ikut serta dalam kegiatan studi banding di kota lain. Sedangkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum berupaya untuk mengajak atau mengundang para ibu – ibu pengrajin untuk ikut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan seperti bazar ataupun pameran yang diadakan rutin oleh pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Hal ini terjadi karena ibu – ibu pengrajin belum membentuk forum yang memiliki payung hukum seperti IKM. Apabila para ibu

– ibu pengrajin sudah membetuk forum dan sudah memiliki payung hukum seperti IKM, maka Dinas Perindustrian dan

Perdagangan akanmemberikan pembinaan kepada forum atau kelompok ibu – ibu pengrajin daur ulang sampah plastik. Hal ini sangat disayangankan karena seharusnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan melahirkan binaan baru. Hal ini pula lah yang menjadi alasan mengapa pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah belum melakukan rapat koordinasi secara resmi kepada Dinas Perindustriandan Perdagangan untuk membahas permasalahan promosi dan juga pemasaran barang kerajinan yang telah dibuat oleh para ibu – ibu pengrajin.

4.4.1.4Kesatupadanan

Kesatupaduan organisasi ataupun kelompok yang menjalani fungsi koordinasi dalam menjalankan suatu program dapat dilihat dari kekompakkan organisasi ataupun kelompok tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan masyarakat, sudah pasti kekompakkan antara instansi/dinas dengan instansi/dinas lain yg terkait, antara instansi/dinas dengan kelompok masyarakat maupun kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain harus terjalin dengan baik.

Dalam melaksanakan kegiatan pelatihan kerajinan daur ulang sampah plastik yang juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Kabupaten Tangerang khususnya para ibu – ibu pengrajin, kekompakkan yang terjalin antara Badan Lingkungan

Hidup Daerah dengan ibu – ibu pengrajin dikatakan menurun. Hal ini terjadi karena saat ini antusiasme para ibu – ibu yang telah diberikan pelatihan telah menurun. Begitu pula kekompakkan antar ibu –ibu pengrajin saat ini menurun, karena saat ini hanya ada beberapa ibu – ibu yang masih membuat kerajinan tersebut sampai sekarang.

Upaya peningkatan koordinasi yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah para ibu – ibu pengrajin yang telah diberikan pelatihan adalah dengan cara berkomunikasi melalui telepon seluler. Badan Lingkungan Hidup Daerah sendiri saat ini hanya menghubungi para ibu – ibu pengrajin yang telah diberikan pelatihan apabila dari daerah ingin mengadakan bazar, pameran ataupun studi banding ke tempat lain. Hal ini dirasa kurang efektif dan sangat disayangakan karena ibu – ibu pengrajin yang telah mahir membuat kerajinan daur ulang sampah plastik oleh Badan Lingkungan Hidup tidak termonitoring dengan baik.

4.4.1.5Keserasian

Koordinasi antar instansi/dinas dalam memberdayakan masyarakat khususnya para ibu – ibu pengrajin kerajinan daur ulang sampah plastik, dapat dilihat dari urutan pekerjaan dan ketepatan waktu pengerjaan. Jika dilihat dari urutan pengerjaan Badan Lingkungan Hidup Daerah dalam menjalankan kegiatan pelatihan kerajinan daur ulang sampah plastik sudah sesuai dengan

urutan pengerjaan dan juga ketepatan waktu pengerjaan yaitu 2 – 3 hari untuk melakukan persiapan, sosialisasi dan juga pelatihan. Pelatihan yang diberikan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah pada sub bidang informasi lingkungan adalah dengan cara terjun langsung kelapangan, dalam hal ini pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah mendatangi langsung ketempat yang menjadi sasaran mereka.

Begitupun dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada sub bidang promosi dan informasi dalam menjalankan tugas mereka dengan mengadakan promosi dengan cara melakukan bazar dan pameran keluar kota sudah sesuai dengan urutan pengerjaan masing – masing. Ketepatan waktu pelaksanaan bazar dan pameran pun sudah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, biasanya sub bidang promosi dan informasi mengadakan bazar membutuhkan waktu 2 hari dan untuk pameran ke luar kota, sub bidang promosi dan informasi membutuhkan waktu maksimal 5 hari.

4.4.1.6Arah yang sama (sasaran)

Sasaran kegiatan dari 2 (dua) instansi terkait sebenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu mensejahterahkan masyarakat pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Tangerang pada khususnya. Untuk mewujudkan tujuan yang sama, Badan Lingkungan Hidup Daerah pada sub bidang informasi lingkungan

memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu dengan cara mengadakan kegiatan pelatihan kerajinan daur ulang sampah platik dan Dinas Perindustian dan Perdagangan pada sub bidang promosi dan informasi dengan cara membantu para IKM –

IKM yang telah dibina. Namun dalam hal ini pihak Badan Lingkugan Hidup Daerah dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum melakukan koordinasi secara langsung dan resmi, hal ini terjadi karena belum adanya perhatian khusus dari Badan Lingkungan Hidup Daerah pada sub bidang informasi lingkungan dalam memberdayakan para ibu – ibu pengrajin yang telah diberikan pelatihan.

Dalam malakukan suatu kegiatan,sosialiasi sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir ketidaktahuan dan kesalahpahaman masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pelatihan kerajinan daur ulang sampah plastik ini. Badan Lingkungan Hidup Daerah pada sub bidang informasi lingkungan memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat dengan cara menjemput bola yaitu mendatangi langsung masyarakat yang akan diberikan pelatihan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah.

Selain sosialisasi kegiatan, kontrol pimpinan juga dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan kegiatan. Dalam memberdayakan pengrajin daur ulang sampah plastik pimpnan dari pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah dikatakan sudah cukup

baik, karena pimpinan mereka terjun langsung ke lapangan dan mengontrol langsung berjalannya suatu kegiataan. Berbeda dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kontrol pimpinan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan dikatakan belum cukup baik, karena pimpinan mereka hanya mengontol suatu kegiatan dari laporan dan dokumentasi saja, tidak secara langsung mengontrol jalannya suatu kegiatan. Selain itu, pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan hanya sebulan sekali atau bahkan 2 (dua) bulan sekali mengadakan pertemuan dengan bawahan – bawahannya.

Dokumen terkait