• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.2. Koperasi Kredit

Dilihat dari asal katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa Ingris

co-operation yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai

perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis.

Menurut pasal 1 UUD No. 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah:

Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.

Berikut adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk mengenal Koperasi lebih jauh :

Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada kopersi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954)

Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima

imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO,1996, Edilius dan Sudarsono, 1993).

Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uaraian mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

2) Bentuk kerjasama dalam Koperasi bersifat sukarela

3) Masing-masing anggota Koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. 4) Masing-masing anggota Koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta

mengawasi jalannya usaha koperasi.

5) Risiko dan keuntungan usaha di tanggung dan di bagi secara adil. 2.2.2 Tujuan Koperasi

Menurut pasal 3 UU No. 25/1992, tujuan koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan manyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut: 1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya

2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat

3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

2.2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi

Peranan Prinsip Koperasi

Secara garis besar, peranan prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut: • Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapai tujuannya

• Sebagai ciri khas yang membedakan Koperasi dari bentuk-bentuk perusahaan lainnya

a. Prinsip Koperasi Rochdale

Sejarah prinsip koperasi bermula dari prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Koperasi konsumsi di Rochdale. Prinsip-prinsip koperasi Rochdale itu adalah sebagai berikut:

• Barang-barang yang dijual bukan barang palsu dan dengan timbangan yang benar • Penjualan barang dengan tunai

• Harga penjualan menurut harga pasar

• Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut perimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke Koperasi

• Masing-masing anggota mempunyai satu suara • Netral dalam politik dan keagamaan

• Keanggotaan bersifat sukarela

• Semua anggota menyumbang dalm permodalan (saling tolong untuk mencapai penyelamatan secara mandiri).

b. Prinsip Koperasi Menurut ICA (International Cooperation of Association)

Adapun prinsip-prinsip koperasi menurut ICA, yaitu: • Keanggotaan bersifat terbuka.

• Pengawasan dilakukan secara demokratis.

• Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas partisipasi masing-masing dalam usaha koperasi.

• Bunga yang terbatas atas modal. • Netral dalam politik dan agama. • Tataniaga dijalankan secara tunai • Menyelenggarakan pendidikan.

c. Prinsip-Prinsip Koperasi di Indonesia

• Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela • Pengelolaan dilakukan secara demokratis

• Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

• Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. • Kemandirian.

2.2.4. Jenis-Jenis Koperasi

Dalam garis besarnya, sekian banyak koperasi tersebut dapat kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu:

1) Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang konsumsi yang dibutuhkan oleh anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu Koperasi konsumsi sangat tergatung pada latar belakang kebutuhan anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian koperasi yang bersangkutan. Misalnya, koperasi konsumsi dalam lingkungan daerah pertanian, selain menjual barang-barang kebutuhan pokok, sering juga menjual bibit, semprotan, serta alat-alat pertanian. Koperasi konsumsi di lingkungan para buruh, misalnya menjual barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, sandang dan barang-barang keperluan sehari-hari lainnya.

2) Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah Koperasi yang kegiatan utamanya melakukan proses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Koperasi produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang di produksinya. Tujuan utama dari koperasi produksi adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu melalui suatu perusahaan yang mereka kelola dan miliki sendiri.

3) Koperasi Jasa

Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Misalnya, Koperasi Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Konstruksi Bangunan, Koperasi Jasa Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, Koperasi Perumahan Nasional, Koperasi Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, Paspor, Sertifikat Tanah dan lain sebagainya.

4) Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD)

Dalam meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD). Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah Unit Desa itu yang merupakan daerah kerja KUD. Beberapa fungsi KUD meliputi:

a. Penyediaan dan penyaluran saran produksi pertanian dan keperluan hidup sehari-hari.

b. Pengolahan serta pemasaran hasil pertanian.

c. Pelayanan jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya.

5) Koperasi Kredit

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian di pinjamkan kembali kepada para anggota-anggotanya yang memerlukan bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya untuk berhemat serta gemar

menabung, koperasi kredit biasanya juga bertujuan untuk membebasakan para anggotanya dari jeratan para rentenir.

Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang mereka miliki sendiri, para anggota-anggota Koperasi kredit tidak hanya akan menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaannya, akan tetapi mereka juga akan memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang murah.

Fungsi pinjaman di dalam Koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada umumnya, yaitu untuk memperbaiki kehidupan para anggota. Misalnya:

a. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk,benih unggul, pacul, dan alat-alat pertanian lainnya yang akan membantu meningkatkan hasil usaha taninya.

b. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli jaring penangkap ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya akan bertambah.

c. Dengan uang pinjaman maka seorang buruh atau karyawan akan dapat membeli barang yang tak dapat dibeli dari upah atau gajinya sebulan (misalnya mesin jahit, radio, sepeda motor, dll) dengan mengangsur pinjaman itu setiap bulan ia akan memiliki barang-barang itu untuk perbaikan hidupnya.

Tujuan Koperasi Kredit :

a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat ringan.

b. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.

c. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.

d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

Untuk memperbesar modal koperasi, maka sebagian keuntungan koperasi tidak dibagikan kepada anggota dan dicadangkan. Bilamana modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Pemerintah memberikan fasilitas kepada Koperasi Simpan Pinjam dan koperasi lain untuk memperkuat modal melalui Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK), berdasarkan SK nomor 99/KPTS/Mentranskop/1970 tanggal 1 juli 1970.

2.2.5. Koperasi Kredit Sebagai Perangsang Kemajuan Ekonomi

Pemberian kredit oleh suatu koperasi kredit diharapkan dapat menjadi perangsang kemajuan ekonomi, dimana keberhasilan suatu kredit terletak pada tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yakni apabila kredit tersebut dapat membawa pengaruh terhadap keadaan sosial ekonomis penerima, pemberi, negara, dan rakyat.

Bagi penerima kredit, realisasi suatu kredit di katakan berhasil apabila ia dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat menampung tenaga kerja yang lebih banyak, dengan demikian kedua belah pihak mengalami perkembangan usaha yang terus meningkat.

Bagi negara, kredit dapat dikatakan berhasil jika negara memperoleh tambahan penerimaan negara yang berupa pajak penghasilan (PPh) perseorangan/ badan usaha serta kemungkinan adanya peningkatan ekspor. Sedangkan bagi rakyat, manfaat kredit yakni dengan berkembangnya usaha dari penerima dan pemberi kredit, semakin terbuka kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan.

Dokumen terkait