ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
D. Analisa Data
2. Korelasi Sederhana
Mengukur besarnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan rumus koefisien korelasi.
Kemampuan Hitung dan Prestasi Belajar Matematika
Penulis melakukan pengukuran besarnya korelasi antara kemampuan hitung terhadap prestasi belajar dengan bantuan tabel 4.12 perhitungan nilai korelasi.
Tabel 4.12 Perhitungan nilai N 32 ∑ 1890 ∑ 1980 ∑ 125230 ∑ 119150 ∑ 140176 ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ √ √ √
Dari hasil perhitungan korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,719. Nilai korelasi antara kemampuan hitung dan prestasi belajar matematika mendekati 1 dan bernilai positif, menunjukkan ada hubungan positif antara kemampuan hitung dan prestasi belajar. Jadi, tingkat hubungannya adalah tinggi karena koefisien korelasi bernilai 0,719.
Untuk menentukan besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut.
51,7%
Artinya : hubungan kemampuan hitung dengan prestasi belajar sekitar 51,7% atau selebihnya 48,3% ditentukan oleh faktor lain.
Interaksi Sosial dan Prestasi Belajar
Penulis melakukan pengukuran besarnya korelasi antara interaksi sosial terhadap prestasi belajar dengan bantuan tabel 4.13 perhitungan nilai korelasi.
Tabel 4.13 Perhitungan nilai
N 32 ∑ 2535,99 ∑ 1980 ∑ 157703 ∑ 201654,97 ∑ 140176 ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ √ √ √
Dari hasil perhitungan korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,228. Nilai korelasi antara interaksi sosial dan prestasi belajar matematika mendekati 0 dan bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan positif antara interaksi sosial dan prestasi belajar. Tingkat hubungan adalah rendah karena koefisien korelasi hanya bernilai 0,228.
Menentukkan besarnya sumbangan variabel X terhadap Variabel Y dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut.
5,2%
Artinya : hubungan interaksi sosial dengan pretasi belajar matematika hanya sekitar 5,2% dan selebihnya 94,8% ditentukan oleh faktor lain.
Kemampuan Hitung dan Interaksi Sosial (antar variabel bebas) Penulis melakukan pengukuran besarnya korelasi antara kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan bantuan tabel 4.14 perhitungan nilai korelasi.
Tabel 4.14 Perhitungan nilai N 32 ∑ 1890 ∑ 2535,99 ∑ 149921 ∑ 119150 ∑ 201655 ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ ∑ ∑ √ √ √ √ 3. Korelasi Ganda
Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih secara bersama-bersama dihubungkan dengan variabel bebas yang menjadi obyek penelitian terhadap variabel terikatnya.
√ √ √ √
Dari hasil perhitungan korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,742. Nilai korelasi antara kemampuan hitung dan interaksi sosial secara bersama prestasi belajar matematika mendekati 0 dan bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan positif antara kemampuan hitung dan interaksi sosial secara bersama dengan pretasi belajar matematika. Tingkat hubungannya cukup tinggi karena koefisien korelasi bernilai 0,742.
Menentukan nilai determinan korelasi ganda sebagai berikut.
Artinya : hubungan kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan prestasi belajar sekitar 55,06% dan selebihnya 44,94% ditentukan faktor lain.
E. Pembahasan
Dari pengamatan data kuantitatif yang berupa skor kemampuan hitung, skor interaksi sosial, dan skor tes prestasi belajar matematika siswa, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hubungan kemampuan hitung dengan pretasi belajar matematika
Menurut Paul Suparno (Paul, 2003 : 30) anak yang mempunyai intelegensi matematis logis menonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan hitung akan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada seorang anak. Penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara kemampuan hitung dengan tes prestasi belajar matematika. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,719. Besaran koefisien korelasi yang hampir mendekati nilai 1 ini menunjukkan tingkat korelasi yang kuat antara kemampuan hitung terhadap prestasi belajar matematika. Hasil koefisien determinasi menunjukkan hasil yang cukup besar yaitu 51,7%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kemampuan hitung terhadap prestasi belajar siswa sebesar 51,7% dan sisanya sebesar 48,3% ditentukan oleh faktor lain.
Bab yang dipakai pada penelitian ini adalah bab mengenai bangun ruang sisi lengkung. Bangun ruang sisi lengkung merupakan bab yang di dalamnya mempelajari tentang tabung, kerucut, dan bola. Ketiga bangun ruang tersebut memiliki volume, luas permukaan, dan keliling. Hal tersebut menyebabkan kemampuan hitung siswa sangat berpengaruh mengingat digunakan untuk menghitung unsur-unsur bangun ruang tersebut.
Berdasarkan penelitian ini anak yang memiliki kemampuan hitung yang baik belum tentu prestasi belajar matematikanya juga baik bahkan ada anak yang memiliki kemampuan hitung baik tetapi pretasi belajarnya kurang baik. Tetapi anak yang memiliki kemampuan hitung yang rendah pasti prestasi belajar matematikanya pun rendah.
2. Hubungan interaksi sosial dengan prestasi belajar matematika
Menurut H. Bonner (Gerungan, 2009 : 62), interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Adanya interaksi yang baik dalam belajar dalam hal ini adalah interaksi yang positif akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Adanya interaksi dalam kegiatan belajar mengajar, akan melahirkan prestasi belajar yang baik. Dengan kata lain bahwa interaksi sosial akan berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara interaksi sosial dengan tes prestasi
belajar. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi sebesar 0,228. Besaran koefisien korelasi ini menunjukkan tingkat korelasi yang rendah antara interaksi sosial dengan prestasi belajar siswa. Hasil koefisien determinasi menunjukkan nilai 5,2%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya sumbangan interaksi sosial hanya sebesar 5,2% sedangkan 94,8% disebabkan faktor lain.
Berdasarkan penelitian ini yang dijelaskan pada tabel 4.11. dapat dilihat bahwa anak yang aktif dalam hal ini yang interaksi sosialnya tinggi belum tentu prestasi belajarnya juga tinggi bahkan ada anak yang interaksi sosialnya tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah. Ada juga siswa yang interaksi sosialnya rendah tetapi prestasi belajarnya cukup tinggi.
3. Hubungan kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan prestasi belajar matematika
Intelegensi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi belajar. Akan tetapi seseorang yang mempunyai intelegensi tinggi yang termasuk di dalam itu kemampuan hitung belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Selain karena faktor intelegensi yang termasuk di dalamnya kemampuan hitung, interaksi sosial yang terjadi di kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung juga mempengaruhi belajar dan prestasi siswa.
Pada penelitian ini telah ditemukan hubungan positif antara kemampuan hitung dan interaksi sosial dengan prestasi belajar matematika. Dapat dilihat nilai koefisien korelasi sebesar 0,742. Nilai koefisien yang mendekati nilai 1 ini menunjukkan tingkat korelasi yang kuat. Koefisien determinasi 0,5506 berarti bahwa sumbangan kemampuan hitung dan interaksi sosial terhadap pretasi belajar sebesar 55,06% sedangkan 44,94% disebabkan oleh faktor lain.
4. Hasil wawancara
Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa orang siswa dengan kondisi yang berbeda. Kondisi yang dimaksud adalah ada siswa yang kemampuan hitungnya baik dan prestasi belajar matematika juga baik, ada yang kemampuan hitung baik tetapi prestasi belajar rendah, ada yang kemampuan hitung rendah dan prestasi belajar rendah. Dalam wawancara tersebut penulis menanyakan apakah yang menyebabkan nilai matematika seorang siswa rendah atau tinggi. Dari hasil wawancara tersebut terlihat faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika seorang siswa, antara lain: faktor minat, faktor kesiapan, motivasi, dan faktor perhatian.
Faktor minat berpengaruh dalam pembelajaran matematika. Ketika seorang siswa tidak minat terhadap pelajaran yang diberikan maka siswa tersebut tidak akan fokus terhadap pelajaran yang menyebabkan prestasi belajar matematika menjadi rendah. Faktor kesiapan siswa berpengaruh
dalam mengahadapi pelajaran matematika. Kurangnya kesiapan siswa sebelum mengerjakan soal yang diberikan guru dapat berakibat kurang baik bagi siswa. Antara lain, siswa tidak dapat mengerjakan dengan maksimal yang mengakibatkan siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan atau rendah.
Motivasi yang ada didalam diri seorang siswa juga berpengaruh terhadap prestasi belajar seorang siswa. Ketika seorang siswa memiliki motivasi yang kuat dalam belajar untuk mengerti pelajaran yang diberikan, maka prestasi belajar siswa tersebut akan meningkat. Tetapi ketika siswa tersebut tidak memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti pelajaran, ataupun tidak memiliki motivasi kuat untuk mengerti pelajaran yang diberikan, maka prestasi belajar seorang siswa akan rendah. Faktor perhatian juga berpengaruh dalam menghadapi pelajaran matematika. Perhatian siswa terhadap bahan atau materi yang dipelajari juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Siswa masih cenderung kurang memperhatikan guru ketika guru mengajar di depan kelas. Kadang siswa masih ngobrol dengan temannya ketika guru menjelaskan dan perhatian siswa tidak terfokus terhadap penjelasan guru.