• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tidak Tuntas Persentase (%) 1 XI IPK 1 32 11 34% 21 66% 2 XI IPK 2 31 18 58% 13 42% 3 XI IPK 3 30 13 43% 17 57% 4 XI IPK 4 32 11 34% 21 66%

(Sumber: Guru Matematika kelas XI IPK MAN 2 Kota Payakumbuh)

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik pada ujian UH 1 semester I kelas XI IPK MAN 2 Kota Payakumbuh masih tergolong rendah, karena masih banyak nilai peserta didik yang berada di bawah KKM yaitu 75, dari seluruh siswa kelas XI IPK dengan jumlah seluruh peserta didik 125 hanya 53 peserta didik yang tuntas.

Ada banyak pilihan yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada saat sekarang ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidik dapat mengembangkan berbagai bahan ajar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta karakter peserta didik. Bahan ajar tersebut dapat berupa bahan ajar cetak seperti modul, buku siswa, lembar kerja siswa, sedangkan bahan ajar non cetak seperti electronic learning, blended learning, m-learning, library, e-journal, e-book dan bahan ajar lainnya.

Sesuai perkembangan zaman saat ini teknologi komputer sangat dirasakan kebutuhannya dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti dalam mengembangkan sebuah bahan ajar berbasis teknologi. Salah satu bahan ajar non cetak yang dapat digunakan adalah buku elektronik (ebook), merupakan bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronik melalui media komputer yang bisa ditambahkan multimedia seperti video, audio, dan animasi.

Secara sederhana ebook dapat diartikan sebagai buku elektronik atau buku digital. Buku elektronik adalah versi digital dari buku yang umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar. Ebook sendiri menjadikan teks dan gambar tersebut dalam informasi digital baik dalam format teks polos, *pdf, *jpeg, *lit dan *html. Jika dilihat lebih dalam, ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ebook mampu mengintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Setidaknya kelebihan inilah yang menjadikan ebook mulai digemari.

Komputer sebagai bentuk kemajuan teknologi dapat membantu menciptakan bahan ajar yang baik. Multimedia dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai banyak media (audio, visual) yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sehingga lebih menarik guna mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya multimedia interaktif (Nandi, 2006: 7).

Multimedia dapat dirancang dengan berbagai macam software yang ada pada komputer seperti adobe flash, corel draw, macromedia flash, 3D pageflip profesional, dan lain-lain. Manfaat penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan. Penggunaan multimedia dapat membantu peserta didik memahami materi yang dipelajari melalui pola penyajian yang menarik, mudah dipahami, dan menyenangkan (Munir, 2012: 132).

Ebook yang peneliti kembangkan yaitu ebook yang menggunakan software 3D Pageflip Professional. 3D Pageflip Professional adalah suatu software yang dapat dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar dengan efek 3D. Aplikasi ini mampu menjadikan tampilan modul elektronik menjadi lebih menarik dengan tambahan animasi, gambar, video, audio-visual, berbagai format seperti Exe, Zip, Html, 3DP, screen Saver dan lain-lain. Aplikasi 3D PageFlip Professional ini juga menyediakan pengaturan seperti magazine, dokumen dan sebagainya (Widoyoko, 2014: 11).

Jadi dengan menggunakan software 3D Pageflip Professional peneliti dapat menambahkan animasi atau tambahan multimedia lainnya seperti audio dan video. Dengan adanya penambahan multimedia ke dalam ebook tersebut peserta didik akan lebih mudah memahami materi dengan melihat langsung video atau animasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Peserta didik tidak perlu membuka video pada file yang berbeda, tapi langsung pada halaman buku tersebut. Sehingga peserta didik tinggal klik pada video tersebut, maka akan langsung muncul video atau animasi mengenai materi pembelajaran tersebut. Jika ebook menggunakan 3D Pageflip Professional ini digunakan sebagai bahan ajar pada peserta didik SMA/MA, akan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam belajar matematika.

Berdasarkan pemikiran inilah peneliti melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Ebook Multimedia Menggunakan 3D Pageflip Professional pada Pembelajaran Matematika Kelas XI IPK MAN 2 Kota Payakumbuh”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah validitas dari ebook multimedia menggunakan 3D Pageflip Professional pada pembelajaran matematika kelas XI IPK MAN 2 Kota Payakumbuh?

2. Bagaimanakah praktikalitas dari ebook multimedia menggunakan 3D Pageflip Professional pada pembelajaran matematika kelas XI IPK MAN 2 Kota Payakumbuh?

3. Bagaimanakah efektifitas dari ebook multimedia menggunakan 3D Pageflip Professional pada pembelajaran matematika kelas XI IPK MAN 2 Kota Payakumbuh?

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka tujuan peneliti membahas masalah ini adalah untuk menghasilkan ebook multimedia materi matriks menggunakan 3D Pageflip Professional sebagai bahan ajar matematika pada kelas XI yang valid, praktis dan efektif.

D. Spesifikasi Produk

Penelitian ini diharapkan menghasilkan produk yang spesifik, yaitu bahan ajar ebook multimedia menggunakan 3D Pageflip Professional yang memiliki ciri sebagai berikut:

1. Bagian pertama:

a. Cover dari bahan ajar ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional, yang terdiri dari judul, pembuat ebook, materi pelajaran, kurikulum, kelas, logo institut, dan gambar pendukung ebook.

b. Kata pengantar, berisi ulasan singkat tentang pujian kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW serta ucapan terima kasih kepada berbagai pihak

c. Daftar isi, menunjukkan isi dari ebook multimedia serta halaman dari setiap pembahasan dari ebook multimedia.

d. Petunjuk belajar bagi peserta didik untuk mempelajari ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional.

e. Tinjauan mata pelajaran yang terdiri dari KI, KD, indikator dan tujuan pembelajaran.

2. Bagian kedua:

a. Pendahuluan, meliputi suatu masalah tentang cakupan bab yang dimaksud.

b. Penyajian, berisi uraian materi secara rinci atau informasi pendukung. Pada bagian uraian materi dikembangkan berdasarkan indikator dan ditambahkan video yang berhubungan dengan materi setiap pembahasan sehingga bersumber dari youtube dengan akun Unacademy-Indonesia. Ebook multimedia materi matriks yang dirancang berbeda dengan bahan ajar matriks lainnya, seperti LKS yang diterbitkan VIVA Pakarindo. Materi matriks yang terdapat pada ebook multimedia telah sesuai dengan kurikulum 2013, dimana terdapat penerapan langkah 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan) dalam proses pembelajaran.

c. Penutup, berisi evaluasi berupa latihan di akhir setiap pembahasan dalam bentuk tulisan bagi peserta didik secara individu yang juga memuat indikator.

3. Bagian ketiga:

a. Daftar pustaka terdiri dari buku-buku referensi yang menunjang dalam pembuatan ebook.

b. Glosariumsenarai berisi daftar kata-kata teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan.

E. Pentingnya Pengembangan

Pengembangan ini sangat penting untuk dilakukan karena pengembangan ebook multimedia menggunakan 3D Pageflip Professional

membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan dapat membantu peserta didik memahami materi dengan baik, dan juga diharapkan: 1. Bagi peneliti, sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti yang

nantinya bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah.

2. Bagi siswa, sebagai pedoman belajar dan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan peran aktif siswa dalam kelas.

3. Bagi guru, sebagai masukan bagi para guru matematika khususnya dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar di sekolah.

4. Bagi sekolah, sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha peningkatan mutu pembelajaran matematika dimasa yang akan datang.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi

Beberapa asumsi yang melandasi pengembangan bahan ajar ebook multimedia materi matriks menggunakan 3D Pageflip Professional ini adalah:

a. Bahan ajar ebook multimedia dengan menggunakan 3D Pageflip Professional ini dapat mempermudah peserta didik memahami materi pembelajaran dengan menambahkan media video.

b. Aktivitas pembelajaran akan lebih terarah dengan menggunakan ebook multimedia ini.

c. Pendidik dapat menggunakan ebook multimedia dengan baik. 2. Keterbatasan Pengembangan

Agar penelitian ini lebih terarah, serta keterbatasan waktu, tenaga, dan kemampuan yang peneliti miliki, maka penelitian ini dibatasi pada pengembangan ebook multimedia menggunakan 3D Pageflip Professional sebagai bahan ajar matematika pada kelas XI IPK MAN 2 Kota Payakumbuh.

G. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap penelitian ini, maka perlu peneliti memberikan penjelasan tentang :

1. Ebook multimedia menggunakan software 3D Pageflip Professional, adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronik melalui media komputer yang telah ditambahkan multimedia seperti audio, video dan animasi menggunakan software dengan efek 3D.

2. Validitas yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melaksanakan fungsi dan ukurannya. Indikator validnya produk pada penelitian ini adalah: kriteria umum, kriteria khusus, aspek praktis, dan aspek teknis. Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk mengisi lembar validasi bahan ajar dan diskusi sampai diperoleh bahan ajar ebook yang valid dan layak untuk digunakan.

3. Praktikalitas artinya membuat sesuatu menjadi lebih mudah, tidak menjadi penghalang dalam melakukan sesuatu dan memberikan kemudahan saat digunakan. Kemudahan dalam penggunaan ebook multimedia ini dapat dilihat dari beberapa hal yaitu diantaranya harus relevan dengan tujuan, sesuai dengan perkembangan peserta didik, bahasa digunakan mudah dipahami, membantu memahami materi yang dipelajari, dan meningkatkan motivasi.

4. Efektifitas adalah menghasilkan produk tertentu sesuai dengan analisis kebutuhan dan dapat berfungsi di masyarakat luas. Karakteristik bahan ajar yang efektif adalah ketika peserta didik mengapresiasi program pembelajaran dan pembelajaran yang diinginkan terlaksana sehingga terdapat kesesuaian antara harapan dan tujuan pembelajaran. Skor tes hasil belajar peserta didik merupakan karakteristik pembelajaran yang diinginkan terlaksana, sehingga terdapat kesesuaian antara harapan dan tujuan pembelajaran. Bahan ajar dikatakan efektif jika rata-rata skor tes hasil belajar siswa memenuhi ketuntasan klasikal, yaitu 85% dari seluruh siswa mendapatkan skor lebih besar atau sama dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM).

14 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut konsep psikologi, belajar adalah jantungnya dari sosialisasi (Fontana dalam Suherman, 2003: 7). Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu. Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori, serta belajar juga dapat dikatakan sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengalami, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman, 2011: 20-22). Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh hal baru yang didapat dari pengalaman, yang berpengaruh pada perubahan perilaku seseorang sebagai akibat adanya proses interaksi belajar terhadap suatu objek atau melalui pengalaman dalam lingkungan.

Sedangkan pembelajaran merupakan usaha sadar guru/ pengajar untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai kebutuhan dan minatnya (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 5). Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Sehingga proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Dan dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik yang bersangkutan (Suherman, 2003: 7-8).

Jadi pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan keterampilan atau sikap seorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Pada Proses pembelajaran, peserta didik dipandang sebagai titik sentral dari kegiatan, yang mana guru harus dapat mengusahakan sistem pembelajaran sedemikian rupa seperti pemilihan pendekatan yang tepat, metode yang sesuai, media yang menarik, dan lain sebagainya sehingga dalam pembelajaran peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal dengan hasil yang maksimal.

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Sedangkan James dalam kamus matematikanya menyatakan bahwa, matematika adalah suatu ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya, dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam ketiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri (Suherman, 2003: 12). Beberapa pengertian matematika menurut para ahli sebagai berikut ini.

a. Johnson dan Rising mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pombuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisiskan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenasi ide daripada mengenai bunyi

b. Reys, dkk mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat

c. Kline mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. (Suherman, 2003: 17)

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran matematika merupakan sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur, serta sumber ataupun dasar bagi ilmu yang lain.

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkopetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1). Pendapat lainnya bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai para siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran dan pengertian bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar dalam bentuk konsep, prinsip, defenisi, gugus isi atau konteks, data maupun fakta, proses, nilai, kemampuan dan keterampilan (Ibrahim dalam Sumantri, 2015: 217).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud bahan ajar adalah seperangkat materi yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kita ketahui bahwa peran seorang pendidik dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. b. Komponen Bahan Ajar

Abdul Majid (2002: 174) menguraikan komponen yang ada pada bahan ajar antara lain mencakup:

1) Petunjuk belajar (petunjuk peserta didik / guru). 2) Kompetensi yang akan dicapai.

3) Informasi pendukung. 4) Latihan-latihan.

5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK). 6) Evaluasi.

Sedangkan menurut Atwi Suparman dalam Paulina Pannen dan Purwanto (2001: 22-26), bahan ajar terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

(1) Tinjauan mata pelajaran;(2) Penulisan/isi setiap bab bahan ajar;(3) Daftar pustaka;(4) Glosarium/glosari atau senarai.

Penjelasan dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

1) Tinjauan mata pelajaran

Menurut Paulina Pannen dan Purwanto (2001: 22), tinjauan mata pelajaran meliputi: (1) Deskripsi singkat mata pelajaran merujuk pada pada GBPP/Silabus; (2) Kegunaan mata pelajaran;(3) Tujuan instruksional umum (yang diambil dari GBPP);(4) Susunan (urutan) bahan ajar dari bab pertama sampai bab terakhir;(5)Petunjuk bagi peserta didik untuk mempelajari bahan ajar.

Jadi, tinjauan mata pelajaran merupakan gambaran isi keseluruhan mata pelajaran secara sepintas. Pada bagian ini terdiri bagian depan dari bahan ajar, namun penulisannya dapat dilakukan belakangan (menyusul) setelah seluruh bahan ajar disusun secara lengkap.

2) Penulisan/isi setiap bab bahan ajar

Menurut Paulina Pannen dan Purwanto (2001: 23-25) susunan bab perbab dan susunan komponen-komponen dalam setiap bab mencerminkan strategi instruksional yang lazim digunakan guru dalam pembelajaran yaitu mulai dari:

a) Pendahuluan

Pendahuluan meliputi deskripsi singkat atau gambaran umum tentang cakupan bab dimaksud.

b) Penyajian

Penyajian meliputi uraian atau penjelasan materi secara rinci, latihan bagi peserta didik setelah membaca uraian materi, dan rangkuman atau ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas. c) Penutup

Penutup berisi umpan balik berisi petunjuk bagi peserta didik untuk dapat menilai sendiri hasil kerjanya, dan tes untuk mengukur penguasaan isi bab tersebut.

Jadi, penulisan/isi setiap bab bahan ajar adalah sama dengan proses pembelajaran yang dilakukan guru di depan kelas kepada peserta didik. Guru perlu membayangkan dirinya seolah berbicara kepada peserta didik. Dengan demikian, bahasa penulisan yang digunakan adalah bahasa dialog, komunikatif, sederhana dan tidak formal.

3) Daftar pustaka

Daftar pustaka memuat buku-buku atau sumber lain yang digunakan dalam menulis atau menyusun bahan ajar dan yang dapat menjadi acuan bagi peserta didik.

4) Glosarium/glosari

Glosarium/glosari berisi daftar kata-kata teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan. Glosarium ini sangat membantu peserta didik dalam belajar secara mandiri. Biasanya, senarai ditempatkan pada bagian akhir dari bahan ajar.

Dari komponen yang ada pada bahan ajar diatas terlihat bahwa bahan ajar disusun secara urut dengan tujuan agar tercapainya kompetensi tertentu dalam pembelajaran. Berdasarkan pendapat Abdul Majid, Paulina Pannen, dan Purwanto di atas, komponen-komponen dari bahan ajar yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah gabungan dari kedua pendapat tersebut dan beberapa komponen peneliti tambahkan sesuai dengan yang terdapat pada bahan ajar umumnya. Hal ini bertujuan agar bahan ajar yang akan dikembangkan lebih sempurna dari bahan ajar lainnya. Bahan ajar ini dinamakan dengan bahan ajar ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional.

Komponen bahan ajar ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional dalam penelitian ini adalah:

1) Bagian pertama:

a) Cover dari bahan ajar ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional.

c) Daftar isi

d) Petunjuk belajar bagi peserta didik untuk mempelajari ebook e) Tinjauan mata pelajaran yang terdiri dari KI, KD, indikator dan

tujuan pembelajaran. 2) Bagian kedua:

a) Pendahuluan (berisi suatu masalah tentang cakupan bab yang dimaksud).

b) Penyajian (berisi uraian materi secara rinci atau informasi pendukung).

c) Penutup (berisi evaluasi berupa latihan bagi peserta didik secara individu)

3) Bagian ketiga: a) Daftar pustaka b) Glosarium

c. Karakteristik bahan ajar

Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada didalamnya. Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 : 2).

“Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka didalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.

Keempat, adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.

Kelima, user friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya”.

d. Jenis bahan ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Dalam penelitian ini bahan ajar yang peneliti kembangkan tergolong kedalam bahan ajar multimedia interaktif. E-book dengan tampilan yang menarik dapat membantu pembelajaran visual, tipe pembelajaran visual meliputi penggunaan indera penglihatan atau pengobservasian, termasuk gambar, diagram, demonstrasi, display,

handout, film, flip chart, dll. Sedangkan penambahan multimedia dapat membantu pembelajaran audio. Menurut Gardner dalam Santrock (Andina, 2011: 119-146) hal ini didasarkan pada 8 tipe intelegensi spesifik Gardner yaitu:

1) Keahlian verbal: kemampuan berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna,

2) Keahlian matematika: kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika,

3) Keahlian spasial: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi,

4) Keahlian tubuh-kinestetik: kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik,

5) Keahlian musik: sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara, 6) Keahlian intrapersonal: kemampuan untuk memahami diri sendiri

dan menata kehidupan dirinya secara efektif,

7) Keahlian interpersonal: kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, dan

8) Keahlian naturalis: kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia.

Dokumen terkait