• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut konsep psikologi, belajar adalah jantungnya dari sosialisasi (Fontana dalam Suherman, 2003: 7). Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu. Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori, serta belajar juga dapat dikatakan sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengalami, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman, 2011: 20-22). Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh hal baru yang didapat dari pengalaman, yang berpengaruh pada perubahan perilaku seseorang sebagai akibat adanya proses interaksi belajar terhadap suatu objek atau melalui pengalaman dalam lingkungan.

Sedangkan pembelajaran merupakan usaha sadar guru/ pengajar untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai kebutuhan dan minatnya (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 5). Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Sehingga proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Dan dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik yang bersangkutan (Suherman, 2003: 7-8).

Jadi pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan keterampilan atau sikap seorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Pada Proses pembelajaran, peserta didik dipandang sebagai titik sentral dari kegiatan, yang mana guru harus dapat mengusahakan sistem pembelajaran sedemikian rupa seperti pemilihan pendekatan yang tepat, metode yang sesuai, media yang menarik, dan lain sebagainya sehingga dalam pembelajaran peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal dengan hasil yang maksimal.

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Sedangkan James dalam kamus matematikanya menyatakan bahwa, matematika adalah suatu ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya, dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam ketiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri (Suherman, 2003: 12). Beberapa pengertian matematika menurut para ahli sebagai berikut ini.

a. Johnson dan Rising mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pombuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisiskan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenasi ide daripada mengenai bunyi

b. Reys, dkk mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat

c. Kline mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. (Suherman, 2003: 17)

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran matematika merupakan sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur, serta sumber ataupun dasar bagi ilmu yang lain.

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkopetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1). Pendapat lainnya bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai para siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran dan pengertian bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar dalam bentuk konsep, prinsip, defenisi, gugus isi atau konteks, data maupun fakta, proses, nilai, kemampuan dan keterampilan (Ibrahim dalam Sumantri, 2015: 217).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud bahan ajar adalah seperangkat materi yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kita ketahui bahwa peran seorang pendidik dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. b. Komponen Bahan Ajar

Abdul Majid (2002: 174) menguraikan komponen yang ada pada bahan ajar antara lain mencakup:

1) Petunjuk belajar (petunjuk peserta didik / guru). 2) Kompetensi yang akan dicapai.

3) Informasi pendukung. 4) Latihan-latihan.

5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK). 6) Evaluasi.

Sedangkan menurut Atwi Suparman dalam Paulina Pannen dan Purwanto (2001: 22-26), bahan ajar terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

(1) Tinjauan mata pelajaran;(2) Penulisan/isi setiap bab bahan ajar;(3) Daftar pustaka;(4) Glosarium/glosari atau senarai.

Penjelasan dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

1) Tinjauan mata pelajaran

Menurut Paulina Pannen dan Purwanto (2001: 22), tinjauan mata pelajaran meliputi: (1) Deskripsi singkat mata pelajaran merujuk pada pada GBPP/Silabus; (2) Kegunaan mata pelajaran;(3) Tujuan instruksional umum (yang diambil dari GBPP);(4) Susunan (urutan) bahan ajar dari bab pertama sampai bab terakhir;(5)Petunjuk bagi peserta didik untuk mempelajari bahan ajar.

Jadi, tinjauan mata pelajaran merupakan gambaran isi keseluruhan mata pelajaran secara sepintas. Pada bagian ini terdiri bagian depan dari bahan ajar, namun penulisannya dapat dilakukan belakangan (menyusul) setelah seluruh bahan ajar disusun secara lengkap.

2) Penulisan/isi setiap bab bahan ajar

Menurut Paulina Pannen dan Purwanto (2001: 23-25) susunan bab perbab dan susunan komponen-komponen dalam setiap bab mencerminkan strategi instruksional yang lazim digunakan guru dalam pembelajaran yaitu mulai dari:

a) Pendahuluan

Pendahuluan meliputi deskripsi singkat atau gambaran umum tentang cakupan bab dimaksud.

b) Penyajian

Penyajian meliputi uraian atau penjelasan materi secara rinci, latihan bagi peserta didik setelah membaca uraian materi, dan rangkuman atau ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas. c) Penutup

Penutup berisi umpan balik berisi petunjuk bagi peserta didik untuk dapat menilai sendiri hasil kerjanya, dan tes untuk mengukur penguasaan isi bab tersebut.

Jadi, penulisan/isi setiap bab bahan ajar adalah sama dengan proses pembelajaran yang dilakukan guru di depan kelas kepada peserta didik. Guru perlu membayangkan dirinya seolah berbicara kepada peserta didik. Dengan demikian, bahasa penulisan yang digunakan adalah bahasa dialog, komunikatif, sederhana dan tidak formal.

3) Daftar pustaka

Daftar pustaka memuat buku-buku atau sumber lain yang digunakan dalam menulis atau menyusun bahan ajar dan yang dapat menjadi acuan bagi peserta didik.

4) Glosarium/glosari

Glosarium/glosari berisi daftar kata-kata teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan. Glosarium ini sangat membantu peserta didik dalam belajar secara mandiri. Biasanya, senarai ditempatkan pada bagian akhir dari bahan ajar.

Dari komponen yang ada pada bahan ajar diatas terlihat bahwa bahan ajar disusun secara urut dengan tujuan agar tercapainya kompetensi tertentu dalam pembelajaran. Berdasarkan pendapat Abdul Majid, Paulina Pannen, dan Purwanto di atas, komponen-komponen dari bahan ajar yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah gabungan dari kedua pendapat tersebut dan beberapa komponen peneliti tambahkan sesuai dengan yang terdapat pada bahan ajar umumnya. Hal ini bertujuan agar bahan ajar yang akan dikembangkan lebih sempurna dari bahan ajar lainnya. Bahan ajar ini dinamakan dengan bahan ajar ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional.

Komponen bahan ajar ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional dalam penelitian ini adalah:

1) Bagian pertama:

a) Cover dari bahan ajar ebook dengan menggunakan 3D Pageflip Professional.

c) Daftar isi

d) Petunjuk belajar bagi peserta didik untuk mempelajari ebook e) Tinjauan mata pelajaran yang terdiri dari KI, KD, indikator dan

tujuan pembelajaran. 2) Bagian kedua:

a) Pendahuluan (berisi suatu masalah tentang cakupan bab yang dimaksud).

b) Penyajian (berisi uraian materi secara rinci atau informasi pendukung).

c) Penutup (berisi evaluasi berupa latihan bagi peserta didik secara individu)

3) Bagian ketiga: a) Daftar pustaka b) Glosarium

c. Karakteristik bahan ajar

Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada didalamnya. Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 : 2).

“Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka didalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.

Keempat, adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.

Kelima, user friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya”.

d. Jenis bahan ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Dalam penelitian ini bahan ajar yang peneliti kembangkan tergolong kedalam bahan ajar multimedia interaktif. E-book dengan tampilan yang menarik dapat membantu pembelajaran visual, tipe pembelajaran visual meliputi penggunaan indera penglihatan atau pengobservasian, termasuk gambar, diagram, demonstrasi, display,

handout, film, flip chart, dll. Sedangkan penambahan multimedia dapat membantu pembelajaran audio. Menurut Gardner dalam Santrock (Andina, 2011: 119-146) hal ini didasarkan pada 8 tipe intelegensi spesifik Gardner yaitu:

1) Keahlian verbal: kemampuan berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna,

2) Keahlian matematika: kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika,

3) Keahlian spasial: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi,

4) Keahlian tubuh-kinestetik: kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik,

5) Keahlian musik: sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara, 6) Keahlian intrapersonal: kemampuan untuk memahami diri sendiri

dan menata kehidupan dirinya secara efektif,

7) Keahlian interpersonal: kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, dan

8) Keahlian naturalis: kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia.

e. Fungsi bahan ajar

Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi 3 macam (Lestari, 2013: 7-8), yaitu:

1) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain: a) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan

pengendali proses pembelajaran.

b) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

2) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain: a) Sebagai media utama dalam pembelajaran.

b) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi.

c) Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya. 3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

a) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar

belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.

b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Electronic Book (Ebook)

Buku elektronik atau electronic book ditulis juga ebook, eBook, atau e-book adalah versi elektronik dari sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis menggunakan komputer (Andina, 2011: 119-146). Menurut Shiratuddin dalam Restiyowati (2012: 131) e-book atau electronik book adalah buku teks yang dikonversi menjadi format digital, e-book juga memiliki pengertian sebagai lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia sumber daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku.

Ebook dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar. Ebook merupakan buku dalam format elektronik berisikan informasi yang dapat berwujud teks atau gambar. Saat ini, ebook yang beredar di pasaran telah mengalami berbagai perkembangan. ebook diminati karena ukurannya yang kecil, tidak mudah lapuk, dan mudah di bawa. Keunggulan ebook yang lain adalah dapat menampilkan ilustrasi multimedia, misalnya animasi (Eskawati, 2012: 47). Ebook merupakan buku yang diprogramkan ke dalam komputer sehingga dapat memvisualisasikan materi yang abstrak ke dalam bentuk visual yang dapat dianimasikan sehingga siswa lebih tertarik dalam proses belajar mengajar.

Buku digital (ebook) adalah buku publikasi berupa teks, gambar dan dalam bentuk digital yang diproduksi, diterbitkan dan dapat dibaca di komputer atau alat digital lainnya. Pada hakikatnya tata kelola buku digital tidak jauh berbeda dengan buku konvensional, yaitu meliputi aktivitas penerbitan baik oleh perorangan maupun penerbit yang dipublikasikan melalui internet. Hanya saja, hubungan antara pembuat buku dengan pembaca tidak lagi dijembatani oleh toko buku namun cukup dengan layar

komputer. Perpendekan ini membawa perubahan bentuk transaksi yang tadinya langsung menjadi transaksi elektronik.Tantangan pendidikan di dunia digital membutuhkan pemahaman mengenai perubahan bagaimana pendidikan dilaksanakan. Buku dalam bentuk media elektronik merupakan terobosan untuk menjanjikan akses terbaik bagi seluruh siswa.

Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Ebook yang berupa file memiliki berbagai format seperti portable document format (pdf) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format hyper text markup (htm), yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format aplikasi. Ebook dirancang untuk dibaca di perangkat bernama e-readers atau ebook devices seperti komputer, handphone, iPod dan iPad.

Berdasarkan jenisnya, ebook paling sederhana dikembangkan dengan sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Melalui teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping cakra padat (compact disk) dengan kapasitas sekitar 700MB, DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 32 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan tidak saja informasi berbentuk teks tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. memahami konten yang disajikan.

Menurut Sulistyo dalam Asih (2013: 16), ebook memiliki beberapa keunggulan:

a. Dapat langsung dipesan, diunduh dan digunakan seketika; hal ini berbeda dengan buku cetak yang perlu dibeli di toko buku atau dipesan.

serta warna.

c. Teks dapat ditelusur secara otomatis serta dirujuk silang menggunakan hiperlink.

d. Sebuah alat baca mampu memuat beberapa judul, mudah dijinjing bahkan kemampuan simpan dapat ditingkatkan manakala menggunakan media simpan eksternal.

e. Memungkinkan pencahayaan sehingga dapat dibaca di tempat yang gelap; berbeda dengan buku cetak.

f. Memiliki kemampuan menuju ke bagian terakhir yang telah dibaca, pada versi cetak ini menggunakan penanda halaman.

g. Dapat dihasilkan tanpa batas.

h. Produksi buku elektronik tidak memerlukan kertas, tinta, dll.

4. 3D Pageflip Professional

Software 3D PageFlip Professional adalah aplikasi flash flipbook yang dapat digunakan untuk mengubah file PDF, Word, PowerPoint, dan Excel ke bentuk flipbooks. Dengan software flash flipbook, kita dapat membuat majalah, katalog, e-brosur, eBook atau e-surat kabar menakjubkan berbentuk 3D. Dengan kata lain dengan software ini kita dapat membuat majalah online atau epaper dengan cara menjadikan file flash lalu embed ke page html halaman web atau blog.

Software 3D PageFlip profesional merupakan program unggulan yang khusus digunakan untuk menampilkan materi dalam bentuk buku elektronik yang bisa dilengkapi dengan audio, gambar, animasi bergerak dan video yang lebih menarik daripada Ms.power point dan program pengembangan lainnya .

Sesuai dengan namanya 3D Pageflip Professional telah membuktikan dirinya sebagai program 3D berbasis sistem real-3D dengan kemampuan profesional. Dalam perkembanganya, 3D selalu melakukan banyak penyempurnaan pada setiap versinya. Banyak fasilitas dan fitur baru dalam program 3D Pageflip Professional yang akan membantu menampilkan e-book dalam bentuk majalah 3D yang lebih nyata dan menarik dengan adanya musik, video, serta animasi yang bisa ditampilkan beserta editor yang lengkap dengan bahan yang digunakan bisa berasal dari pdf maupun Ms.Power Point. para pengguna pun dapat menggunakkan

aplikasi ini dengan mudah. Dengan fitur-fitur dan editor terbarunya menjadikan 3D Pageflip Professional sebagai program e-book dan presentasi yang makin digemari oleh pengguna. Program 3D Pageflip Professional telah mampu mengolah teks maupun objek dengan efek tiga dimensi sehingga membuat animasinya lebih menarik, serta dapat menampilkan video didalam sebuah majalah 3D yang sangat menarik untuk ditampilkan.

Software 3D PageFlip Professional menyediakan banyak pre-set template yang berfungsi untuk membuat buku, majalah, maupun media pembelajaran digital yang menarik. Selain itu, dengan software 3D PageFlip Professional dapat dirancang sendiri gaya kustom dengan built-in pengaturan fungsi: navigasi bar pengaturan, pengaturan tombol, gaya thumbnail, pengaturanpreloader, gambar latar belakang dan musik, serta pengaturan lainnya (Mindayula, 2017: 4).

Menurut official 3D PageFlip Professional (2018) merupakan software aplikasi yang digunakan untuk membuat eBook, Majalah digital, e-paper dll. 3D PageFlip Professional merupakan jenis perangkat lunak profesi halaman flip untuk mengkonversi File PDF ke halaman-balik publikasi. Tiap digital halaman PDF yang di hasilkan bisa di flip (bolak-balik) seperti buku yang sesungguhnya. Dengan software 3D PageFlip Professional dapat di tambahkan video, gambar, audio, hyperlink dan objek multimedia. Penggunaan software 3D Pageflip Professional sangat mudah bagi siapa aja untuk membuat Flash 3D yang realistis membalik halaman buku tanpa keterampilan pemrograman. Cukup dengan 3 langkah mengimpor PDF / gambar / FLV, menyesuaikan gaya dan penerbitan, kita dapat mengkonversi PDF ke Flashpublikasi berbasis digital dengan antar muka pengguna yang intuitif.

Dalam pembuatan ebook multimedia ini, peneliti menggunakan bahan ebook berupa materi matriks yang sudah dibuat sebelumnya menggunakan Ms. Word dan dikonvert atau save as kedalam bentuk PDF. Dalam pembuatan bahan materi ebook menggunakan Ms. Word

perlu memperhatikan hal sebagai berikut:

a. Ukuran font. Setelah dimasukan kedalam aplikasi 3D Pageflip Professional, tampilan ukuran kertas akan mengecil dan bila dibuat

dengan ukuran font 12 (Normal) pada bahannya akan terlihat kecil. b. Sediakan beberapa space kosong untuk memasukan gambar dan

video, dan lain-lain (jika diperlukan).

c. Persiapkan gambar, video, animasi, flash, audio dan lain-lain sesuai materi matriks untuk melengkapi ebook multimedia materi matriks.

Langkah-langkah dalam membuat ebook berbasis multimedia dengan menggunakan 3D Pageflip Professional adalah

sebagai berikut (Syahrowardi dan Handjoko, 2016):

a. Pastikan di komputer sudahterinstall aplikasi 3D Pageflip Professional.

b. Buka aplikasi 3D Pageflip Professional dan pilih “Create New”.

d. Klik “Browser” untuk mencari dan memilih file pdf yang ada dikomputer untuk diubah menjadi bahan ajar berbentuk 3D Pageflip Professional. Lalu klik “Open”.

e. Pilih “All Pages” dan klik “Import Now” maka aplikasi akan memproses impor bahan tersebut masuk ke dalam aplikasi 3D Pageflip Professional.

g. Pengaturan desain (Desain Setting) terdapat beberapa menu:

1) Tool Bar Settings, di dalam menu Tool Bar Settings terdapat sub menu yaitu Book Title dan Base Color. Book Title untuk mengubah judul dan Base Color untuk mengubah warna dasar Tool Bar.

2) Logo Settings, terdapat 3 sub menu yaitu Logo Fie, Link, dan Show Logo. Logo File, untuk memasukkan gambar logo dari komputer. Link, untuk memberikan tautan (link) pada logo tersebut dengan cara mengetik linknya secara manual sehingga diharapkan ketika logo

Dokumen terkait