• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL 1. Prasyarat

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan

BAIK (89%)

 Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.

 Realisasi tata batas belum mencapai 100 % (tata batas belum temu gelang) dan masih ada pal batas luar yang kurang jelas identitasnya dan retak

 Terdapat dokumen rencana, monitoring konflik batas dan upaya penyelesaian serta ada penurunan konflik tenurial dari tahun 2011 s/d 2015

 Mengacu kepada SK Menhut nomor 395/Menhut-II/2011 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Timur maka tidak terdapat perubahan fungsi kawasan hutan pada PT. PERUM PERHUTANI KPH MADURA

 Tedapat bukti upaya pemegang izin untuk mendata & melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan kepada instansi yang berwenang dan ada upaya pemegang izin untuk mencegah penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan tanpa izin..

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan (89 %) BAIK  PT PERHUTANI KPH MADURA telah mempunyai visi dan misi yang ditetapkan oleh direksinomor 3180/kpts/Dir/2014 tanggal 27 Nopember 2014, dan telah memperhatikan kerangka pengelolaan hutan lestari

 KPH Madura telah melaksanakan sosialisasi visi

misi pada level pemegang izin dan

masyarakat/LMDH yang dibuktikan dengan adanya laporan pelaksanaan, daftar hadir, surat undangan dan foto kegiatan

 Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) oleh KPH MADURA telah sesuai dengan visi dan misi PERUM PERHUTANI. Visi dan Misi telah diimplementasikan baik pada Aspek Prasyarat, Aspek Produksi, Aspek Ekologi maupun pada Aspek Sosial namun BATB KPH Madura belum temu gelang

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK (93 %)

 Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan PT PERHUTANI KPH MADURA tersedia pada sebagian bidang kegiatan pengelolaan hutan yaitu kurang 1 orang ganis Binhut

 Realisasi peningkatan kompetensi SDM 77% dari rencana sesuai kebutuhan

 Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh PT. PERHUTANI KPH MADURA tersedia lengkap

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan

BAIK (100 %)

 Tersedia struktur organisasi dan job description yang mengatur aspek produksi, ekologi dan sosial sehingga sesuai dengan kerangka PHPL dan telah

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

periodik, evaluasi, dan

penyajian umpan balik

mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan)

Pemegang Hak Pengelolaan.

disahkan oleh keputusan Direksi Nomor : 007/KPTS/DIR/2014 tanggal 13 Januari 2014  PERUM PERHUTANI KPH MADURA telah memiliki

perangkat SIM, dan telah memiliki tenaga pelaksananya sesuai SK administratur KPH Madura Nomor : 26/KPTS/Mdr/DIVRE JATIM/2016 Tanggal 20 Januari 2016

 Organisasi SPI/internal auditor ada berdasarkan

Surat Keputusan Direksi Nomor

007/KPTS/DIR/2014 tanggal 13 Januari 2014, dan berjalan dengan efektif melalui dokumen memori pemeriksaan SPI untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan yaitu bidang pembinaan, produksi, keuangan, SDM dan keamanan

 Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi dan pencegahan manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi melalui dokumen dokumen Laporan Hasil Pemantauan Tindak Lanjut SPI 1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA).

BAIK (90 %)

 Kegiatan penebangan KPH Madura sudah disosialisasikan kepada masyarakat sekitar hutan/LMDH dan mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal yang memadai.

 Terdapat persetujuan dalam proses tata batas KPH Madura dari para pihak berdasarkan dokumen Berita Acara Orientasi Lapangan Pal batas partisipatif .

 Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan CSR/CD dari para pihak melalui perjanjian kerjasama (PKS) antara KPH madura dan masyarakat/LMDH

 Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari sebagianmasyarakat / Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) (>50%) 2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK (86,67 %)

 Terdapat dokumen RPKH yaitu (1) RPKH Kelas Perusahaan Jati KPH Madura (Naskah RPKH-PDE), Luas : 47.121,2 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2019, (2) Revisi RPKH Kelas Perusahaan Jati KPH Madura (Naskah RPKH-PDE), Luas : 47.121,2 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2019, yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan disusun berdasarkan hasil risalah areal produksi efektif yang realistis/ benar.

 Penataan areal kerja KPH Madura di lapangan (blok RTT 2011, RTT 2012, RTT 2013, RTT 2014, RTT 2015 dan petak) hanya sebagian (≥50%) yang sesuai dengan RPKH.

 Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik, seluruh tanda batas petak KPH Madura dapat dikenali di lapangan.

2.2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada

BAK (88,89%)

 KPH Madura memiliki data potensi tegakan dalam kelas hutan yaitu Lampiran RPKH-PDE 2 yang menggambarkan kondisi lapangan.

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

setiap tipe ekosistem.  Terdapat perhitungan etat luas dan etat volume

pada KPH Madura berdasarkan tabel volume tegakan yang berlaku.

 Terdapat rencana pengaturan tebangan KPH Madura berdasarkan hasil perhitungan etat tetapi tidak digunakan dalam penyusunan RTT.

2.3. Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

BAIK (85,71 %)

 SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur tersedia dengan lengkap di KPH Madura, dan isinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Terdapat implementasi SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur di KPH Madura.

 Rata-rata potensi tebangan A tahun 2011 s/d 2015 berdasar-kan RPKH KPH Madura Kelas Perusahaan Jati dalam bagan tebang (sesuai dengan Kelas Perusahaan) yaitu 44,99 m3/Ha

 Sebagian besar tingkat permuda-an tanaman KPH Madura dalam jumlah yang masih mampu menjamin kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman 50% - 74,9% pada tahun ke 3) yaitu 72,99%.

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan.

BAIK (100 %)

 Tersedia SOP pemanfaatan ramah lingkungan untuk seluruh kegiatan pengelolaan hutan KPH Madura, dan isinya sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.

 Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan di KPH Madura pada 3 tahapan kegiatan pemanenan hasil hutan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Monitoring kegiatan pemanenan hasil.

 Berdasarkan rekapitulasi data rencana dan realisasi Tebangan A2 Jati tahun 2011 s/d 2015 di KPH Madura diperoleh nilai Fe Jati sebesar 0,70

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada areal kerjanya.

BAIK (100 %)

 Dokumen RTT tebang habis (A), tebangan pembangunan (B) dan tebangan penjarangan (E) KPH Madura berdasarkan RPKH yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

 Peta RTT KPH Madura sesuai dengan peta lampiran RPKH.

 Penandaan batas tebangan di KPH Madura sesuai dengan peta kerja.

 Realisasi volume tebangan total dan per jenis tebangan KPH Madura Tahun 2011 s/d 2015 mencapai >70% dari rencana tebangan tahunan (RTT Tebang-an) yaitu 73% dan lokasi panen sesuai dengan RTT yang disahkan serta tidak melebihi luas yang direncanakan.

2.6. Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

BAIK (85,71 %)

 Likuiditas 100-150%, Solvabilitas 100-150%, Rentabilitas : positif, dan Catatan Kantor Akuntan Publik terhadap Laporan Keuangan tahun buku terakhir Wajar Tanpa Pengecualian.

 Realisasi alokasi dana >80% dari kebutuhan kelola hutan KPH Madura yang seharusnya ber-dasarkan laporan penatausahaan keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman Pelapor-an Keuangan

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pengelolaan Hutan (yang telah diaudit oleh akuntan publik) yaitu 121,43%

 Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan KPH Madura kurang proporsional. Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan KPH Madura terdapat perbedaan > 20% - 50% yaitu tahun 2011 sebesar 26,6%, tahun 2012 sebesar 23,2%, tahun 2013 sebesar 20,5%, tahun 2014 sebesar 20,5% dan tahun 2015 sebesar 21,5%.

 Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan KPH Madura berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.

 Terealisasi modal untuk kegiatan pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong di areal KPH Madura ≥ 80% yaitu 99,7%.  Realisasi penanaman KPH Madura 50 % - 70 % dari

yang direncanakan dalam RTT yaitu 69,9% 3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap Tipe Hutan.

BAIK (87,5 %)

 Luas kawasan dilindungi kurang sesuai dengan dokumen perencanaan yang ada seperti DPPL. Walaupun terjadi perubahan peruntukan bila dibandingkan antara dokumen DPPL dengan SK Direksi. SK Direksi menunjuk kawasan Lindung lebih luas dari pada dokumen DPPL sehingga

prinsip kehati- hatian diterapkan dalam

pengelolaan hutan dan secara keseluruhan luas kawasan dilindungi sesuai dengan dokumen perencanaan. Seluruh areal yang diperuntukkan sebagai kawasan dilindungi sesuai dengan kondisi biofisiknya.

 Penataan batas Kawasan Lindung di KPH Madura telah mencapai 100 % dengan tanda batas yg jelas di lapangan

 Kondisi kawasan lindung erupakan areal yang masih berhutan dengan penutupan lahan oleh vegetasi berupa hutan diatas 50 %. Terdapat upaya melaksanakan

 Luas kawasan dilindungi kurang sesuai dengan dokumen perencanaan yang ada seperti DPPL. Walaupun terjadi perubahan peruntukan bila dibandingkan antara dokumen DPPL dengan SK Direksi. SK Direksi menunjuk kawasan Lindung lebih luas dari pada dokumen DPPL sehingga

prinsip kehati- hatian diterapkan dalam

pengelolaan hutan dan secara keseluruhan luas kawasan dilindungi sesuai dengan dokumen perencanaan. Seluruh areal yang diperuntukkan sebagai kawasan dilindungi sesuai dengan kondisi biofisiknya

 Laporan pengelolaan belum sesuai dengan ketentuan, terhadap seluruh kategori kawasan dilindungi di areal kerja KPH Mojokerto. Evaluasi kecenderungan di dalam laporan implementasi belum bersumber kepada series data tahun-tahun sebelumnya

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan. (100 %) BAIK  KPH Madura telahmemilikiprosedur kerja yang mencakup seluruh jenis potensigangguan hutanyang mungkinterjadi di wilayahnya

 KPH Madura telah memiliki Sarana dan Prasarana Penanggulangan Gangguan Keamanan Hutan dan berfungsi dengan baik

 KPH Madura telah memiliki SDM Perlindungan Hutan dalam jumlah yang cukup dan memiliki kompetensi yang cukup serta ada upaya meningkatkan kompetensi melalui pelatihan,  KPH Madura telah mengimplementasikan kegiatan

perlindungan hutan sesuai ketentuan dengan memperhatikan tingkat gangguan yang ada

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK (93,93 %)

 Tersediaprosedur pengelolaan yang mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan

 KPH Madura telah meimiliki saran pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan secara lengkap sesuai ketentuan yang berlaku dan berfungsi dengan baik.  KPH Madura telah mempunyai SDM pelaksana

pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, dengan jumlah memadai, dari sisi kompetensi petugas masih belum ditemukan adanya dokumen kompetensi yang mendukung. Upaya peningkatan SDM belum ditemukan dalam

rangka meningkatkan kompetensi SDM

pengelolaan dan pemantauan lingkungan

 KPH Madura telah menyusun dokumen Rencana Pengelolaan dampak terhadap tanah dan air dan telah diimplementasikan dalam dok. Rencana Operasional Lingkungan dan diimplementasikan di lapangan.

 KPH Madura telah menyusun dokumen Rencana Pemantauan dampak terhadap tanah dan air dan telah diimplementasikan dalam dok. Rencana Operasional Lingkungan dan diimplementasikan di lapangan.

 Tidak ditemukan adanya indikasi dampak yang besar terhadap tanah dan air sebagai akibat kegiatan Pengelolaan Hutan.

Indikator 3.4 Identifikasi Spesies Flora Dan Fauna Yang Dilindungi Dan/Atau Langka, Jarang, Terancam Punah, Dan Endemik.

BAIK (83,33 %)

 KPH Madura telah memiliki prosedur identifikasi untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegangizin.  KPH Madura telah mengimplementasikan

prosedur identifikasi untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di arealnya. Namun belum dilakukan secara periodic.

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang tidak rusak

b. Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK (88,88 %)

 Tidak ada gangguan terhadap kondisi spesies flora yang dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik

 KPH Madura telah mengimplementasikan

pengelolaan flora untuk seluruh

 Tidak ada gangguan terhadap kondisi spesies flora yang dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik

Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna Untuk:

- Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang tidak rusak

- Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik.

SEDANG (73,33 %)

 KPH Madura telah menyusun Prosedur Pengelolaan Flora dilindungi/langka dan terancam punah yang masih bersifat umum, belum bersifat khusus terhadap fauna dilindungi secara spesifik di areal kerjanya. Dengan kata lain Bahwa SOP Pengelolaan Fauna dilindungi baru mencakup sebagian jenis yang dilindungi/langka dan terancam punah.

 KPH Madura telah mengimplementasikan

pengelolaan Fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik walaupun frekuensi kegiatan baru dilaksanakan sekali pada tahun 2016

 Tidak ada gangguan terhadap kondisi spesies flora yang dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

BAIK (92,59 %)

 Terdapat dokumen/laporan yang lengkap mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang hak pengelolaan.

 Terdapat mekanisme penataan batas/rekonstruksi batas kawasan secara partisipatifdan konflik batas kawasan yang disepakati para pihak.

 Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.

 Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang hak pengelolaan dengan batas kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat/setempat.

 Terdapat persetujuan oleh sebagian para pihak dan masih ada konflik.

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku

BAIK (95,83%)

 Tersedia dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan/berlaku.

 Tersedia mekanisme yang lengkap & legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Terdapat bukti lengkap pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat mengenai hak dan kewajiban pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat dalam mengelola SDH.

 Terdapat sebagian bukti tentang realisasi

pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

 Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi .

4.3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar para Pihak

BAIK (100 %)

 Tersedia data dan informasi yang lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH

 Terdapat mekanisme yang legal, lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.

 Terdapat dokumen rencana pemegang hak pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas

 Terdapat bukti implementasi sebagian besar (≥ 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang hak pengelolaan.

 Terdapat bukti dokumen/Laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik. 4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal (100 %) BAIK  Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas

 Terdapat konflik dan tersedia peta konflik yang lengkap dan jelas

 Tersedia organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik  Terdapat dokumen/laporan penanganan konflik

yang lengkap dan jelas

4.5. Perlindungan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja BAIK (91,67 %)

 Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan seluruh karyawan

 Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan

sebagian besar rencana pengembangan

kompetensi.

 Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah diimplementasikan seluruhnya

 Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya. B. Verifikasi Legalitas Kayu

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

MEMENUHI  Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal

22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara. Dokumen ini telah di tetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Kayu (IUPHHK) Presiden Republik Indonesia dan telah di

undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

 Berdasarkan Buku Potensi Sumber Daya Hutan per Kabupaten dalam wilayah Perum Perhutani Unit II Jawa Timur yang disusun oleh Biro Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur tanggal 26 November 2001 menyebutkan Luas Kawasan Hutan masing - masing KPH Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Luas Kawasan KPH Madura adalah 47.121,2 Ha  Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak dapat

diterapkan (Not Applicabel) karena auditee adalah merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan pembayaran iuran IUPHHK.

 Di areal Auditee terdapat izin pinjam pakai kawasan

hutan untuk berbagai macam kegiatan.

Berdasarkan dokumen Laporan Triwulan IV Bidang Agraria Kehutanan Tahun 2015 KPH Madura, terdapat penggunaan kawasan yang sah di luar kegiatan pengelolaan hutan melalui proses pinjam pakai dengan total keluasan 161,53 Ha.

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI  Auditee telah memiliki dokumen RPKH beserta

revisinya untuk kelas perusahaan jati yang disusun dan disahkan oleh pejabat yang berwenang dan disusun mengacu pertauran yang berlaku.

 Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun 2015 dan 2016 beserta suplisinya yang disusun oleh petugas yang berwenang.

 Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan peta dengan skala 1:100.000.

 Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH yaitu peta kelas hutan, dan pada lampiran dokumen RTT 2015 serta RTT 2016 yaitu peta RTT dan peta micro planning bidang tebangan.

 Hasil uji petik menunjukkan keberadaan kawasan lindung dan penandaan yang jelas dan terbukti di lapangan.

 Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang. Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan terbukti di lapangan. Penandaan pada petak tebangan di lapangan berupa pengecatan baik pada patok maupun pohon dan pemasangan plang nama dimana lokasi petak tebangan di lapangan sesuai dengan di peta. Penandaan patok batas petak tebangan telah mengacu pada SOP yang dikembangkan oleh Auditee.

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi 2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI  KPH Madura memiliki dokumen RPKH Kelas

Perusahaan Jati yang telah disahkan dan dilengkapi dengan lampiran peta.

 Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk pembangunan hutan tanaman. Jenis tanaman yang dikembangkan oleh auditee adalah jenis tanaman jati, mahoni, dan kesambi.

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan

MEMENUHI  Auditee telah memiliki dokumen LP-KHP dan buku

ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316.

 LP-KHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang dari Instansi kehutanan.

 Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara

LP-KHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan untuk

tujuan TPK dengan ditumpuk terlebih dahulu di TPA dengan menggunakan dokumen DKB/DK 304a, untuk kemudian diangkut ke TPK dengan

menggunakan dokumen DKB/DK 304 yang

diterbitkan oleh mandor tebang. Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industry kayu disertai dengan dokumen FAKB/SKSHHK.

Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB dengan FAKB/SKSHHK menunjukkan kesesuaian. 3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan

IUPHHKHA/

IUPHHK-HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak Pengelolaan

NOT

APPLICABLE  Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena Auditee

adalah pemegang hak pengelolaan dan bukan

Pemegang IUPHHK-HA. Auditee telah

menerapkan penandaan pada bontos ujung dan tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum Perhutani No. 3169/Kpts/Dir/2014 tanggal 24 November 2014 dan Surat Revisi SK.Direksi No. 360/075.2/PSDH-Prod/Dir/2015 tanggal 19 Mei 2015.

 Namun demikian auditee tetap menerapkan kegiatan system penandaan pada bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan system tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak tebangan

 Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang IUPHHK-HA.

 Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee telah dilaksanakan secara konsisten dan telah

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

diatur dalam SK Direksi Nomor 3169 tahun 2014 dan Surat Revisi SK.Direksi No. 360/075.2/PSDH-Prod/Dir/2015 tanggal 19 Mei 2015.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK

MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen FAKB dan

SKSHHK yang diterbitkan oleh pejabat yang

Dokumen terkait