• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran Surat No. 333/EQ.S/V/2016 tanggal 24 Mei 2016 PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN PENILAIAN AWAL KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran Surat No. 333/EQ.S/V/2016 tanggal 24 Mei 2016 PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN PENILAIAN AWAL KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Surat No. 333/EQ.S/V/2016 tanggal 24 Mei 2016

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN

PENILAIAN AWAL KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian Kinerja PHPL sebagai

berikut:

I. Nama LP-PHPL

: PT EQUALITY INDONESIA

Nomor Akreditasi

: LP-PHPL-013-IDN

Alamat

: Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710

Telp.

: +62251 7550722

Fax.

: +62251 7550724

Email

:

equalitycert@gmail.com

Website

:

http://www.equalityindonesia.com

Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian Awal Kinerja PHPL Terhadap:

II. Nama Pemegang Izin

: PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR

Dasar Hak Pengelolaan : PP No. 72/2010

Luas

: 1.132.296,68 Hektar

Lokasi

: Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah

Alamat Kantor

: Jl. Gentengkali No. 49 PO BOX 1069, Surabaya

60008 Telp : (031) 5343851-4; Fax : (031)

5474173

III. Waktu Pelaksanaan

: 4 s.d. 27 April 2016

IV. Hasil Penilaian

: NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT

LULUS SEHINGGA PERUM PERHUTANI DIVISI

REGIONAL JAWA TIMUR BERHAK MENDAPATKAN

SERTIFIKAT PHPL.

Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 24 Mei 2016

PT EQUALITY INDONESIA

Hermansyah Putra, S.Hut

General Manager Divisi SHPK

(2)

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor : 221/EQI-KEP.Cert/V/2016

TENTANG

PENERBITAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA IZIN HAK PENGELOLAAN

PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR

PROVINSI JAWA TIMUR DAN JAWA TENGAH

PP NOMOR : 72/2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010

DENGAN LUAS 1.132.296,68 HEKTAR

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090) tanggal 13 Mei 2016;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar Rekomendasi Nomor : 049/EQI-F037 tanggal 13 Mei 2016 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 199/EQI-F039 tanggal 18 Mei 2016 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;

c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 218 tanggal 18 Mei 2016 menunjukkan total nilai kinerja akhir 21 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 1 indikator bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;

d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015, kepada PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems:

7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.

(3)

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen (Guidelines

for Auditing Management Systems);

9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;

10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.95/Menhut-II/2014 tanggal 12 Juni 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2014 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak;

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

12. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda V-Legal;

13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.41/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.43/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015;

16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Tanaman Industri pada Hutan Produksi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;

18. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan Alam;

19. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi;

20. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014 tanggal 24 Desember 2014 jo. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 66/M-DAG/PER/8/2015 tanggal 27 Agustus 2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

21. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

22. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;

23. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dan perubahannya;

24. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 2 September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September 2010 yang

(4)

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

25. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for bodies

operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus

2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus 2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

26. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);

27. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal 17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);

28. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia. Memperhatikan:

1. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 01/SP/DIR/2016 tanggal 11 Maret 2016. MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PENERBITAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR DI PROVINSI JAWA TIMUR DAN JAWA TENGAH PP NOMOR : 72/2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 DENGAN LUAS 1.132.296,68 HEKTAR

PERTAMA : PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR (Pemegang Sertifikat) dinyatakan “LULUS” karena tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 dan berhak mendapatkan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL) Nomor 041/EQC-PHPL/V/2016.

KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 18 Mei 2016 sampai dengan 17 Mei 2021 selama PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 dan perubahannya.

KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.

(5)

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

KEEMPAT : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.

KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.

KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan (surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan; dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan: a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja

Pemegang Sertifikat;

b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum KELIMA;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3 (tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu ilegal;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya atau izin usahanya dicabut;

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Bogor Pada Tanggal: 18 Mei 2016 PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

(6)

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Direksi Perum Perhutani di Jakarta;

2. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur;

3. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi di Jakarta;

4. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.

(7)
(8)

(1) Identitas LPPHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA

b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN

c. Alamat

: Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor

d. Nomor Telepon

: 0251-7550722

Nomor Fax

: 0251-7550324

E-mail

: equalitycert@gmail.com

e. Direktur

: Agustri Warsono

f. Tim Audit

:

1. Amin Kadeni (Auditor Prasyarat)

2. Jubaedi Nu’man (Auditor Prasyarat)

3. Diah Mitarini (Lead Auditor/Auditor Produksi)

4. Asep Kurniawan (Lead Auditor/Auditor Produksi)

5. Dinda Talitha (Auditor Ekologi)

6. Joko Isworo (Auditor Ekologi)

7. Amir Fadhillah (Auditor Sosial)

8. Tata Sumitra (Auditor Sosial)

9. Agung Tofani (Auditor VLK)

10. Kiki Sri Rejeki (Auditor VLK)

11. Tita Murlina (Auditor Magang Prasyarat)

12. Ucep Sucitra (Auditor Magang Produksi)

g. Tim Pengambil Keputusan :

1. Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan/PK Bidang Produksi,

Prasyarat, dan VLK)

2. Ir.Heri Binawan (Anggota/PK Bidang Ekologi)

3. Wiyono,S.Hut.,M.Si (Anggota/PK Bidang Sosial)

(2) Identitas Auditee :

Nama Pemegang Hak Pengelolaan

: Perum Perhutani Divisi Regional Jawa

Timur

Dasar Hukum Pengelolaan

: PP Nomor 72 Tahun 2010

Tanggal

: 22 Oktober 2010

Luas Areal

: 1.134.052 Hektar

Lokasi

: Provinsi Jawa Timur

Alamat

:

(9)

- Kantor Divisi Regional

: Jl.Genteng Kali No.49

Tromol Pos 840, Surabaya 6008.

Phone : 031- 5343851;

Fax : 031-5311784

- Kantor Pusat

: Gd. Manggala Wanabakti, Blok VII

Lt. 8-11. Jl. Gatot Soebroto,

Jakarta Selatan.

Susunan Pengurus :

 Ketua Dewan Pengawas : Dr. Ir. Hadi Daryanto, D.E.A.

 Dewan Pengawas

: Yusra Iwata Alsa

Adiari Nurcahyo

Upik Rosalina Wasrin

Akhmad Sukardi

Wawan Siswantono

Mayjen TNI Inf S. Widjonarko

 Direktur Utama

: Mustoha Iskandar

 Direktur SDM & Umum : Morgan Syarif LB

 Direktur PPB

: Teguh Hadi Siswanto

 Direktur Keuangan

: Mohamad Soebagja

 Direktur PSDH

: Heru Siswanto

 Direktur Kom. Non Kayu : Agus Setyaprastawa

(3) Ringkasan Tahapan:

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Koordinasi dengan Instansi

Kehutanan 4 April 2016  Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Ir. Maryono, MM. Kepala Bidang PKHKA, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

 Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan rencana kegiatan penilaian awal kinerja PHPL di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur (Auditee) dan minta masukan terkait dengan kinerja Auditee selama ini, khususnya di 5 (lima) KPH contoh, yaitu : KPH Jatirogo, KPH Mojokerto, KPH Ngawi, KPH Madura dan KPH Banyuwangi Selatan.

Pertemuan Pembukaan 4 April 2016  Pertemuan dilaksanakan di Kantor Perum

Perhutani Divisi Regional Jawa TImur di Jalan Genteng Kali No.49 Tromol, Surabaya, Jawa Timur.

(10)

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

menyampaikan tujuan dan ruang lingkup penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja penilaian, menyampaikan metodologi dan prosedur penilaian, serta mengkonfirmasikan kepada Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan peserta pertemuan penutupan.

 Pertemuan pembukaan diakhiri dengan

pembuatan BAP

Konsultasi Publik 5 April 2016  Dilakukan di Kantor Perum Perhutani Divisi

Regional Jawa Timur, Jalan Genteng Kali,

Tromol, Surabaya, Jawa Timur

 Kegiatan dilaksanakan dalam rangka

menghimpun informasi dari para pihak seperti: masyarakat desa hutan, ketua dan pengurus LMDH, LSM, dan instansi Pemerintah Daerah dari masing-masing KPH Contoh.

Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan 6 - 26 April 2016  Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen Auditee dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.

 Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik, dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.  Verifikasi dan observasi lapangan dilaksanakan

di di 5 (lima) KPH contoh, yaitu : KPH Jatirogo, KPH Mojokerto, KPH Ngawi, KPH Madura dan KPH Banyuwangi Selatan.

Pertemuan Penutupan 27 April 2016  Menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Auditee atas bantuan dan kerjasamanya selama penilaian.

 Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.

 Memberitahukan temuan observasi dan

ketidaksesuaian.

 Membacakan atau memperlihatkan laporan ringkasan ketidaksesuaian (jika ada).

 Pertemuan Penutupan diakhiri dengan

pembuatan BAP

Pengambilan Keputusan 18 Mei 2016 Rapat pengambil keputusan untuk meninjau

dokumen penilaian yang diajukan untuk menjamin bahwa penilaian dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia

(4) Resume Hasil Penilaian Unit Contoh/KPH:

1. KPH JATIROGO

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

(11)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi 1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan

BAIK (100 %)

 KPH Jatirogo memiliki dokumen legal dan administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilaksanakan

 Realisasi tata batas telah 100% (tata batas telah temu gelang), pelaksanaan rekonstruksi batas setiap 10 tahun sekali, dan laporan triwulan pemeriksaan batas telas sesuai dengan keadaan Pal dilapangan

 Para pihak telah mengakui batas areal kerja dan tidak ada konflik batas dengan pihak lain dengan tersedianya BATB KPH Jatirogo melalui Proces Verbal Van Afbakening yang ditulis dalam bahasa Belanda

 Didalam areal kerja KPH Jatirogo tidak terdapat perubahan fungsi kawasan hutan sesuai dengan Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 882/KPTS/DIR/2013 tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian Kawasan Hutan Pada Kesatuan Pemangkuan Hutan Jatirogo.

 Didalam areal kerja KPH Jatirogo terdapat penggunaan kawasan diluar sektor kehutanan berupa pinjam pakai kawasan hutan dan tukar menukar kawasan hutan serta tedapat bukti upaya pemegang izin untuk mendata & melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan kepada instansi yang berwenang

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan (100 %) BAIK  KPH Jatirogo telah mempunyai visi dan misi yang ditetapkan oleh direksi, dan telah memperhatikan kerangka pengelolaan hutan lestari

 KPH Jatirogo telah melaksanakan sosialisasi visi misi pada level pemegang izin dan masyarakat yang dibuktikan dengan adanya berita acara dan daftar hadir pelaksanaan sosialisasi.

 Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) oleh KPH JATIROGO telah sesuai dengan visi dan misi PERUM PERHUTANI. Visi dan Misi telah diimplementasikan baik pada Aspek Prasyarat, Aspek Produksi, Aspek Ekologi maupun pada Aspek Sosial

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK (100 %)

 Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan PERUM PERHUTANI KPH JATIROGO tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan tetapi jumlahnya kurang dari ketentuan sesuai Peraturan Dirjen BPK No. P.8/VI/SET/2009 dengan luasan areal < 50.000 Hektar, namun berdasarkan SE Dirjen BUK Nomor : S.545/VI-BIKPHH/2013 tanggal 30 April 2013 pemenuhan GANISPHPL dapat dipertimbangkan sampai dengan 1 Januari 2016

 Realisasi peningkatan kompetensi SDM > 81% dari rencana sesuai kebutuhan (peningkatan kompetensi SDM > 70%).

(12)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh KPH JATIROGO tersedia lengkap

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan

periodik, evaluasi, dan

penyajian umpan balik

mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan)

Pemegang Hak Pengelolaan.

BAIK (100 %)

 KPH Jatirogo telah mempunyai struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh Direksi melalui

Keputusan Direksi Perum Perhutani No.

007/KPTS/DIR/2014 tanggal 13 Januari 2014  KPH JATIROGO telah memiliki perangkat SIM, dan

telah memiliki tenaga pelaksananya

 Terdapat Organisasi SPI/Internal Auditor di Kantor Direksi Jakarta dan Kantor Divisi regional Jawa Timur sebagai perwakilan dan fungsi-fungsi berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan

 KPH Jatirogo telah ada bukti keterlaksanaan seluruh tindak koreksi dan pencegahan manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi melalui hasil evaluasi yang diberikan laporan SPI/Audit Internal. 1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA).

BAIK (100 %)

 Kegiatan RKT KPH JATIROGO sudah disosialisasikan kepada masyarakat sekitar hutan, yaitu Lembaga Masyarakat Desa Hutan dalam wilayah hak pengelolaan, mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal yang memadai

 Terdapat persetujuan dalam proses tata batas dari para pihak, yaitu : pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta pihak masyarakat desa sekitar (LMDH)

 Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan CSR/CD dari para pihak, yaitu seluruh desa yang berada di sekitar areal kerja Pemegang Hak Pengelolaan

 Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari para pihak, yaitu : Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH.

2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK (86,67 %)

 KPH Jatirogo terdapat dokumen Rencana

Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) KP Jati Periode 1 Januari 2008 s.d 31 Desember 2017 dengan Luas 18.763,2 Ha. Disusun oleh KSPH Bojonegoro Ir. Dicky Yuana Rady,. Disetujui oleh Kepala Biro perencanaan & pengembangan Usaha Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Ir. Wiharyo Soeryobroto. Mengetahui Kepala Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Ir. Tedjo Rumekso. pada Bulan Desember 2007 dan direvisi pada Bulan Desember 2011 dengan Periode 1 Januari 2012 s.d 31 Desember 2016. Dengan Luas 18.763,2 Ha. Disusun oleh KSPH Bojonegoro Gunardi, S.Hut,MP. Disetujui oleh Kepala Biro perencanaan & pengembangan Usaha Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Ir. Yulianto,MSi. Mengetahui Kepala Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Ir. Bambang Budiharto, MM. Disahkan Direksi Perum Perhutani Direktur Perencanaan & Pengelolaan Hutan Dr.Ir.

(13)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Bambang Sukmananto, MSc.. Kedua dokumen RPKH disusun berdasarkan hasil risalah areal produksi efektif yang realistis/benar dituangkan dalam dokumen PDE-2

 Penataan areal kerja RTT 2011-2015 (blok RTT dan compartment/petak) hanya sebagian (> 50%) sesuai dengan RPKH

 Berdasarkan uji petik pemeliharaan batas petak, seluruh pal petak terlihat jelas dan dapat dikenali di lapangan namun perlu di cat kembali.

2.2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem.

BAIK (88,89 %)

 KPH Jatirogo telah memiliki data potensi tegakan dalam kelas hutan yang menggambarkan kondisi lapangan

 Terdapat perhitungan etat berdasarkan tabel volume tegakan WvW

 Terdapat rencana pengaturan tebangan

berdasarkan hasil perhitungan etat tetapi tidak digunakan dalam penyusunan RTT

2.3. Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

BAIK (100 %)

 KPH Jatirogo telah memiliki SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur dan isinya telah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku

 KPH Jatirogo telah melaksanakan implementasi kegiatan tahapan THPB sebesar 100%).

 Rata-rata potensi tegakan sebelum masak tebang selama periode 2011 – 2015 berdasarkan bagan tebang dalam RPKH sebesar 133,16 m3/Ha untuk tebangan A2 kelas perusahaan jati

 Sebagian besar tingkat permudaan tanaman dalam jumlah yang mampu menjamin kelestarian hasil hutan (keberhaslan tanaman > 75% pada tahun ke 3)

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan.

BAIK

(100 %)  KPH Jatirogo terdapat Prosedur kerja RIL tertuang dalam PK Pemanenan Kayu dengan kode PK-SMPHT-.05.007 untuk Tebang Habis Hutan Jati yang berlaku efektif : 13 April 2015

 KPH Jatirogo telah melakukan RIL pada 3 tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Monitoring kegiatan pemanenan hasil.

 Nilai Fe Jati KPH Jatirogo berdasarkan data hasil cutting test selama periode 2011-2015 sebesar 108,8% atau di atas 0,7. Sedangkan hasil uji petik terhadap tebangan pada pohon no 1143 diperoleh hasil limbah pemanfaatan hutan minimal atau faktor eksploitasi (FE) sebesar 108%

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada areal kerjanya.

BAIK (100 %)

 KPH Jatirogo telah tersedia dokumen RTT tebang habis (A2). Tebang pembangunan (B1), dan tebang penjarangan E berdasarkan RPKH yang disahkan pejabat yang berwenang.

 Peta RTT sesuai dengan peta lampiran RPKH.  Terdapat penandaan batas tebangan sesuai

dengan peta kerja.

 Realisasi volume tebangan total mencapai 95,8 % (>70%) dan per jenis tebangan A2 sebesar 89,2%

(14)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

(>70%), tebangan B sebesar 101% (<70%), dan tebangan E sebesar 102,6% (>70%) untuk periode tahun 2011-2015 pada lokasi yang sesuai dengan RTT yang disahkan serta tidak melebihi luas yang direncanakan

2.6. Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

BAIK (90,48 %)

 Hasil analisa kesehatan finansial Divisi Regional Jawa Timur diperoleh bahwa likuiditas 146%, solvabilitas 100% dan rentabilitas positif. Catatan akuntan publik terhadap Laporan Keuangan yang berakhir pada Desember 2014 dan 2013 adalah Wajar.

 Realisasi alokasi dana mencapai 118,81% (>80%) dari kebutuhan kelola hutan yang seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan keuangan yang sesuai dengan Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah di audit akuntan publik)

 Perbedaan proporsi anggaran selama periode 2011 -2015 sebesar 37,84 %, hal ini berarti alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan kurang proporsional (perbedaan 20 - 50%).

 Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan berjalan lancar sesuai tata waktu  Terealisasi modal untuk kegiatan pembinaan

hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong di areal sebesar 85,86% atau ≥ 80 %.  Realisasi penanaman dalam periode 2011 – 2015

sebesar 101% atau > 70% dari yang direncanakan dalam RTT

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap Tipe Hutan.

BAIK (91,67 %)

 KPH Jatirogo telah mengalokasikan kawasan dilindungi dengan luasan sesuai dengan dokumen perencanaan formal yaitu dokumen DPPL dan RKPH (2009 – 2017 ) serta dikuatkan dalam SK direksi No. 882/KPS/DIR/2013 tanggal 30 Agustusl 2013 tentang Pembagian Kawasan Hutan Pada Kesatuan Pemangku Hutan Jatirogo yaitu seluas 737,7 Ha atau seluas 3,9 % dari total luas kawasan hutan Jatirogo dan telah sesuai dengan kondisi biofisiknya.

 Panjang batas kawasan lindung yang telah di tata dilapangan sepanjang 1.920,7 hm atau 100 % dari total panjang kawasan lindung dengan tanda batas berupa markir berwarna hitam pada pohon sepanjang batas kawasan lindung dengan jarak antar pohon ± 25 m. Kondisi tanda batas kawasan lindung jelas dan terawat

 Kondisi kawasan dilindungi di dalam areal kerja Auditee yang masih berhutan seluas 627.1 Ha atau 85 % dari seluruh kawasan lindung yang ada  Sosialisasi tentang keberadaan kawasan lindung

telah dilakukan terhadap 49.3 % dari seluruh LMDH yang ada di areal sekitar hutan.

(15)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi kawasan lindung

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan. (91,66 %) BAIK  KPH Jatirogo telah mengembangkan prosedur perlindungan dan pengamanan hutan, mencakup seluruh jenis gangguan yang ada yakni pencurian kayu dan perambahan hutan, penggembalaan, kebakaran, bencana alam, dan perburuan liar.  Sarana dan Prasarana perlindungan hutan telah

sesuai dari jumlah, jenis dan berfungsi dengan baik  Terdapat SDM penanganan perlindungan hutan dalam jumlah yg cukup namun kualifikasi kurang memadai

 Kegiatan perlindungan Hutan diimplementasikan

melalui kegiatan tertentu dengan

mempertimbangan selurh jenis gangguan yg ada. Indikator 3.3 Pengelolaan Dan

Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK (84,85 %)

 Tersedia sebagian prosedur yang mencakup pengelolaan dampak terhadap tanah dan air.  KPH Jatirogo telah mengembangkan sarana dan

prasarana pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air sesuai dengan dokumen RKL/RPL. Peralatan tersebut berfungsi dengan baik.  Personil Pengelolaan Lingkungan tersedia cukup namun kualifikasi tidak sesuai dengan persyaratan teknis.

 Dokumen Perencanaan Pengelolaan lingkungan tersedia dan diaplikasikan secara operasional dalam dokumen Rencana Operasional Kelola Lingkungan. Implementasi Pengelolaan Lingkungan

ditunagkan dalam laporan pelaksanaan

pengelolaan Lingkungan

 Dokumen Perencanaan Pemantauan lingkungan tersedia dan diaplikasikan secara operasional dalam dokumen Rencana Operasional Pemantauan

Lingkungan. Implementasi Pemantauan

Lingkungan dituangkan dalam laporan pelaksanaan pemantauan Lingkungan

 Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar atas kegiatan pengelolaan hutan, dan terdapat upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut Indikator 3.4 Identifikasi

Spesies Flora Dan Fauna Yang Dilindungi Dan/Atau Langka, Jarang, Terancam Punah, Dan Endemik.

SEDANG (66,67 %)

 Tersedia prosedur identifikasi tetapi tidak

mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan.

 KPH Jatirogo telah mengimplementasikan sistem

identifikasi tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerjanya.

(16)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang tidak rusak

b. Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK (88,89 %)

 Tersedia prosedur Pengelolaan flora yang dilindungi

dan dilengkapi dengan metode pengelolaan secara lengkap untuk setiap jenis secara lengkap.

 Terdapat pengelolaan Pule Pandak di lokasi KPH

jatirogo yang merupakan flora dilindungi dan terancam punah. Ditemukan keberadaannya dalam survey Biodiversity tahun 2015

 Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian

species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan.

Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna Untuk:

- Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang tidak rusak

- Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik.

BAIK (93,33 %)

 Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh

jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal KPH Jatirogo

 Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk

seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal Kerja KPH Jatirogo

 Terdapat gangguan tetapi ada upaya

penanggulangan gangguan oleh pemegang

pengelolaan 4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

BAIK (100 %)

 Terdapat dokumen/ laporan yang lengkap mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang hak pengelolaan

 Terdapat mekanisme penataan batas/rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan konflik batas kawasan yang disepakati para pihak.

 Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.

 Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang hak pengelolaan dengan batas kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat/ setempat.

 Terdapat persetujuan para pihak dan konflik dapat dikelola dengan baik

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku

BAIK (91,66 %)

 Tersedia dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan/berlaku.

 Tersedia mekanisme yang lengkap & legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat

 Terdapat bukti-bukti pelaksanaan kegiatan

sosialisasi mengenai hak dan kewajibannya terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun belum lengkap mencakup seluruh rencana dan

(17)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

bidang sosialisasi serta mencakup seluruh LMDH.  Terdapat bukti yang lengkap tentang realisasi

pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap seluruh masyarakat.

 Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi .

4.3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar para Pihak

BAIK (100 %)

 Tersedia data dan informasi yang lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH

 Terdapat mekanisme yang legal, lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat .

 Terdapat dokumen rencana pemegang hak pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas

 Terdapat bukti implementasi sebagian besar (≥ 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang hak pengelolaan ).  Terdapat bukti dokumen/Laporan mengenai

pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik. 4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal (100 %) BAIK  Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas

 Terdapat konflik dan tersedia peta konflik yang lengkap dan jelas.

 Tersedia organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik  Terdapat dokumen/laporan penanganan konflik

yang lengkap dan jelas

4.5. Perlindungan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja BAIK (100 %)

 Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan seluruh karyawan

 Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan

sebagian besar rencana pengembangan

kompetensi.

 Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah diimplementasikan seluruhnya.

 Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya. B. Verifikasi Legalitas Kayu

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

MEMENUHI  Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal

22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini telah di tetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

(18)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi Manusia Republik Indonesia.

 Kesesuaian kawasan yang dikelola oleh auditee

mengacu pada Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : 395/Menhut-II/2011 tanggal 21 Juli 2011 tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah Provinsi Jawa Timur seluas ± 1.361.146 Ha beserta lampiran peta kawasan hutan dan perairan Provinsi Jawa Timur skala 1 : 250.000 yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan (Zulkifli Hasan ) dan Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 882/Kpts/Dir/ 2013 tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian Kawasan Hutan pada KPH Jatirogo.

 Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak dapat diterapkan (Not Applicabel) karena auditee adalah merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan pembayaran iuran IUPHHK.

 Terdapat laporan hasil identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra. Kegiatan diluar sektor kehutanan

adalah berupa Eksploitasi Sumur Minyak,

Reaktivitasi Sumur Tua, Driling dan Workover serta penambangan batu bara

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI  Auditee telah memiliki dokumen RPKH beserta

revisinya untuk kelas perusahaan jati periode 2009 s/d 2018 yang disusun dan disahkan olehpejabat yang berwenang dan disusun mengacu pertauran yang berlaku.

 Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun 2015 dan 2016 beserta suplisinya yang disusun oleh petugas yang berwenang.

 Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan peta dengan skala 1:100.000.

 Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH yaitu peta kelas hutan, dan pada lampiran dokumen RTT 2015 serta RTT 2016 yaitu peta RTT dan peta micro planning bidang tebangan.

 Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang. Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan terbukti di lapangan. Penandaan patok batas petak mengacu pada SOP yang dikembangkan oleh Auditee.

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI  Auditee telah memiliki dokumen RPKH jangka

periusahaan 01 Januari 2008 s/d 31 Desember 2017 dengan luas kawasan 18.763,2 ha yang disusun dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

(19)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Dokumen Revisi RPKH untuk satu Kelas Perusahaan/KP, yaitu RPKH KP Jati seluas 18.763,2 Ha dengan tiga Bagian Hutan yaitu Bangilan, Ngijo, dan Bancar, periode 01 Januari 2012 s/d 31 Desember 2017 dan telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang pada Bulan Desember 2011.

 Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk pembangunan hutan tanaman. Jenis tanaman yang dikembangkan oleh auditee adalah jenis tanaman jati dan mahoni.

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan

MEMENUHI  Auditee telah memiliki dokumen LP-KHP dan buku

ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316.

 LP-KHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang dari Instansi kehutanan.

 Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LP-KHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI  Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan

(TPn) untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang. Selanjutnya dari TPK untuk tujuan

industri kayu disertai dengan dokumen

FAKB/SKSHHK.

 Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen

LMKB dengan FAKB/SKSHHK menunjukkan

kesesuaian. 3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan

IUPHHKHA/

IUPHHK-HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak Pengelolaan

MEMENUHI  Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang IUPHHK-HA.Auditee telah menerapkan penandaan pada bontos ujung dan tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum Perhutani No. 3169/Kpts/Dir/ 2014 tanggal 24 November 2014 dan Surat Revisi SK Direksi No. 360/075.2/ PSDH-Prod/ Dir/2015 tanggal 19 Mei 2015. Namun demikian auditee tetap menerapkan kegiatan system penandaan pada bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan system tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak tebangan.

 Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang IUPHHK-HA. Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee telah dilaksanakan secara konsisten dan telah diatur dalam SK Direksi No. 3169/Kpts/Dir/2014 tanggal 24 November 2014 dan Surat Revisi SK.Direksi No.

(20)

360/075.2/PSDH-Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi Prod/ Dir/2015 tanggal 19 Mei 2015.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK

MEMENUHI  Auditee dapat menunjukkan dokumen FAKB dan

SKSHHK yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang berkualifikasi sebagai Ganis PKB).

 Dalam penerbitan FAKB juga dilengkapi dengan BAP penerbitan FAKB. Dan BAP penerbitan SKSKB tidak tersedia karena auditee tidak melakukan pemakaian dokumen SKSKB.

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan/atau Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH)

MEMENUHI  Auditee telah memiliki dokumen SPP PSDH yang

dietrbitkan oleh instansi kehutanan. Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa tagihan yang tertera dalam dokumen SPP PSDH telah sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada tariff yang berlaku. Jumlah tagihan pada SPP adalah sebanyak Rp 354.988.680,00 dengan total produksi

sebanyak 3.469,17 M3. Tagihan PSDH telah

dibayarkan secara lunas.

 Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti pembayaran PSDH secara lunas.

 Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

3.3.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).

NOT

APPLICABLE Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee tidak menjual kayu

antar pulau sehingga Auditee tidak memiliki dokumen Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus

kapal yang berbendera

Indonesia dan memiliki izin yang sah

NOT

APPLICABLE Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee tidak melakukan

pengangkutan kayu dengan menggunakan Kapal Laut, dimana semua kayu yang diproduksi dijual ke pembeli menggunakan transportasi darat (kendaraan truk). 3.4 Pemenuhan penggunaan tanda V-Legal

3.4.1 Implementasi Tanda

V-Legal MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal dibubuhkan pada dokumen DKHP dan dokumen SKSHHK.

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah memiliki

dokumen

AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi ANDAL, RKL dan RPL yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah

mendapatkan persetujuan melalui surat Kepala Badan Penanaman Modal selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor P2T/19/ 17.01/V/2011 ditetapkan di Surabaya pada tanggal 9 Mei 2011.

(21)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

seluruh areal kerjanya Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007

4.1.2. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan

tindakan untuk mengatasi

dampak lingkungan dan

menyediakan manfaat sosial

 Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetui berdasarkan surat Kepala Badan Penanaman Modal selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor P2T/19/ 17.01/V/2011 ditetapkan di Surabaya pada tanggal 9 Mei 2011 tentang Persetujuan Kelayakan Lingkungan untuk Kegiatan Pengelolaan Hutan Perum Perhutani KPH Jatirogo.  Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL dan RPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada BLH kabupaten dan Dinas kehutanan setempat.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.1.1. Prosedur dan

Implementasi K3 MEMENUHI  Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja (PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3 serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam implemntasi K3 di KPH Jatirogo

 Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret 2016. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan dapat berfungsi dengan baik.

 Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk menekan angka kecelakaan kerja.

5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja 5.2.1. Kebebasan berserikat

bagi pekerja MEMENUHI  Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat Pekerja (SP2P) Jawa Timur No. 01/DPD/SP2P/ JATIM/2015 Tentang Penetapan Dewan Pengurus Cabang SP2P KPH Jatirogo Periode 2015 - 2018. Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 07 Maret 2015. Ditandatangani oleh Ketua DPD SP2SP Jawa Timur (Bambang Cahyo Purnomo).

 Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat

Karyawan Perum Perhutani Nomor :

03/KPTS/MUSDA/ JTG/2016 tentang Susunan Dewan Pengurus Daerah Serikat Karyawan Perum Perhutani KPH Jatirogo Periode 2016 – 2019 ditetapkan di Semarang tanggal 13 Januari 2016. 5.2.2. Adanya Kesepakatan

Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI  Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani Periode 2015 – 2017.

 Dokumen PKB tersebut telah didaftarkan

kepada Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI sesuai surat No.

(22)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja - Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor : KEP.138/PHIJSK-

PKKAD/PKB/IX/2015 tanggal 04 September 2015. Masa berlaku sejak 3 Juni 2015 s/d 2 Juni 2017.

5.2.3. Perusahaan tidak

mempekerjakan anak di bawah umur

MEMENUHI Tidak terdapat karyawan dibawah umur di lingkup

KPH Jatirogo.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, Nilai Kinerja PHPL KPH Jatirogo pada saat Penilaian Awal Tahun 2016 sebesar 98,48%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.

2. KPH MOJOKERTO

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL 1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan

BAIK (100 %)

 Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.  Realisasi tata batas KPH Mojokerto sesuai BATB

mencapai 100 % yaitu seluas 31.915,5 ha (tata batas sudah temu gelang).

 Auditee telah mempunyai dokumen action plan penanganan tenurial, monitoring konflik tenurial dan upaya penyelesaian serta ada penurunan konflik tenurial dari tahun 2013 s/d 2015

 Berdasarkan penyandingan peta SK Menhut nomor 395/Menhut-II/2011 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Timur dengan peta KPH mojokerto, dihasilkan tidak terdapat perubahan fungsi kawasan hutan pada KPH Mojokerto

 Tedapat bukti upaya pemegang izin untuk mendata & melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan kepada instansi yang berwenang dan ada upaya pemegang izin untuk mencegah penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan tanpa izin.

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan (89 %) BAIK  Audiree telah mempunyai visi dan misi yang ditetapkan oleh direksi Perum Perhutani nomor 3180/kpts/Dir/2014 tanggal 27 Nopember 2014, dan telah memperhatikan kerangka pengelolaan hutan lestari

 Auditee telah melaksanakan sosialisasi visi misi pada level pemegang izin dan masyarakat/LMDH

yang dibuktikan dengan adanya laporan

pelaksanaan, daftar hadir, surat undangan dan foto kegiatan

(23)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

oleh KPH MADURA telah sesuai dengan visi dan misi PERUM PERHUTANI. Visi dan Misi telah diimplementasikan baik pada Aspek Prasyarat, Aspek Produksi, Aspek Ekologi maupun pada Aspek Sosial namun sosialisasi kawasan lindung belum ke semua LMDH terkait

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

SEDANG (80 %)

 Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di KPH MOJOKERTO tersedia pada sebagian bidang kegiatan pengelolaan hutan yaitu kurang 1 orang Ganis perencanaan

 Realisasi peningkatan kompetensi SDM sebesar 56% dari rencana sesuai kebutuhan.

 Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh PT. PERHUTANI KPH Mojokerto tersedia lengkap

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan

periodik, evaluasi, dan

penyajian umpan balik

mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan)

Pemegang Hak Pengelolaan.

BAIK (100 %)

 Tersedia struktur organisasi dan job description yang mengatur aspek produksi, ekologi dan sosial sehingga sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh keputusan Direksi Nomor : 007/KPTS/DIR/2014 tanggal 13 Januari 2014  KPH Mojokerto telah memiliki perangkat SIM, dan

telah memiliki tenaga pelaksananya sesuai SK

administratur KPH Mojokerto Nomor :

28/KPTS/Mjk/DIVRE JATIM/2016 Tanggal 2 Januari 2016

 Organisasi SPI/internal auditor ada berdasarkan

Surat Keputusan Direksi Nomor

007/KPTS/DIR/2014 tanggal 13 Januari 2014, dan berjalan dengan efektif melalui dokumen memori pemeriksaan SPI untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan yaitu bidang pembinaan, produksi, keuangan, SDM dan keamanan

 Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi dan pencegahan manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi melalui dokumen Laporan Hasil Pemantauan Tindak Lanjut SPI dengan nilai tertimbang 84,7%

1.5. Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA).

BAIK (90 %)

 Kegiatan penebangan KPH Mojokerto sudah

disosialisasikan kepada masyarakat sekitar

hutan/LMDH dan mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal yang memadai.

 Terdapat persetujuan dalam proses tata batas KPH majalengka dari para pihak berdasarkan dokumen Berita Acara Kesepakatan Bersama batas hutan wilaah pangkuan Desa dan Berita Acara Orientasi Lapangan Pal batas partisipatif

 Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan CSR/CD dari para pihak melalui perjanjian kerjasama (PKS) antara KPH Mojokerto dan masyarakat /LMDH

 Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari sebagian masyarakat / Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) (>50%) 2. Produksi

(24)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi 2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK (86,67 %)

 Terdapat dokumen RPKH yaitu (1) RPKH KP Jati KPH Mojokerto (Naskah RPKH-PDE), Luas : 23.976,50 Ha, Jangka Perusaha-an 1 Januari 2003 s/d 31 De-sember 2012, (2) RPKH KP Jati KPH Mojokerto (Naskah RPKH-PDE), Luas : 23.976,50 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2013 s/d 31 Desember 2022, (3) RPKH KP Kayu Putih seluas 7.941,9 Ha Jangka Perusahaan 1 Januari 2007 s/d 31 Desember 2011, dan (4) RPKH KP Kayu Putih seluas 7.941,9 Ha Jangka Perusahaan 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2021, yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan disusun ber-dasarkan hasil risalah areal produksi efektif yang realistis/ benar.

 Penataan areal kerja KPH Mojokerto di lapangan (blok RTT 2011, RTT 2012, RTT 2013, RTT 2014, RTT 2015 dan petak) hanya sebagian (≥50%) yang sesuai dengan RPKH.

 Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik, seluruh tanda batas petak KPH Mojokerto dapat dikenali di lapangan.

2.2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem.

BAIK (88,89 %)

 KPH Mojokerto memiliki data potensi tegakan dalam kelas hutan yaitu Lampiran RPKH-PDE 2 yang menggambarkan kondisi lapangan.

 Terdapat perhitungan etat luas dan etat volume pada KPH Mojokerto berdasarkan tabel volume tegakan yang berlaku.

 Terdapat rencana pengaturan tebangan KPH Mojokerto berdasarkan hasil perhitungan etat tetapi tidak digunakan dalam penyusunan RTT. 2.3. Pelaksanaan penerapan

tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

BAIK (90,48 %)

 SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur tersedia dengan lengkap di KPH Mojokerto, dan isinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Rata-rata potensi tebangan A tahun 2011 s/d 2015

berdasar-kan RPKH KPH Mojokerto Kelas

Perusahaan Jati dalam bagan tebang (sesuai dengan Kelas Perusahaan) yaitu 69,46 m3/Ha.  Sebagian besar tingkat permuda-an tanaman KPH

Mojokerto dalam jumlah yang mampu menjamin kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman ≥ 75% pada tahun ke 3) yaitu 90,34%

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan.

BAIK (100 %)

 Tersedia SOP pemanfaatan ramah lingkungan untuk seluruh kegiatan pengelolaan hutan KPH Mojokerto, dan isinya sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.

 Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan di KPH Mojo-kerto pada 3 tahapan kegiatan pemanenan hasil hutan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Monitoring kegiatan pemanenan hasil.

 Berdasarkan rekapitulasi berita acara uji petik (cuting test) Tebangan A2 Jati tahun 2011 s/d 2015 di KPH Mojokerto diperoleh nilai Fe Jati sebesar 0,99

(25)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada areal kerjanya.

BAIK (100 %)

 Dokumen RTT tebang habis (A), tebangan pembangunan (B) dan tebangan penjarangan (E) KPH Mojokerto berdasarkan RPKH yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

 Peta RTT KPH Mojokerto sesuai dengan peta lampiran RPKH.

 Penandaan batas tebangan di KPH Mojokerto sesuai dengan peta kerja

 Realisasi volume tebangan total dan per jenis tebangan KPH Mojokerto Tahun 2011 s/d 2015 mencapai >70% dari rencana tebangan tahunan (RTT Tebang-an) yaitu 100% dan lokasi panen sesuai dengan RTT yang disahkan serta tidak melebihi luas yang direncanakan.

2.6. Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

BAIK (95,24 %)

 Likuiditas 100-150%, Solvabilitas 100-150%, Rentabilitas : positif, Dan Catatan Kantor Akuntan Publik terhadap Laporan Keuangan tahun buku terakhir Wajar Tanpa Pengecualian.

 Realisasi alokasi dana >80% dari kebutuhan kelola

hutan KPH Mojokerto yang seharusnya

berdasarkan laporan penata-usahaan keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman Pelapor-an Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pengelolaan Hutan (yang telah diaudit oleh akuntan publik) yaitu 122,13%

 Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan KPH Mojokerto diberikan secara proporsional atau Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan KPH Mojokerto terdapat perbedaan ≤ 20% yaitu tahun 2011 sebesar 10,49%, tahun 2012 sebesar 15,40%, tahun 2013 sebesar 16,53%, tahun 2014 sebesar 13,87%, dan tahun 2015 sebesar 11,04%.

 Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan KPH Mojokerto berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.

 Terealisasi modal untuk kegiatan pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong di areal KPH Mojokerto ≥ 80% yaitu 85,36%.

 Realisasi penanaman KPH Mojokerto > 70 % dari yang direncanakan dalam RTT yaitu 100%.

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap Tipe Hutan.

BAIK (88,75%)

 Luas kawasan dilindungi sesuai dengan dokumen perencanaan yang ada seperti DPPL. Walaupun terjadi perubahan peruntukan bila dibandingkan antara dokumen DPPL dengan SK Direksi, namun secara keseluruhan luas kawasan dilindungi sesuai dengan dokumen perencanaan. Seluruh areal yang diperuntukkan sebagai kawasan dilindungi sesuai dengan kondisi biofisiknya

 Realisasi penataan batas kawasan dilindungi yang telah 100% (pal batas seluruh kawasan dilindungi yang telah terpasang sebanyak 8201), dilakukaan

(26)

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

penandaan batas dan tanda batas yang telah terpasang berada dalam kondisi baik dan dapat dikenali

 kondisi kawasan dilindungi di dalam areal kerja KPH Mojokerto masih baik, dengan forest cover mencapai lebih dari 80%. Kegiatan restorasi juga dilakukan terhadap kawasan dilindungi berupa penamana pakan dan habitat satwa berupa Kepo (Sterculia foetida), Mahoni (Swietenia Mahagoni L. Jacq), Trembesi (Samanea Saman) dan Kesambi (Schleichera oleosa)

 Sosialisasi keberadaan kawasan lindung belum dilakukan untuk seluruh wilayah KPH Mojokerto. Hanya LMDH di wilayah BKPH Lawang Agung, BKPH Dradah dan BKPH Ngimbang yang pernah dilakukan sosialisasi.

 Laporan pengelolaan belum sesuai dengan ketentuan dan belum mencakup seluruh kawasan lindung yang ada

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan. (100 %) BAIK  KPH Mojokerto telah memiliki prosedur kerja yang mencakup seluruh jenis potensi gangguan hutan yang mungkin terjadi di wilayahnya.

 penanggulangan gangguan hutan dimana jenis, jumlah, dan fungsinya sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan di lapangan. Sarpras yang dimiliki semuanya berfungsi dengan baik

 SDM Perlindungan tersedia dalam jumlah yang cukup dengan kompetensi yang memadai. Terdapat upaya peningkatan kompetensi melalui kegiatan diklat

 Kegiatan perlindungan hutan di implementasikan dengan baik melalui serangkai tindakan yg mempertimbangkan jenis jenisa gangguan yang ada.

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK (93,93 %)

 Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan

 Sarana dan Prasarana pengelolaan dam

pemantauan secara lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku

 SDM pelaksana kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersedia cukup namun belum dari segi kompetensi belum memadai belum terlihat bukti untuk meningkatkan kapasitas SDM  Tersedia dokumen Rencana pengelolaan dan

diimplementasikan sesuai dengan ketentuan  Tersedia dokumen Rencana pemantauan dampak

dan diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.  Tidak ditemukan adanya indikasi terjadinya

dampak yang besar dan luas terhadap tanah dan air, ada upaya untuk mengatasi dampak.

Indikator 3.4 Identifikasi Spesies Flora Dan Fauna Yang Dilindungi Dan/Atau Langka,

BAIK (83,33 %)

 KPH Mojokerto telah memiliki prosedur identifikasi

Referensi

Dokumen terkait

Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LPPHPL-013-IDN tanggal 2 September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Pemegang izin memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat yang

Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LPPHPL-013-IDN tanggal 2 September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Memenuhi  PT Hanurata Unit Kalimantan Timur telah memiliki Peraturan Perusahaan (PP) tahun 2014-2016 telah disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

 Tersedia prosedur identifikasi mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin

tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai Peraturan Direktur Jenderal