• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan “ kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank da n pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga” (Lukman

Dendawijaya, 2001:17). Istilah kredit sendiri berasal dari bahasa yunani “Credere” yang berarti kepercayaan.

Menurut T. Gilarso (1992:246) “Kredit berarti pemberian uang atau jasa kepada pihak lain tanpa menerima imbalan langsung atau bersamaan, tetapi dengan percaya bahwa pihak yang memerlukan uang atau barang atau jasa tersebut akan mengembalikan atau melunasi hutangnya sesudah jangka waktu tertentu. “

2. Klasifikasi Kredit

Ditinjau dari aspek skema pendanaan, kredit dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

a. Kredit Bersubsidi.

Kredit ini disediakan pemerintah dalam membiayai berbagai program di sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang ringan. Karena itu, kredit bersubsidi juga sering disebut kredit program.

Ciri-ciri kredit ini adalah sebagai berikut :

- Dananya berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). - Persyaratannya ringan.

- Sasarannya adalah masyarakat banyak/massal, misalnya petani, anggota koperasi primer, usaha kecil, koperasi, kelompok tani, dan lain-lain.

- Jangka waktu kredit relatif singkat (kira-kira 1 tahun).

- Jaminan kredit pada umumnya adalah produk dari usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut.

b. Kredit Komersial

Kredit ini diberikan oleh perbankan dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar.

Selanjutnya akan dikhususkan hanya mengenai kredit program dalam koperasi, yang berisi prosedur 17 macam kredit program yaitu :

a. Kredit Usaha Tani

1. Petani mengajukan kredit melalui kelompok tani.

2. Kelompok tani akan mengadakan musyawarah, menyusun RDKK dengan bimbingan PPL, dan mengajukan kredit melalui Koperasi/LSM.

3. Koperasi/LSM akan menyeleksi para peserta dan memeriksa RDKK, merekap RDKK dari beberapa kelompok tani, termasuk rencana penarikan dan pelunasan kredit tersebut.

4. Bank akan menandatangani perjanjian kredit dengan Koperasi/LSM, serta menyalurkan dana kepada Koperasi/LSM.

5. Koperasi/LSM akan membuat perjanjian dengan kelompok tani. 6. Kelompok tani akan menarik kredit dari Koperasi/LSM, dan

7. Petani diwajibkan membayar kembali pinjamannya 2 minggu setelah panen atau paling lambat dua bulan setelah realisasi kredit.

8. Kelompok tani membayar kepada Koperasi/LSM, dalam bentuk tunai atau natura.

b. KKOP

1. Koperasi membuat rencana kebutuhan dan mengusulkan permohonan kredit kepada Bank.

- Menyerahkan jadwal penarikan dan angsuran. - Menyerahkan jaminan, jika diperlukan. - Menandatangani akad kredit dengan Bank

- Pengajuan kredit dapat dikoordinasikan melalui koperasi sekunder. - Koperasi sekunder meneruskan permohonan ke Bank dan dapat

menandatangani akad kredit dengan Bank jika diberi kuasa oleh koperasi primer, atau mengetahui akad kredit antara koperasi primer dengan Bank.

2. Koperasi primer menarik dana sesuai jadwal. 3. Koperasi primer melunasi kredit :

- Modal kerja, umumnya sekaligus. - Investasi, sesuai jadwal.

c. KPR-RSS

1. Calon pemilik rumah mengajukan kredit kepemilikan rumah melalui developer/pengembang.

2. Developer meneruskan permohonan ke bank penyalur KPR. 3. Bank membuat akad kredit dengan calon pemilik rumah.

4. Bank merealisasikan kredit kepada pemilik rumah, namun secara fisik, uang diberikan kepada developer sebagai realisasi pembayaran dari calon pemilik rumah kepada developer.

5. Pembayaran angsuran sesuai perjanjian. d. KMK -BPR/PMK-BPRS

1. Pemohon mengajukan kredit ke BPR/BPRS. 2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani. 3. Pengembalian kredit dilakukan sesuai jadwal. e. KKPA/KKPA-TR

1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkan ke pengurus koperasi, dan kemudian pengurus koperasi menilai dan memusyawarahkan persyaratannya. Selanjutnya, pengurus mengajukan usulan ke bank dengan disertai jadwal penarikan dan pelunasannya, serta jaminan jika diperlukan.

2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer

dengan diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channelling).

Koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan sesuai jadwal).

3. Pelunasan disesuaikan dengan jadwal modal kerja (umumnya sekaligus) dan juga jadwal investasi (sesuai dengan jadwal angsuran).

f. KKPA PIR-TRANS

1. Perusahaan inti mengajukan permohonan kredit sesuai kebutuhan proyek (termasuk kapitalisasi bunga pada masa tenggang).

2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani. Kredit ditarik sesuai dengan jadwal/kebutuhan.

3. Perusahaan inti mengajukan rencana pengalihan kebun plasma paling lambat 6 bulan sebelum masa tenggang berakhir.

4. Pengalihan kebun dan kredit kepada anggota koperasi primer paling lambat 6 bulan setelah masa tenggang berakhir.

5. Pembayaran angsuran dilakukan perusahaan inti melalui pemotongan penjualan hasil kebun plasma. Plasma adalah anggota koperasi primer.

g. KKPA-TKI

1. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) menyusun kebutuhan 1 tahun yang dirinci dalam Rancangan Kebutuhan Kredit (RKK). Jika perlu, RKK disahkan oleh Asosiasi. Usul kredit diajukan ke bank.

2. Jika usul kredit tersebut disetujui, Surat Penegasan Kredit (SPK) dikeluarkan oleh Bank. Kredit ditarik sesuai dengan jadwal. Dana kredit harus sudah digunakan dalam waktu 1 bulan.

3. Pengembalian kredit diangsur setiap bulan. h. KKPA BAGI HASIL

1. Anggota koperasi / BMT mengajukan kebutuhan dana.

2. Koperasi/BMT akan menilai usulan, mengajukan usulan ke bank dengan menyampaikan jadwal penarikan/pelunasan dan jaminan (jika diperlukan).

3. Penandatanganan akad kredit antara Bank dengan anggota koperasi/BMT (channelling), atau dengan koperasi/BMT (executing). Penarikan dilakukan sesuai jadwal.

4. Koperasi/BMT membuat akad kredit dengan anggotanya. Penarikan dilakukan sesuai jadwal.

5. Pelunasan kredit dilakukan sesuai jadwal melalui koperasi/bank kepada bank.

i. KKPM / PPKM

1. PKM mengajukan permohonan kredit langsung ke bank, atau melalui kelompok, atau melalui pengurus kelompok yang menilai kebutuhan kredit.

2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dengan PKM atau dengan kelompok. Selanjutnya dan dicairkan.

3. Pengembalian kredit dilakukan langsung kepada Bank atau melalui kelompok.

j. Kredit KPTTG-Taskin

1. Anggota kelompok membuat usulan kebutuhan dana.

2. Kelompok Taskin mengkoordinasikan permohonan pinjaman anggota dan mengajukan proposal ke Tim Pokjanis.

3. Tim Pokjanis menganalisis dan memberi persetujuan atau penolakan atau usulan.

4. Kelompok Taskin mengajukan permohonan ke Bank Pelaksana. 5. Bank Pelaksana bersama kelompok Taskin menandatangani dan

merealisasikan kredit kepada kelompok Taskin.

6. Kelom pok Taskin merealisasikannya kepada anggota kelompoknya.\ 7. Anggota kelompok Taskin mengembalikan angsuran melalui

k. KKPA-Nelayan

1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkannya kepada pengurus koperasi, pengurus koperasi menilai dan memusyawarahkan persyaratannya.

Pengurus mengajukan usulan ke bank, disertai dengan jadwal penarikan/pelunasan dan jaminan, jika diperlukan.

2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channelling), koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan sesuai jadwal).

3. Anggota koperasi menjual produknya melalui koperasi, dan oleh koperasi, hasil penjualan tersebut diperhitungkan sebagai pelunasan kredit dari anggota, pelunasan oleh koperasi/anggota koperasi (jika koperasi bertindak sebagai channelling), disesuaikan denga n jadwal modal kerja dan investasi (sesuai jadwal angsuran).

l. KKPA-Unggas

1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkannya kepada pengurus koperasi, pengurus koperasi menilai dan memusyawarahkan persyaratannya. Pengurus mengajukan usulan ke bank, disertai dengan jadwal penarikan/ pelunasan dan jaminan, jika

diperlukan, atas permohonan kredit tersebut, diproses jaminan kredit dari perusahaan inti sebagai analis.

2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channelling), koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan sesuai jadwal).

3. Penjualan hasil ternak dari peternak kepada inti, langsung atau melalui koperasi, diperhitungkan sebagai angsuran, yang diteruskan oleh perusahaan inti kepada bank pemberi kredit.

4. Perusahaan inti melunasi kredit sesuai jadwal. m. KMK-UKM

1. Anggota koperasi melalui koperasi mengajukan permohonan kebutuhan pembiayaan usahanya.

2. Koperasi, pengusaha kecil dan menengah (PKM) mengajukan permohonan kebutuhan dana kepada bank pelaksana.

3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit kepada PKM atau koperasi.

4. Koperasi meneruskan dana tersebut kepada anggotanya.

n. KPT-PUD

1. Anggota koperasi mengajukan permohonan KPT-PUD ke koperasi. 2. Koperasi/PKM mengajukan permohonan kepada bank pelaksana. 3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit dan mencairkan kredit

kepada koperasi/PKM.

4. Koperasi menyalurkan KPT-PUD kepada anggota.

5. Anggota koperasi melalui koperasinya dan PKM mengembalikan kredit.

o. Kredit Taskin Koppas

1. Koppas/koperasi yang mempunyai USP Swamitra maupun yang tidak, mengajukan permohonan kredit Bukopin (sebagai bank pelaksana). 2. Bukopin merealisasikan permohonan kredit kepada Koppas/koperasi. 3. Koppas/koperasi meneruskan dana kredit yang diterima kepada USP

Swamitra. Koperasi yang tidak mempunyai USP Swamitra meneruskan dananya kepada lembaga keuangan (LK) lainnya yang ditunjuk Bukopin.

4. Anggota kelompok Taskin, mengajukan kredit ke USP Swamitra/LK yang ditunjuk.

5. USP Swamitra atau LK menyalurkan kepada anggota/kelompok Taskin.

6. Angsuran oleh anggota koperasi/kelompok Taskin melalui USP Swamitra atau LK yang ditunjuk.

3. Unsur -unsur Kredit

Unsur- unsur yang terdapat dalam kredit (Ruddy Tri Santoso, 1994:111) a. Kepercayaan

Adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa pres tasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Waktu

Adalah masa yang memisahkan antara pemberian kredit dengan pengembalian kredit yang akan diterimanya pada masa yang akan datang.

c. Degree of Risk (tingkat resiko)

Adalah tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dengan pemberian kredit yang akan diterima dikemudian hari.

d. Keuntungan

Laba yang akan diperoleh dari pemberian kredit kepada kreditur. Laba ini berupa bunga atas prestasi yang diberikan oleh kreditur kepada debitur.

4. Tujuan Kredit

Tujuan untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari pemberian kredit, akan menempati ur utan teratas dari pola kebijaksanaan kredit koperasi. Urutan kedua dari tujuan kredit dari tujuan kredit adalah keamanan koperasi yaitu keamanan untuk nasabah penyimpan, sehingga melalui akumulasi kredit, koperasi akan menambah dananya sendiri. Kredit yang aman akan memberikan dampak positif bagi koperasi sehingga kepercayaan masyarakat akan bertambah. Dengan demikian, tujuan yang bersifat profitability dan tujuan safety akan berjalan beriringan (Sinungan, 1990:162).

5. Fungsi Kredit

Fungsi-fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan secara garis besar (Sinungan, 1990:162) adalah:

a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang. b. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang. c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu -lintas uang. d. Kredit adalah salah satu stabilitas ekonomi.

e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha rakyat. f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat.

6. Macam dan Jenis Kredit

Pada prinsipnya, kredit hanya ada satu macam saja yaitu uang koperasi yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa mendatang, disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha nasabah, kredit dikelompokan berdasarkan: sifat penggunaan, keperluan, jangka waktu kredit yang diberikan koperasi (Sinungan, 1990:163):

a. Jenis kredit menurut sifat penggunaannya, yaitu:

1) Kredit konsumtif, kredit ini digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi.

2) Kredit produktif, kredit ini diperlukan untuk tujuan produksi dalam arti luas.

b. Jenis kredit menurut keperluannya , yaitu:

1) Kredit produksi/eksploitasi, kredit ini diperlukan koperasi guna meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif.

2) Kredit perdagangan, kredit ini diperlukan untuk kegiatan perdagangan pada umumnya yang berarti peningkatan utility of place dari suatu barang.

3) Kredit investasi, kredit ini diberikan oleh koperasi kepada para nasabah untuk keperluan investasi. Investasi berarti penanaman

modal untuk keperluan perbaikan serta pertambahan barang modal.

c. Jenis kredit menurut jangka waktu

1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-lamanya adalah satu tahun. Jadi pemakaian kredit ini tidak melebihi satu tahun.

2) Kredit jangka menengah, adalah kredit yang jangka waktunya antara satu sampai dengan tiga tahun.

3) Kredit jangka panjang, adalah kredit yang jangka waktunya melebihi tiga tahun.

7. Kebijakan Perkreditan

Sebagai lembaga kredit, koperasi harus dapat menentukan kebijaksanaan umum yang harus ditempuhnya.Pimpinan koperasi harus telah dapat menyelami dengan sungguh kondisi perekonomian koperasi itu sendiri serta kekuatan keuangan dan permodalan koperasi itu sendiri.

Setiap koperasi mempunyai faktor-faktor pertimbangan sendiri dalam penentuan kebijaksanaan perkreditannya. Pada umumnya dalam penentuan kebijakan kreditnya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikannya (Sinungan, 1990:176-177).

a. Bagaimana keadaan keuangan koperasi saat ini?

b. Pengalaman koperasi dalam beberapa tahun, harus dipelajari terutama yang berhubungan dengan dana dan perkreditan.

c. Keadaan perekonomian

d. Kemampuan dan pengalaman organisasi perkreditan koperasi. e. Bagaimana hubungan yang dijalin dengan koperasi-koperasi lain

yang sejenis. 8. Penilaian kredit

Dalam menilai suatu permintaan kredit koperasi biasanya berpedoman kepada beberapa faktor antara lain watak, kemampuan, modal, jaminan dan kondisi-kondisi ekonomi (Suyatno, dkk (1988:44).

Untuk menentukan nilai kredit, ada beberapa formulasi yaitu 4P dan 5C (Sinungan, 1990:196).

Formulasi yang lazim digunakan adalah 4P yaitu:

a. Personality, koperasi mencari data tentang kepribadian si peminjam seperti riwayat hidupnya, hobby, keadaan keluarga, pergaulan dalam masyarakat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepribadian si peminjam.

b. Purpose, koperasi mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit.

c. Prospect, yang dimaksud prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam.

d. Payment, mengetahui bagaimana pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan prospect, kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat

diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengembaliannya.

Formula yang lain yang lain yang dikenal adalah 5C adalah:

a. Character, hampir sama dengan penilaian personality. Formula ini merupakan ukuran tentang willingness to pay, kemampuan membayar.

b. Capacity, merupakan ukuran kemampuan membayar.

c. Capital, penyelidikan tentang capital dan permodalan si peminta kredit tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut, tetapi juga dari distribusi modal, kecukupan modal, pengaturan modal dan berapa besar modal kerjanya.

d. Collateral, Merupakan jaminan. Collateral merupakan hal yang diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain maka si peminta kredit masih diberi kesempatan bila mana dapat memberikan jaminan.

e. Condition, nilai kredit tidak hanya ditentukan oleh ke 4C diatas, akan tetapi juga oleh kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha si peminta kredit perlu pula mendapat penelitian. 9. Pengamanan Kredit

Pengamanan kredit merupakan suatu mata rantai kegiatan koperasi. Langka h pengamanan ini dimulai sejak koperasi merencanakan untuk memberikan kredit. Langkah-langkah pengamanan kredit ini merupakan

kegiatan yang dilakukan koperasi untuk mengamankan fasilitas yang diberikan, agar berjalan lancar sehingga rentabilitas yang diharapkan benar-benar menjadi suatu kenyataan.

a. Pengawasan

Dalam rangka pengamanan fasilitas kredit, koperasi melakukan pengawasan yang seksama atas perjalanan kredit, baik secara menyeluruh maupun secara individual per nasabah. Pengawasan yang dilakukan oleh koperasi dapat berupa (Sinungan, 1990:222):

1) Pengawasan aktif, dilakukan dengan pengawasan langsung di tempat usaha debitur, sehingga secara langsung dapat diketahui segala masalah yang timbul.

2) Pengawasan pasif, dilakukan melalui penelitian laporan-laporan tertulis yang dilakukan debitur seperti laporan-laporan keadaan keuangan, laporan penyaluran keuangan, laporan aktivitas dan sebagainya.

b. Pembinaan

Nasabah perlu dibina agar usahanya maju, berkembang sehingga ia akan dapat memenuhi kewajibannya secara baik. Dalam rangka pengamanan kredit, langkah ini memegang peranan yang sangat penting (Sinungan, 1990:227).

c. Penyelesaian dan penyelamatan kredit macet

Penyelesaian kredit macet yang dapat ditempuh oleh koperasi antara lain (Dahlan Siamat, 1993:222) :

1) Recheduling, perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran kredit.

2) Reconditioning, perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang meliputi perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan tingkat suku bunga.

3) Restructuring, Perubahan syarat kredit yang menyangkut penambahan dana koperasi, konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru.

4) Liquidation, penjualan barang-barang yang akan dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan hutang.

10. Rasio Kredit

Rasio kredit diperlukan untuk mengetahui perbandingan kredit yang diberikan untuk setiap tahunnya dan bagaimana perputaran kredit yang terjadi. Untuk menganalisis suatu tingkat perputaran kredit dapat digunakan rumus ( Riyanto, 1997) :

RTO = kali kredit rata rata setahun selama diberikan yang Kredit ... = −

Rata-rata Kredit = 2 tahun akhir kredit tahun awal Kredit +

Dokumen terkait