• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan dengan pihak peminjam untuk melunasi utangnya selama jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Defenisi kredit secara umum merupakan pemberian, baik uang, barang, maupun jasa yang dilakukan oleh pihak kreditur, yang didasari dengan unsur kepercayaan kepada debiturnya, serta terdapat kesepakatan antara kreditur dengan debitur, baik mengenai jangka waktu pengembalian barang, jasa dan uang, maupun kesepakatan mengenai balas jasa (bunga) yang diperoleh dari operasi tersebut. Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit Menurut Kasmir, (2008) adalah

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing-masing-masing. c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka panjang menengah atau jangka panjang.

d. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan.

e. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Pada umumnya pengusaha terutama pengusaha kecil akan kesulitan dalam mengembangkan usahanya sehingga sulit untuk memperoleh keuntungan yang besar, hal ini disebabkan modal yang dimiliki kurang dan terbatas. Hal ini dapat diatasi dengan meminjam kredit kepada bank.

Susilo mengatakan (2010) :

Masalah yang dihadapi masyarakat seperti masyarakat yang bergerak dalam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terutama terbatasnya permodalan, UMKM membutuhkan dukungan dari lembaga pembiayaan termasuk perbankan, akan tetapi dari berbagai hasil studi ternyata akses sebagian besar UMKM terhadap perbankan masih terbatas, hal ini terkait dari profil dari debitur-debitur usaha skala mikro yang kurang atau tidak memenuhi persyaratan teknis perbankan.

Terlepas dari profil debitur dan persyaratan teknis perbankan kredit yang diberikan kepada masyarakat sangat berarti. Seperti disebutkan tugas bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang memerlukannya.

Kornita (2010) menyebutkan :

Penggunaan dana kredit yang diperuntukkan bagi kegiatan ekonomi secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan. Hal ini disebabkan dana

usaha pada kegiatan perekonomian dan selanjutnya peningkatan investasi akan meningkatkan kemampuan kerja sehingga terjadi peningkatan distribusi pendapatan masyarakat, peningkatan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa yang diproduksi perekonomian.

Sebagaimana disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa masyarakat dapat memperoleh kredit dari bank yang dapat digunakan sebagai modal untuk usaha dan industri kecil. Akan tetapi diperoleh kendala sebagaimana yang dikemukakan Sri Susilo dan Anderson (2007), terbatasnya akses pembiayaan industri kecil terhadap perbankan terutama masalah persyaratan administrasi perkreditan dimana pada umumnya industri kecil tidak dapat menyanggupi.Selanjutnya Sri Susilo dan Anderson menyatakan (2007), Bagi industri kecil yang memperoleh fasilitas kredit dari perbankan menyatakan bahwa kredit tersebut sangat bermanfaat bagi pengembangan mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran perbankan dalam hal ini fasilitas kredit yang disediakan perbankan bagi masyarakat sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha.

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit

Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa secara umum kegiatan bank salah satunya adalah menyalurkan dana. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit, Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain:

1. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah: a. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank. b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan

usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya di impor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang di biayai untuk keperluan ekspor.

Dokumen terkait