• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Pengembangan perekonomian di Sumatera Utara diarahkan pada pengembangan sektor primer dengan memperkuat keterkaitan antarsektor, khususnya dengan sektor sekunder untuk meningkatkan nilai tambah dari output yang dihasilkan. Dengan demikian akan memberikan peningkatan pendapatan bagi perekonomian Sumatera Utara secara keseluruhan.

2. Masyarakat/Petani yang meminjam modal berupa kredit kepada Bank harus benar-benar dapat membayar kreditnya sesuai akad perjanjian yang tidak menimbulkan kredit macet, kartena tingginya kredit macet akan dapat berakibat buruk terhadap tingkat kecukupan modal pada perbankan yang diwakilkan dengan rasio capital adequacy ratio (CAR). Peminjam tidak dapat melunasi pinjaman sesuai dengan kesepakatan, yang kemungkinan berasal dari faktor kesengajaan peminjam seperti penyimpangan yang dilakukan debitur maupun dari faktor ketidaksengajaan peminjam seperti ketidakmampuan dalam pembayaran karena kondisi ekonomi yang buruk. 3. Masyarakat yang dapat meminjam kredit dari bank hars benar-benar

menggunakan kredit yang diperolehnya untuk mengembangkan usaha seperti bidang pertanian sehingga dapat mengembangkan usahanya dan

meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat menggerakan sektor ekonomi unggulan seperti pertanian di Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Perbankan

Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan sangat vital dalam aktifitas perdagangan internasional serta pembangunan nasional. Istilah perbankan terbentuk dari kata dasar bank yang berasal dari bahasa italia banco yang mempunyai makna bangku atau meja. Pengertian meja dalam hal ini karena pada zaman dulu transaksi penukaran uang pertama kali dilakukan di atas sebuah meja dan kegiatan tersebut lalu timbulah istilah banco. Selanjutnya semakin berkembang bank tidak hanya digunakan sebagai tempat penukaran uang semata, bank difungsikan para pencinta emas dengan menyediakan jasa menyimpan uang emas dan perak untuk tindakan pencurian. Setelah itu bank terus berkembang menjadi tempat menabung, investasi, deposito, peminjaman, dan lain sebagainya. Bank diartikan sebuah lembaga keuangan umum yang didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan, pinjaman, dan menerbitkan uang.

Pada dasarnya perbankan adalah sumbu tempat berputar sistem keuangan dari suatu lingkungan kehidupan masyarakat tertentu. Biasanya lingkungan kehidupan masyarakat tersebut berupa negara, tetapi kadang kala menjangkau antar negara disebabkan lajunya arus informasi terutama di era globalisasi ini. Bank utama yang merupakan centra, yakni sumbu tempat berputar tersebut di setiap negara adalah bank sentral, didampingi oleh bank-bank umum komersial maupun bank-bank syariah, dikatakan sebagai sumbu tempat berputar sistem

keuangan karena bank ini merupakan suatu lembaga keuangan tempat penyimpanan dana atau uang dari perusahaan-perusahaan, baik perseorangan maupun lembaga pemerintah dan swasta. Selanjutnya dana atau uang tersebut berproses dengan suatu sistem yang diperlukan, yakni mekanisme pemasukan dana atau uang maupun pengeluarannya berupa kegiatan perkreditan dan jasa dalam ruang lingkup yang cukup luas serta bervariasi diseluruh sektor perekonomian di dalam kehidupan bermasyarakat (Chainur Arrasjid,2011).

Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart,

mengatakan “bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan

kebutuhan kredit, baik dengan alat - alat pembayaranya sendiri atau uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun jalan memperoleh alat - alat penukar berupa giral”

Pada dunia ekonomi modern saat ini, dapat dilihat dari semakin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank - bank swasta baru walaupun pemrintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan.

Dunia perbankan kini menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan manusia sehari - hari. Jika dulu bank hanya dikenal sebagai tempat menabung atau mencari uang, kini telah berkembang menjadi lembaga untuk meminjam uang dan investasi. Perbankan memiliki peranan yang cukup penting bagi mereka yang menekuni dunia bisnis dalam perekonomian.

Sumber dana bank merupakan dana yang diperoleh oleh bank, baik bersumber dari bank itu sendiri, maupun dana dari lembaga keuangan lainnya,

sumber dana bank terdiri atas tiga sumber : 1 Dana yang bersumber dari masayarakat

Dana tersebut merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari kegiatan pasifnya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro tabungan dan deposito

2 Dana yang berasal dari bank itu sendiri (Dana Pihak Pertama)

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari :

a Setoran modal dari pemegang saham merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru.

b Cadangan laba merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan.

c Laba bank yang belum dibagi merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.

3 Dana yang bersumber dari lembaga lain (dana pihak kedua)

Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Adapun dana tersebut ialah

a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya.

b. Antar bank (call money), biasanya pinjam ini diberikan kepada bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi dibandingkan dengan pinjaman lainnya.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri.

d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.

2.2Peran dan Fungsi Perbankan

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian, terutama dalam sistem pembayaran moneter. Secara umum, bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut undang-undang No 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Secara spesifik, bank sangat dibutuhkan dalam pembangunan karena fungsinya yang dapat melaksanakan fungsi intermediasi bagi seluruh pelaku ekonomi yang kelebihan dana (surplus sector), dimana dalam hal ini bank menjadi tempat penyimpanan dana-dana produktif mereka, yang selanjutnya dimanfaatkan perbankan dengan menyalurkannya dalam bentuk kredit guna membiayai berbagai kebutuhan para pelaku ekonomi lainya yang kekurangan dana (deficit sector), baik untuk keperluan konsumsi, modal kerja, dan untuk modal investasi.

Stuart dalam Anonim (2009) mendefinisikan

Bank sebagai badan usaha yang bertujuan untuk memuaskan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri atau uang yang diperolehnya dari pihak lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Dengan demikian bank merupakan perantara keuangan (financial Intermediaries), sehingga menimbulkan interaksi antara kreditor dan debitur.

Berdasarkan kutipan di tas jelaslah bahwa bank dapat melaksanakan fungsi intermediasi bagi seluruh pelaku ekonomi yang kelebihan dana (surplus sector).

Bank dapat menjadi tempat penyimpanan dana-dana produktif, selanjutnya bank memanfaatkannya dengan menyalurkannya dalam bentuk kredit guna membiayai berbagai kebutuhan para pelaku ekonomi lainya.

Menurut George (2008) :

Bank memiliki tiga karekteristik khusus yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, pertama, terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga kepercayaan untuk menghimpun dana masyarakat, baik dalam penciptaan uang dan mekanisme sistem pembayaran dalam perekonomian. Keberadaan

perbankan memungkinkan berbagai transaksi keuangan dan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat, aman dan efisien. Kedua, sebagai lembaga intermediasi keuangan, perbankan berperan khusus dalam memobilisasi simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Ketiga, sebagai lembaga penanaman asset finansial, bank memiliki peran penting dalam pengembangan pasar keuangan, terutama pasar uang domestik dan valuta asing, bank berperan dalam mentransformasikan asset finansial seperti simpanan masyarakat kedalam bentuk finansial asset lain yaitu kredit dan surat-surat berharga yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Sentral.

Dapat disimpulkan bahwa bank sebagai lembaga keuangan memiliki perbedaan dengan lembaga keuangan lainnya yakni fungsi bank sebagai lembaga kepercayaan untuk menghimpun dana masyarakat, sebagai lembaga intemediasi keuangan dan sebagai lembaga penanaman asset financial.

Adapun fungsi bank secara umum adalah sebagai berikut:

1. Penghimpun dana untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:

a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.

b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.

c. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.

penyertaan, pemilikan harta tetap.

3. Pelayan Jasa Bank dalam mengembangkan tugas sebagai “pelayan lalu -lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain

pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Selain fungsi utama, ada beberapa fungsi perbankan lainnya, antara lain : Berdasarkan Perundang-Undangan Pasal 3 UU No.7 Tahun 1992, yaitu :

1. Bank sebagai penyalur kredit, baik kredit produktif maupun kredit konsumtif. Dana yang digunakan untuk menyalurkan kredit tersebut berasal dari dana pihak ketiga, berupa tabungan, giro dan deposito maupun dana bank itu sendiri.

2. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan pembayaran.

Bank indonesia (2006), mengategorikan fungsi bank sebagai financial intermediaries ini kedalam tiga hal, pertama, sebagai lembaga yang menghimpun dana ke masyarakat dalam bentuk simpanan, kedua, sebagai bank yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, ketiga, melancarakan transaksi perdagangan dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembanguan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Dilihat dari sebagai lembaga intermediasi, fungsi pokok bank umum antara lain (Latumaerissa, 2011) adalah sebagai agent of trust, agent of Development,

dan agent of Service. 1. Agent of Trust

Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi dari masing-masing bank, karena rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan dananya di bank yang bersangkutan. Kepercayaan itu berkaitan dengan masalah keamanan dana masyarakat yang ada di setiap bank. Selain itu aspek kepercayaan itu juga berkaitan dengan kemampuan nasabah untuk membayar kembali pinjaman yang telah diterimanya, baik cicilan bunga maupun pengembalian pokok pinjaman.

2. Agent of Development

Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi, kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tak terpisah. Semua kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran, alat kesatuan hitung, dan alat pertukaran. Karena hal ini, maka bank sebagai lembaga keuangan tentu mempunyai peran yang sangat strategis, sehingga dari aspek ini bank berfungsi untuk menjembatani semua kepentingan pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi yang dilakukan.

3. Agent of Service

keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, maka bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti jasa transfer (payment order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa penagihan, atau ( inkaso collection) yang saat ini telah mengalami perubahan dengan nama city clearing. Maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya bank tidak hanya dipahami dalam kedudukannya sebagai lembaga intermediasi semata-mata, tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya. Sedangkan dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam sistem keuangan secara umum, yaitu :

1. Pengalihan Aset (asset transmutation)

Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).

2. Transaksi (transaction)

Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran. 3. Likuiditas (liquidity)

produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.

4. Efisiensi (efficiency)

Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Di sini bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi. Selain itu, bank juga disebut sebagai stabilisator moneter yaitu bahwa bank mempunyai kewajiban ikut serta menstabilkan nilai tukar uang, nilai kurs atau harga barang-barang relatif stabil atau tetap, baik secara langsung maupun mekanisme Giro Wajib Minimum (GWM), Operasi Pasar terbuka ataupun Kebijakan Diskonto.

Berdasarkan Undang-Undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri atas Bank Umum, jika dilihat dari perkembangan jumlah bank ada kecenderungan

resionalisasi dalam menigkatkan sinergi dan skala ekonomi. Dalam perekonomian modern sektor perbankan telah dikenal sebagai lembaga keuangan sangat strategis yang mempunyai peran menentukan arah dan perkembangan perekonomian suatu wilayah atau daerah. Fungsi dan peran perbankan dalam pembangunan tersebut tercermin dalam berbagai fungsinya, yang secara umum dikatakan sebagai lembaga keuangan yang dapat menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan efektifnya kebijakan moneter pemerintah dalam rangka mensejahterakan kehidupan ekonomi masyarakat.

Menurut Marsuki (2006) :

Sektor perbankan dalam kerangka teori dan prakteknya mempunyai fungsi yang beragam, Pertama, sebagai lembaga pencipta uang giral, Kedua, mendukung kelancaran mekanisme transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat, Ketiga, sebagai penghimpun dana simpanan masyarakat, Keempat, melancarkan transaksi international baik barang/jasa maupun transaksi modal, Kelima, sebagai tempat menyimpan barang- barang atau surat berharga masyarakat dan Keenam. membantu melaksanakan jasa - jasa lainya bagi masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi Pertama, sebagai lembaga pencipta uang giral, yang timbul karena fungsinya sebagai lembaga yang dapat menerima simpanan giro masyarakat yang dapat ditarik setiap waktu, simpanan masyarakat tersebut dapat dilipatgandakan perbankan dalam bentuk pemberian kredit yang diberikan kepada nasabah yang memerlukannya. Saat kejadian tersebut berlangsung maka uang giral sudah tercipta, atau giral dapat pula terjadi karena adanya hak penarikan kredit (credit line) dari nasabah, dimana mereka sebenarnya tidak mempunyai simpanan giro.

dilakukan masyarakat, dalam bentu kliring, tranfer uang, dan penerimaa setoran - setoran pemberian fasilitas pembayaran tunai.

Ketiga, sebagai penghimpun dana simpanan masyarakat yang kelebihan dana yang dapat terdiri dari giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dalam bentuk simpanan lainnya yang diizinkan, dan dana-dana tersebut didistribusikan dalam bentuk kredit untuk berbagai kepentingan dari para nasabah. Keempat, melancarkan transaksi international baik barang/jasa maupun transaksi modal. Ini dimungkinkan oleh karena dengan adanya perbedaaan - perbedaan penggunaan mata uang, sistem dan waktu dalam bertransaksi international, sehingga keterlibatan perbankan akan dapat mengatasi masalah tersebut dengan mudah.

Kelima, sebagai tempat menyimpan barang- barang atau surat berharga masyarakat agar dapat lebih aman dan terjamin keamanannya.

Keenam. Juga membantu melaksanakan jasa - jasa lainya bagi masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi, bisnis dan transaksi lainya, seperti pembayaran listrik, telepon, pengiriman uang, penggunaan alat transaksi seperti ATM. Dalam kenyataanya peran sektor perbankan tersebut dalam perekonomian berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan kebutuhan dari berbagai pelaku ekonomi, seperti masyarakat pada umumnya, termasuk pengusaha, pemerintah maupun pihak - pihak lainya, termasuk penduduk wilayah atau daerah lainya.

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan dengan pihak peminjam untuk melunasi utangnya selama jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Defenisi kredit secara umum merupakan pemberian, baik uang, barang, maupun jasa yang dilakukan oleh pihak kreditur, yang didasari dengan unsur kepercayaan kepada debiturnya, serta terdapat kesepakatan antara kreditur dengan debitur, baik mengenai jangka waktu pengembalian barang, jasa dan uang, maupun kesepakatan mengenai balas jasa (bunga) yang diperoleh dari operasi tersebut. Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit Menurut Kasmir, (2008) adalah

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing-masing-masing. c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka panjang menengah atau jangka panjang.

d. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan.

e. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Pada umumnya pengusaha terutama pengusaha kecil akan kesulitan dalam mengembangkan usahanya sehingga sulit untuk memperoleh keuntungan yang besar, hal ini disebabkan modal yang dimiliki kurang dan terbatas. Hal ini dapat diatasi dengan meminjam kredit kepada bank.

Susilo mengatakan (2010) :

Masalah yang dihadapi masyarakat seperti masyarakat yang bergerak dalam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terutama terbatasnya permodalan, UMKM membutuhkan dukungan dari lembaga pembiayaan termasuk perbankan, akan tetapi dari berbagai hasil studi ternyata akses sebagian besar UMKM terhadap perbankan masih terbatas, hal ini terkait dari profil dari debitur-debitur usaha skala mikro yang kurang atau tidak memenuhi persyaratan teknis perbankan.

Terlepas dari profil debitur dan persyaratan teknis perbankan kredit yang diberikan kepada masyarakat sangat berarti. Seperti disebutkan tugas bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang memerlukannya.

Kornita (2010) menyebutkan :

Penggunaan dana kredit yang diperuntukkan bagi kegiatan ekonomi secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan. Hal ini disebabkan dana

usaha pada kegiatan perekonomian dan selanjutnya peningkatan investasi akan meningkatkan kemampuan kerja sehingga terjadi peningkatan distribusi pendapatan masyarakat, peningkatan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa yang diproduksi perekonomian.

Sebagaimana disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa masyarakat dapat memperoleh kredit dari bank yang dapat digunakan sebagai modal untuk usaha dan industri kecil. Akan tetapi diperoleh kendala sebagaimana yang dikemukakan Sri Susilo dan Anderson (2007), terbatasnya akses pembiayaan industri kecil terhadap perbankan terutama masalah persyaratan administrasi perkreditan dimana pada umumnya industri kecil tidak dapat menyanggupi.Selanjutnya Sri Susilo dan Anderson menyatakan (2007), Bagi industri kecil yang memperoleh

Dokumen terkait