• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRITERIA PATEN BIASA PATEN SEDERHANA

Dalam dokumen HAKI DALAM TEORI & PRAKTEK (Halaman 89-93)

Hak Paten

KRITERIA PATEN BIASA PATEN SEDERHANA

KRITERIA PATEN BIASA PATEN SEDERHANA

Jangka waktu perlindungan

20 tahun sejak tanggal penerimaan paten tersebut

10 tahun sejak tanggal penerimaan paten tersebut

Invensi yang dilindungi Produk atau proses yang merupakan suatu pemecahan terhadap permasalahan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan dapat dimintakan lisensi wajib

Produk atau alat yang baru dan memiliki kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dan tidak dapat dimintakan lisensi wajib

Persyaratan Memenuhi 3 syarat yaitu: 1. kebaruan (novelty) 2. langkah inventif (inventive step).

3. dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable)

Tidak diperlukan syarat langkah inventif

Jumlah Klaim 1 invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi

1 invensi

Pengumuman Permohonan 18 bulan setelah tanggal penerimaan

3 bulan setelah tanggal penerimaan Jangka waktu mengajukan

keberatan

6 bulan terhitung sejak diumumkan 3 bulan terhitung sejak diumumkan Lama pemeriksaan substantif 36 bulan terhitung sejak tanggal

penerimaan permohonan pemeriksaan substantif

24 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan pemeriksaan substantif

D. JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN DAN BIAYA TAHUNAN (ANNUITY PAYMENTS)

Menurut Pasal 8 dan 9 UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, jangka waktu perlin- dungan paten biasa berbeda dengan paten sederhana yakni untuk paten biasa 20 tahun sejak tanggal penerimaan permintaan paten dan untuk paten sederhana 10 tahun sejak tanggal penerimaan permintaan paten. Penemuan paten sederhana umumnya diperoleh dengan cara sederhana dan biaya yang relatif murah, dengan teknologi yang sederhana jangka waktu 10 tahun perlidungan dianggap cukup untuk memperoleh manfaat ekonomi yang wajar.

Biaya tahunan (annuity payments) untuk pertama kali harus dibayar paling lambat setahun terhitung sejak tanggal pemberian paten (granted). Namun demikian besarnya pembayaran biaya tahunan mulai diperhitungkan sejak tahun pertama penerimaan permintaan paten (dari filing date not application date)

Contoh: Paten yang diajukan dan memperoleh bukti penerimaan permintaan paten tanggal 1 April 1995 kemudian mendapat hak paten tanggal 3 Mei 2000. Disini biaya tahunan harus mulai dibayar sejak setahun dari tanggal 3 Mei 2000 yakni harus mulai dibayar sejak 2 Mei 2001. Besarnya biaya tahunan yang harus dibayarkan pada negara dihitung sejak 1 April 1995 dalam hal ini pembayaran pertama biaya tahunan harus dibayarkan dari 1995 sampai 2001 (7 tahun biaya tahunan) (pasal 114 Undang-Undang Paten)

E. PRINSIP HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG PATEN

Suatu paten untuk suatu penemuan hanya akan diberikan paten apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kebaruan (novelty): invensi harus baru dan tidak sama dengan yang telah diungkap- kan sebelumnya baik di Indonesia atau diluar negeri. Suatu paten diakui dan dihargai untuk menyingkapkan suatu yang baru bagi dunia. Suatu invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan sebelum tanggal penerimaan (filing date) tersebut:

a. invensi tersebut telah dipertunjukkan dalam suatu pameran international di In- donesia atau diluar negeri) atau dalam pameran nasional di Indonesia (yang kedua-duanya resmi atau diakui resmi);

b. invensi tersebut telah digunakan di Indonesia oleh inventornya dalam rangka percobaan dengan tujuan penelitian dan pengembangan (R&D).

c. Demikian pula tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu 12 bulan sebelum tanggal penerimaan (filing date) tersebut ternyata ada pihak lain yang mengumumkan dengan cara melanggar kewajiban untuk menjaga kerahasiaan invensi tersebut.

2. Langkah inventif (inventif step): invensi tersebut bagi seorang yang mempunyai keahlian tertentu dalam bidang teknik merupakan hal yang tidak diduga sebelumnya. 3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable): invensi tersebut harus sanggup diterapkan baik dalam bentuk produk atau dapat digunakan dalam berbagai bidang industri.

4. Penemuan tersebut hanya berhubungan dengan satu penemuan (one invention)

F.

PEMAKAI TERDAHULU (FIRST-TO-INVENT)

Berdasarkan Pasal 13 UU Paten perlindungan hukum diberikan pula pada pihak yang melaksanakan suatu invensi pada saat invensi yang sama dimohonkan paten oleh pihak lain. Pemakai terdahulu tersebut tetap berhak untuk menggunakan invensinya walaupun invensi yang sama telah diberikan paten.

Perlindungan ini diberikan pada pemakai terdahulu yang beritikad baik yang dapat membuktikan bahwa invensinya tersebut tidak dilakukan dengan menggunakan uraian, gambar, contoh atau keterangan lainnya dari invensi pihak lain yang terlebih dahulu mengajukan paten. Pemakai terdahulu tersebut dihargai oleh Direktorat Jenderal HKI dalam bentuk pemberian surat keterangan pemakai terdahulu yang jangka waktu berakhirnya sama dengan jangka waktu paten. Hak pemakai terdahulu tidak dapat dipindahkan (nontransferable).

G. SISTIM YANG DIANUT UNDANG-UNDANG PATEN

Sistim yang dianut adalah sistim konstitutif atau pendaftaran pertama (first-to- file), dalam hal ini pihak yang terlebih dahulu mengajukan invensinya pada Direktorat Paten adalah pihak yang paling berhak atas invensi tersebut di Indonesia, kecuali ada bukti sebaliknya. Namun sebagaimana dijelaskan dalam huruf E juga dikenal perlindungan terhadap pemakai terdahulu.

H. LARANGAN PEMBERIAN PATEN

1. proses atau produk yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, moralitas, agama, ketertiban umum atau kesusilaan;

2. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan terhadap manusia dan/atau hewan;

3. teori atau metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika; 4. semua makhluk hidup, kecuali jasad renik

5. proses biologis yang essensial untuk produksi tanaman atau hewan kecuali proses nonbiologis atau proses mikrobiologis.

I.

HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG PATEN

Menurut Pasal 16 UU Paten Hak paten bersifat eksklusif dalam arti pemegang paten memiliki hak khusus untuk mengeksploitasi / melaksanakan paten yang dimilikinya secara komersial untuk jangka waktu yang ditentukan Undang-Undang Paten, dan melarang pihak lain untuk menggunakan tanpa persetujuan patennya (untuk paten produk dalam bentuk membuat, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, menggunakan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberikan paten dan untuk paten proses dalam bentuk menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lain tersebut diatas). Pengecualian dari peraturan ini adalah apabila pemakai paten ini digunakan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan percobaan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar pemegang paten dalam arti tidak digunakan untuk kepentingan komersial yang memberikan pihak kompetitor kesempatan tanpa imbalan menggunakan paten tersebut.

Kewajiban pemegang paten

1. Pemegang paten wajib membayar biaya pemeliharaan yang disebut biaya tahunan; 2. Pemegang paten wajib melaksanakan patennya di wilayah Negara Republik Indone- sia kecuali apabila pelaksanaan paten tersebut secara ekonomi hanya layak bila dibuat dengan skala regional dan ada pengajuan permohonan tertulis dari pemegang paten dengan disertai alasan dan bukti-bukti yang diberikan oleh instansi yang berwenang dan disetujui oleh Ditjen HKI.

J. PROSEDUR PENDAFTARAN HAK PATEN

Dalam dokumen HAKI DALAM TEORI & PRAKTEK (Halaman 89-93)