• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III.................................................................................................................. 31

B. KRITIK DAN SARAN

Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan desa, dengan kekuasaan tersebut harusnya dapat bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan Desa melakukan Politik Anggaran. Upaya lobi merupakan usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintahan desa dalam mendapat dukungan dari pemerintahan kabupatennya. Harusnya dapat fokus kepada masalah anggaran dengan pokok masalah pengadaan irigasi, rabat beton, dan MCK sehingga dengan demikian, persoalan ini menjadi bahan pertimbangan yang perlu diselesaikan dengan cepat dan tepat. Terhadap kondisi masyarakat, kepala desa bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan Desa melakukan sosialisasi terkait masalah pembangunan.

Hendaknya pemerintahan desa melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun pengetahuan masyarakat desa terkait dengan masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintahan desa tentunya. Berdasarkan hasil wawancara, kepala desa akan melakukan pendekatan dengan masyarakat yang memiliki tanah untuk melakukan lobi terkait kesediaan masyarakat tersebut untuk memberi ataupun menjual tanahnya untuk kepentingan pemerintah dan kepentingan bersama masyarakat desa.

61

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Chabib, Sholeh dan Heru Rochmansjah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah: Sebuah Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik. Fokusmedia. Bandung.

Chalid, Pheni. 2005. Keuangan Daerah: Investasi dan Desentralisasi.

Kemitraan. Jakarta. hlm 37

DR. Yahya Muhaimin, DR. Colin MacAndrews. 1988. Masalah-Masalah Pembangunan Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hanif Nurcholis. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Heru Cahyono, dkk. 2005. Konflik Elit Politik di Pedesaan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Hal. 345-347.

Lisa, Harison. 2007. Metodologi Penelitian Politik Perdana. Media Group.Jakarta.

Muh.Nazir Ph.D. 1988.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nanda Hapsari A.R. 2011. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi dan Locus of Control Sebagai Variabel Moderating”. Pasal 6 ayat 1 UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Rudi Salam Sinaga, S.Sos. M.Si. 2013. Pengantar Ilmu Politik Kerangka Berpikir Dalam Dimensi Arts, Praxis Dan Policy. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial.PT Remaja Rosdakarya.

Bandung

Sony Yuwono, dkk. 2005. Penganggaran Sektor Publik. Malang: Bayumedia Publishing

Thamrin, Husni M. Agus Gunawan dan Beka Ulang Hapsara. 2007. Desaku yang Kucinta: Toolkits Pengembangan Kapasitas Kepala Desa. PT Mitra Alembana Grafika. Jakarta.

62 JURNAL:

Agus Riyanto. 2012. “Politik Anggaran Provinsi Jawa Tengah: Analisis Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2008 2010”.

Dalam SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional”. Vol.

12 Nomor 2, Juli 2012.

Fathur Rahman, 2011, “Politik Anggaran Pendidikan Yang Minus Keberpihakan”, dalam Jurnal Studi Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, Februari 2011. Hal 4-5

Subari, Marasi Deon Joubertdan Joko Triyono, “Pengaruh Perlakuan Pemberian Air Irigasi Pada Budidaya Sri, Ptt Dan Konvensional Terhadap Produktivitas Air”, Jurnal Irigasi – Vol.7, No.1, Mei 2012.

Vina Maria Ompusunggu, S. Sos., MSP, “Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Di Desa Semangat Gunung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara”, Jurnal FE Universitas Quality Medan.

Bagas Bramanta, and Siti Hani Istiqomah, and Choirul Amri, (2018) “Kajian Sanitasi Mck Umum Di Kelurahan Bener Tegalrejo Yogyakarta”.

Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

PERUNDANG-UNDANGAN:

Pasal 6 ayat 1 UU No.33 Tahun 2004 “Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah”.

Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

63 SITUS INTERNET:

http://www.sinarpagibaru.id/berita/detail/Terungkap_Selisih_Pendataan_Jumlah_

Penduduk_Antara_BPS_Tobasa__Dengan_Kantor_Dinas_Catatatan_Sipil_Kabup aten_Toba_Samosir diakses tanggal 23 November 2020. Pukul: 12:23 WIB.

Pemerintahan Kabupaten Toba melalui situs resmi www.tobakab.go.id diakses pada 23 Mei 2021 Pukul 13:17 WIB.

SUMBER LAIN:

Wawancara dengan Kepala Desa Matio.

Wawancara dengan Masyarakat Desa Matio.

LAMPIRAN

Hasil Wawancara Bersama Kepala Desa Matio.

Nama : Rabin Panjaitan Pekerjaan : Kepala Desa Umur : 52 Tahun

1. Apa saja program bapak dalam melakukan pembangunan di desa matio pada tahun anggaran 2020?

Ketika masa pemerintahan saya memimpin di Tahun 2020, desa menerima anggaran dari Kecamatan Balige sebanyak Rp. 1.188.177.690 (satu miliar seratus delapan puluh delapan juta seratus tujuh puluh tujuh ribu enam ratus sembilan puluh rupiah). Anggaran tersebut saya gunakan dalam pembangunan fisik desa, pelaksanaan pemerintahan di desa, sebagian gaji para aparatur desa diambil dari anggaran yang diterima oleh desa. Biaya operasional desa juga diambil dari anggaran desa.

2. Adakah kendala yang menghambat program pembangunan di Desa Matio?

Kalau keluhan tentunya pasti ada, dalam pembangunan irigasi di ladang mengalami berbagai kendala karena sebagian masyarakat yang mempunyai lahan kurang setuju tanahnya digunakan untuk pembangunan irigasi terlebih tanahnya tersebut masih mereka gunakan untuk Bertani. Tetapi kami mengajak masyarakat tersebut untuk mengadakan musyawarah dalam mengatasi kendala tersebut. Pada akhirnya, hasil dari musyawarah tersebut mereka setuju agar lahannya digunakan untuk pembangunan Irigasi. Selain itu, dalam pembangunan MCK (air bersih) ada kendala yang kami hadapi, yaitu dalam menentukan lokasi dibangunnya MCK (air bersih) tersebut. Ada sebagian masyarakat yang tidak setuju atas lokasi pembangunan yang kami tentukan, karena bagi masyarakat tersebut lokasi nya terlalu jauh untuk diakses dari tempat tinggal mereka. Dan yang terakhir, dalam pembangunan Rabat Beton, kendala yang kami hadapi

adalah proses pengerjaan nya cukup lama dikarenakan tenaga kerja sedikit, hal itu diakibatkan pengerjaannya dalam masa pandemi Covid-19. Tetapi kami tetap mengusahakan agar pembangunannya selesai sesuai dengan target waktu yang telah kami tentukan.

3. Apa saja pekerjaan masyarakat desa matio pada umumnya.

Masyarakat yang tinggal di desa kami pada umumnya banyak yang bekerja sebagai petani, mereka mempunyai lahan sendiri yang digunakan untuk bertani dan bercocok tanam di kawasan Desa Matio. Sebagian masyarakat ada yang menanam padi, jagung, kacang, kopi, dan bawang. Ada juga pada musim panen seperti buah mangga dan buah durian. Masyarakat tersebut kemudian menjual hasil panen mereka kepada pengepul yang sudah siap menampung hasil panen mereka. Hasil terebut yang digunakan masyarakat tersebut untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka sehari-hari terlebih mereka yang sudah berkeluarga.

4. Adakah keluhan dari masyarakat desa matio yang sebagian besar bekerja sebagai petani?

Tentunya pasti ada, banyak masyarakat petani yang menginginkan dan meminta kepada pemerintah desa agar dibangun Irigasi untuk memperlancar aliran air ke lahan mereka agar lahan mereka tidak kering dan tanaman mereka tidak mati.

5. Selain Petani, apakah masih ada Pekerjaan lain yang dijalankan oleh masyarakat desa Matio?

Ada. Selain masyarakat bertani, ada juga beberapa dari masyarakat desa Matio yang bekerja sebagai Peternak. Ada beberapa masyarakat yang beternak hewan Kerbau, Babi, Bebek, dan Ayam. Masyarakat yang beternak membuat kendang sendiri untuk tempat tinggal hewan ternak mereka. Mereka merawat hewan ternak tersebut dari kecil, kemudian setelah hewan ternak sudah besar, mereka menjual hewan ternaknya untuk mendapatkan biaya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan menambah pendapatannya.

Hasil Wawancara Bersama Masyarakat Desa (2) Nama : Demak Panjaitan

Pekerjaan : Petani Umur : 63 Tahun

1. Bagaimana pengaruh pembangunan irigasi bagi masyarakat di desa matio.

Kalau untuk saya pribadi, Pembangunan Irigasi sangat berdampak dan sangat penting untuk kelancaran pengairan di sawah saya. Karena sebelum di bangunnya Irigasi ini, sawah yang saya gunakan untuk bertani belum sepenuhnya terawat dikarenakan aliran irigasi belum baik sehingga tanaman yang saya tanam sering layu atau kering dan hasil panennya tidak maksimal.

Sesudah dibangunnya Irigasi ini, saya sangat senang karena tanaman saya tidak kering lagi dan hasil panen yang saya tanam pun bisa dibilang sudah memuaskan.

2. Bagaimana pengaruh pembangunan rabat beton bagi masyarakat di desa matio.

Saya sangat senang atas program pembangunan Rabat Beton yang sudah cukup lama kami tunggu-tunggu. Karena sebelumnya, akses transportasi di Desa ini sangat sulit untuk dilewati, padahal kami warga Desa yang Sebagian besar bekerja sebagai Petani sering mengantar hasil panen kami kepada pengepul dengan menggunakan kendaraan. Akan tetapi kami sangat sulit untuk mengantar hasil panen kami dikarenakan jalan yang kami lewati tidak layak atau sudah sangat rusak. Setelah dilakukan pembangunan Jalan Rabat Beton ini, kami lebih mudah mengakses jalan sebagai sarana transportasi untuk mengantar hasil panen kami kepada pengepul.

3. Bagaimana pengaruh pembangunan MCK (air bersih) bagi masyarakat di desa matio.

Sebagai masyarakat Desa yang tidak mempunyai kamar mandi sendiri, saya sangat senang atas pembangunan MCK (air bersih) ini. Karena kita tahu bahwa air bersih merupakan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Sebelum MCK di bangun, saya beserta dengan keluarga saya menggunakan air dam atau yang sering disebut dengan air sungai. Padahal air tersebut sangat tidak layak untuk digunakan karena kami sering diserang penyakit setelah kami mandi atau mencuci di air dam tersebut. Kami sering merasa gatal-gatal sesudah kami mandi atau mencuci disitu. Setelah MCK ini di bangun, kami sangat senang karena ini merupakan permintaan kami yang sudah cukup lama kami inginkan.

Akhirnya kami bisa menggunakan air bersih untuk mandi dan mencuci pakaian kami.

Hasil Wawancara Bersama Masyarakat Desa (2) Nama : Jaiman Panjaitam

Pekerjaan : Peternak Umur : 63 Tahun

1. Bagaimana pengaruh pembangunan irigasi bagi masyarakat di desa matio Untuk saya sendiri tidak terlalu berpengaruh, karena saya bekerja sebagai Peternak bukan sebagai Petani. Tetapi dari apa yang saya lihat dan sering saya lewati, saya melihat bahwa para Petani sangat senang atas di bangunnya Irigasi ini. Sebelumnya mereka sering mengeluh karena hasil panen mereka tidak maksimal atau tanaman yang mereka tanam sering mati, dan setelah dibangunnya Irigasi ini saya melihat tanaman mereka sangat segar dan dialiri air dengan cukup baik. Hal itu membuat hasil panen mereka cukup memuaskan. Itulah pengaruh yang saya lihat dampaknya kepada Petani di Desa ini.

2. Bagaimana pengaruh pembangunan rabat beton bagi masyarakat di desa matio.

Pembangunan Rabat Beton ini sangat berpengaruh kepada saya sendiri, karena sebelum dibangunnya Jalan Rabat Beton ini, saya sangat kesulitan untuk mengantar hasil ternak saya ke pusat kota dikarenakan akses jalan menuju pusat kota sangat rusak dan sulit untuk dilalui dikendaraan. Oleh karena itu, setelah di bangunnya Jalan Rabat Beton ini, hal ini sangat memudahkan saya untuk mengantar hasil ternak saya ke pusat kota sebagaimana biasa nya saya mengantarkan hasil ternak dengan menggunakan Sepeda Motor saya sendiri.

3. Bagaimana pengaruh pembangunan MCK (air bersih) bagi masyarakat di desa matio.

Untuk pembangunan MCK ini, tidak terlalu berdampak kepada saya dan keluarga saya. Karena kami sudah punya kamar mandi sendiri dirumah untuk kami gunakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya mandi dan mencuci.

Tetapi jika saya amati, banyak warga yang belum mempunyai kamar mandi sendiri dan mereka sangat senang atas pembangunan MCK ini, karena sebelumnya mereka biasanya pergi ke air dam atau sungai untuk mandi, mencuci dan melengkapi kehidupan mereka sehari-hari.

LAMPIRAN FOTO

Gambar 1: Wawancara bersama dengan Kepala Desa Matio Bapak Rabin Panjaitan.

Gambar 2: Foto bersama dengan Kepala Desa di depan Kantor Desa Matio.

Gambar 3: Wawancara bersama dengan masyarakat Desa Matio Bapak Jaiman Panjaitan.

Gambar 4: Wawancara bersama dengan masyarakat Desa Matio Ibu Demak Panjaitan.

Dokumen terkait